• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023 46

No. Nama Barang Jumlah

Kondisi

Ket

Baik Ringan Rusak Rusak

Berat

187 Timbangan 1 1

188 UPS 15 5 10

189 Unit Trans ceiver SSB portable 5 5

190 Whiteboard 9 8 1

191 Wireless 7 5 3

192 Wireless amplifier 2 2

TOTAL 6.228 4.626 1.596 6

Sumber: Sekretariat Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2020.

Tabel 2.5 di atas menjelaskan jumlah asset yang dimiliki oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan berupa tanah dan bangunan beserta kelengkapan dan peralatan kantor yang ada di kantor Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan maupun yang ada di seluruh Kantor UPT dan Cabang Dinas Kehutanan se Sulawesi Selatan. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat terdapat total 6.228 asset di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan. Dari total tersebut, 4.626 asset memiliki kondisi yang baik dengan persentase 74,28. Lalu terdapat asset dengan kondisi rusak ringan sebanyak 1.596 atau sebesar 25,63%. Sedangkan asset dengan kondisi rusak berat sebanyak 6 dengan persentase 0,09%. Komposisi data tersebut dapat menjadi acuan dalam penyusunan kebutuhan asset di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan di tahun berikutnya

2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 mendefenisikan kinerja sebagai capaian keluaran/hasil/dampak dari kegiatan/program/sasaran sehubungan dengan penggunaan sumber daya pembangunan. Dalam perspektif Renstra-PD, kinerja dapat digambarkan sebagai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program/ kegiatan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi yang tertuang dalam rencana strategis.

Kinerja pelayanan perangkat daerah harus diinformasikan kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan. Melalui informasi tersebut dapat diambil langkah-langkah atau tindakan koreksi yang diperlukan atas penetapan

PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023 47

program/kegiatan dan sekaligus pada saat yang bersamaan dijadikan umpan balik sebagai bahan perencanaan periode berikutnya.

2.3.1. Capaian Kinerja Pelayanan

Kinerja pelayanan OPD menggambarkan hasil pelaksanaan tugas fungsi yang telah dilaksanakan pada kurun waktu tahunan dan lima tahunan. Kinerja pelayanan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan diarahkan pada kelestarian dan pemanfaatan sumberdaya hutan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/ 2019 tanggal 28 Mei 2019 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan , Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan, kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 2.610.060,00 ha yang terdiri atas kawasan Hutan Lindung seluas 1.144.899 ha, Hutan Produksi (HP) seluas 144.267 ha, Hutan Produksi yang dapat Dikonversi (HPK) seluas 14.844 ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 476.019 ha, Kawasan Konservasi (KK) seluas 298.456 ha, dan Taman Nasional Laut (TNL) seluas 531.574 ha.

Saat ini pendekatan pembangunan kehutanan diarahkan pada pengelolaan hutan pada tingkat tapak dengan tujuan untuk mewujudkan kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat melalui efisiensi dan efektifitas pengelolaan hutan, kemantapan dan kepastian kawasan hutan, distribusi manfaat sumber daya hutan bagi para pihak yang berkepentingan dengan sektor kehutanan.

Berdasarkan Undang-undang 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, urusan kehutanan menjadi urusan pemerintahan pilihan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan kehutanan dibagi atas pemerintah pusat dan daerah provinsi, akan tetapi yang berkaitan dengan pengelolaan taman hutan raya kabupaten/kota menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana

PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023 48

Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, bahwa indikator kinerja urusan pemerintahan dilihat dari aspek dan fokus menurut bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Adapun aspek dan indikator kinerja urusan pemerintahan kehutanan antara lain :

1. Aspek kesejahteraan masyarakat, dengan indikator kinerja yaitu kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB

2. Aspek Pelayanan Umum, dengan indikator kinerja : a. Rehabilitasi Hutan dan Lahan

b. Kerusakan Kawasan Hutan

c. Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan

Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB ditunjang melalui produksi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu. Hasil hutan kayu didominasi dari produksi kayu rakyat, sedangkan hasil hutan bukan kayu berupa rotan, damar, getah pinus. Produksi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu menjadi indikasi kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Selatan mengalami kenaikan sebesar sebesar 18,9 % dari 257.75 milyar pada tahun 2015 menjadi 306,55 milyar pada tahun 2019.

Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Sulawesi Selatan pada tahun 2015 mencapai Rp. 257.75 milyar atau 0,08 persen dari PDRB Sulawesi Selatan, tahun 2016 kontribusi kehutanan mencapai Rp. 257.33 milyar atau 0,07 terhadap PDRB Sulawesi Selatan, pada tahun 2017 mencapai Rp. 272,68 milyar atau 0,07 persen terhadap PDRB Sulawesi Selatan. Adapun kontribusi PDRB sektor kehutanan terhadap PDRB Sulawesi Selatan pada tahun 2018 mencapai Rp. 289,32 milyar atau 0,06 %, tahun 2019 sebesar Rp. 306,55 milyar atau 0.06 persen (sumber BPS Sulawesi Selatan)

PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023 49 Gambar 2.5

Rehabilitasi hutan dan lahan terus dilakukan untuk peningkatan daya dukung Daerah Aliran Sungai. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 tahun 2015 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, terdapat 7 (tujuh) DAS lintas Provinsi, 27 (dua puluh tujuh) DAS lintas Kabupaten, dan 507 (lima ratus tujuh) DAS dalam Kabupaten. Terhadap DAS yang memerlukan pemulihan maka dilakukan rehabilitasihutan dan lahan.

Rehabilitasi hutan dan lahan pada tahun 2014 mencapai 146.540 ha dan meningkat menjadi 238.506,77 ha atau mengalami kenaikan sebesar 62,76 %. Upaya rehabilitasi hutan dan lahan selama periode 2015-2019, telah dilakukan penanaman seluas 91.966,77 ha. Pada tahun 2015 dilakukan penanaman seluas 31.918,32 ha, tahun 2016 seluas 27.069 ha, tahun 2017 seluas 12.085,98 ha, tahun 2018 seluas 385,47 ha, dan tahun 2019 seluas 20.508 ha. Melalui penanaman pada hutan dan lahan kritis, kondisi lahan kritis pada tahun 2019 mencapai 427.963 ha atau mengalami penurunan sebesar 10,55 % dari luas lahan kritis 478.430,23 ha pada tahun 2015.

230 240 250 260 270 280 290 300 310 2015 2016 2017 2018 2019 257.75 257.33 272.68 289.32 306.55

Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB

PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023 50 Gambar 2.6

Indikator kerusakan kawasan hutan pada tahun 2014 mencapai 371 ha berupa kebakaran hutan dan lahan dan pada tahun 2019 mencapai 362.264,23 ha berupa kebakaran hutan dan lahan serta perambahan kawasan hutan. Kebakaran hutan hampir terjadi disetiap musim kemarau, kondisi cuaca yang terik dapat menjadi peluang terbesar terjadinya kebakaran hutan dan lahan, namun kebakaran hutan dan lahan di Sulawesi Selatan bersifat kebakaran bawah/lantai bukan kebakaran tajuk. Kerusakan Kawasan hutan pada tahun 2015 mencapai 327,85 ha, tahun 2016 seluas 49 ha, tahun 2017 seluas 25,18 ha, tahun 2018 seluas 310.783,90 ha dan tahun 2019 seluas 362.264,23 ha.

Gambar 2.7 50,000.00 100,000.00 150,000.00 200,000.00 250,000.00 2015 2016 2017 2018 2019 178,458.32 205,527.32 217,613.30 217,998.77 238,506.77

REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN KRITIS

Ha 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 2015 2016 2017 2018 2019 327.85 49 25.18 310,783.90 362,264.23

KERUSAKAN KAWASAN HUTAN

PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023 51

Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap luas kawasan hutan menjadi indikator pelayanan urusan kehutanan. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian Lingkungan Hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Dari fungsi kawasan hutan yang menjadi kawasan lindung terdiri dari hutan lindung seluas 1.144.899 ha, Kawasan Konservasi seluas 298.456 ha, dan Taman Nasional Laut seluas 531.574 ha atau 75.67 % dari total luas kawasan hutan. (Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019)

Gambar 2.8

1,144,899 531,574

298,456

Luas kawasan lindung terhadap luas

kawasan hutan

PERUBAHAN RENSTRA 2018-2023 52 Tabel 2.6 (Tabel TC.23)

Pencapaian Kinerja Pelayanan PD Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015-2019, Renstra 2018-2023

No Indikator Kinerja sesuai Tugas dan

Fungsi Perangkat Daeraah Target SPM Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke - Rasio Capaian pada Tahun Ke -

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Rehabilitasi Hutan dan Lahan - - - - - - - - - - - - - - - - -

a Luas Hutan dan Lahan Kritis yang direhabilitasi

- 77.000 ha - 28.000 ha 28.000 ha 6.000 ha 5.000 ha 10.000 ha 31.918,32

ha 27.069 ha 12.085,98 ha 385,47 ha 20.508 ha 113,99 % 96,67% 201,43 % 7,71 % 205,08 %

b Luas total hutan dan lahan kritis - 420.885 ha - 469.885 ha 441.885 ha 435.885 ha 430.885 ha 420.885 ha 478.430,2

3 ha 457.985,01 ha 448.856,47 ha 448.471 ha 427.963 ha 98,21 % 96,48 % 97,11 % 96.08 % 98,41 %

2 Kerusakan Kawasan Hutan - - - - - - - - - - - - - - - -

a Luas kerusakan kawasan hutan - 361.959,23

ha - 360,79 ha 342,75 ha 325,61 ha 309,33 ha 361.959,23 ha 327,85 ha 49,00 ha 25,18 ha 310.783,90 ha 362.264,23 ha 110,05 % 699,49 % 1293,13 % 0,10 % 99,92 %

b Luas Kawasan Hutan - 2.078.486

ha - 2.610.583 ha 2.610.583 ha 2.610.583 ha 2.610.583 ha 2.078.486 ha 2.725.796 ha 2.725.796 ha 2.725.796 ha 2.145.031 ha 2.078.486 ha 104,41 % 104,41 % 104,41 % 82,17 % 100 %

3 Kontribusi sektor Kehutanan

terhadap PDRB

- - - - - - - - - - - - - - - - -

a Jumlah kontribusi PDRB dari sektor kehutanan

- 226,37

milyar - 163,81 178,43 194,37 211,37 226,37 257,75 257,33 272,68 289,32 306,55 157,35 % 144,22 % 140.29 % 136,88 % 135,42 %

4 Rasio luas kawasan lindung

untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan

a Luas kawasan lindung - 1.974.929

ha - 2.083.950 ha 2.083.950 ha 2.083.950 ha 2.083.950 ha 1.974.929 ha 2.083.950 ha 2.083.950 ha 2.083.950 ha 2.083.950 ha 1.974.929 ha 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

b Total luas kawasan hutan - 2.610.060

ha - 2.610.583 ha 2.610.58 3 ha 2.610.58 3 ha 2.610.583 ha 2.610.060 ha 2.725.79 6 ha 2.725.79 6 ha 2.725.79 6 ha 2.725.79 6 ha 2.610.06 0 ha 104,41 % 104,41 % 104,41 % 104,41 % 100 %

RENSTRA PERUBAHAN 2021-2023 53

Dari tabel 2.6 di atas, menggambarkan bahwa indikator rehabilitasi hutan dan lahan dari total lahan kritis terdapat 427.963 dari target 420.885 ha. Hal ini dipengaruhi dari kondisi cuaca dan sosial budaya masyarakat setempat. Namun pencapaian rehabilitasi hutan dan lahan sampai tahun 2019 merupakan upaya bersama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, swasta dan organisasi.

Adapun indikator kerusakan kawasan hutan, menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan perambahan kawasan hutan mengalami peningkatan dimana tahun 2015 kerusakan hutan seluas 327,85 ha dan pada tahun 2019 mencapai 362.264,23 ha. Kerusakan hutan yang disebabkan aktivitas manusia (perambahan hutan dan kebakaran hutan dan illegal logging) dan faktor alam. Diharapkan upaya penurunan kerusakan hutan dilakukan melalui upaya koordinasi dengan pihak pemerintah pusat melalui UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dimana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki satuan pengendalian kebakaran hutan yang berada pada DAOPS (Daerah Operasi) Gowa dan DAOPS Malili, selain itu untuk mengantisipasi kebakaran hutan dilakukan apel siaga kebakaran hutan yang dilakukan pada awal memasuki musim kemarau. Untuk kejadian illegal logging dan perambahan hutan telah dilakukan operasi perlindungan hutan.

Kontribusi kehutanan terhadap PDRB, selang waktu 2015-2019 mengalami kenaikan 18,93 % atau rata-rata kontribusi kehutanan sebesar 276,73 milyar. Kontribusi ini bersumber dari produksi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu. Kontribusi hasil hutan kayu berasal dari kayu rakyat, dan perlu dioptimalkan pemanfaatan lahan-lahan kosong masyarakat untuk pengembangan kayu rakyat. Untuk kedepan perlu didorong pemanfaatan kawasan hutan melalui jasa lingkungan untuk menunjang kontribusi kehutanan terhadap PDRB dan ekonomi masyarakat sekitar hutan.

Kawasan hutan memiliki fungsi ekologi dan ekonomi, untuk mengoptimalkan fungsi ekonomi dan ekologi dikembangkan system pengelolaan hutan lestari berbasis pemberdayaan masyakata melalui perhutanan sosial. Perhutanan sosial dikembangkan melalui skema hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan adat dan kemitraan. Luas pengelolaan perhutanan sosial di Provinsi Sulawesi Selatan sampai dengan tahun 2019 mencapai 80.425,79 ha atau 4,59 % dari luas kawasan hutan lindung dan hutan produksi seluas 1.750.029 ha.

RENSTRA PERUBAHAN 2021-2023 54

Luas pengelolaan perhutanan sosial melalui hutan desa seluas 29.456 ha tersebar pada 9 kabupaten (Bantaeng, Jeneponto, Barru, Bone, Soppeng, Sidrap, Enrekang, Luwu, dan Luwu Utara), luas hutan kemasyarakatan seluas 42.433,89 ha pada 19 kabupaten/Kota (Jeneponto, Gowa, Sinjai, Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng, Sidrap, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Toraja Utara, Bulukumba, Parepare, Palopo, Luwu Utara, Pinrang, dan Luwu Timur), luas hutan tanaman rakyat seluas 7.966,16 ha pada 9 kabupaten (Takalar, Maros, Pangkep, Barru, Soppeng, Pinrang, Enrekang, Luwu Utara dan Luwu), luas hutan adat seluas 549,99 ha pada 2 kabupaten (Bulukumba dan Enrekang) dan pengakuan perlindungan kemitraan Kehutanan (Kulin KK) seluas 19,75 ha di Kabupaten Bulukumba.

Pemberian akses legal kepada masyarakat dalam pengelolaan hutan melalui perhutanan sosial pada tahun 2019 yaitu sejumlah 218 KTH dari jumlah total usulan KTH yang terintegrasi sejumlah 1.789 KTH.

Gambar 2.9 Luas Areal Wilayah Kelola Pengelolaan Masyarakat Melalui Skema Perhutanan Sosial

Hutan Desa 36% Hutan Kemasyarakatan 53% Hutan Tanaman Rakyat 10% Hutan Adat 1% KULIN KK0%

LUAS AREAL WILAYAH KELOLA PENGELOLAAN MASYARAKAT MELALUI SKEMA PERHUTANAN SOSIAL

RENSTRA PERUBAHAN 2021-2023 55 Tabel 2.7 Luas Areal wilayah Kelola Masyarakat Melalui skema Perhutanan sosial

No. Kabupaten

Luas areal wilayah kelola pengelolaan masyarakat melalui skema perhutanan sosial (ha)

Jumlah Hutan Kemasyarakatan Hutan Desa Hutan Tanaman Rakyat Hutan Adat Kulin KK 1. Jeneponto 890 400 1.290 2. Bulukumba 1.762 313,99 19,75 2.095,74 3. Soppeng 1.159 5.538 1.055 7.752 4. Pare-pare 110 110 5. Pangkep 455 111,42 566,42 6. Barru 2.005 1.128 1.281 4.414 7. Toraja Utara 2.320,66 2.320,66 8. Palopo 1.617 1.617 9. Sinjai 825 825 10. Luwu 10.823 8.088 570 19.481 11. Bone 2.530 3.222 5.752 12. Tana Toraja 1.024 1.024 13. Gowa 3.294 3.294 14. Maros 435 216,99 651,99 15. Bantaeng 704 704 16. Sidrap 8.016,23 695 8.711,23 17. Luwu Utara 2.184 9.269 401 11.854 18. Enrekang 1.061 412 583 236 2.292 19. Pinrang 1.209 3.655 4.864 20. Takalar 92,75 92,75 21. Luwu Timur 714 714 Jumlah 42.433,89 29.456 7.966,16 549,99 19,75 80.425,79

2.3.2. Capaian Kinerja Pendanaan

Di samping kinerja pencapaian target pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya, juga perlu diukur pencapaian kinerja anggaran. Capaian kinerja

RENSTRA PERUBAHAN 2021-2023 56

pendanaan didasarkan pada alokasi pagu dan realisasi anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

a. Belanja Tidak Langsung (BTL)

Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung (Belanja Pegawai baik pembayaran Gaji dan Tunjangan serta Tambahan Penghasilan Pegawai) Tahun Anggaran 2015-2019 adalah sejumlah Rp.325.006.468.126,00 (tiga ratus dua puluh lima milyar enam juta empat ratus enam puluh delapan ribu seratus dua puluh enam rupiah) atau sebesar 93,43% dari dana yang tersedia dalam DPA yaitu sejumlah Rp.347.851.908.990,00 (tiga ratus empat puluh tujuh milyar delapan ratus lima puluh satu juta sembilan ratus delapan ribu sembilan ratus sembilan puluh rupiah). Rincian anggaran dan realisasi anggaran tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.8

Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung

Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015-2019

No Tahun Anggaran Realisasi %

1 2015 14.128.109.811 13.814.479.121 97,78 2 2016 14.597.007.370 14.300.533.919 97,97 3 2017 90.980.888.433 89.134.943.411 97,97 4 2018 110.259.276.803 103.094.570.555 93,50 5 2019 117.886.626.573 104.661.941.120 88,78 Jumlah 347.851.908.990 325.006.468.126 93,43

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa penyerapan dana anggaran Belanja Tidak Langsung sudah cukup optimal dengan predikat “sangat tinggi”. Namun demikian perlu dioptimalkan lagi mengingat anggaran yang tidak digunakan mencapai Rp.22.845.440.864 (dua puluh dua milyar delapan ratus empat puluh lima juta empat ratus empat puluh ribu delapan ratus enam puluh empat rupiah). b. Belanja Langsung (BL)

Anggaran Belanja Langsung Tahun 2015-2019 yang tersedia dalam DPA sejumlah Rp.155.748.085.547,78 (seratus lima puluh lima milyar tujuh ratus empat puluh delapan juta delapan puluh lima ribu lima ratus empat puluh tujuh koma tujuh puluh delapan rupiah). Sedangkan realisasinya adalah sejumlah Rp.129.816.435.439,50 (seratus dua puluh sembilan milyar delapan ratus enam

RENSTRA PERUBAHAN 2021-2023 57

belas juta empat ratus tiga puluh lima ribu empat ratus tiga puluh sembilan koma lima puluh rupiah) atau sebesar 83,35%. Rincian anggaran dan realisasi anggaran tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.9

Target dan Realisasi Belanja Langsung

Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015-2019

No Tahun Anggaran Realisasi %

1 2015 24.504.015.830,00 22.680.226.339,00 92,56 2 2016 24.783.480.108,97 23.986.201.331,00 96,78 3 2017 25.343.622.769,00 24.459.432.406,00 96,51 4 2018 43.358.054.054,81 23.189.708.674,00 53,48 5 2019 37.758.912.785,00 35.500.866.689,50 94,02 Jumlah 155.748.085.547,78 129.816.435.439,50 83,35

Tabel di atas menunjukkan bahwa realisasi anggaran pada Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan sudah cukup baik dengan predikat “tinggi”. Namun demikian perlu dioptimalkan lagi mengingat anggaran yang tidak terealisasi mencapai Rp.25.931.650.108,28 (dua puluh lima milyar sembilan ratus tiga puluh satu juta enam ratus lima puluh ribu seratus delapan koma dua puluh delapan rupiah).

Berdasarkan data yang diuraikan di atas, dapat dihitung bahwa rata-rata anggaran yang direalisasikan adalah sejumlah Rp. 90.964.580.713,10 (sembilan puluh milyar sembilan ratus enam puluh empat juta lima ratus delapan puluh ribu tujuh ratus tiga belas koma sepuluh rupiah) atau sejumlah Rp. 454.822.903.565,50 (empat ratus lima puluh empat milyar delapan ratus dua puluh dua juta sembilan ratus tiga ribu lima ratus enam puluh lima koma lima rupiah) dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Berikut ini disajikan tabel rincian target dan realisasi anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 s/d 2019.

RENSTRA PERUBAHAN 2021-2023 58 Tabel 2.10

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015-2019

No. Uraian

Anggarn tahun Ke-

(dalam juta rupiah) Realisasi Tahun Ke- (dalam juta rupiah) Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun Pertumbuhan Rata-Rata 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

I. BELANJA TIDAK LANGSUNG 14.128,11 14.597,01 90.980,89 110.259,28 117.886,63 13.814,48 14.300,53 89.134,94 103.094,57 104.661,94 97,78 97,97 97,97 93,50 88,78 138,68% 136% II. BELANJA LANGSUNG 24.504,01 24.783,48 25.343,62 43.358,05 37.758,91 22.680,23 23.986,20 24.459,43 23.189,71 35.500,87 92,56 96,78 96,51 53,48 94,02 15,39% 13,91%

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 4.010,96 4.956,91 10.005,88 11.816,53 11.108,30 3.556,67 4.698,28 9.501,97 10.893,23 10.007,04 88,67 94,78 94,96 92,19 90,09 34,39% 35,21% 2. Peningkatan kapasitas dan kinerja SKPD 447,53 419,50 155,00 764,42 - 424,31 302,17 153,05 752,74 - 94,81 72,03 98,74 98,47 - 55,96% 78,42% 3. Peningkatan dan pengembangan sistem perencanaan dan sistem evaluasi 1.542,20 1.680,11 1.162,30 980,14 1.334,60 1.523,18 1.670,93 1.147,54 957,80 1.305,42 98,77 99,45 98,73 97,72 97,81 -0,35% -0,47% 4. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur - - - - 4.511,65 - - - - 3.842,86 - - - - 85,18 0% 0% 5. Peningkatan disiplin dan kapasitas sumber daya aparatur - - - - 300,00 - - - - 293,60 - - - - 97,87 0% 0% 6. Peningkatan usaha kehutanan 4.160,62 3.176,93 2.379,51 504,81 - 3.907,59 3.038,76 2.361,61 497,31 - 93,92 95,65 99,25 98,51 - -31,88% -30,87% 7. Rencana makro dan pemantapan kawasan hutan 2.316,03 2.392,67 2.167,78 2.616,25 - 2.218,93 2.357,64 2.148,76 2.560,89 - 95,81 98,54 99,12 97,88 - 3,65% 4,14% 8. Peningkatan fungsi dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) berbasis pemberdayaan masyarakat 9.723,57 9.474,06 6.068,99 22.558,88 - 8.756,99 9.298,62 6.025,78 3.913,33 - 90,06 98,15 99,29 17,35 - 58,30% -16,02% 9. Perlindungan hutan dan konservasi sumberdaya alam 2.303,10 2.683,28 3.404,15 4.117,02 3.406,69 2.292,57 2.619,80 3.120,71 3.614.40 3.402,95 99,54 97,63 91,67 87,79 99,89 11,77% 10,84% 10. Penataan hutan dan pemanfaatan hutan (prioritas) - - - - 330,00 - - - - 329,92 - - - - 99,98 0% 0% 11. Rehabilitasi hutan dan lahan (prioritas) - - - - 14.135,58 - - - - 13.779,92 - - - - 97,48 0% 0% 12. Perhutanan sosial - - - - 1.157,08 - - - - 1.156,73 - - - - 99,97 0% 0% 13. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan - - - - 1.475,01 - - - - 1.382,41 - - - - 93,72 0% 0%

TOTAL 38.632,12 39.380,49 116.324,51 153.617,33 155.645,54 36.494,71 38.286,73 113.594,37 126.284,28 140.162,81 94,47 97,22 97,65 82,21 90,05 57,68% 55,94%

RENSTRA PERUBAHAN 2021-2023 59

anggaran dan realisasinya pada periode 2015 s/d 2019. Beberapa catatan atas informasi kinerja anggaran Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan antara lain adalah :

1. Rata-rata pertumbuhan anggaran dari tahun 2015 sampai tahun 2019 pada belanja tidak langsung sebesar 138,68% dan rata-rata pertumbuhan realisasinya sebesar 136,00%, sedangkan untuk belanja langsung rata-rata pertumbuhannya sebesar 15,39% dengan rata-rata pertumbuhan realisasi sebesar 13,91%.

2. Belanja tidak langsung pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 523,28% apabila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2016. Hal ini adalah dikarenakan oleh pengalihan pegawai dari Kabupaten/Kota sesuai amanat UU Nomor 23 Tahun 2016 tentang Pemerintahan Daerah.

3. Terdapat beberapa program rutin dan program teknis yang tidak berlanjut dikarenakan adanya perubahan Renstra Perangkat Daerah (Renstra Tahun 2013-2018 dan Renstra Tahun 2018-2023)

4. Rendahnya realisasi belanja langsung pada tahun 2018 yaitu hanya sebesar 53,48% dari target anggaran yang direncanakan oleh karena terdapat beberapa kegiatan yang bersumber dari DAK yang tidak dilaksanakan.

Untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan dimasa yang akan datang, perlu dilakukan evaluasi terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan, khususnya terhadap indikator sasaran pelayanan, outcome program, maupun output kegiatan.

Dokumen terkait