Berdasarkan angka-angka Laporan Keuangan yang telah di-audit, Perseroan membukukan Pendapatan Penjualan Konsolidasian sebesar Rp 9.614,72 Milyar di tahun 2016, hanya mengalami sedikit kenaikan atau Revenue Growth sebesar 0.92% bila dibandingkan dengan Rp 9.526,87 Milyar di tahun 2015. Kenaikan ini pada umumnya sepenuhnya merupakan peningkatan volume penjualan karena sepanjang tahun 2016 tidak terdapat kenaikan harga jual oleh para principal besar. Unit Usaha CP tetap menjadi kontributor terbesar dengan kontribusi sebesar 94.15%, selebihnya disumbang oleh unit usaha lainnya (MS, EP dan BGI). Laba Bruto Konsolidasian justru mengalami penurunan sebesar (2.38)%. Dibawah ini disajikan tabel Pendapatan Penjualan dengan rincian per unit usaha dan Laba Bruto Perseroan di tahun 2016 dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya:
(Rp. Dalam Milyar) (IDR in Billions) 2016 2015 Naik Increase Rp / IDR % Rp / IDR %
Unit Usaha / Business
Consumer Products 9.051,66 94,15% 8.931,04 93,75% 1,35%
Manufacturing Services 22,45 0,23% 27,87 0,29% -19,44%
Educational Products 160,39 1,67% 157,07 1,65% 2,11%
Blue Gas Indonesia 380,22 3,95% 410,88 4,31% -7,46%
Total Pendapatan Penjualan Konsolidasian
Total Consolidated Sales Revenue 9.614,72 100,00% 9.526,87 100,00% 0,92%
(Rp. Dalam Milyar)
(IDR in Billions) 2016 2015
Naik
Increase Pendapatan Penjualan Konsolidasian
Consolidated Sales Revenue 9.614,72 9.526,87 0,92%
Laba Bruto Konsolidasian
Consolidated Gross Proit 1.059,01 1.084,86 -2,38%
Penurunan Laba Bruto Konsolidasian yang sebesar (2.38)% ini terutama disebabkan oleh kenaikan Beban Pokok Penjualan di unit usaha CP yang lebih besar daripada kenaikan Pendapatan Penjualan unit usaha tersebut.
Penyajian Beban Usaha dalam Laporan Laba Rugi Konsolidasian yang telah diaudit sudah berdasarkan PSAK # 1 yaitu dengan memasukkan unsur-unsur Beban (Hasil) Lain-lain non-inansial kedalam komponen Beban Usaha.
Beban Usaha Konsolidasian di tahun 2016 naik sebesar 1.77% bila dibandingkan dengan tahun 2015. Kenaikan Beban Usaha Konsolidasian ini terutama terdapat di kelompok biaya Beban Umum & Administrasi.
Based on oicial igures derived from Audited Financial Report,
the Company recorded Consolidated Net Sales Revenue of IDR 9.614,72 Billions in 2016, a marginal increase or a Revenue Growth of only 0.92% as compared to IDR 9.526,87 Billions in the previous year. The increase was attributable to higher sales volume, since there was no selling price increase by major principals throughout the year 2016. CP Business Unit remained the biggest contributor to the Company with a contribution of 94.15%, while the rest was contributed by other business units
(MS, EP and BGI). On the other hand, Consolidated Gross Proit
experienced a decrease of (2.38)%. Shown below are the Sales Revenue, completed with breakdown by business units, and
the Gross Proit of the Company in 2016 as compared to the
previous year’s achievement:
The decrease of Consolidated Gross Proit of (2.38)% was
mainly caused by the bigger increase of Cost of Goods Sold in CP business unit as compared to the increase of its Sales Revenue.
The presentation of Operating Expenses in the Audited
Consolidated Proit and Loss Statement is in conformity
with PSAK # 1 where items of Other Expenses (Income) non-
inancial are included as components of Operating Expenses.
Consolidated Operating Expenses in 2016 decreased by 1.77% as compared to the previous year. The increase of the Consolidated Operating Expenses was mainly in the group of General & Administrative Expenses.
Lihat tabel perbandingan yang berikut:
(Rp. Dalam Milyar)
(IDR in Billions) 2016 2015
Naik
Increase Beban Usaha Konsolidasian
Consolidated Operating Expenses 757,33 744,18 1,77%
Jika yang dibandingkan hanya komponen biaya-biaya operasionil yang termasuk kedalam kelompok Beban Penjualan dan Beban Umum & Administrasi, maka kenaikannya adalah sebesar 1.07%. (Rp. Dalam Milyar) (IDR in Billions) 2016 2015 Naik Increase Beban Penjualan Selling Expenses 560,52 559,46 0,19%
Beban Umum & Administrasi
General & Administrative Expenses 192,19 185,30 3,72%
Total Beban Penjualan + Beban Umum & Administrasi
Total Selling Expenses + General & Administrative Expenses
752,71 744,76 1,07%
Biaya-biaya operasionil yang tergabung dalam kelompok Beban Penjualan dan Beban Umum & Administrasi kenaikannya hampir sama dengan kenaikan Pendapatan Penjualan (1.07% vs 0.92%) sehingga persentase kelompok biaya tersebut terhadap Pendapatan Penjualan juga hampir sama, yaitu 7.82% di tahun 2015 dan 7.83% di tahun 2016.
(Rp. Dalam Milyar)
(IDR in Billions) 2016 2015
Total Beban Penjualan + Beban Umum & Administrasi
Total Selling Expenses + General & Administrative Expenses 752,71 744,76 Persentase terhadap Pendapatan Penjualan
Percentage to Sales Revenue 7,83 7,82
Laba Bruto Konsolidasian turun sebesar (2.38)%, sedangkan Beban Usaha Konsolidasian juga turun 1.77%, hal ini membawa konsekuensi turunnya Laba Usaha Konsolidasian Perseroan di tahun 2016 secara cukup signiikan yaitu turun sebesar (11.45)%:
(Rp. Dalam Milyar)
(IDR in Billions) 2016 2015
Naik
Increase Laba Usaha Konsolidasian
Consolidated Operating Proit 301,67 340,67 -11,45%
Walaupun Laba Usaha Konsolidasian turun sebesar (11.45)%, Laba Bersih Tahun Berjalan Perseroan di tahun 2016 tetap naik sebesar 7.70%, yaitu dari Rp 196,05 Milyar di tahun 2015 menjadi
See the following table of comparison:
If we only compare original components of operating expenses accumulated in the group of Selling Expenses and General & Administrative Expenses, the increase was 1.07%.
The increase of operating expenses, in particular the group of Selling Expenses and General & Administrative Expenses was almost the same as the increase of Sales Revenue (1.07% vs 0.92%), therefore its percentage to Sales Revenue was only slightly change from the previous year, which were 7.82% in 2015 to 7.83% in 2016.
Consolidated Gross Proit decreased by (2.38)%, while
Consolidated Operating Expenses increased by 1.77%, this
brought the consequence of signiicant decrease of the Company’s Consolidated Operating Proit in 2016 which was
(11.45)%:
Although Consolidated Operating Proit decreased by (11.45)%, Current Year Net Proit of the Company in 2016 kept
Rp 211,15 Milyar di tahun 2016. Hal ini terutama disebabkan oleh turunnya Beban Bunga dalam jumlah yang cukup berarti yaitu dari Rp 91,78 milyar di tahun 2015 turun menjadi Rp 66,24 milyar di tahun 2016, atau penurunan sebesar (27.83%). Penurunan Beban Bunga ini merupakan imbas dari turunnya suku bunga pinjaman dan menurunnya jumlah Hutang Bank. Turunnya Hutang Bank merupakan indikasi positif dari pengelolaan Modal Kerja yang lebih baik oleh Perseroan. Selain itu juga terdapat penurunan yang cukup besar di komponen Beban Pajak Penghasilan, yaitu dari Rp 71,44 Milyar di tahun 2015 menjadi Rp 36,12 Milyar di tahun 2016. Penurunan ini merupakan buah keberhasilan Perseroan memenangkan permohonan peninjauan kembali di Mahkamah Agung atas koreksi Pajak Penghasilan Badan yang telah dibayarkan kepada negara di tahun 2013. Jumlah yang dikreditkan pada Beban Pajak Penghasilan di tahun 2016 adalah sebesar Rp 29,84 Milyar. Pada tahun 2016 terdapat Penghasilan Komprehensif Lain Setelah Pajak sebesar Rp 0,48 Milyar. Dengan demikian Jumlah Penghasilan Komprehensif Tahun Berjalan menjadi Rp 210,67 Milyar atau naik sebesar 2.90% dari Rp 204,74 Milyar di tahun sebelumnya. Setelah dikurangi dengan Penghasilan Komprehensif Kepentingan Non-Pengendali sebesar Rp 11,43 Milyar maka Penghasilan Komprehensif Pemilik Entitas Induk saja menjadi Rp 199,24 Milyar atau naik sebesar 3.19% dari Rp 193,09 di tahun 2015.
Gambaran perbandingan selengkapnya adalah sbb: (Rp. Dalam Milyar) (IDR in Billions) 2016 2015 Naik Increase Laba Bersih Net Proit 211,15 196,05 7,70%
Pendapatan Komprehensif Lainnya
Other Comprehensive Income (0.48) 8,69 -
Laba Bersih Komprehensif
Comprehensive Net Proit 210,67 204,74 2,90%
Laba Bersih Komprehensif Kepentingan Non Pengendali
Comprehensive Net Proit of Non Controlling Interest 11.43 11,64 -1,84%
Laba Bersih Komprehensif Pemilik Entitas Induk
Net Proit of Owners of Parent Entity 199.24 193,09 3,19%
Perseroan telah menerapkan penggunaan sistem Economic Proit berdasarkan konsep EVA (Economic Value Added) secara internal sejak tahun 2005 untuk mengukur keberhasilan pencapaian Laba Perseroan.
Berdasarkan perhitungan internal, Economic Proit yang dihasilkan Perseroan di tahun 2016 mencapai jumlah Rp 126,41 Milyar, mengalami penurunan sebesar Rp (3,65) Milyar atau (2.81)% lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 130,06 Milyar. NOPAT (Net Operating Proit After Tax) turun sebesar (4.52)%, sedangkan CoC (Cost of Capital) turun sebesar (6.12)%.
2015 to IDR 211,15 Billions in 2016. This was mainly caused
by the signiicant drop of Interest Expenses which was from
IDR 91,78 Billions in 2015 to IDR 66,24 Billions in 2016, or a
decrease of (27.83)%. The signiicant drop of Interest Expenses
was as a result of lower interest rate plus the Iower amount of Bank Loan. The decrease of Bank Loan positively indicated that the Company was capable in better managing its Working
Capital in 2016. Apart from that, there was also a signiicant
drop of Corporate Income Tax Expenses which were from IDR 71,44 Billions in 2015 to only IDR 36,12 Billions in 2016.
The signiicant tax reduction was as a result of the success of
the Company in winning the case of review of court decision at Supreme Court for the Company’s Income Tax levied by
tax oice then decided by lower courts and was paid to the
government in 2013. The amount of tax credit compensation to 2016 Income Tax Expenses was IDR 29,84 Billions. In 2016 there was Other Comprehensive Income After Tax for the year of IDR 0,48 Billions, hence Total Comprehensive Income For The Year became IDR 210,67 Billions or an increase of 2.90% from IDR 204,74 Billions in the previous year. After subtracting with Comprehensive Income Attributable to Non-Controlling Interest of IDR 11,43 Billions, then Comprehensive Income Attributable to Equity Holders of Parent Company became IDR 199,24 Billions or an increase of 3.19% from IDR 193,09 in 2015.
See complete picture of the comparison:
Internally, the Company has adopted Economic Proit system
based on EVA (Economic Value Added) concept since 2005 for
measuring proitability of the Company.
In accordance with the Company’s internal calculation, the
Economic Proit generated in 2016 was IDR 126,41 Billions,
a decrease of IDR (3,65) Billions or (2.81)% lower than the previous year which was IDR 130,06 Billions in 2015; NOPAT (Net
Operating Proit After Tax) decreased by (4.52)%, while CoC (Cost
of Capital) decreased by (6.12)%.
Tabel perbandingan NOPAT dan CoC adalah sbb:
(Rp. Dalam Milyar)
(IDR in Billions) 2016 2015
Naik
Increase Laba Bersih Operasi Setelah Pajak (NOPAT)
Net Operating Proit After Tax (NOPAT) 257,05 269,22 -4,52%
Cost of Capital (CoC) 130.64 139,16 -6.12%
Economic Proit Konsolidasian
Consolidated Economic Proit 126,41 130,06 -2.81%
Perlu dijelaskan bahwa untuk menghasilkan perhitungan NOPAT atau Laba Bersih Operasi Setelah Pajak diatas, komponen Beban Usaha yang diperhitungkan hanyalah Beban Usaha murni diluar kelompok Beban Usaha Lain-lain Non- inansial. Sedangkan CoC atau Biaya Modal adalah kombinasi dari Beban Bunga (Cost of Debt) dan Beban Modal Sendiri (Cost of Equity).
Semua unit usaha yaitu Consumer Products (CP), Manufacturing Services (MS), Educational Products (EP) dan Blue Gas Indonesia (BGI) memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian Economic Proit Perseroan. Pencapaian Economic Proit dari masing-masing unit usaha adalah sebagai berikut: unit usaha CP dan BGI memberikan kontribusi sedikit lebih tinggi dari tahun lalu, sedangkan kontribusi unit usaha Manufacturing Services (MS) dan Educational Products (EP) sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Secara umum Posisi Keuangan Perseroan lebih baik bila dibandingkan tahun sebelumnya, semua rasio keuangan mengalami perbaikan kecuali saldo rata-rata Piutang Usaha. Jika dihitung dari rata-rata Pendapatan Penjualan harian dalam setahun, saldo rata-rata Piutang Usaha meningkat dari 38 hari di tahun 2015 menjadi 41 hari di tahun 2016. Jumlah hari rata- rata Persediaan Barang Dagangan dapat dipertahankan sama dengan tahun lalu yaitu 39 hari. Di lain pihak, posisi Hutang Usaha meningkat sebesar Rp 168,77 Milyar di tahun 2016 sehingga posisi Modal Kerja Bersih mengalami perbaikan. Analisis Piutang Usaha dan Persediaan Barang Dagangan terlihat di tabel berikut:
(Rp. Dalam Milyar) (IDR in Billions) 2016 Hari Days 2015 Hari Days Saldo Piutang Usaha
Trade Receivable Balance 1.245.788 41 1.143.653 38
Saldo Persediaan Barang
Merchandise Inventory Balance 895.257 39 945.863 39
Comparison of NOPAT and CoC are as the following:
Please be explained that in making calculation for NOPAT (Net
Operating Proit After Tax) as above, components of Operating
Expenses included is only normal Operating Expenses
excluding Other Operating Expenses Non-inancial group of
expenses. While CoC or Cost of Capital is the aggregate amount of Cost of Debt (Interest Expenses) and Cost of Equity.
All of business units i.e.: Consumer Products (CP), Manufacturing Services (MS), Educational Products (EP) and Blue Gas Indonesia (BGI) contributed positively to the Company’s
Economic Proit achievement. Economic Proit achievement by
each business unit are as the following: CP and BGI business units’ contributions were higher than the previous year, while the contribution of Manufacturing Services and Educational Products business units were sligthly lower than last year.
In general, Financial Position of the Company got better than
the previous year, all inancial ratios were improved except the
average balance of Trade Receivables. Based on the average Sales Revenue per day for the year, the number of days sales of Trade Receivables balance increased from 38 days in 2015 to 41 days in 2016. The total number of days sales of Merchandise Inventory balance remained at the same level with last year which was 39 days in 2015 as well as in 2016. On the other side, the balance of Trade Payables increased by IDR 168,77 Billions, hence the Net Working Capital balance was improved. The analysis of Trade Receivable and Merchandise Inventory is as shown below:
The Company’s inancial position was quite safe and within control as can be seen through several inancial indicators in form of inancial ratios which all showed improvements;
Current Ratio was at the level of 172.1%, better than the previous year’s level of 159.8%. Liabilities to Equity Ratio was at the level of 184.6%, a continuing improvement from the previous year’s of 213.9%. Liabilities to Assets Ratio was also improved to 64.9% from previously 68.1% in 2015. And lastly, Equity to Assets Ratio increased as well to 35.1% from 31.9% in the previous year:
In the year 2016 the Company paid Cash Dividend amounting to IDR 106,50 per share or in the total amount of IDR 97,80
Billions, this was 53% of the Proit of The Year Equity Holders
of Parent Entity from the corresponding accounting year of 2015. In the year before the Company also paid Cash Dividend of IDR 94,50 per share totaling to IDR 86,80 Billions or 54% of
2014 Net Proit of the Company. In the last 10 (ten) consecutive
years, the total amount of cash dividend paid by the Company kept on increasing. Detailed amounts of dividends paid by the Company since 1993 can be seen on the table of Payment of Dividends in the topic of Dividend Policy.
Posisi Keuangan Perseroan cukup aman dan terkendali, terlihat dari beberapa indikator inansial berupa rasio-rasio keuangan yang semuanya menunjukkan perbaikan; Rasio Lancar berada di posisi 172.1%, lebih baik dari posisi tahun lalu sebesar 159.8%. Rasio Liabilitas terhadap Modal Sendiri berada di level 184.6%, juga mengalami perbaikan dari sebelumnya 213.9% di tahun lalu. Rasio Liabilitas terhadap Jumlah Aset juga membaik ke posisi 64.9% dari sebelumnya 68.1% di tahun 2015. Rasio Modal Sendiri terhadap Jumlah Aset meningkat jadi 35.1% dari tahun lalu sebesar 31.9%:
(Rp. Dalam Milyar)
(IDR in Billions) 2016 2015
Rasio Lancar / Current Ratio 172,1% 159,8%
Rasio Liabilitas Terhadap Modal Sendiri / Liabilities to Equity Ratio 184,6% 213,9%
Rasio Liabilitas Terhadap Jumlah Aset / Liabilities to Assets Ratio 64,9% 68,1%
Rasio Modal Sendiri Terhadap Aset / Equity to Assets Ratio 35,1% 31,9%
Pada tahun 2016 Perseroan membayarkan Dividen Tunai sebesar Rp 106,50 per saham atau seluruhnya berjumlah Rp 97,80 Milyar, ini merupakan 53% dari Laba Bersih Tahun Berjalan Pemilik Entitas Induk di tahun buku 2015. Pada tahun sebelumnya Perseroan juga membayarkan Dividen Tunai sebesar Rp 94,50 per saham atau seluruhnya berjumlah Rp 86,80 Milyar yang merupakan 54% dari Laba Bersih Perseroan di tahun 2014. Selama 10 (sepuluh) tahun terakhir, jumlah dividen tunai yang dibayarkan oleh Perseroan selalu mengalami peningkatan. Rincian jumlah dividen yang dibayarkan oleh Perseroan sejak tahun 1993 dapat dilihat pada tabel Kegiatan Pembayaran Dividen di bahasan tentang Kebijakan Dividen.
UNIT USAHA CONSUMER PRODUCTS (CP)
Unit Usaha Consumer Products (CP) bergerak dibidang jasa penjualan & distribusi barang-barang konsumsi yang disalurkan langsung atau melalui sub-distributor kepada outlet tradisional dan outlet modern yang menjadi target pasarnya. Pada saat ini mayoritas barang-barang yang dijual dan didistribusikan adalah produk susu dan nutrisi bagi bayi. Unit usaha ini sudah menjadi core business Perseroan sejak mulai beroperasi di tahun 1988. CP juga merupakan unit usaha yang paling besar kontribusinya, baik dari sisi top line maupun bottom line bagi Perseroan, karenanya kinerja CP akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja Perseroan secara keseluruhan. Pada tahun 2016 Unit Usaha CP membukukan Pendapatan Penjualan sebesar Rp 9.051,66 Milyar, suatu Revenue Growth atau kenaikan sebesar 1.35% bila dibandingkan dengan Pendapatan Penjualan tahun 2015 yang sebesar Rp 8.931,04 Milyar. Kontribusi CP terhadap Pendapatan Penjualan Konsolidasian Perseroan di tahun 2016 mencapai 94.15%, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 93.75%. Hal ini disebabkan oleh lebih tingginya kenaikan Pendapatan Penjualan Unit Usaha CP dibandingkan dengan rata-rata kenaikan Pendapatan Penjualan unit-unit usaha lainnya. Walaupun kenaikannya hanya sedikit, kecenderungan ini mengindikasikan bahwa dominasi unit usaha CP di dalam portfolio bisnis Perseroan akan terus berlanjut. Kondisi ini akan menjadi tantangan bagi Direksi untuk mewujudkan keseimbangan antar unit usaha untuk mengurangi ketergantungan Perseroan terhadap unit usaha CP.
Dari total nilai Pendapatan Penjualan CP sebesar Rp 9.051,66 Milyar tersebut, 86.75% diantaranya adalah produk susu dan nutrisi bayi dari 3 (tiga) prinsipal besar yaitu: Sari Husada, Nutricia dan Wyeth. Porsi produk susu dan nutrisi bayi sebesar 86.75% tersebut kembali mengalami penurunan dari sebelumnya 87.39% di tahun 2015. Trend penurunan ini telah berlangsung sejak 5 (lima) tahun terakhir ini, yaitu 92.90% di tahun 2011, 90.29% di tahun 2012, 88.71% di tahun 2013 dan 87.87% di tahun 2014. Trend ini memberi isyarat positif bahwa dominasi produk susu dan nutrisi bayi semakin berkurang dan produk lainnya bertumbuh lebih pesat, sehingga nantinya diharapkan akan terjadi keseimbangan dalam komposisi produk-produk yang ada dalam portfolio distribusi unit usaha CP.