• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESISI PENELITIAN

2.1.4 Kinerja (Hasil Kerja)

Sinambela (2010:136) menjelaskan Secara etimologi, kinerja berasal dari kata performance. Performance berasal dari kata to perform yang mempunyai beberapa masukan (entris):

1. Melakukan,

3. Melaksanakan suatu tanggung jawab, dan

4. Melakukan suatu yang diharapkan oleh seseorang.

Dari uraian di atas dapat diartikan kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan pekerjaan tersebut sesuai tanggung jawab sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Prawirosentono (1986: 2) mengemukakan pengertian kinerja adalah :

“Sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau

sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Rumusan di atas menjelaskan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau lembaga dalam melaksanakan pekerjaannya.”

Dari definisi kinerja, Pasolong (2011) menyimpulkan terdapat setidaknya empat elemen, yaitu :

1. Hasil kerja yang dicapai secara individual atau secara institusi, yang berarti kinerja tersebut adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendiri-sendiri atau kelompok.

2. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga atau diberikan wewenang dan tanggung jawab, yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk bertindak sehingga pekerjaanya dapat dilakukan dengan baik. Meskipun demikian orang atau lembaga harus tetap dalam kendali, yakni mempertanggung jawabkan pekerjaannya kepada pemberi hak dan wewenang, sehingga dia tidak akan menyalahgunakan hak dan wewenang tersebut.

3. Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melaksanakan tugas individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan, dan

4. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya selain mengikuti aturan yang telah ditetapkan, tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai dengan moral dan etika yang berlaku umum. Berikut adalah pengertian kinerja menurut Amstrong dkk. dalam Pasolong (2011) adalah :

“Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat

dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan konstribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organaisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan

organisasi itu.”

Kinerja individu perseorangan (individual performance) dan organisasi (organizational performance) memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakan atau dijalankan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya. Dalam Pasolong (2011) memuat beberapa pendapat tentang kinerja yaitu :

a) Mangkunegara megungkapkan bahwa kinerja adalah merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

b) Sinambela berpendapat bahwa kinerja pegawai sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu. Hal senada dikemukakan pula oleh Stephen Robbins bahwa kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

c) Adapaun pengertian kinerja berdasarkan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia yang disebut LAN-RI, kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan misi, dan visi organisasi.

d) Prawirosentono mengartikan kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Sementara itu kinerja sebagai kata benda mengandung arti thing done (suatu hasil yang telah dikerjakan) dengan mendasarkan pada pengertian kinerja, maka

dapat diambil kesimpulan behwa pengertian kinerja suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok yang dalam suatu organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

2.1.4.2 Indikator Kinerja

Di bawah ini merupakan indikator kinerja menurut beberapa ahli diantaranya :

Menurut T.R Michel Kinerja Pegawai adalah :

“Kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang

ataupun sekelompok orang dalam organisasi baik formal maupun informal, publik maupun swasta yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut lebih difokuskan pada individu yang terlibat langsung di dalam organisasi dalam usaha pencapaian dalam usaha pencapaian kerja dan untuk mengukurnya dengan beberapa indikator dibawah ini:

1. Kualitas pekerjaan (quality of work) 2. Komunikasi (comunication)

3. Ketepatan waktu (promptness) 4. Kemampuan kerja (capability) 5. Inisiatif (inisiative).”

Dwiyanto (2006:50-51) menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur dari tingkat kinerja birokrasi publik, yaitu : 1. Produktivitas

Yaitu tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga mengukur efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai ratio antara input dan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan suatu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan salah satu indikator kinerja yang penting. Sedangkan yang dimaksud dengan produktivitas menurut dewan produktivitas nasional, adalah suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini (harus) lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

2. Kualitas layanan

yaitu cenderung menjadi penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi muncul karena ketidakpuasan publik terhadap kualitas. Dengan demikian Dwiyanto kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja birokrasi publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan masyarakat seringkali tersedia secara mudah dan murah. Kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa menjadi satu ukuran kinerja birokrasi publik yang mudah dan murah dipergunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi indikator untuk menilai kinerja birokrasi publik. Arti layanan menurut munir (2010:197) adalah sebagai berikut : Layanan dari segi teknis pelaksanaan yang langsung dilapangan. Agar layanan dapat memuaskan kepada orang atau sekelompok orang yang dilayani, maka sipelaku dalam hal ini petugas harus dapat memenuhi 4 (empat) persyaratan pokok ialah: (a) tingkah laku yang sopan, (b) cara menyampaikan sesuatu berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan, (c) waktu menyampaikan yang tepat dan (d) keramahtamahan.

3. Responsivitas

yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsifitas disini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimaksudkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan birokrasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukan kegagalan organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.

4. Akuntabilitas

yaitu menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik itu konsisten dengan kehendak publik. Kinerja tidak hanya bisa dilihat sari ukuran internal yang dikembangkan oleh birokrasi publik atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dilihat dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sesuatu kegiatan birokrasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi jika kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

2.1.4.3 Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja pada dasarnya untuk menilai atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan, program, dan kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja.

Kaban dalam Pasolong (2011:179) memuat pendapat tentang pengukuran kinerja yaitu :

“Pengukuran kinerja harus dilihat dari sebagai upaya yang sangat

berharga bagi profesionalisasi di instansi pelayanan publik. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan, hambatan dan dorongan atau berbagai faktor sukses bagi kinerja pegawai atau instansi, maka terbukalah jalan menuju profesionalisasi, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama ini. Pengukuran kinerja birokrasi menurut Mardiasmo, mempunyai tiga tujuan, yaitu:

1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintahan agar kegiatan pemerintah terfokus pada tujuan pada sasaran program unit kerja

2. Pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, dan 3. Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki

komunikasi kelembagaan.”

Dokumen terkait