• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja penataan ruang dilaksanakan melalui: (a) penyediaan pranata dan perwujudan rencana tata ruang; (b) harmonisasi penataan ruang antara pusat, provinsi dengan kabupaten dan kota; (c) peningkatan upaya pemantauan, pengawasan, dan penertiban pemanfaatan ruang di seluruh Wilayah Jawa Barat. Dalam rangka mewujudkan tata ruang yang efisien, berkelanjutan dan berdaya saing sesuai dengan tujuan penataaan ruang wilayah yang diamanatkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 maka dilaksanakan operasionalisasi penyelenggaraan BKPRD Provinsi Jawa Barat yang bermitra dengan West Java Province-Metropolitan Development Management (WJPMDM), Badan Pengembangan Wilayah (BPW) Jabar Selatan dan Forum Jabar Utara. Sebagai pendetilan RTRW Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2012-2013 sudah melaksanakan kegiatan penyusunan materi teknis Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP). Sampai dengan Tahun 2013 telah diselesaikan 16 (enam belas) dari 24 (dua puluh) KSP dengan 4 (empat) diantaranya sedang dalam proses penyusunan Naskah Akademik dan Penetapan Perda.

Disamping itu, mengingat pentingnya pengelolaan pembangunan dan pengembangan metropolitan dan pusat pertumbuhan di Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memandang perlu pembangunan metropolitan secara terencana dan terintegrasi bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota tanpa mengurangi kewenangan serta tanggung jawab masing-masing pemerintah kabupaten/kota. Dengan menyusun konsep pengembangan 3 (tiga) Metropolitan dan 3 (tiga) pusat pertumbuhan sejak 2012-2013 yang dilakukan oleh West Java Province-Metropolitan Development Management (WJPMDM). West Java Province-Province-Metropolitan Development Management (WJPMDM) tersebut dibentuk pada Tahun 2011. Konsep pengembangan 3 (tiga) Metropolitan dan 3 (tiga) pusat pertumbuhan jugatelah ditetapkan dalam Perda No. 12 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan danPusatPertumbuhan di Jawa Barat.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk harmonisasi penataan ruang antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota serta dalam rangka pembinaan tata ruang oleh Provinsi Jawa Barat kepada Kab./Kota dilakukan fasilitasi pelaksanaan proses rekomendasi dan evaluasi Gubernur terhadap rancangan peraturan daerah RTRW Kabupaten/Kota. Saat ini sebanyak 23 (dua puluh tiga) kabupaten/kota di Jawa Barat sudah menetapkan Perda tentang RTRW.

Gambar 2.1.

Status RTRW Kabupaten/Kota Per Desember 2013

Dalam meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan fasilitasi pemberian Rekomendasi Gubernur untuk pemanfaatan ruang di Kawasan Bandung Utara (KBU) sebanyak 57.kasus pada Tahun 2013.

2.1.7.2 Infrastruktur Transportasi

Upaya peningkatan infrastruktur transportasi melalui peningkatan kinerja pengelolaan jalan provinsi. Dari total panjang jalan provinsi sepanjang 2.191,29 Km, berada dalam kondisi mantap sampai dengan Tahun 2014 mencapai 97,68%. Dengan capaian tersebut, maka peningkatan kemantapan jalan sudah melebihi target RPJMD 2013-2018 untuk Tahun 2014 sebesar 97,10 – 97,40%. Untuk mempertahankan kondisi jalan, dilaksanakan program pemeliharaan jalan pada semua jaringan jalan provinsi sepanjang 2.191,29 km dan pemeliharaan jembatan sepanjang 14.198 m, sedangkan untuk rehabilitasi jalan telah dilaksanakan sepanjang 74,84 km, rehabilitasi jembatan sepanjang 25 m, perbaikan badan jalan sepanjang 42,22 km, perbaikan drainase jalan sepanjang 61,33 km. Sementara melalui program pembangunan/Peningkatan jalan telah ditingkatkan jalan sepanjang 76,19 km.

Tabel 2.11

Kinerja Kemantapan Jalan Tahun 2014 No Kondisi

2014

panjang (km) %

1 Baik 1.108,091 50,57

2 Sedang 1.032,469 47,12

Mantap 2.140,56 97,68

3 Rusak Ringan 50,730 2,32

4 Rusak Berat - 0

Tidak Mantap 50,730 2,32

Total 2.191,29 100

Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat

Tingkat kemantapan jalan (kondisi baik dan sedang) di Provinsi Jawa Barat meningkat dari 97,56% pada Tahun 2013 menjadi 97,68% pada Tahun 2014,

meningkat sebesar 0,12%. Berkaitan dengan sektor perhubungan, untuk pembangunan di bidang perhubungan, keberhasillannya dapat dilihat dari capaian indikator yaitu Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi, yang meningkat dari 15,83% pada Tahun 2013, menjadi 17,02% pada Tahun 2014. Keberhasilan lainnya yang dicapai pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : (a) Penyediaan lahan untuk pembangunan Jembatan Timbang pada jalur Cianjur-Sukabumi di Desa Titisan Kabupaten Sukabumi seluas 7.800 m2 dan Jalur Sukabumi-Bandung di Desa Sindang Jaya Kabupaten Cianjur seluas 159.620 m2; (b) Lanjutan pembebasan lahan untuk pembangunan Bandar Udara Internasional di Kertajati Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat Baratpada Tahun 2014 dengan membebaskan lahan di Desa Sukakerta dan Sukamulya 14,13 Ha dan pembebasan tanah kas Desa Kertajati dan Desa Kertasari seluas 82 ha sehingga total lahan yang dibebaskan sampai Tahun 2014 adalah 873,63 Ha. Sedangkan pembangunan sisi udara Tahap II dilakukan oleh Kementerian Perhubungan yang dibiayai dari APBN sebesar Rp. 80 Milyar sebagai lanjutan kegiatan Tahun 2013 ; (c) Pembangunan Sisi Udara Bandar Udara Internasional Kertajati berupa konstruksi Runway dengan panjang 2.565 m dan lebar 60 m; (d) Pembebasan tanah untuk pembangunan shortcut Jalur Kereta Api Cibungur (Purwakarta) dan Tanjungrasa (subang), yang dilaksanakan di Desa Wanakerta seluas 5.489 m2, sedangkan pembangunannya dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang didanai dari APBN dan telah dimulai sejak Tahun 2013; (e) Peningkatan fasilitas pelabuhan Angkutan Sungai dan Danau di Jawa Barat; (f) Lanjutan pembebasan lahan Bandara Nusawiru pada Tahun 2013 sebagai persiapan pengembangan Bandara Nusawiru di Kabupaten Pangandaran. Pada Tahun 2014 telah dibebaskan lahan seluas 33.664 m2 untuk pengembangan Bandara Nusawiru sesuai Rencana Induk Bandar Udara Nusawiru yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 407 Tahun 2014; (g) Penetapan Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 67 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi Jawa Barat, yang memuat rencana pengembangan jaringan prasarana perkeretapian, baik yang memuat jaringan jalur kereta api yang akan dibangun di Jawa Barat.

Pembangunan angkutan massal di Jawa Barat juga sedang diupayakan melalui pembangunan dan reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat, antara lain dengan melakukan persiapan reaktivasi jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari melalui penyusunan Studi Sosial Penertiban Lahan Reaktivasi Kereta Api Rancaekek-Tanjungsari dan penyusunan DED Reaktivasi Jalur Kereta Api Rancaekek-Rancaekek-Tanjungsari

Tahap I. Sedangkan pembangunan atau peningkatan prasarana untuk reaktivasi jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

2.1.7.3 Sumberdaya Air dan Irigasi

Dalam rangka mendukung ketahanan pangan dilakukan upaya peningkatan intensitas tanam padi melalui peningkatan pengelolaan jaringan irigasi di Jawa Barat.

Dari total luas Daerah Irigasi (DI) 974.012 Ha terdapat 86.561 Ha atau sebanyak 91 DI yang merupakan DI kewenangan Provinsi. Peningkatan kinerja pengelolaan sumber daya irigasi ditunjukan dengan terpeliharanya kondisi dan fungsi DI yang tersebar di WS Ciliwung-Cisadane, Cisadea-Cibareno, Citarum, Cimanuk-Cisanggarung, Citanduy dan Ciwulan-Cilaki. Jaringan irigasi pada DI kewenangan provinsi dengan kondisi baik meningkat dari 65,98% pada akhir Tahun 2013 menjadi 67,34% pada Tahun 2014. Hal ini berdampak positif pada meningkatnya intensitas tanam padi menjadi 227% pada Tahun 2013 dibandingkan dengan Tahun 2012 yang mencapai 214%. Kinerja ini melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD 2008-2013 untuk Tahun 2012 yang sebesar 194 — 198%. Selain jaringan irigasi, juga dipelihara kondisi dan fungsi 106 situ/waduk yang tersebar di WS Ciliwung-Cisadane, Cisadea-Cibareno, Citarum, Cimanuk-Cisanggarung, Citanduy dan Ciwulan-Cilaki. Peningkatan kinerja ditunjukan dengan meningkatnya kapasitas tampung situ/waduk sehingga manfaatnya adalah mampu menyediakan air untuk areal persawahan sehingga meningkatkan intensitas tanam padi serta dapat memenuhi kebutuhan air baku lainnya untuk masyarakat di sekitarnya.

2.1.7.4 Iklim Berinvestasi

Penanaman modal merupakan sumber pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah.

Oleh karena itu upaya akumulasi modal merupakan concern setiap pemerintahan.

Penyelenggaraan bidang penanaman modal diarahkan untuk mencapai misi 2 (dua) yakni Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Regional Berbasis Potensi Lokal.

Untuk mendorong peningkatan penanaman modal di Jawa Barat, dilaksanakan melalui 2 (dua) program yaitu Program Peningkatan Iklim Investasi dan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. Hasil dari pelaksanaan program tersebut seperti terlihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.12.

Rekapitulasi Program dan Kegiatan Penanaman Modal Tahun 2013-2014

No NAMA JUMLAH KEGIATAN

BERDASARKAN TAHUN

JUMLAH SELURUH

PROGRAM 2013 2014 KEGIATAN

1. Peningkatan Iklim Investasi 3

2. Peningkatan Promosi dan

Kerjasama Investasi 4

JUMLAH 7

Sumber. LKPJ Gubemur Jawa Barat Tahun 2013

Tabel 2.8

Laju Pertumbuhan Investasi PMTB Tahun 2012-2013

INDIKATOR SATUAN

TAHUN 2013 2014 Investasi (PMTB adhb) triliun rupiah 194,33 161,10 a. LajuPertumbuhanInvestasi(Pemb. Modal

TetapBruto/PMTB)adhb

persen 10,91 12,79

b. LajuPertumbuhanInvestasi(Pemb. Modal TetapBruto/PMTB)adhk

persen 6,6 3,68

c. PengeluaranKonsumsiPemerintah :

 PengeluaranKonsumsiPemerintah (adhb)

triliun rupiah 94,80 75,12

 PengeluaranKonsumsiPemerintah (adhk)

triliun rupiah 21,22 14,93

2.1.7.5 Sumber Daya Manusia

Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia dibandingkan dengan provinsi lain, yaitu sebesar 45.340.799 orang pada Tahun 2013 dan meningkat menjadi 46.029.669 orang pada Tahun 2014. Berdasarkan struktur umur, proporsi jumlah penduduk usiakerja (15 tahun ke atas) lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk di bawah usia 15 tahun, yaitu31,59 juta orang pada Tahun 2012 dan 32,19 juta orang pada Tahun 2013. Nilai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sedikit menurun pada Tahun 2014 menjadi 62,77%, perbedaannya 0,24%

dibandingkan Tahun 2013. Angka pengangguran menurun 0,77% dari 9,22% di Tahun 2013 menjadi 8,45% di Tahun 2014.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD