• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pengarang

3. Kiprah dalam Dunia Seni dan Sastra

3. Kiprah dalam Dunia Seni dan Sastra

Kegemaran dari Suryadi Ws memang membaca sejak ia duduk dibangku SR/ SD, baik buku-buku pengetahuan maupun sekedar bacaan umum untuk menambah wawasan. Hal ini terpengaruh oleh kebiasaan ayahnya yaitu membaca koran dan majalah Panjebar Semangat dan kakeknya yaitu Kyai Imandikrama yang sering mendongeng. Dari orang tua dan kakek neneknya pula ia mengenal wayang dan tembang-tembang Jawa. Sejak kecil pula ia sudah mulai senang membaca Serat

Wulangreh, Wedhatama, dan novel-novel Jawa.

Awal kepenulisan Suryadi Ws yaitu saat duduk dikelas II SMA, karyanya berupa cerpen yang berjudul Randha Telu dan Wadule Saba Bengi berhasil dimuat dalam majalah Kekasihku (1958). Keseriusannya untuk ketertarikannya dalam dunia sastra dan budaya baru dimulai pada tahun 1971. Ia mulai menulis di majalah bahasa Jawa seperti Jaya Baya dan Panjebar Semangat serta majalah Adil dan Suara

Muhammadiyah untuk majalah berbahasa Indonesia. Tulisannya mulai mendapat

perhatian di era tahun 1970-an, karena mengikuti sayembara dan berhasil menyabet penghargaan. Karya-karyanya yang mendapat penghargaan antara lain:

a. Bengi Iki Ana Pesta, juara III Lomba Menulis Cerpen berbahasa Jawa tahun

1971.

b. Selamat Belajar Putra Desa, juara I dalam Lomba Menulis Cerita berbahasa

Indonesia oleh Departemen Pendiddikan dan Kebudayaan Jakarta tahun 1978. Cerita tersebut kemudian diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1996.

c. Penganten, juara I (novel terbaik) berbahasa Jawa dalam Lomba Mengarang Novel yang diselenggarakan oleh Pengembangan Kebudayaan Jawa Tengah (PKJT). Novel tersebut kemudian diterbitkan oleh Pengembangan Kebudayaan Jawa Tengah (PKJT) tahun 1979/ 1980.

d. Menuju Pembentukan Wayang Nusantara, juara I dalam Sayembara Menulis

Karya Nonfiksi oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta tahun 1980. Karya tersebut diterbitkan oleh Tiga Serangkai Solo tahun 1981.

e. Omah Warisan, juara III dalam Lomba Penulisan Drama berbahasa Jawa oleh

Pengembangan Kebudayaan Jawa Tengah (PKJT) tahun 1980.

f. Serigala, juara harapan dalam Lomba Penulisan Novel berbahasa Indonesia oleh

Dewan Kesenian Jakarta tahun1980.

g. Anak Lanang, juara II dalam Lomba Seleksi Cerpen oleh penerbit Jaya Baya,

Surabaya tahun 1982. Cerpen ini juga meraih juara III dalam seleksi cerpen oleh Proyek Javanologi Yogyakarta tahun 1983.

h. Nalika Takbir Kumandhang Ing Langit, juara I dalam Lomba Penulisan Cerpen

oleh Sanggar Triwida, Jawa Timur tahun 1990.

i. Pusaka, juara I dalam Lomba Penulisan Novel oleh Sanggar Triwida, Jawa Timur

tahun 1990. Novel tersebut kemudian diterbitkan oleh Sinar Wijaya, Surabaya tahun 1993.

j. Bayi, juara III dalam Lomba Penulisan Cerpen oleh Proyek Javanologi Yogyakarta tahun 1983.

commit to user

38

Karya-karya yang ia cipatakan beragam bentuknya, baik novel, cerbung, cerpen, tembang jawa, artikel dan mimbar agama. Tidak terhitung jumlahnya tetapi karena keterbatasan dalam inventarisasi serta dokumentasi, maka banyak karya-karya yang tidak terekam dalam ingatan. Hal ini disebabkan oleh tersebarnya karya-karya tersebut dalam banyak majalah. Di bawah ini adalah sedikit data dari karya-karya Suryadi Ws yang berhasil diinventarisasi.

a. Karya dalam bentuk novel

1) Penganten tahun 1980.

2) Pusaka tahun 1988, Penerbit Sinar Jaya Surabaya tahun 1993.

3) Sintru Oh Sintru tahun 1993.

b. Karya dalam bentuk cerpen/cerkak

1) Randha Telu, majalah Kekasihku tahun 1958.

2) Wadule Saba Bengi, majalah Kekasihku tahun 1958.

3) Bengi Iki Ana Pesta tahun 1971.

4) Anak Lanang, majalah Jaya Baya No. 23, tahun XXXVII, 07 Februari 1982.

5) Bayi, tahun 1983.

6) Laire Jabang Bayi, Jaya Baya No. 39, tahun XXXVI,30 Mei 1982.

7) Gombalasari, Jaya Baya No. 42, tahun XXXVII, 19 Juni 1983.

8) Nalika Takbir Kumandhang Ing Langit, Jaya Baya No. 40, tahun XVI, 31 Mei

1987.

10)Yayasan Pamekaran Kere-kere (Yamapake), Jaya Baya No. 22, tahun LV, 28 Januari 2001.

Karya-karya dalam bentuk cerkak lainnya tidak terinventarisasi dengan baik, jelas dan lengkap. Hingga saat ini mungkin sudah sekitar 300-an cerpen yang telah diciptakan yang diterbitkan dalam majalah Panjebar Semangat, Jaya Baya dan Jaka

Lodhang. Ada salah satu karyanya berupa kumpulan cerkak yang berjudul Morak

Marik Katerak Lindhu yang berisi kumpulan cerkak karyanya.

c. Karya dalam bentuk cerbung

1) Pusaka, diterbitkan oleh Jaya Baya, 05 Juni – 09 Oktober tahun 1988.

2) Kinosek ing Lindhu, diterbitkan oleh Jaya Baya tahun 2009.

3) Sing Kendhang lan Sing Ngandhang, diterbitkan oleh Panjebar Semangat tahun

2009.

d. Karya dalam bentuk naskah drama

1) Omah Warisan tahun 1980.

e. Karya dalam bentuk artikel

1) Rekadaya Lestari Mekarake Sastra Jawa, Jaya Baya No. 42, 17 Juni 200,

commit to user

40

Karya-karya yang lain berupa tembang Jawa dan mimbar agama tidak ada yang diinventarisasi oleh Suryadi Ws. Selain karya berbahasa Jawa, ada pula karyanya yang berbahasa Indonesia.

1. Cerita remaja Selamat Belajar Putra Desa tahun 1978.

2. Karya nonfiksi Menuju Pembentukan Wayang Nusantara tahun 1980. 3. Novel Serigala tahun 1980.

Bentuk kiprah dalam dunia seni dari Suryadi Ws yaitu telah berhasil menorehkan sebuah karya yang unik yaitu Wayang Sadat. Beliau adalah penemu dari wayang jenis ini. Wayang Sadat merupakan wayang dalam bentuk Islam. Sadat

merupakan kependekan dari „Sarana Dakwah dan Tabligh‟. Ciri khas Islam sangat

ditonjolkan dalam karya ini, meliputi bentuk wayangnya, lagu tembang dan pengiringnya, seragam pelaku pentas ( dhalang-pengrawit-penyanyi), ceritanya ( perjuangan para wali dan mubaligh menyiarkan Islam di Nusantara) dan teknik pedalangannya ( serupa khotbah dengan alat peraga dan dijalin dalam alur cerita). Wayang ini pernah tampil dalam Pameran Wayang Jawa Tengah dan Pekan Wayang Nasional. Wayang ini biasa ditampilkan di stasiun televisi seperti TVRI Jakarta, Indosiar, TVRI Yogyakarta dan Radio RRI Semarang. Wayang Sadat sudah menjadi salah satu aset nasional. Wayang ini sudah dipajang di museum-museum Yogyakarta, Borobudur, Semarang, Surabaya, Jakarta dan museum negeri Malaysia dan Prancis serta menjadi salah satu koleksi para penggemar wayang di Jepang dan Jerman.

Karya-karya yang telah diciptakan Suryadi Ws itu menempatkannya menjadi salah satu bagian dalam jajaran pengarang sastra Jawa yang masih aktif dan produktif. Dalam menulis karya-karyanya, beliau tidak sembarangan atau asal-asalan. Ketika menulis, hasil tulisannya tidak langsung jadi, tetapi melalui proses perbaikan dan perbaikannya tidak hanya sekali kadang sampai berulang-ulang. Hal ini disebabkan karena terkadang masih timbul rasa tidak puas dari dirinya. Baginya, menulis adalah ekspresi gejolak jiwanya, untuk itu dalam menulis diperlukan perenungan, penghayatan dan pencurahan hati pada tokoh-tokoh dalam cerita fiksinya. Dalam mencari ide cerita, Suryadi Ws terkadang melakukan pengembaraan dalam usahanya mencari ilham cerita, selain dari pengalaman dan kehidupan sehari-harinya.

commit to user

42

Dokumen terkait