• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Nilai Hidup

4. Klarifikasi Nilai

Nilai yang sesungguhnya mengandung tujuh aspek yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori (Sinurat dalam Agnes, 1999). Ketujuh aspek ini merupakan proses pembentukan nilai. Jika ketujuh

aspek ini belum terpenuhi, maka hal tersebut masih berupa indikator nilai. Indikator nilai dapat berkembang menjadi nilai sesungguhnya bila sudah memenuhi ketujuh aspek nilai. Dapat terjadi indikator nilai sudah memenuhi lima atau enam aspek, namun belum dilakukan berulang dan belum menjadi pola hidupnya. Banyak orang merasa telah memiliki nilai yang sesungguhnya, padahal yang dimiliki baru indikator nilai. Ketujuh aspek nilai yaitu:

a. Memilih (kognitif), mencakup aspek:

1) Memilih dengan bebas (choosing freely)

Tidak ada suatu tekanan atau paksaan dari pihak lain. Nilai yang dipilih secara bebas akan diinternalisasikan, dihargai, dan menjadi pedoman hidup. Dalam kenyataan hidup sehari-hari, lingkungan dapat memaksakan suatu nilai yang sesungguhnya tidak disukai orang lain.

2) Memilih dari berbagai alternatif (choosing from alternatives) Harus ada pilihan alternatif ketika ingin memilih nilai secara bebas. Jika tidak ada alternatif maka tidak ada pilihan bebas.

3) Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensi masing- masing (choosing after thoughtful consideration of each alternatives)

Memilih berarti menentukan nilai sesudah mempertimbangkan konsekuensi dari semua alternatif yang

ada. Dengan mengetahui akibat-akibat dari berbagai alternatif yang ada dapat dibuat pilihan yang tepat. Jika seseorang tidak mengetahui akibat dari suatu alternatif, maka ia tidak bebas menerima akibatnya. Seseorang bisa saja memilih nilai secara bebas namun ia tidak memiliki pengetahuan akan akibatnya. Bila kemudian hari ia menyadari akibat dari pilihannya, maka ia harus mempertimbangkan kembali pilihannya.

b. Menghargai (afektif), mencakup aspek:

4) Menghargai dan merasa senang dengan pilihannya (prizing, cherishing, being happy with the choice)

Nilai adalah suatu yang dipandang positif, dihargai, dipelihara, dan membuat seseorang merasa bahagia setelah menemukan pilihannya. Jika seseorang merasa murung dan sedih setelah menentukan pilihannya, diduga orang tersebut tidak menemukan nilai bagi dirinya dan keliru dalam menentukan pilihannya.

5) Mengakui dan menegaskan pilihannya di hadapan orang lain (willing to affirm choice publicity)

Jika nilai dijunjung tinggi, dihargai, dan membuat seseorang bahagia, maka orang tersebut tidak akan malu untuk mengakui dan menyatakannya di hadapan orang lain.

c. Bertindak (psikomotorik), mencakup aspek:

6) Bertindak sesuai dengan pilihannya (doing something with the choice)

Suatu nilai harus nampak dalam tingkah laku, oleh sebab itu perilaku seseorang harus sesuai dengan nilai yang telah dipilihnya. Jika seseorang bertindak sesuai dengan pilihannya, nilai tersebut dapat dijadikan arah dalam hidupnya. Bila seseorang masih bertanya-tanya apakah saya sudah bertindak sesuai dan berdasarkan nilai yang kupilih, ataukah

masih merupakan sesuatu yang kupertimbangkan? , berarti ia

belum bertindak sesuai dengan pilihannya.

7) Telah berulang-ulang dan menjadi pola hidupnya (repeatedly in some pattern of life)

Agar sesuatu sungguh-sungguh menjadi nilai bagi seseorang, maka tindakannya dalam berbagai situasi harus sesuai dengan nilai itu dan berulang-ulang dilakukan hingga menjadi pola hidupnya.

B. Kelompok Punk

1. Definisi Punk

Punk adalah sub-budaya yang berasal dari London, Inggris (Ronaldo dalam Sunarto, 2014). Punk merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang memiliki keyakinan we can do it ourself

O (ara dalam Sunarto, 4 . Punk lahir dari sifat memberontak, tidak

puas hati, marah, dan benci. Rasa tidak puas dan marah terhadap penindasan ditunjukkan melalui musik dan pakaian. Punk identik dengan potongan rambut mohawk atau feathercut yang berwarna cerah dan mencolok, menggunakan jaket kulit dan celana jeans yang ketat, memakai sepatu boots dan aksesoris yang berlebih.

2. Sejarah Punk

Pada awalnya kelompok Punk bertentangan dengan kelompok

skinhead, namun pada tahun 1980-an, Punk dan skinhead menyatu

karena memiliki semangat yang sama. Penganut kedua aliran tersebut meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran. Gerakan anak muda yang diawali anak-anak pekerja ini merambah Amerika yang saat itu sedang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral para tokoh politik sehingga memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa melalui lagu dengan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak (Sunarto, 2014).

Punk selanjutnya berkembang sebagai kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi

rock mapan, seperti The Beatles O (ara dalam Sunarto, 4 . Lagu-

lagu Punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Punk dicap sebagai aliran music rock and roll sebelah kiri. Perusahaan rekaman enggan mengorbitkan Punk dan mereka tidak mendapat kesempatan untuk tampil di televisi.

Setelah kegagalan reagamonic dan kekalahan Amerika Serikat dalam perang Vietnam, membuat band-band Punk gelombang dua (tahun 1980-1984) mengubah Punk menjadi pemendam jiwa pemberontak daripada sekedar pemuja rock and roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band Punk gelombang pertama (tahun 1972-1978) dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat maupun industri musik.

Di Indonesia, musik Punk dikenal sekitar tahun 70-an sampai 80-an dan berkembang pesat pada 90-an di Jakarta. Kelompok Punk disebut juga Young Of Forder (Y.O) yang merupakan gambaran sekelompok orang muda yang suka bertindak kriminalitas untuk bertahan hidup di perkotaan dan didirikan oleh orang muda dari kelas ekonomi menengah ke atas yang bersekolah atau kuliah di tempat- tempat elit di Jakarta. Mereka saling bertemu dan bertukar pikiran dengan berpenampilan Punk.

Punk merupakan bagian rakyat yang tertindas. Mereka mengekspresikan pergolakannya melalui musik yang sering bertemakan sosial, seks bebas, kecanduan obat, kekerasan dan rasa putus asa. Bermusik merupakan kegiatan komersil dengan prinsip anti kapitalisme, menyuarakan kebebasan, bebas berbicara, bebas berekspresi, dan bebas bertingkah. Sikap yang ingin ditunjukkan anak Punk adalah anti kemapanan. (Sugiyanti, 2014)

C. Hakikat Kelompok

1. Definisi Kelompok

Johnson dan Johnson (dalam Sarwono, 2005) mendefinisikan kelompok sebagai dua buah individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka, yang masing-masing menyadari keanggotaannya, keberadaan orang lain, dan ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama. Menurut Robert K. Merton (Arifin, 2015), kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, yang bersifat memengaruhi dan tolong-menolong. Kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan individu yang saling memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki. Persatuan dalam kelompok akan tercapai jika setiap kelompok memiliki pandangan yang sama mengenai tujuan atau masa depan kelompok tersebut.

Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan memiliki tujuan bersama.

Dokumen terkait