1. Mengukur perubahan konsentrasi pereaksi menurut waktu.
2. Mengamati pengaruh konsentrasi, suhu, dan katalis pada laju reaksi. 3. Menentukan hukum laju suatu reaksi dalam larutan berair.
CXLVI II. Landasan Teori
CXLVII Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses itu ada yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya bensin terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara menentukan laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya. CXLVIII (Syukri,1999) CXLIX Kinetika kimia merupakan pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia. Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab dari pada dalam udara kering, makanan lebih cepat membusuk bila tidak di dinginkan, kulit lebih cepat menjadi gelap dalam musim panas daripada dalam musim dingin. Ini merupakan tiga contoh yang lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka menurut kondisi reaksi.
CL (Saputro, 2011) CLI Laju reaksi yaitu perubahan konsentrasi konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu (m/s). Setiap reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan umum,
CLII Reakta Produk
CLIII Persamaan ini, memberitahukan bahwa selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk.
CLIV A B
CLV Menurut jumlah molekul A dan meningkanya jumlah molekul B sering dengan waktu yang diperlihatkan dalam sebuah grafik. Secara umum akan lebih mudah apabila dinyatakan laju dalam perubahan konsentrasi terhadap waktu. Jadi untuk reaksi diatas dapat dinyatakan lajunya sebagai :
CLVII Laju = - ΔIAJ atau - ΔIAJ
CLVIII Δt Δt
CLIX (Sutresna, 2007) 1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Luas Permukaan Bidang Sentuh
CLX Semakin luas permukaan bidang sentuh, reaksi semakin cepat. Karena bidang sentuh yang luas akan memungkinkan molekul bertabrakan dengan molekul lain. Hal ini menyebabkan zat yang terbantuk serbuk reaksinya akan semakin lebih cepat dari pada reaksi zat yang berbantuk kepingan besar.
CLXI (Chang, 2004) Suhu
CLXII Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Dengan naiknya suhu bukan hanya molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi mereka juga bertabrakan dengan bantuan yang lebih berat karena mereka bergerak lebih cepat.
CLXIII (Kundasri, 2006) 1. Sifat Dasar Pereaksi
CLXIV Zat-zat berbeda secara nyata, dalam lajunya mereka mengalami perubahan kimia. Molekul-molekul hydrogen dan fluorida bereaksi secara spontan bahkan pada temperature kamar dengan menghasilkan hydrogen fluoride.
CLXV H2 + F2 2 HF (sangat cepat pada suhu kamar)
CLXVI Pada kondisi serupa, molekul hydrogen dan oksigen bereaksi sangat lambat, sehingga tak Nampak pertubahan kimianya.
CLXVII H2 + O2 2 H2O (sangat lambat pada suhu kamar)
CLXIX 2. Katalis
CLXX Katalis adalah zat yang mempercepat reaksi tanpa mengalami perubahan kimiayang permanen. Suatu katalis mempengaruhi kecepatan reaksi dengan jalan:
1. Pembentukan senyawa antara (katalis homogen) 2. Absorbsi (katalis heterogen)
3. Konsentrasi
CLXXI Perubahan kimia timbul sebagai akibat dari tumbukan molekul. Semakin banyak tumbukan yang terjadi, semakin besar laju reaksinya. Jika konsentrasi reaktan semakin tinggi maka tumbukan juga akan semakin besar.
CLXXII
CLXXIII Reaksi Umum Laju Reaksi:
CLXXIV aA + bB cC + Dd
CLXXV (Tony,
1987) 4. Orde Reaksi
CLXXVI Orde reaksi dapat didefinisikan sebagai jumlah satu eksponen yang menyatakan hubungan antara konsentrasi dengan kecepatan reaksi. Orde reaksi dikenal dengan tingkat reaksi. Untuk reaksi umum A+B C. Maka kecepatan reaksi ditentukan oleh konsentrasi A dan B.
CLXXVII Metode ini membandingkan persamaan kecepatan reaksi CLXXVIII V1 V2= K1 K2
[
A1 A2]
m[
B1 B2]
nCLXXIX Harga K1 dan K2 (tetapan laju reaksi) pada suhu konstan adalah sama, sehingga dapat dihilangkan. Dengan demikian perbandingan konsentrasi zat yang berubah dipangkatkan orde reaksinya masing – masing sama dengan perbandingan kecepatan reaksinya.
CLXXX Untuk metode grafik ada beberapa reaksi yaitu : 1. Reaksi Orde Nol (0)
CLXXXI Reaksi orde nol mempunyai laju yang tidak bergantung pada konsentrasi reaktan. Sebagai contoh, dekomposisi lebih pada walform panas bertekanan tinggi mempunyai laju pH 3 terdekomposisi pada laju tetap sampai habis seluruhnya. Hanya reaksi yang heterogenyang mempunyai hukum laju dengan orde nol secara keseluruhan.rumus laju reaksi menjadi V.K.
CLXXXII CLXXXIII CLXXXIV CLXXXV CLXXXVI CLXXXVII CLXXXVIII CLXXXIX CXC (Saputro, 2011) 2. Reaksi Orde Satu
CXCI Jika laju suatu reaksi kimia berlangsung lurus dengan konsentrasi jika suatu pereaksi V = K [A]. Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama jika dinyatakan dengan grafik, maka laju reaksi dengan orde pertama berupa garis lurus liniear.
CXCII CXCIII CXCIV CXCV CXCVI CXCVII CXCVIII (Saputro, 2011)
3. Reaksi Orde Kedua
CXCIX Jika laju reaksi sebanding dengan pangkat dua suatu pereaksi atau pangkat satu konsentrasi dua pereaksi V = K [A]2. Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi beranak 2 jika dinyatakan dengan grafik, maka laju reaksi dengan orde reaksi dua berupa garis lengkung.
CC CCI CCII V M V [A] V
CCIII CCIV CCV CCVI CCVII CCVIII (Saputro, 2011) 5. Hukum Laju dan Kostanta Laju
CCIX Laju reaksi terukur seringkali sebanding dengan konsentrasi reaktan suatu pangkat. Contihnya mungkin saja laju itu sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A dan B, sehingga :
CCX V = K [A] [B]
CCXI Koefisien K disertai konsentrasinya yang tidak bergantung pada konsentrasi, tetapi bergantung pada temperature. Persamaan sejenis ini yang ditentukan secara eksperimen disebut hokum laju reaksi. Secara formal hukum laju reaksi adalah persamaan yang menyamakan laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesien yang ada termasuk produknya.
CCXII Hukum laju reaksi memiliki dua penerapan utama, penerapan praktisnya setelah kita mengetahui hukum laju dan komposisi campuran. Penerapan teoritis hukum laju ini adalah hokum laju menerapkan pemandu untuk mekanisme reaksi. Setiap mekanisme yang dilanjutkan harus konstan dengan hukum laju yang diamati.
CCXIII (Kundar i, 2006) CCXIV CCXV CCXVI CCXVII CCXVIII CCXIX [A ]
CCXX
III. Alat Bahan dan Skema Kerja CCXXI 3.1 Alat dan Bahan 6. Alat :
1. Erlenmeyer 100 mL : 5 buah 2. Erlenmeyer 150 mL : 5 buah 3. Gelas piala 50 mL : 5 buah 4. Gelas piala 100 L : 5 buah 5. Batang pengaduk : 1 buah
6. Pipet tetes : 5 buah
7. Labu takar 100 mL : 1 buah 8. Stopwatch
9. Tabung reaksi : 10 buah
10. Rak tabung reaksi : 1 buah 11. Gelas Ukur 50 mL : 1 buah CCXXII 7. Bahan : 1. Na2S2O3 2. Akuades 3. HCl 4. Asam Asetat 5. Asam Sulfat 6. KMnO4 7. Asam Oksalat 8. Pita Mg CCXXIII CCXXIV CCXXV CCXXVI CCXXVII CCXXVIII