• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

B. Klasifikasi Data Masalah Sosial

No. Sajak Data Masalah Sosial

1. Larangan

Bait Pertama

Inilah dunia yang banyak larangannya Diingatkan oleh orang terdahulu dan sejak zaman nenek Moyang kita

Larangan bagi perempuan hamil tidak tidur terlentang

Larangan bagi kita pergi meninggalkan orang yang sedang makan

Permasalahan Sosial dalam Moral

Berdasarkan bait pertama pada sajak tersebut. makna dalam sajak tersebut mengingatkan agar kita tidak melakukannya karena dapat berakibat buruk bagi kehidupan. Pada sajak larangan tersebut adalah bentuk larangan yang lazim di temukan di kebudayaan suku bugis makassar bahkan bagi sebagian masyarakat masih menyakini akan larangan tersebut sehingga menciptakan kehidupan yang lebih harmonis.

Bait Ketujuh

Inilah Sebagian kecil yang terlarang, yang dipercaya orang

terdahulu dan Tenang hidupnya. Maka Percaya atau tidak percaya

engkaulah yang tahu antara baik dan buruk.

engkaulah yang mengetahui makna dalam pesannya

maka Belajar engkau agar pandai membaca

belakang surat.

Permasalahan Sosial dalam Pendidikan

Berdasarkan bait Ketujuh pada sajak tersebut. makna dalam sajak tersebut yaitu ada banyaknya hal-hal yang terlarang dan dipercaya oleh orang terdahulu atau nenek moyang kita. Oleh sebab itu, kita harus belajar dengan pandai agar dapat menilai mana yang baik dan buruk dari setiap pesan nenek moyang kita. Dalam uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan yang ditanamkan sejak zaman nenek moyang kita harus pandai dalam menilainya agar dapat memberikan manfaat di dalam kehidupan.

2. Pemancing Bait Pertama

Di waktu subuh hari

Di saat langit mulai terbuka

Kakimu telah berada di antara ombak Memegang tali pancing dan pancing Memikul dayung

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait pertama sajak tersebut yaitu kebudayaan suku bugis makassar terkhusus lelaki yang akan merantau meninggalkan kampung halamannya demi mendapatkan kehidupan yang layak dalam sudut pandang kelas sosial di lingkungan masyarakat.

Selanjutnya pada sajak pemancing menceritakan tentang kehidupan yang setiap hari dilakukannya yaitu di waktu subuh mereka telah berada di antara ombak untuk mencari sumber kehidupannya. Kebiasaan tersebut adalah kebudayaan yang enggan masyarakat menganggapnya kelas

sosial rendah sebab seorang pemancing akan

menggantungkan nasibnya dan membuat keselamatan hidupnya berbahaya sebab akan berada ditengah lautan

yang jauh dari keluarga mereka.

Bait Ketiga

Kabut ditengah laut dan badai hujan Tak bergeming dan tak takut engkau dilaut Ombak yang datang didepan dibelakang engkau hanya berlari diatasnya

Angin dari samping engkau hanya menertawakannya

Duduk sendirian tak berbicara dan tak pernah melihat kedaratan

Menunggu seekor ikan merah memakan umpanmu

Permasalahan Sosial dalam Ekonomi

Berdasarkan pada bait Ketiga sajak tersebut yaitu jika seorang nelayan yang ingin mencari kehidupannya harus bertahan dalam keadaan yang bgitu keras ditengah lautan untuk mendapatkan hasil dari tangkapnya dilautan. Sajak tersebut termasuk dalam kritik sosial masalah ekonomi sebab dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seorang pemancing harus bertahan di tengah lautan yang terdapat bahaya didalamnya.

Bait Kelima

Nelayan

engkaulah bunga-bunga surga

Sebab engkau berani sendirian ditengah Laut Mencari rezeki untuk anak dan

istrimu

Sehingga membuat suapan orang

perkotaan besar

Permasalahan Sosial dalam Ekonomi

Berdasarkan pada bait Kelima sajak tersebut yaitu Masyarakat nelayan lemah dari aspek ekonomi dan sosial seperti pendapatan,pendidikan bahkan teknologi. Banyak anak yang harus bekerja melaut setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar. Pendapatan yang diperoleh nelayan tidak menetap dan terkadang hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sementara biaya pendidikan yang tinggi menjadi salah satu faktor penghambat bagi nelayan dengan status sebagai masyarakat miskin yang memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya akibat ketidakpastian usaha. Kemiskinan yang melekat mengakibatkan mereka tidak mampu memberikan pendidikan yang cukup bagi

anak-anaknya terutama pendidikan formal.

3. Lelaki engkau anak

Bait Pertama

Berjalanlah engkau wahai anak Menyebrangi lautan Membawa tasmu Membawa badiq atau sangkur didalam lidahmu Mencari kehidupanmu di dunia Bekal yang tak habis di akhirat

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait Pertama sajak tersebut yaitu makna kalimat tersebut adalah kebudayaan suku bugis makassar terkhusus lelaki yang akan merantau meninggalkan kampung halamannya demi mendapatkan kehidupan yang layak dalam sudut pandang kelas sosial di lingkungan masyarakat.

4. Pembajak sawah

Bait Ketiga

Tetesan keringatmu dapat

Menyuburkan jagung dan padimu Tetes keringatmu dapat Melunakkan kerasnya hidupmu dan Menjadi pintu hidupmu

Permasalahan Sosial dalam Ekonomi

Berdasarkan pada bait Ketiga sajak tersebut yaitu kehidupan kelompok sosial yang muncul akibat kesenjangan ekonomi dan tuntutan pemenuhan kebutuhan, kurang meratanya lapangan pekerjaan, kesenjangan antar golongan masyarakat, tuntutan ekonomi yang menjadikan seseorang

bekerja hanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya menikmati apa yang dikerjakan meskipun dengan menantang maut, dan juga kurang meratanya persebaran bahan makanan. Berbagai permasalahan di atas memang kerap terjadi dalam kehidupan, utamanya dalam kehidupan modern, di mana tuntutan ekonomi semakin banyak khususnya masyarakat yang golongan petani dan nelayan.

5. Nasi jagung halus

dalam kenangan Bait Keempat

Oh nasi jagung halus Kini engkau tinggallah (hanya)kenangan sebab

Dia si beras telah menggantikanmu Salam hormat kami kepadamu.

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait keempat sajak tersebut yaitu makna kalimat tersebut adalah suapan nasi jagung halus yang menyetuh rasa setiap orang di desa yang telah dilupakan dan digantikan dengan suapan beras. Hal tersebut adalah

kebudayaan yang telah melekat sejak zaman dahulu yang memiliki peristiwa nasionalisme akan tetapi masyarakat

tidak sekarang tidak peduli lagi dengan nasi jagung halus sebagai suapannya. 6. Pinisi tubuhku Bait Keempat Kamilah pekerja yang memastikan

Seluruh tubuhku ini adalah muasalmu yang

Menyelimuti kehidupan kita

Warisan leluhur kita, ialah warisan sawerigading yang turun mewujudkan berempat

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait keempat sajak tersebut yaitu menceritakan tentang seorang yang ingin berlayar harus memastikan bahwa seluruh tubuhnya adalah muasal kehidupan yang di wariskan oleh leluhurnya yaitu warisan leluhur sawerigading. Kebudayaan tersebut yang dianggap sebagai kerja keras yang diajarkan leluhur tuntas dalam setiap diri orang yang berlayar akan tetapi banyak masyarakat yang melupakan budaya tersebut sehingga mengakibatkan warisannya diturunkan akan sirna oleh waktu.

7. Malam Bait Pertama

Kembalilah burung-burung itu kesarangnya

Keluarlah semua binatang malam untuk mencari rezekinya

Menyanyilah malaikat di langit malam Menangislah para janda didalam kelambunya

Ditertawai seekor cicak yang menempel diplafon rumahnya

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait Pertama sajak tersebut yaitu menceritakan tentang menjelaskan kedudukan seorang janda yang begitu lemah sebab mereka harus menghadapi kehidupan tanpa adanya seorang yang bisa memimpinnya.

Ibunda Fatmawati. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003 di SDN BARAYA II Kota Makassar. Dan tamat pada tahun 2009, tamat SMPN 1 Sinjai Selatan tahun 2012 dan tamat SMAN 1 Sinjai Selatan tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), Penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dokumen terkait