BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Kata kinerja menurut Poerwadarminta (1988:56) berarti
sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan seseorang.
Menurut Boentaran (dalam Cristianty, 2003:11) prestasi kerja
adalah suatu hasil kerja dari karyawan yang melakukan pekerjaan
dalam waktu tertentu sesuai tugasnya. Kinerja dapat diartikan
sebagai hasil yang dicapai seseorang atau sekelompok orang
selama melakukan pekerjaan guna mencapai tujuan organisasi
dimana mereka bekerja. Kinerja dalam bekerja adalah hasil yang
dicapai oleh sesorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekrjaan
yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Nawawi (1996:34), kinerja merupakan
prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian tertentu, dalam
melaksanakan pekerjaannya yang dideligasikan dari atasan dengan
efektif dan efisien.
Dari berbagai penjelasasan mengenai pengertian kinerja di
atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan
pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila
tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang ditetapkan.
b. Kriteria Kinerja Guru
Berdasarkan peraturan meteri pendidikan nasional RI no 16
tahun 2007, tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru, dijelaskan bahwa standar kompetensi guru dikembangakan
secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu:
1) Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki
guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai
aspek seperti moral, emosional dan intelektual. Kemampuan
yang harus dimiliki oleh guru, berkenaan dengan aspek-aspek
yang diamati, yaitu:
a) Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek
fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual
b) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik.
c) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
bidang pengembangan yang diampu.
d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang
f) Memfasilitasi pengembanagan potensi peserta didik untuk
mengaktulaisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
peserta didik.
h) Melakukan peneilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
i) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.
2) Kompetensi kepribadaian
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki
keperibadian ideal. Karena itu, keperibadian guru sering
dianggap sebagai model atau panutan. Sebagai seorang model,
guru harus mempunyai kompetansi yang berhubungan dengan
pengembangan keperibadiaan (personal competencies), di
antaranya:
a) Bertindak sesuai dengan norama agama, hukum, sosial dan
kebudayaan nasional Indonesia.
b) Menempilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak
mulia dan teladan bagai peserta didik dan masyrakat.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,
d) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru dan rasa percaya diri.
e) Menjunjung kode etik profesi guru.
3) Kompetensi sosial
Guru di mata masyrakat dan siswa merupakan panutan yang
perlu dicontoh dan merupakan teladan dalam kehidupan
sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan
masyrakat, dalam rangka proses pembelajaran yang efektif.
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai
anggota masyrakat dan makhluk sosial, diantaranya:
a) Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluraga dan status sosial ekonomi.
b) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan
masyrakat.
c) Beradaptasi di tempat tugas di selurauh wilayah Republik
Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
d) Bekomunaikasi dengan komunikasi profesi sendiri dan
4) Kompetensi profesional
Kompetenasi profesional yaitu kemampuan yang harus
dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses
pembelajaran (Sanjaya, 2006:18). Beberapa kemampuan yang
berhubungan dengan kompetensi ini adalah:
a) Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan
b) Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan
c) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai
dengan bidang studi yang diajarjankan.
d) Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metedologi
dan strategi pembelajaran.
e) Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media
dan sumber.
f) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
g) Kemampuan dalam menyusuan program pembelajaran.
h) Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang,
misalnya paham akan adiministrasi sekolah, bimbingan dan
penyuluhan.
i) Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir
c. Indikator Kinerja Guru
Berkenaan dengan kepentingan penilaian kinerja guru.
Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher
performance assment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh
Depdiknas menjadi alat penilaian kemampuan guru (APKG). Alat
penilaian kemampuan guru, meliputi: rencana pembelajaran
(teaching plans dan materials) atau disebut dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), prosedur pembelajaran
(classroom procedure) dan hubungan antar pribadi
(http://infopendidikankita.blogspot.com/2010/07/indikator-kinerja-guru-dan-penilaiannya.html).
Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan
terhadap tiga kategori pembelajaran di kelas, yaitu:
1) Kemampuan merancangkan belajar mengajar
Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap
yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasi bagan
ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses
penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru, yang terdiri dari:
a) Pengembangan silabus
Unsur-unsur atau komponen yang ada dalam silabus
adalah:
(2) Standar kompetensi (3) Kompetensi dasar (4) Materi pembelajaran (5) Kegiatan pembelajaran (6) Indikator (7) Alokasi waktu (8) Sumber pembelajaran
b) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan penjabaran
lebih rinci dan spesifik dari silabus. Komponen-komponen
dari rencan pelaksanaan pembelajaran adalah:
(1) Identitas RPP (2) Standar kompetensi (SK) (3) Kompetensi dasar (KD) (4) Indikator (5) Tujuan pembelajaran (6) Materi pembelajaran (7) Metode pembelajaran (8) Langkah-langkah kegiatan (9) Sumber belajar (10) Penilaian
2) Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaran
pendidikan yang ditandai dengan adanya kegiatan pengelolaan
kelas, penggunaan media dan sumber belajar dan penggunaan
metode serta strategi pembelajaran. Semua tugas tersebut
merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara
optimal dalam pelaksanaannya menurut kemampuan guru.
a) Pengelolaan kelas
Kemampuan menciptkan suasana kondusif di kelas guna
mewujudkan proses pembelajaran yang menyenagkan
adalah tuntutan bagai seorang guru dalam pengelolaan
kelas. Kemampuan guru dalam memupuk kerjasama dan
disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket
kebersihan, ketepatan waktu masuk dan keluar kelas,
melakukan absensi setiap akan memulai proses
pembelajaran dan melakukan pengaturan tempat duduk
siswa.
b) Penggunaan media dan sumber belajar
Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang
perlu dikuasi guru di samping pengelolaan kelas adalah
menggunakan media dan sumber belajar. Kemampuan
menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya
cetak, media audio, dan media audio visual. Tetapi
kemampuan guru di sini lebih ditekankan pada penggunaan
objek nyata yang ada di sekitar sekolahnya.
c) Pengunaan metode pembelajaran
Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode
pembelajaran. Guru diharapkan mampu memilih dan
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan. Menurut Ibrahim dan
Sukmadinta (1993:74), setiap metode pembelajaran
memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai
sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun
yang digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai.
3) Kemampuan mengevaluasi
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditunjuk
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran
dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap
ini seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan
alat-alat evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi.
Pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan
evaluasi/penilian hasil belajar adalah melalui penilaian acuan
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Simanjuntak (2005:13), kinerja seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah:
1) Kompentensi Individu
Kompentensi individu adalah kemampuan dan keterampilan
melakukan pekerjannya. Kompentensi setiap orang
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokan
dalam dua golongan, yaitu: pertama, kemampuan dan
keterampilan kerja. Kedua, motivasi dan etos kerja. Secara
psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge
+ skill). Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata
(IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerajaan
sehari-hari maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang
diharapkan. Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari
investasi sumber daya manusia (human investment). Semakin
lama waktu yang digunakan seseorang untuk pendidikan dan
pelatihan, semakin tinggi kemampuan atau kompentensinya
melakukan pekerjaan, dan dengan demikian semakin tinggi
2) Dukungan organisisi
Kinerja setiap orang juga tergantung pada dukungan
organisiasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana
dan prasarana kerja, pemilihan teknologi, kenyamanan
lingkungan kerja, serta kondisi dan syarat kerja.
3) Dukungan manajemen
Kinerja setiap orang sangat tergantung pada kemampuan
manajerial dari para manajer atau pemimpin, baik dengan
membangun sistem kerja dan hubungan industrial yang aman
dan harmonis, maupun dengan mengembangkan kompentensi
kerja, demikian juga dengan menumbuhkan motivasi dan
mobilitas pegawai untuk bekerja secara optimal.