• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.5 Analisis Data

3.5.2 Kinerja operasional pelabuhan perikanan

Analisis kinerja operasional pelabuhan perikanan akan menggunakan metode pembobotan atau dikenal dengan scoring method, dimana asumsi yang digunakan adalah semua parameter yang digunakan mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda. Hal ini menyebabkan bobot dari masing-masing parameter juga berbeda. Skor yang akan digunakan untuk setiap jenis parameter adalah 1 – 5. Semakin tinggi jumlah skor untuk semua parameter maka semakin baik.

Analisis kinerja operasional pelabuhan perikanan diawali dengan mencari informasi mengenai tujuan pembangunan PPP Labuhan Lombok. Kemudian, berdasarkan informasi tersebut, akan diketahui parameter apa saja yang akan diukur untuk melakukan analisis tersebut. Parameter-parameter tersebut akan diberikan skor dan bobot masing-masing. Sehingga akhirnya akan dapat ditentukan penilaian skor untuk kinerja PPP Labuhan Lombok. Berikut merupakan tahap-tahap analisis kinerja operasional pelabuhan perikanan:

1 Penentuan tujuan pembangunan PPP Labuhan Lombok

Tujuan pembangunan PPP Labuhan Lombok akan diperoleh dari data sekunder yang diperoleh dari pihak PPP Labuhan Lombok.

2 Penentuan parameter pengukuran kinerja PPP Labuhan Lombok

Berdasarkan tujuan pembangunan PPP Labuhan Lombok, maka diperoleh beberapa parameter yang akan digunakan dalam mengukur kinerja operasional pelabuhan perikanan. Parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Parameter dan subparameter pengukuran kinerja

No. Parameter Subparameter Dasar Penentuan Parameter dan Subparameter 1 Produksi Jumlah produksi ikan

(ton)

Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/0T.220.D3/I/2008 2 Frekuensi kunjungan kapal perhari (unit) Jumlah kunjungan kapal (unit)

Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/0T.220.D3/I/2008 3 Penyediaan perbekalan melaut -Penyediaan BBM -Penyediaan es -Penyediaan air bersih

Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432/DPT3/0T.220.D3/I/2008 4 Pemasaran -Pemasaran secara

lokal

-Pemasaran ke luar kota

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan 5 Kepuasan nelayan -Penyediaan fasilitas perbekalan -Penyediaan fasilitas perbaikan -Penyediaan fasilitas pendarat -Penyediaan fasilitas pemasaran

Pada dasarnya Pelabuhan perikanan merupakan sektor publik sehingga tidak bisa terlepas dari kepentingan umum dan penilaian orang yang menggunakan barang dan jasanya

3 Penentuan bobot parameter dan bobot subparameter

Setiap parameter dan subparameter yang telah ditentukan dalam mengukur kinerja operasional pelabuhan perikanan perlu diberikan bobot masing-masing karena kepentingan dari setiap parameter dan subparameter yang ada berbeda- beda. Adapun bobot yang akan digunakan tersebut merupakan hasil kuesioner yang diisi oleh empat orang ahli Pelabuhan Perikanan di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan satu orang ahli Pelabuhan Perikanan dari Departemen Kelautan dan Perikanan (Yuliastuti, 2010). Tabel 3 akan memperlihat bobot yang telah diberikan oleh lima orang ahli Pelabuhan Perikanan tersebut:

Tabel 3 Bobot masing-masing parameter dan subparameter No. Parameter Bobot

parameter (%) (A) Subparameter Bobot subparameter (%) (B) 1 Produksi 30 Jumlah produksi

ikan (ton/hari) 100 2 Frekuensi kunjungan kapal 17,8 Jumlah kunjungan kapal rata-rata perhari (unit) 100 3 Penyediaan perbekalan melaut 18,9 BBM 46 Es 25 Air bersih 29 4 Pemasaran 18,9 Lokal 46 Luar kota 54 5 Kepuasan nelayan 14,4 Penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan 23 Penyediaan dan pelayanan fasilitas perbaikan 15 Penyediaan dan pelayanan fasilitas pendaratan dan pembongkaran 37 Penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran 25

4 Penentuan nilai keberhasilan

Penghitungan nilai keberhasilan didasarkan pada nilai realitas yang terjadi di lapangan dan nilai indikator yang telah ditetapkan oleh pihak Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Nilai indikator pada masing-masing parameter dan subparameter berbeda-beda untuk masing-masing tipe pelabuhan perikanan. Pada penelitian ini, indikator yang digunakan adalah indikator untuk pelabuhan perikanan tipe C atau Pelabuhan Perikanan Pabtai (PPP). Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai keberhasilan dalam penelitian ini dapat terlihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4 Rumus menghitung nilai keberhasilan

No. Parameter Subparameter Cara Menghitung 1 Produksi Jumlah produksi ikan

2 Frekuensi kunjungan kapal perhari

Jumlah kunjungan kapal

3 Penyediaan perbekalan melaut

-Penyediaan BBM

-Penyediaan es

-Penyediaan air bersih

4 Pemasaran -Pemasaran secara lokal

-Pemasaran ke luar kota

5 Kepuasan nelayan -Penyediaan fasilitas perbekalan -Penyediaan fasilitas perbaikan -Penyediaan fasilitas pendarat -Penyediaan fasilitas pemasaran Rata-rata pendapat responden yang diwawancarai Keterangan:

X1 = jumlah produksi ikan di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008

X2 = jumlah kunjungan kapal di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008

X3 = jumlah penyediaan BBM di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008

X4 = jumlah penyediaan es di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008

X5 = jumlah penyediaan air bersih di PPP Labuhan Lombok pada tahun 2008

X6 = jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan secara lokal di PPP Labuhan

Lombok pada tahun 2008

X7 = jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan ke luar kota di PPP Labuhan

Lombok pada tahun 2008

N1 = nilai indikator yang telah ditetapkan DKP untuk produksi ikan di PPP

N2 = nilai indikator yang telah ditetapkan DKP untuk jumlah kunjungan kapal

di PPP

N3 = nilai indikator yang telah ditetapkan DKP untuk penyediaan BBM di PPP

N5 = nilai indikator yang telah ditetapkan DKP untuk penyediaan air bersih

di PPP

Y = jumlah hasil tangkapan yang dipasarkan di PPP Labuhan Lombok

Penghitungan nilai keberhasilan untuk parameter produksi, frekuensi kunjungan kapal, penyediaan perbekalan melaut dan pemasaran didasarkan pada data sekunder yang diperoleh dari PPP Labuhan Lombok. Namun, penghitungan nilai keberhasilan untuk parameter kepuasan nelayan didasarkan rata-rata pendapat responden yang diwawancarai menggunakan kuesioner yang berisi mengenai pendapat responden terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas operasional yang terdapat di PPP Labuhan Lombok.

Pengisian kuesioner untuk mengetahui pendapat responden yang diwawancarai terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan, pemeliharaan dan perbaikan, pendaratan dan pembongkaran serta pemasaran menggunakan skala tingkat 5 dimana nilai 1 hingga 5 menunjukkan pengertian yang berbeda-beda, mulai dari tidak puas hingga sangat puas. Adapun besarnya nilai keberhasilan dilihat dari jumlah responden yang puas dan sangat puas terhadap penyediaan dan pelayanan fasilitas operasional yang terdapat di PPP Labuhan Lombok. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5 Kriteria skala tingkat 5 pada kuesioner kepuasan nelayan

Skala Pengertian Penjelasan

1 Tidak puas Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok tidak memenuhi kebutuhan nelayan (tidak terdapat fasilitas yang dibutuhkan oleh nelayan)

2 Kurang puas

Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok kurang memenuhi kebutuhan nelayan

3 Cukup puas

Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok cukup memenuhi kebutuhan nelayan

4 Puas Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok telah memenuhi kebutuhan nelayan

5 Sangat puas

Apabila nelayan berpendapat bahwa fasilitas yang disediakan pihak PPP Labuhan Lombok sangat memenuhi kebutuhan nelayan

5 Penentuan skor/nilai

Parameter dan subparameter yang telah diketahui nilai keberhasilannya akan diberikan skor/nilai berdasarkan besarnya nilai keberhasilan tersebut. Nilai tersebut kemudian akan disebut nilai 1. Selanjutnya akan dihitung nilai 2 yang merupakan nilai yang akan menjadi penentu penilaian kinerja operasional PPP Labuhan Lombok. Lebih jelasnya, berikut merupakan tahap-tahap pemberian skor/nilai tersebut:

1. Penentuan nilai 1 yang merupakan penilaian skor dari nilai keberhasilan pada masing-masing parameter dan subparameter. Nilai keberhasilan yang tinggi (lebih dari 80%) akan mendapatkan nilai 1 sebesar 5 sedangkan nilai keberhasilan yang rendah (kurang dari 20%) akan mendapatkan nilai 1 sebesar 1. Tabel 6 berikut akan memperlihatkan lebih rinci mengenai pemberian nilai 1 pada rentang nilai keberhasilab tertentu:

Tabel 6 Penentuan skor untuk nilai keberhasilan Nilai keberhasilan (C) Nilai 1 (D)

C ≥ 80% 5

60% ≤ C < 80% 4

40% ≤ C < 60% 3

20% ≤ C < 40% 2

C < 20% 1

2. Perhitungan nilai 2 yang merupakan hasil perkalian antara nilai 1, bobot dari masing-masing parameter dan bobot dari masing-masing subparameter.

3. Seluruh nilai 2 dari masing-masing parameter dan subparameter kemudian dijumlahkan untuk memperoleh nilai riil jumlah skor.

Tabel 7 Perhitungan kinerja PPP Labuhan Lombok No. Parameter Bobot

parameter (%) (A) Subparameter Bobot subparameter (%) (B) Nilai Keberhasilan (%) (C) Nilai 1 (D) Nilai 2 (AxBxD)

1 Produksi 30 Jumlah produksi ikan (ton/hari) 100 ... ... ... 2 Frekuensi

kunjungan kapal

17,8 Jumlah kunjungan kapal rata-rata perhari (unit) 100 ... ... ... 3 Penyediaan perbekalan melaut 18,9 BBM 46 ... ... ... Es 25 ... ... ... Air bersih 29 ... ... ... 4 Pemasaran 18,9 Lokal 46 ... ... ... Luar kota 54 ... ... ... 5 Kepuasan nelayan 14,4

Penyediaan dan pelayanan fasilitas perbekalan

23 ... ... ...

Penyediaan dan pelayanan fasilitas perbaikan

15 ... ... ... Penyediaan dan pelayanan

fasilitas pendaratan dan pembongkaran

37 ... ... ...

Penyediaan dan pelayanan fasilitas pemasaran

25 ... ... ...

Jumlah 100 ...

6 Penentuan penilaian kinerja PPP Labuhan Lombok

Penentuan penilaian skor/nilai untuk mengetahui kinerja dari PPP Labuhan Lombok dilakukan setelah diketahui selang penilaian kerja. Untuk mendapatkan selang tersebut, skor minimum dan skor maksimum dari semua parameter dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah kelas yang diinginkan:

Jumlah minimum skor = 1 Jumlah maksimum skor = 5 Kelas = 5

1 1,8 2,6 3,4 4,2 5

Setelah itu, maka dapat ditentukan penilaian skor untuk kinerja PPP Labuhan Lombok. Berikut penilaian skor tersebut:

Tabel 8 Penilaian skor kinerja

Nilai riil jumlah skor (x) Penilaian

4,2 ≤ x ≤ 5 3,4 ≤ x < 4,2

2,6 ≤ x < 3,4 1,8 ≤ x < 2,6 1 ≤ x < 1,8

Kinerja pelabuhan perikanan sangat baik Kinerja pelabuhan perikanan baik

Kinerja pelabuhan perikanan cukup baik Kinerja pelabuhan perikanan kurang baik

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Kabupaten Lombok Timur

Menurut Statistik Lombok Timur (2008), wilayah Kabupaten Lombok Timur terletak antara 116° - 117° BT dan 8° - 9° LS. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut:

- Sebelah Barat : Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah - Sebelah Timur : Selat Alas

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Kabupaten Lombok Timur memiliki luas wilayah 2.679,88 km2 dimana wilayah tersebut terbagi menjadi dua yaitu daratan dan lautan. Daratan Kabupaten Lombok Timur memiliki luas 1.605,55 km2 (59,91 %) dan luas lautannya diukur 4 mil dari bibir pantai yaitu 1.074,33 km2 (40,09 %) (Statistik Lombok Timur, 2008).

Topografi wilayah Lombok Timur menunjukkan penampang miring dari utara ke arah selatan dengan distribusi kemiringan:

- Antara 0 – 5 % mencakup wilayah sekitar 57,33 % - Antara 16 – 40 % meliputi wilayah sekitar 29,48 %

- Kemiringan di atas 40 % mencakup wilayah sekitar 13,19 %.

Hal tersebut di atas menggambarkan bahwa keadaan wilayah dataran tinggi terletak dibagian utara kawasan Gunung Rinjani dan hamparan dataran rendah terletak di bagian tengah hingga ke bagian selatan dengan sedikit wilayah berbukit-bukit dibagian selatan yang berbatasan dengan samudera Indonesia. Sebagian besar wilayah Lombok Timur dibatasi oleh lautan/daerah pantai yang terbentang mulai dari bagian utara ke arah timur hingga ke pantai selatan. Hal ini menjadi salah satu karakteristik potensi SDA wilayah kelautan selain pertanian, industri pariwisata, dan transportasi laut (Statistik Lombok Timur, 2008).

Menurut Statistik Lombok Timur (2009), Kabupaten Lombok Timur beriklim tropis dengan temperatur tertinggi berkisar 31° – 33° C dan temperatur terendah berkisar 20° – 25° C. Seperti yang dialami oleh wilayah-wilayah lain di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan di wilayah Indonesia pada umumnya, akibat

pemanasan global, perubahan iklim global, fluktuasi musim serta curah hujan dalam beberapa tahun terakhir sangat terasa.

4.2 Keadaan Umum PPP Labuhan Lombok

Dokumen terkait