• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORITIS A. Bimbingan dan Konseling Agama Islam

3. Kode Etik Bimbingan dan Konseling Agama Islam

Berdasarkan seminar lokakarya nasional bimbingan dan konseling agama Islam II, dirumuskan kode etik bimbingan dan konseling Islami yaitu : a. Pembimbing harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai

makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna.

b. Pembimbing harus memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.

c. Pembimbing harus senantiasa menjaga amanah dan rahasia individu yang dibimbing.

d. Pembimbing harus menjaga nilai nilai-nilai ukhuwwah Islamiyah.

e. Pembimbing harus memiliki sifat-sifat yang patut diteladani (uswatun

hasanah).

f. Pelaksanaan bimbingan harus sesuai dengan syariát islam.

g. Pembimbing harus memberi kebebasan kepada individu yang dibimbing untuk mengikuti atau tidak mengikuti nasihat pembimbing.

h. Layanan bimbingan didasari dengan niat mencari ridha Allah.

i. Sebisa mungkin konseli laki-laki dibimbing oleh pembimbing laki-laki, dan konseli perempuan dibimbing oleh pembimbing perempuan.

j. Penanganan kasus hendaknya didasarkan atas prinsip “amar ma‟ruf nahi

mungkar”.14

4. Prinsip, Asas, dan Landasan Bimbingan dan Konseling Agama Islam a. Prinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling Islami :

14 Anwar Sutoyo. Bimbingan dan Konseling Islami (teori & praktik), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h 19

1. Berkaitan dengan tujuan, BK Islami ditujukan kepada individu dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat sejalan dengan ajaran Islam

2. Berkenaan dengan pembimbing dan individu yang dibimbing, BK Islami dilakukan oleh dan untuk manusia sesuai dengan pandangan islam mengenai hakikat manusia

3. Berkenaan dengan isi (materi), BK Islami berlandaskan pada ajaran Islam, isi (materi) BK Islami adalah ajaran Islam

4. Berkenaan dengan proses, BK Islami berlandaskan pada ukhuwah

Islamiah (hubungan insani yang berlandaskan pada ajaran Islam)15 b. Asas Bimbingan dan Konseling Islami

Beberapa prinsip dasar (asas) yang menjadi landasan filosofis dan operasional dari layanan bimbingandan konseling Islami adalah

1. Asas tauhid rububiah dan uluhiyyah,

Artinya konselor dalam membantu konseli hendaknya mampu membangkitkan potensi “iman” konseli, dan harus dihindari mendorong konseli ke arah “kemusyrikan”.

2. Asas penyerahan diri, tunduk dan tawakkal kepada Allah SWT,

Artinya dalam layanan bimbingan hendaknya menyadarkan konseli bahwa disamping berusaha maksimal disertai dengan doá juga harus menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT.

15

3. Asas syukur

Artinya dalam layanan bimbingan hendaknya diingat bahwa kesuksesan usaha adalah atas pertolongan dan izin Allah, oleh sebab itu masing-masing pihak (konseli dan konselor) harus bersyukur atas sukses yang dicapainya.

4. Asas sabar

Artinya pembimbing bersama-sama konseli dalam melaksanakan upaya perbaikan dan atau pengembangan diri harus sabar dalam melaksanakan tuntunan Allah, dan menunggu hasilnya sesuai izin Allah.

5. Asas hidayah Allah,

Artinya kesuksesan dalam membimbing pada dasarnya tidak sepenuhnya hasil upaya pembimbing bersama konseli, tetapi ada sebagian yang masih tergantung pada hidayah Allah.

Artinya guna memelihara hasil bimbingan agar lebih istiqomah, seyogianya konseli benyak mengingat Allah baik dalam hati, dalam bentuk ucapan dan perbuatan.16

c. Landasan Bimbingan dan Konseling agama Islam

Khusus mengenai landasan bimbingan dan konseling agama, kalau landasan itu yang dimaksud tentang perlunya pelayanan bimbingan konseling/ bimbingan dan konseling agama itu dalam kehidupan beragama, maka dapat dikemukakan dalil naqli sebagai berikut :

(QS al Qashash ayat 77)

Dan carilah dengan rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu(kebahagiaan) dikampung akhirat, dan jangan kamu melupakan bahagiaanmu (kenikmatan)di dunia. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain)sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan dibumi.

16 Anwar Sutoyo. Bimbingan dan Konseling Islami (teori & praktik), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h 19

Dari keterangan ayat ini, ditegaskan bahwa kebahagiaan akhirat yang hanya bisa diperoleh dengan agama, perlu diusahakan dalam hidup, disamping kebahagiaan duniawi.

(QS ar-Rum ayat 30)

Maka hadapkanlah wajahmu dengan tulus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah. Itulah agama yang benar; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (bahwa Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama, yaitu agama tauhid).

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa agama itu adalah dimensi dan potensi naluriah manusia yang perlu ditumbuhkembangkan.

Dalam hadis ditegaskan pula oleh nabi Muhammad SAW tentang penting dan urgennya pelayanan bimbingan dan konseling dalam islam, diantaranya:

Dari Abu Hurairah sesungguhnya ia berkata, Rasulullah SAW bersabda Setiap anak dilahirkan dalam fitrah (beragama), maka kedua orang tuanya yang menjadikan mereka yahudi, nasrani dan majusi (tidak beragama tauhid islam).

Dalam hadis ini diingatkan oleh Nabi Muhammad SAW, pada dasarnya manusia itu adalah beragama, yaitu bernalurikan agama tauhid. Manusia yang pada dasarnya itu beragama bisa menjadi tidak beragama karena dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak beragama.

Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Agama itu adalah nasihat. Ditanyakan sahabat ke Rasul, nasihat bagi siapa? Dijawab Rasul, nasihat bagi Allah, dan bagi kitab-nya, dan bagi Rasulnya, dan bagi pemimpin ummat islam serta ummat secara keseluruhan. (M.

Rasyid Ridha : Majmuát al-Hadis).

Dalam hadis ini ditegaskan bahwa hakikat kehidupan beragama manusia itu adalah nasihat-menasihati yang dalam arti luas bisa diarahkan kepada bantuan pelayanan bimbingan dan konseling dalam islam.17

5. Ruang Lingkup Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam

17

Ruang lingkup bidang pelayanan bimbingan konseling agama islam yaitu: a. Bimbingan akidah adalah bidang pelayanan yang membantu konseling

dalam mengenal, memahami, menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan akidah keimanannya, sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, mantap (istiqamah) dan mandiri (al-kaiyis), sehat dan bahagia, baik lahiriah maupun batiniah, berdasarkan rukun iman yang enam. Pribadi muwahid adalah tujuan tertingginya.

b. Bimbingan ibadah adalah bidang pelayanan yang membantu klien dalam mengembangkan hubungan dan pengabdiannya kepada Allah melalui amal ibadah agar menjadi pribadi yang taat dalam mengerjakan perintah-perintah-nya dan taat dalam menjauhi larangan-larangan-nya. Pembentukan manusia abid atau ibad adalah tujuan tertinggi dari pelayanan bimbingan ibadah.

c. Bimbingan akhlak adalah bidang pelayanan yang membantu konseli dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang baik, sehingga memiliki akhlak mahmuda dan jauh dari akhlak mazmumma. Tujuan yang hendak dicapai oleh bidang bimbingan ini pribadi mulia, khuluqin

ázhim atau makarimal akhlak dalam bahasa al Qurán dan hadis.

d. Bimbingan muamalah adalah bidang pelayanan yang membantu konseli dalam membina dan mengembangkan hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang dengan sesama manusia dan makhluk, sehingga memiliki keharmonisan dalam kehidupan beragama.

Dakwah dan pendidikan agama melalui bimbingan dan konseling agama islam kegiatannya hendaklah meliputi keempat bidang pelayanan bimbingan dan konseling agama tersebut. Dengan berjalannya keempat bidang agama itu melalui pelaksanaan dakwah dan pendidikan agama, maka dapat diwujudkan manusia beragama yang berkualitas keimanan dan ketakwaannya.18

6. Jenis-Jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam

Yahya Jaya menjelaskan bahwa terdapat tujuh jenis layanan agama yaitu : 1. Layanan orientasi agama,

Layanan yang memungkinkan umat mengenal dan memahami lingkungan keberagamaannya dari orang-orang yang dapat memberikan pengaruh agama untuk mempermudah orang berperan di lingkungan hidup keberagamaan yang baru dimasukinya. Misalnya, orang yang akan masuk Islam. Sebelum mengucapkan dua kalimat syahadat, adalah sangat hikmat dan bijaksana, kalau diperkenalkan lebih dahulu makna dan hakikat dua kalimat syahadat yang akan diucapkannya itu. Dengan cara demikian diharapkan orang terjauh dari sifat keterpaksaan dalam menganut agama, dengan demikian orang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan keberagamaannya yang baru dan menjadikan agama sebagai kebutuhan jiwa dan sumber kebahagiaan hidup.

Disamping materi akidah (syahadat) yang dapat diangkat melalui layanan orientasi agama, materi ibadah, akhlak, dan muamalah bisa pula diangkat. Layanan orientasi shalat, orientasi sikap dan perilaku agamis, dan

18

orientasi pergaulan yang baik dalam kehidupan adalah menjadi tugas ilmu bimbingan dan konseling agama islam.

Adapun fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh jenis layanan ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman keagamaan, fungsi pencegahan dan penangkalan terhadap timbulnya kesulitan dalam hidup keberagamaan.

2. Layanan informasi keagamaan

Layanan yang memungkinkan umat atau orang beragama menerima dan memahami informasi keberagamaannya dari sumber yang layak dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan amal-amal keagamaan dalam mengambil keputusan dan pertimbangan bagi penentuan sikap dan tingkah laku keberagamaan.

Layanan informasi agama bertujuan untuk membekali umat beragama dengan berbagai hal yang sangat berguna bagi pengembangan hidup keberagamaan. Pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi agama dipergunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kecintaan, ketaatan, dan kedekatan orang kepada agama dan Allah SWT.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh jenis layanan ini ialah fungsi pengetahuan, pemahaman, pencegahan dan penangkalan terhadap timbulnya kesulitan dalam hidup keberagamaan.

Layanan yang memungkinkan umat beragama memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat dan benar dalam pengembangan hidup keberagamaannya yang sesuai dengan potensi, minat, bakat, situasi dan kondisi pribadi manusia beragama yang bersangkutan.

Jenis layanan ini boleh jadi mengambil bentuk, penempatan, penyaluran potensi keberagamaan umat dalam kegiatan dakwah dan pendidikan agama yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan,usia, potensi, kebutuhan, kemauan, minat, bakat, dan kondisi pribadi umat beragama. Untuk itu harus ada jenis pendidikan agama dan dakwah agama bagi orang awam, anak-anak, remaja, kalangan studi pendalaman agama, diskusi, dan dialog keagamaan dan sebagainya. Dengan kata lain, jenis dakwah dan pendidikan agama yang dapat diangkat melalui jenis layanan ini boleh jadi mengambil bentuk, menempatkan dan menyalurkan orang mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya melalui pengajian agama di mesjid, lembaga pendidikan/kursus, tarekat lembaga dakwah ataupun pengajian-pengajian eksekutif di hotel-hotel berbintang, karena jenis layanan ini didasarkan atas tingkat pendidikan dan kecerdasan serta peta psikologi agama dan sifat keberagamaan manusia.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama yang didukung oleh jenis layanan ini adalah fungsi pencegahan dan penangkalan terhadap timbulnya masalah dan kesulitan dalam hidup keberagamaan serta fungsi pemeliharaan dan pengembangan hidup keberagamaan.

4. Layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama

Layanan yang memungkinkan orang beragama mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar agama yang baik, matei pengajian agama yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar agamanya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar agama lainnya yang berguna bagi kehidupan keberagamaan.

Materi pokok yang dapat diangkat melalui layanan ini adalah pengenalan umat yang mengalami maslah dalam belajar agama, pengembangan sikap, motivasi, kebiasaan belajar agama yang baik, pengembangan keterampilan belajar agama yang tinggi, pengajaran perbaikan dan program pengayaan pembelajaran/pengajian agama.

Fungsi utama bimbingan dan konseling Islam yang didukung oleh layanan ini ialah fungsi pengetahuan, pemahaman, fungsi pemeliharaan dan pengembangan hidup keberagamaan seoptimal mungkin.

5. Layanan konseling agama perorangan/individual

Layanan yang memungkinkan orang beragama mendapatkan layanan langsung tatap muka dari konselor agama dalam rangka pengentasan permasalahan agama yang dihadapi klien. Permasalahan keberagamaan yang dapat dilayani melalui konseling agama perorangan ini meliputi semua aspek keagamaan.

Setiap orang yang beragama dalam kedudukannya sebagai klien dapat mengadukan masalah keberagamaan yang dialaminya kepada konselor agama. Konselor agama melayani klien secara individual.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama yang didukung oleh layanan ini adalah fungsi pengobatan dan pengentasan masalah keberagamaan.

6. Layanan konseling agama kelompok

Layanan yang memungkinkan sejumlah (sekelompok) orang yang beragama memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah keberagamaan yang mereka alami masing-masing melalui suasana dan dinamika kelompok.

Permasalahan yang dibahas merupakan masalah keberagamaan yang sifatnya individual yang muncul dalam kelompok orang yang beragama itu. Sebagaimana halnya dalam layanan konseling agama perorangan, setiap orang dalam kelompok (jamaah) dapat menampilkan masalah keberagamaan yang mereka alami masing-masing yang kerahasiaannya dijaga oleh kelompok. Masalah-masalah itu dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok, masalah demi masalah, satu persatu tanpa kecuali dibicarakan, sehingga tidak ada yang terlupakan.

Adapun fungsi utama bimbingan dan konseling agama yang didukung oleh layanan ini adalah fungsi pengobatan dan pengentasan masalah keberagamaan.

7. Layanan bimbingan agama kelompok

Layanan yang dimaksudkan untuk memungkinkan sejumlah orang yang beragama secara berjamaah memperoleh bahan dan informasi dari narasumber tertentu tentang masalah hidup keberagamaan mereka yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan sikap dan tingkahlaku keberagamaan. Bahan yang dimaksudkan itu juga dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam mengambil keputusan yang menyangkut dengan permasalahan agama yang mungkin tengah dialami. Lebih jauh, umat beragama dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu permasalahan agama dan mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan agama yang dibahas dalam kelompok.

Dengan demikian, layanan ini sangat bermanfaat sekali dalam membina hubungan yang baik antaranggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antarindividu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan seagama, dan pengembangan sikap dan perilaku keberagamaan sebagaimana yang diinginkan dan diagendakan di dalam kelompok. Melalui suasana dan dinamika kelompok dapat dibahas berbagai masalah hidup keberagamaan yang berguna bagi anggota kelompok, seperti masalah kemantapan pengetahuan, pemahaman agama, masalah kesejahteraan dan kebahagiaan beragama.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh layanan bimbingan agama kelompok ini adalah fungsi

pengetahuan, pemahaman agama, fungsi pemeliharaan dan pengembangan potensi beragama individu dan kelompok.

Pelaksanaan dakwah dan pendidikan agama melalui pola bimbingan dan konseling agama dengan jenis-jenis layanan yang bersifat orientatif, informatif, proporsional, profesional, mencerdaskan, individual, kebersamaan, dan amat komunikatif, sejalan dengan metode hikmah, mauízhah hasanah, dan mujadalah ahsan sebagaimana yang dituntut oleh al Qurán.19

7. Jenis-jenis Kegiatan Pendukung Dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam

Kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling agama Islam adalah kegiatan dalam rangka pelayanan yang dimungkinkan diperolehnya berbagai data dan keterangan dari orang yang beragama bagi terlaksananya jenis-jenis layanan guna mewujudkan fungsi, tujuan dan sasaran bimbingan konseling agama.

Dalam hal ini, tidak ada perbedaan yang prinsip antara jumlah kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling sekolah dangan pola bimbingan dan konseling agama Islam dalam pendidikan agama dan dakwah, yakni sama-sama lima. Kelima kegiatan pendukung dalam pelayanan bimbingan dan konseling agama Islam itu adalah :

a. Aplikasi instrumentasi keberagamaan

Kegiatan untuk mengumpulkan data, keterangan, dan informasi keberagamaan dari orang yang beragama jadi klien, baik secara

19

individual maupun kelompok, yang meliputi data, keterangan, informasi tentang lingkungan keberagamaan dan pengalaman pribadi keberagamaan klien pengumpulan data, keterangan dan informasi keberagamaan klien dapat dilakukan menggunakan berbagai instrumen. Instrumen bimbingan dan konseling/bimbingan dan konseling agama merupakan salah satu sarana yang perlu dikembangkan oleh konselor agar pelayanan terlaksana secara lebih cermat dan berdasarkan data empirik. Yang dimaksud dengan instrumen itu adalah berbagai jenis tes, inventori, angket, dan format isian. Sedangkan untuk pemahaman lingkungan keberagamaan yang lebih luas dapat dipergunakan brosur, leaflet, selebaran, model, contoh, dan lain sebagainya.

Konselor agama perlu memiliki wawasan dan keterampilan yang memadai dalam menggunakan berbagai jenis instrumen tersebut. Hasil pengumpulan data, keterangan, dan informasi itu dipakai dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling agama. Data, keterangan, dan informasi yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling agama pada umumnya adalah menyangkut hal ihwal hidup keberagamaan klien, mulai dari data pribadi dan lingkungan keberagamaannya sejak kecil sampai kepada sikap dan tingkah-laku keberagamaannya terakhir.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman agama, baik bagi konselor agama maupun klien.

b. Pelaksanaan himpunan data keberagamaan

Kegiatan untuk menghimpun seluruh data, keterangan, dan informasi yang relevan dengan keperluan pengembangan jiwa keberagamaan klien dalam berbagai aspek. Data, keterangan, informasi yang dihimpun merupakan hasil dari usaha aplikasi instrumentasi. Apa yang didapat dalam pelaksanaan himpunan data dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi keperluan pelayanan materi himpunan data antara lain memuat pokok-pokok data, keterangan, dan informasi tentang berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan beragama klien.

Selain itu, himpunan data juga memuat berbagai aktivitas kegiatan keberagamaan klien, catatan pengalaman beragama, hal-hal khusus dalam hidup keberagamaan, informasi tentang pendidikan agama klien, sampai kepada karakteristik pribadi keberagamaan klien, kondisi kesehatan mental, dan perkembangan jiwa keberagamaannya. Misalnya, sikap dan perilaku keimanan dan ketakwaan klien dalam hidup keberagamaannya. Fungsi utama bimbingan dan konseling agama islam yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman beragama.

Kegiatan untuk membahas masalah agama yang dialami oleh klien dalam suatu forum ilmiah (konferensi) yang dihadiri oleh berbagai pakar yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, dan kemudahan bagi terobati dan teratasinya masalah yang dialami oleh klien. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

Materi pokok yang dibicarakan dalam konferensi kasus ialah segenap hal yang menyangkut masalah keberagamaan klien yang dipandang sulit dan rumit itu. Permasalahan itu didalami dan dianalisis dari berbagai segi, baik rinciannya, sebab-sebab dan sangkut-paut antara berbagai hal, maupun berbagai kemungkinan pemecahan serta faktor-faktor penunjangnya. Dikehendaki pula melalui konferensi kasus itu akan terbina kerjasama yang harmonis di antara peserta pertemuan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh klien.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman agama serta fungsi pengobatan dan pengentasan masalah keberagamaan.

d. Kunjungan rumah

Kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, informasi keberagamaan klien, kemudahan dan petunjuk bagi terobati dan terentaskannya permasalahan keberagamaan klien melalui kunjungan ke rumah klien.

Dengan kegiatan pendukung ini akan diperoleh berbagai data, keterangan, dan informasi tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan klien. Misalnya, data tentang lingkungan keberagamaan klien dan interaksi keberagamaan klien dengan lingkungan.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman beragama, fungsi pengobatan dan pengentasan masalah keberagamaan.

e. Alih tangan

Kegiatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat, benar dan tuntas atas masalah yang dialami klien dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari konselor yang satu kepada konselor yang lain yang lebih tepat dan benar. Materi kasus yang dialihtangankan pada dasarnya sama dengan keseluruhan kasus agama yang dialami oleh klien yang bersangkutan.

Secara khusus, materi yang dialihtangankan ialah bagian dari permasalahan yang belum tuntas ditangani oleh seorang konselor agama. Masalah yang belum tuntas itu perlu dialihtangankan kalau konselor yang bersangkutan tidak secara khusus membidangi materi itu, atau dengan kata lain, masalah tersebut diluar bidang keahlian dan wewenangnya.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengobatan dan pengentasan masalah beragama.

Dengan dilakukannya kegiatan pendukung ini maka pelayanan bimbingan dan konseling agama bahkan lebih berdasar, proporsional, dan profesional.20

8. Pembimbing yang Memiliki Kewenangan (Kompetensi) untuk

Dokumen terkait