• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Bali .1 Derajat Kesehatan .1 Derajat Kesehatan

Dalam dokumen PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (Halaman 36-73)

Indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan (indikator impact) masyarakat adalah: Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Neonatal, Persentase Balita Gizi Buruk dan Prevalensi Balita Gizi Kurang.

1. Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Idealnya angka harapan hidup dihitung berdasarkan angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian secara bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat tabel kematian. Tetapi karena sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan dengan baik maka untuk menghitung angka harapan hidup digunakan angka yang diterbitkan BPS.

Angka harapan hidup di Provinsi Bali terus mengalami peningkatan selama periode 2013-2020. Angka harapan hidup pada tahun 2013 sebesar 71,11 meningkat menjadi 72,13 pada tahun 2020. Kabupaten Badung menjadi Kabupaten dengan angka harapan hidup tertinggi di Provinsi Bali. Pada tahun 2013, angka harapan hidup Kabupaten Badung sebesar 74,19 dan meningkat menjadi 75,10 di tahun 2020.

Kabupaten Karangasem menjadi Kabupaten dengan angka harapan hidup terendah yaitu 69,12 pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 70,47 pada tahun 2020.

Gambar 2.1 Angka Harapan Hidup di Provinsi Bali Tahun 2013-2020

Sumber : BPS Provinsi Bali 2013-2020

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 30

2. Persentase Balita Gizi Buruk

Jumlah balita gizi buruk di Provinsi Bali terus mengalami peningkatan selama kurun waktu 2016 sampai 2020. Pada tahun 2016, jumlah balita gizi buruk sebesar 101 balita terus meningkat menjadi 152 balita pada tahun 2020. Capaian kasus balita gizi buruk selama lima tahun ini sudah lebih rendah dari target daerah dan nasional, namun perlu mendapat perhatian secara serius karena jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Gambar 2.2 Balita Gizi Buruk di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Data Program Dinas Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

3. Prevalensi Balita Gizi Kurang

Prevalensi balita gizi kurang di Provinsi Bali selama periode 2016 sampai 2020, yaitu 9,1 persen, 8,6 persen, 9,1 persen, 5,9 persen, dan 3,1 persen. Prevalensi balita gizi kurang tertinggi pada tahun 2020 ada di Kabupaten Karangasem dengan 5,8 persen.

Prevalensi balita gizi kurang terendah pada tahun 2020 ada di Kota Denpasar yaitu 0,8 persen.

Gambar 2.3. Prevalensi Balita Gizi Kurang Provinsi Bali tahun 2016-2020

Sumber : Pemantauan Status Gizi Provinsi Bali 2016-2020

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 31

4. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup

Angka kematian bayi di Provinsi Bali dari tahun 2016 sampai dengan 2020 menunjukan trend yang fluktuatif. Pada tahun 2016 sampai 2020 yaitu 6,01; 4,8; 4,55;

5,04 dan 5. Pada tahun 2020, Jumlah kematian bayi tertinggi ada di Kabupaten Buleleng sebesar 75, sedangkan terendah ada di Kota Denpasar yaitu 10.

Gambar 2.4. Angka Kematian Bayi per 1000 KH di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Gambar 2.5. Jumlah Kematian Bayi Absolut di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

5. Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup

Angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup di Provinsi Bali selama kurun waktu 2016 sampai 2020 yaitu sebesar 6,83; 5,6; 5,17; 5,6 dan 0,7. Jumlah kematian balita tertinggi di tahun 2020 ada di Kabupaten Buleleng sebanyak 83, sedangkan yang terendah ada di Kota Denpasar sebanyak 10.

.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 32

Gambar 2.6 Angka Kematian Balita per 1000 KH di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Gambar 2.7 Jumlah Kematian Balita Absolut di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

6. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan kematian ibu selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera. AKI di Provinsi Bali dari tahun 2016 sampai dengan 2020 sudah mencapai target kurang dari 102/100.000 Kelahiran Hidup. Namun demikian, trendnya sangat fluktuatif dalam 5 tahun terakhir. Di tahun 2017 terjadi penurunan AKI dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 68,6/ 100.000 Kelahiran Hidup, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 78,7/100.000 Kelahiran Hidup. Pada tahun 2018 AKI Provinsi Bali menurun drastis menjadi 54,03/100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2020 AKI Provinsi Bali meningkat menjadi 87,79/100.000 kelahiran hidup.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 33

Gambar 2.8 Angka Kematian Ibu per 100.000 KH di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Gambar 2.9 Jumlah Kematian Ibu Absolut di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

7. Angka Kematian Neonatal per 1000 Kelahiran Hidup

Angka kematian neonatal per 1000 kelahiran hidup di Provinsi Bali tahun 2016 sebesar 4,22. Angka tersebut mengalai penurunan menjadi 3,5 pada tahun 2020.

Kabupaten Buleleng memiliki jumlah kematian neonatal tertinggi pada tahun 2020 yaitu 58. Sedangkan, jumlah kematian neonatal terendah pada tahun 2020 ada di Kabupaten Klungkung yaitu 7.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 34

Gambar 2.10 Angka Kematian Neonatal per 1000 Kelahiran Hidup di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Gambar 2.11 Jumlah Kematian Balita Absolut di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

2.3.2 Urusan Wajib Kesehatan

1. Rasio Posyandu per Satuan Balita

Rasio posyandu per balita pada tahun 2016 sebesar 1,45 dan meningkat menjadi 1,62 pada tahun 2020.

Gambar 2.12 Rasio Posyandu per Satuan Balita di Provisni Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Buku Sarana Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 35

2. Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 1000 Penduduk

Rasio puskesmas per 1000 penduduk pada tahun 2016 sebesar 0,029 dan selama tahun 2017 sampai 2019 sebesar 0,028 dan tahun 2020 sebesar 0,027. Pada tahun 2016 sampai tahun 2019, rasio klinik per 1000 penduduk sebesar 0,026 dan mengalami peningkatan menjadi 0,043 pada tahun 2020. Rasio pustu per 1000 penduduk pada tahun 2016 sebesar 0,125 dan selama 2020 sebesar 0,119.

Gambar 2.13 Rasio Puskesmas, Poliklinik, dan Pustu di Provisni Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Buku Sarana Kesehatan Provinsi Bali 2016 - 2020

3. Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk

Rasio rumah sakit per satuan penduduk di provinsi Bali tahun 2016 sebesar 0.013 dan tahun 2020 sebesar 0.017

Gambar 2.14 Rasio Rumah Sakit per Satuan Penduduk di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Buku Sarana Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Sedangkan berdasarkan rasio tempat tidur persatuan penduduk di Provinsi Bali tahun 2016 sebesar 0,0012 dan tahun 2020 sebesar 0,0034

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 36

Gambar 2.15 Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit per Satuan Penduduk di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

4. Rasio Dokter per 100.000 Penduduk

Rasio dokter per satuan penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 41,02 menjadi 62,8 pada tahun 2020. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah dokter terbesar pada tahun 2020 yaitu Kota Denpasar sebanyak 774 dokter dan yang terendah yaitu Kabupaten Bangli sebanyak 93 dokter.

Gambar 2.16 Rasio Dokter per 100.000 Penduduk Tahun 2016-2020

Sumber : Profil SDMK Provinsi Bali 2016-2020

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 37

Gambar 2.17 Jumlah Dokter per Kabupaten/Kota Tahun 2016-2020

Sumber : Profil SDMK Provinsi Bali 2016-2020

5. Rasio Tenaga Paramedis per Satuan Penduduk

Rasio tenaga perawat selama kurun waktu 2016 sampai 2020 terus mengalami peningkatan. Rasio tenaga perawat tahun 2016 sebesar 139.76 terus mengalami peningkatan menjadi 265.8 pada tahun 2020. Rasio tenaga bidan mengalami peningkatan dari 36.58 tahun 2016 menjadi 147.2 pada tahun 2020.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Kota Denpasar masih menjadi kota yang memiliki tenaga bidan dan perawat tertinggi di Provinsi Bali. Untuk Kabupaten dengan jumalah tenaga bidan dan perawat terendah pada tahun 2020 adalah Kabupaten Jembrana.

Gambar 2.18 Rasio Tenaga Perawat dan Bidan di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil SDMK Provinsi Bali 2016-2020

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 38

Tabel 2.8 Jumlah Perawat dan Bidan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016-2020

Kab/Kota 2016 2017 2018 2019 2020

Perawat Bidan Perawat Bidan Perawat Bidan Perawat Bidan Perawat Bidan

Badung 593 273 1025 356 1159 512 1465 2380 1643 638

Denpasar 2850 680 3205 918 3305 905 2719 842 3820 1890

Tabanan 739 319 764 545 304 379 796 649 1064 662

Jembrana 216 257 258 342 310 352 337 338 377 345

Gianyar 526 499 833 502 738 581 967 316 1488 885

Klungkung 336 253 391 250 488 322 556 356 666 399

Bangli 563 289 505 285 510 256 1028 315 692 349

Karangasem 343 313 519 506 461 376 546 454 603 477

Buleleng 752 490 771 500 732 385 1501 859 1176 741

Bali 6918 3373 8271 4204 8007 4068 9915 6509 11529 6366 Sumber : Profil SDMK Provinsi Bali 2016-2020

6. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani

Gambaran mengenai cakupan penanganan komplikasi kebidanan pada tahun 2016 sebesar 77,6%. Cakupan tersebut meningkat menjadi 86,40 persen pada tahun 2020. Pada kurun waktu 3 tahun terakhir, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80 persen.

Gambar 2.19 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani di Provinsi bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

7. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Ibu hamil yang ditolong tenaga kesehatan berfluktuasi selama kurun waktu 2016 sampai 2020, yaitu 96,4 persen, 93,6 persen, 98,3 persen, 98 persen dan 97,8 persen. Pada tahun 2020, ibu hamil yang ditolong persalinannya oleh tenaga kesehatan tertinggi ada di Kabupaten Klungkung yaitu 106,2 persen dan yang terendah ada di Kabupaten Gianyar yaitu 87 persen.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 39

Tabel 2.9 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 20-2020

8. Cakupan Desa/Keluharan Universal Child Immunization (UCI)

Cakupan desa/kelurahan UCI cenderung berfluktuasi selama periode 2016 sampai 2020. Pada tahun 2020 cakupan desa/kelurahan UCI sebesar 95,82 belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 100 persen. Ada 4 Kabupaten yang belum mencapai UCI 100% yaitu Kabupaten Tabanan (80,5%), Kabupaten Badung (96,8%), Kabupaten Karangasem (98,7%) dan Kabupaten Buleleng (99,3%).

Gambar 2.20.Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 40

9. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Cakupan balita gizi buruk yang mendapat peraatan di provinsi bali selama kurun waktu 2016 sampai 2020 telah mencapai 100 persen. Capaian tersebut telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan selama kurun waktu lima tahun dapat dilihat dalam gambar 2.21.

Gambar 2.21 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

10. Balita Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif

Persentase balita usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif meningkat dari 60 persen pada tahun 2016 menjadi 76,73 persen pada tahun 2020. Namun, mengalami penurunan pada tahun 2017 menjadi 59,7 persen pada tahun 2016.

Pada tahun 2020, balita usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif terbesar yaitu 89,26 persen di Kabupaten Bangli dan terendah sebesar 64,47 persen di Kota Denpasar.

Gambar 2.22 Persentase Balita Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 41

11. Balita Ditimbang

Cakupan Penimbangan Balita D/S Tahun 2016-2020 mengalami penurunan dari 83,3 persen pada tahun 2016 menjadi 62,6 persen pada tahun 2020. Pada tahun 2020 Cakupan penimbangan Balita D/S tidak memeuhi target yang ditetapkan yaitu 80 persen.

Gambar 2.23 Jumlah Balita Ditimbang Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

12. Persentase Anak Usia 1 Tahun Yang Diimunisasi Campak

Persentase Anak Usia 1 Tahun Yang Diimunisasi Campak Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2016-2020 disajikan dalam tabel 2.3 dibawah ini.

Tabel 2.10 Persentase Anak Usia 1 Tahun Yang Diimunisasi Campak Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Persentase cakupan imunisasi campak selama kurun waktu 2016 sampai 2020 cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2020 persentase cakupan imunisasi Campak mencapai 99,22 persen, dengan Kabupaten Klungkung menjadi Kabupaten dengan cakupan imunisasi campak terbesar tahun 2020 yaitu sebesar 107,48 persen dan yang terendah yaitu Kabupaten Tabanan dengan 90,04.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 42

13. Non Polio AFP Rate per 100.000 Penduduk

Non polio AFP Rate per 100.000 penduduk berfluktuatif selama kurun waktu 2016 sampai 2020. Tahun 2016, non polio AFP Rate per 100.000 penduduk sebesar 3,7 dan menurun menjadi 2,4 pada tahun 2017. Namun, meningkat menjadi 3,9 pada tahun 2019. Non polio AFP Rate per 100.000 penduduk kembali mengalami penurunan menjadi 2,8 pada tahun 2020.

Gambar 2.24 Non Polio AFP Rate per 100.000 Penduduk di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

14. Cakupan Balita Pneumonia Yang Ditangani

Cakupan balita pneuminoa yang ditangani selama tahun 2016 sampai 2020 berfluktuatif. Cakupan pada tahun 2020 sebesar 88,90 persen, untuk capaian kabupaten/kota tertinggi adalah Kota Denpasar sebesar 100 persen, sedangkan yang terendah adalah kabupaten Badung sebesar 30,3%. Cakupan balita pneumonia yang ditangani dapat dilihat pada gambar 2.24.

Gambar 2.25 Cakupan Balita Pneuminoa Yang Ditangani Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 43

15. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA di Provinsi Bali kurun waktu 2016-2020 cenderung berfluktuasi. Di tahun 2020 Kabupate Buleleng menjadi Kabupaten dengan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA tertinggi di Provinsi Bali yaitu 30, dan Kabupaten Bangli menjadi kota dengan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA terendah yaitu sebesar 6.

Gambar 2.26 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA di Provinsi Bali Tahun 2016-2017

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

16. Tingkat Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 Penduduk

Untuk angka prevalensi TBC dihitung di level nasional berdasarkan global report sehingga di daerah prevalensi ini belum bisa dihitung. Angka yang tersedia di program adalah case notifikasi rate/kasus TBC yang ditemukan dan tercatat di bagi jumlah penduduk

Tingkat prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk di Provinsi Bali selama kurun waktu 2016-2020. Tahun 2020 sebesar 23 per 100.000 penduduk.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 44

Gambar 2.27 Tingkat Prevalensi Tuberkulosis per 100.000 Penduduk di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

17. Tingkat Kematian Karena Tuberkulosis per 100.000 Penduduk

Tingkat kematian karena tuberkulosis per 100.000 penduduk di Provinsi Bali cenderung berfluktuasi dari 3,36 per 100.000 Penduduk tahun 2016 menjadi 7,8 per 100.000 Penduduk pada tahun 2020.

Gambar 2.28 Tingkat kematian Karena Tuberkulosis per 100.000 Penduduk di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

18. Proporsi Jumlah Kasus Tuberkulosis Yang Terdeteksi Dalam Program DOTS Proporsi jumlah kasus tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS di Provinsi Bali dalam kurun waktu 2016-2020 cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2020 proporsi Provinsi Bali sebesar 23 persen.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 45

Gambar 2.29 Proporsi Jumlah Kasus Tuberkulosis Yang terdeteksi DOTS di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

19. Proporsi Kasus TBC Yang Diobati dan Sembuh Dalam Program DOTS

Proporsi kasus TBC yang diobati dan sembuh dalam program DOTS di Provinsi Bali selama kurun waktu 2016 sampai 2020 berfluktuasi, yaitu sebesar 77,6 persen, 87,7 persen, 88,8 persen, 89,6 persen dan 90,3 persen.

Gambar 2.30 Proporsi Kasus Tuberkulosis Yang Diobati dan Sembuh Dalam Program DOTS di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

20. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD

Selama kurun waktu 2016 sampai 2020, cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD di Provinsi Bali telah mencapai 100 persen. Capaian tersebut telah sesuai dengan target yang ditetapkan. Dengan Incidence Rae DBD tahun 2020 276.000/100.000pendudu langka).

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 46

Gambar 2.31 Cakupan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Data Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Provinsi Bali 2016-2020

Gambar 2.32 Incidence Rate Kasus DBD per 100.000 Penduduk Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

21. Penderita Diare Yang Ditangani

Penderita diare di Provinsi Bali yang telah ditangani selama kurun waktu 2016 – 2020 berfluktuasi. Pada tahun 2020 penderita yang ditangani di Provinsi Blai sebesar 44,9 persen.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 47

Gambar 2.33 Penderita Diare Yang Ditangani di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

51,17

2013 2014 2015 2016 2017*

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

22. Angka Kejadian Malaria

Angka kejadian malaria di Provinsi Bali mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2016 sampai 2020, Angka kejadian malaria pada tahun 2020 Provinsi Bali sebesar 0,0044.

Gambar 2.34 Angka Kejadian Malaria di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

23. Tingkat Kematian Akibat Malaria

Selama kurun waktu 2016 sampai 2020 tingkat kematian malaria di Provinsi Bali tercatat hanya 1, yaitu pada tahun 2016. Tingkat kematian malaria pada tahun 2016 tersebut ada di Kabupaten Bangli.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 48

Tabel 2.11 Tingkat Kematian Akibat Malaria di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

KABUPATEN/KOTA Tingkat Kematian akibat malaria 2016 2017* 2018 2019 2020

Badung 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Denpasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Tabanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jembrana 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Gianyar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Klungkung 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Bangli 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Karangasem 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Buleleng 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Provinsi Bali 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2013-2017

24. Prevalensi HIV/AIDS Dari Total Populasi

Prevalensi HIV/AIDS dari penduduk umur 15-49 tahun cenderung mengalami peningkatan pada rentang waktu 2016-2020. Jumlah kasus HIV/AIDS di Provinsi Bali yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan terus meningkat dari tahun ketahun. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan oleh klinik-klinik voluntary testing & counceling (VCT) dan rumah sakit sejak tahun 1987 sampai dengan Tahun 2020 berjumlah 7.189 kasus (Gambar 2.36). Sekitar 40% dari kasus-kasus ini dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan 60% dari 8 kabupaten di Bali. Sampai dengan tahun 1999, jumlah kasus yang dilaporkan kebanyakan penularannya melalui hubungan seks sejenis (homosexual). Sejak tahun 2000 sampai dengan 2007 penularan HIV terutama terjadi pada pemakai narkoba suntik atau injecting drugs user (IDU), dan sejak tahun 2003 sampai saat ini penularan melalui hubungan seks lawan jenis (heterosexual) meningkat dengan tajam.

Jumlah kasus perempuan lebih sedikit dibanding jumlah kasus laki-laki tetapi pola kenaikannya sama dengan kenaikan jumlah kasus laki-laki (Gambar 2.35).

Kebanyakan dari kasus-kasus perempuan tersebut adalah ibu rumahtangga yang pada umumnya tertular dari suaminya. Bila ibu rumahtangga tersebut hamil maka sekitar 30-50% bayi-bayinya juga akan tertular HIV.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 49

Gambar 2.35 Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari penduduk umur 15-49 tahun di ProVinsi Bali Tahun 2016-2020

0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 0,006 0,007 0,008

2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

Gambar 2.36 Jumlah Kumulatif Kasus HIV-AIDS yang Dilaporkan ke Dinas Kesehatan Tahun 2016-2020

Sumber : Data Program P2P 2016-2020

Gambar 2.37 Jumlah Kumulatif Kasus HIV-AIDS yang Dilaporkan ke Dinas Kesehatan dari Tahun 1987-Juli 2017 Berdasarkan Faktor Risiko

Penularan

Sumber : Data Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Provinsi Bali 2013-2017

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 50

Gambar 2.38 Prevalensi (dalam %) HIV+ pada Wanita Penjaja Seks Langsung dan Wanita Penjaja Seks Tidak Langsung di Kota Denpasar per Tahun

Gambar 2.39 Cascade pemakaian ARV pada MSM dan WPS yang dilayani di YKP, Denpasar 15 Sept 2015 – 30 Sept 2016

Tabel 2.12 Persen Darah Donor yang HIV+ per Kab/Kota tahun 2016-2020

Kab/Kota 2016 2017

Jml Pendonor Jml Sampel HIV+ % Positif Jml Pendonor

Jembrana 2,254 2,254 20 0.89 2,280

Tabanan 5,001 5,001 29 0.58 4,490

Badung 5,559 5,559 40 0.72 5,501

Gianyar 3,863 3,863 22 0.57 5,091

Klungkung 3,483 3,483 5 0.14 3,483

Bangli 1,821 1,821 3 0.16 1,664

Karangasem 2,771 2,771 10 0.36 2,569

Buleleng 10,534 10,534 0 0.00 10,082

Kota Denpasar 4,151 4,151 11 0.26 2,969

Jumlah 39,437 39,437 140 0.35 38,129

Sumber : Data Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Provinsi Bali 2016-2020

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 51

Tabel 2.13 Persen Ibu Hamil yang HIV+ per Kab/Kota tahun 2016

Sumber : Data Program P2P, Kesmas 2016

25. Proporsi Jumlah Penduduk Usia 15-24 Tahun Yang Memiliki Pengetahuan Komprehensif Tentang HIV/AIDS

Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS mengalami penurunan dari 22 persen pada tahun 2016 menjadi 21 persen pada tahun 2020.

Gambar 2.40 Proporsi Jumlah Penduduk Usia 15-24 Tahun Yang Memiliki Pengetahuan Komprehensif Tentang HIV/AIDS

Sumber : Data Program P2P 2016-2020

26. Kasus Rabies Pada Manusia

Jumlah kasus rabies pada manusia di Provinsi Bali cenderung menurun pada kurun waktu 2016-2020. Gambaran kasus rabies pada manusia selam lima tahun dapat dilihat pada gambar 2.45.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 52

Gambar 2.41 Jumlah Kasus Rabies Pada Manusia Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

27. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin

Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin selama kurun waktu 2016 sampai 2020 telah mencapai 100 persen.

28. Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi di Provinsi Bali selama tahun 2016 sampai 2020, yaitu 96,3%, 96,4 %, 102,9 %, 102,3 % dan 94,50 %.

Gambar 2.42 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

29. Rasio Puskesmas Pembantu Terhadap Penduduk

Rasio puskesmas pembantu di Provinsi Bali cenderung konstan di kisaran 0,12 per 100.000 penduduk.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 53

Tabel 2.14 Rasio Puskesmas Pembantu per Kab/Kota tahun 2016-2020

KAB/KOTA/PROV 2016 2017 2018 2019 2020

Badung 0.09 0.08 0.08 0.08 0.08

Bangli 0.26 0.26 0.26 0.26 0.26

Buleleng 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11

Denpasar 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03

Gianyar 0.13 0.13 0.13 0.13 0.12

Jembrana 0.16 0.16 0.16 0.16 0.15

Karangasem 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17

Klungkung 0.30 0.30 0.30 0.30 0.29

Tabanan 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18

Prov Bali 0.13 0.12 0.12 0.12 0.12

Sumber : Data Program Yankes 2016-2020

30. Persentase Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilannya Minimal Satu Kali Persentase ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya minimal 1 kali cenderng meningkat selama kurun waktu 2016 sampai 2020, yaitu 96,2 persen, 97 persen, 100,9 persen dan 102,4 persen, dan 101,4 persen. Pada tahun 2020, persentase ibu yang memeriksakan kehamilannya minimal 1 kali yang tertinggi ada di Kabupaten Buleleng sebesar 112,2 persen dan yang terendah ada di Kabupaten Gianyar yaitu 92,4 persen.

Gambar 2.43 Persentase Ibu Hamil Yang Memeriksakan Kehamilannya Minimal Satu Kali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

31. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 cenderung berfluktuasi selama kurun waktu 2016 sampai 2020 sebesar 91,4 persen, 89,7 persen, 94,5 persen, 95,03 persen dan 94,89 persen. Pada tahun 2020, cakupan kunjungan ibu hamil K4 tertinggi ada di Kabupaten Klungkung yaitu sebesar 103,4 persen dan yang terendah ada di Kabupaten Gianyar yaitu 88,4 persen.

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 54

Gambar 2.44 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

32. Cakupan Pelayanan Nifas

Cakupan pelayanan nifas di Provinsi Bali mengalami kecenderungan meningkat selama periode 2016 sampai 2020, yaitu 94,71 persen, 91,90 persen, 96,84 persen, 96,29 persen dan 96, 17 persen. Pada tahun 2020, cakupan pelayanan nifas tertinggi ada di Kabupaten Klungkung yaitu sebesar 105 persen.

Sedangkan, cakupan pelayanan terendah pada tahun 2020 ada di Kabupaten Gianyar yaitu 86 persen.

Gambar 2.45 Cakupan Pelayanan Nifas di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

33. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di Provinsi Bali mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2016 sampai 2020, yaitu 66,8 persen, 62,6 persen, 100 persen, 68,87 persen,dan 71,75 persen. Cakupan neonatus terendah di Provinsi Bali tahun 2020 ada di Kabupaten Karangasem dengan 43,8

Perubahan Renstra 2018-2023 Dinas Kesehatan Provinsi Bali 55

persen. Sedangkan, cakupan neonatus tertinggi di Kabupaten Tabanan dengan 90,8 persen.

Gambar 2.46 Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani di Provinsi Bali Tahun 2016-2020

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bali 2016-2020

34. Cakupan Pelayanan Anak Balita

Cakupan pelayanan anak Balita di Provinsi Bali selama kurun waktu 2016

Cakupan pelayanan anak Balita di Provinsi Bali selama kurun waktu 2016

Dalam dokumen PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (Halaman 36-73)