• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA ISLAM DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA ISLAM DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR SKRIPSI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA ISLAM DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

Oleh :

ABDUL HAMID 2611.086

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BUKITTINGGI

(2)
(3)
(4)
(5)

Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan tuntutan hidup indah, mulia, penuh berkah dan bahagia. Sholawat dan salam semoga Allah SWT limpahkan kepada panutan kita, Nabi Muhammad SAW Rasul terakhir yang sempurna ajarannya. Mulia akhlaknya, paling khusuk shalatnya, paling cinta kepada umatnya dan yang paling setia menanti umatnya disurga.

Ya Allah …

Sujud syukur ku kepada-Mu .. karena atas ke Ridhoan-Mulah aku dapat menyelesaikan amanah ini .. dan taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.

Ku persembahkan sebuah karya kecil ini untuk membalas tetesan keringat, do’a dan harapan orangtuaku

Persembahan yang mungkin tidak sebanding dengan apa yang telah kalian berikan kepada ku .. untuk Papa ku Irsyad Rasyidin dan Mama ku Irdawati Tercinta .. hari ini saatnya ananda mengatakan SEMPURNA .. karena berhasil membuat senyum itu menghiasi wajah mu .. senyum yang dibalut dengan tangis haru ..

Mama .. Papa .. inilah hasil .. hasil dari setiap rupiah yang kalian kumpulkan .. dari sesuap nasi yang kalian usahakan dan setetes air mata yang mengiringi perjuangan kalian ..

Mama.. Papa .. engkaulah malaikat yang diamanahkan Allah SWT untuk mendidik dan membimbing ku anak mu .. melalui cinta, kasih sayang dan tanganmulah ananda bisa menyelesaikan study ini. Mama .. Papa .. engkau selalu mendo’akan kesejahteraan ananda .. do’amu tak pernah terputus walaupun ananda lena dalam tidur .. sholat mu senantiasa berakhir dengan do’a untuk ananda .. kasih sayang mu tak luput ditelan zaman .. kasih mu sungguh murni dan tak terbandingkan dengan apanpun di atas dunia ini ..

Mama .. ananda bersujud memohon ampunan kepada mu mama .. kasih mu sungguh suci, sayang mu sungguh murni, nasehat mu sungguh berarti .. Ya Allah tetapkanlah hamba dijalan-Mu .. agar hamba tak lupa asal usul hamba .. mama dirimu akan kekal di hati ananda .. terima kasih mama .. ananda sayang pada mu mama ..

(6)

Papa .. kata-kata mu selalu menenangkan ananda .. menyejukkan hati yang gundah gulana .. memadamkan api yang sedang marak menyala .. menyapu air mata yang mengalir di pipi ananda … terima kasih papa .. ananda sangat sayang pada mu papa ..

Mama ..Papa .. akan ananda bahagiakan mama dan papa .. maafkan salah dan khilaf ananda selama ini .. semuanya untuk mu mama .. papa ..

Ku persembahkan karya ini untuk...

Adek ku tercinta, Ferdayani, satu-satunya saudari kandung terindah yang kumiliki di dunia ini, yang selalu memberikan ku perhatian dan motivasi bahwa segala usaha itu harus dijalani dengan usaha dan do’a , adek ku Ferdayani terimakasih sayang atas motivasi dan dukungan selam ini, akhirnya atas do’a adek selama ini kakakmu bisa membahagiakan papa, mama dan Ferda.

Ku persembahkan karya ini untuk...

Kedua Ibundaku yang selalu bersedia dan meluangkan waktunya untuk membimbing serta menuangkan segala pikirannya dalam penyelesaian skripsi ini,, yang selalu sabar dengan segala pertanyaan, yang selalu tabah dengan gangguan sms maupun telefon, serta kepada ibu yang selalu memotivasi ananda dalam penyelesaian skripsi ini, serta yang tetap tersenyum terhadap ketidak tahuan ananda. Ibu Dr. Silfia Hanani, M. Si, dan Ibu Fadhilla Yusri,M. Pd., Kons, ku ucapkan terimakasih yang sangat tulus, semoga pengorbanan Ibu selama ini dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiinn,,

Ku persembahkan karya ini untuk...

Bapak, Ibu Dosen Bimbingan Konseling pada Khususnya dan Bapak Ibu dosen IAIN Bukittinggi pada umumnya yang telah membekali ananda Ilmu, pengetahuan, wawasan, pemahaman dan adab, sehingga ananda bisa mencapai impian yang ananda idam-idamkan, ananda ucapkan ribuan terimakasih atas jasa, pengorbanan, didikan dan pengajaran yang telah Bapak dan Ibu berikan, semoga semua itu dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin,,

Ku persembahkan karya ini untuk...

Keluarga besar Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu batusangkar tempat ananda melaksanakan penelitian, Ananda Mengucapkan Terimakasih dari lubuk hati

(7)

yang paling dalam atas penerimaan, kerjasama, bantuan dan masukan yang telah diberikan terhadap ananda dalam melaksanakan penelitian, mudah-mudahan karya tulis ananda ini berguna dan bermanfaat sebagai referensi dalam pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling Agama Islam di PSTW KSI Batusangkar.

Ku persembahkan karya ini untuk...

Paetek ku tersayang, Drs, H. Salman Rasyidin., Dt Bajo Ameh, Alhamdulillah Paetek, ananda sekarang telah menyelesaikan studi S1 nya, maafkan kekhilafan serta keogiasan ananda, serta terimakasih banyak atas Doá, perhatian,pengertian, didikan dan arahan serta bantuan baik ril maupun materil yang telah paetek berikan selama ini..

Ku persembahkan karya ini untuk...

Keluarga besar ku, keluarga besar Kakek Rasyidin Rasyid (Alm) dan nenek Ajirni (Almh) serta keluarga besar kakek Abdul Manan (Alm) dan nenek Syamsiar, dan juga terima kasih buat keluarga angkatku Bapak H. Rusdi dan ibu Lusi Anggraini serta keluarga Bapak H. Afrizal dan Ibu Hj. Yelma yang telah memotivasi dan membantu ananda mulai awal kuliah sampai selesai kuliah ini

Ku persembahkan karya ini untuk...

My_Best Friend, sahabat-sahabat terbaikku “Shelly Fadhilla S. Pd, Zatulfitri Nur Azizah S. Pd dan Rizki Demansa S.Pd”. Alhamdulillah awak alah S. Pd pula, terimakasih atas motivasinya, saran dan masukannya, serta dorongan semangatnya, meski kita saat ini terpisahkan oleh jarak ruang dan waktu, namun percayalah hubungan silaturrahmi kita akan selalu erat. 

Ku persembahkan karya ini untuk...

Alumni The Big Family Guidance Kounseling C’2011, terkhusus teman ku “Harizon, Yufrimal, Zora” tak ada kata terlambat dalam menuju kesuksesan kawan, dan teman-teman BK 2012 serta teristimewa buat adik-adik seperjuangan dalam penyelesaian Skripsi : “Rere, Icha, Riri, Lulu, Rena, Tiwi, Santi, Nia, Ayu, Fitri, Fanel, Loly, Okta, Ose, dan Asbir, serta seluruh teman-teman seperjuangan yang tidak bisa awak sebutkan namamya satu persatu ”, Alhamdulillah, we are the winner,

(8)

akhirnya kita wisuda, jalan dan proses panjang yang telah ditempuh telah berbuah manis, congratulation buat kita semua.

Untuk Ziko Ahmad sahabat karib ku sejak dari SLTP hingga di bangku perkulihan, berbesar hati dan bersabarlah kawan, meski saat ini kita tidak meraihnya diwaktu yang sama, namun percayalah sesungguhnya Allah memiliki rencana lain, terdapat hikmah besar dibalik semua ini, terus berjuang kawan, pencapaian mu telah didepan mata, serta Untuk Almira dan Valdo semangat ya dek dalam penyelesaian skripsinya, karena untuk mendapatkan suatu impian membutuhkan perjuangan ekstra. 

Terakhir untuk seluruh keluarga besar Bimbingan Konseling dan keluarga besar IAIN Bukittinggi. Mudah-mudahan karya ilmiah ananda ini bearguna bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang, serta semoga Jurusan Bimbingan dan Konseling pada khususnya dan IAIN Bukittinggi pada umumnya semakin maju, berkualitas, berkembang dan bersinergi dalam mencerdaskan anak bangsa.

Padang, Maret 2017 Hormat Saya

(9)

ABSTRAK

ABDUL HAMID, Nim 2611.086 Skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar.” Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Penelitian ini terkait dengan pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam (BKAI) yang dilakukan Pembimbing Islami di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu (PSTW KSI) Batusangkar.

Latar belakang penelitian ini karena adanya permasalahan yang dihadapi oleh lansia di PSTW KSI Batusangkar Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang penulis temui melalui observasi di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar, terlihat pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling agama Islam di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu belum terselenggara secara optimal. Pelayanan bimbingan dan konseling agama Islam sangat dibutuhkan oleh lansia, agar lansia mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang terdapat dalam Alqurán dan Hadist. Tujuan penelitian ini adalah untuk meminimalisir permasalahan lansia terkait ibadah, akhlak dan muamalah, serta pengembangan keberagamaan lansia dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriftif kualitatif, dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan kuncinya 1 orang pembimbing Islami, dan informan pendukung 1 orang petugas harian, 2 orang lansia.

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar secara real teoritis belum ada namun terdapat pelaksanaan Bimbingan Mental Agama sebagai pengisi keterlaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam. Terdapat tiga jenis layanan yang terselenggara (tidak secara administratif) yaitu layanan informasi atau pengajian agama, layanan konseling agama individual dan layanan mediasi, ketiga layanan tersebut dilaksanakan berdasarkan kebutuhan namun pelayanan itu dilaksanakan tidak berdasarkan program pelayanan, rencana pelaksanaan layanan dan laporan pelaksanaan program.

(10)

KATA PENGANTAR ﻢﻴﺣﺮﻟﺍﻦﻤﺣﺮﻟﺍﻪﻟﻟﺍﻢﺴﺑ

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar”. Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai kesulitan, karena keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis miliki, namun berkat petunjuk Allah SWT, dan motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak maka dengan izin Allah SWT, skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berkenaan dengan itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor dan Wakil Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi 2. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi 3. Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling

(11)

4. Ibu Hidayani Syam M.Pd, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasehat dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian pendidikan di IAIN Bukittinggi.

5. Ibu Dr Silfia Hanani M.Si, sebagai pembimbing I dan Ibu FadhillaYusri,M.Pd.,Kons sebagai pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Bapak/Ibu dosen serta staf pengajar IAIN Bukittinggi yang telah

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama di bangku perkuliahan.

7. Bapak Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar. 8. Karyawan dan Karyawati atau Petugas Panti beserta Lansia yang telah

membantu peneliti dalam mengambil data.

9. Teristimewa kepada Ayahanda Irsyad Rasyidin dan Ibunda Irdawati yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, nasehat dan arahan serta do’a dalam setiap langkah penulis. Perjuangan dan pengorbanan beliau akan terus menyertai langkah penulis. Serta Ferdayani adik tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dukungan yang tak henti-hentinya.

10. Kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, teman-teman PBK BP 2011 yang senasib seperjuangan yang tidak bisa disebut satu persatu yang selalu memberikan bantuan dan motivasi.

Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala bantuan, motivasi, arahan dan bimbingan yang telah diberikan dengan pahala yang berlipat ganda.Amin.

(12)

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini Terakhir penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bukittinggi, Februari 2017 Penulis

Abdul Hamid 2611.086

(13)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan perkembangan sejarah agama-agama besar di dunia, bimbingan dan konseling agama sebenarnya telah dilakukan oleh para nabi dan rasul, sahabat nabi, para ulama, pendeta, rahib, dan juga para pendidik di lingkungan masyarakat dari zaman ke zaman. Oleh karena itu, masalah bimbingan dan konseling di lingkungan masyarakat beragama secara nonformal telah dikenal sebagai suatu kegiatan bagi orang yang memegang kedudukan pimpinan dalam bidang keagamaan, hanya saja di dalam kegiatannya belum didasari teori-teori pengetahuan yang berhubungan dengan teknis serta administrasi pelaksanaannya, serta belum dilembagakan secara formal.

Dalam masyarakat Islam telah pula dikenal prinsip-prinsip guidance

and counseling yang bersumber dari firman Allah serta hadis Nabi. Di antara

dasar-dasar bimbingan dan konseling dalam Alquran dan hadis Nabi adalah sebagai berikut.

(14)

Serulah (manusia) kepada jalan tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

(QS : At-Tahrim (66): 6)

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; yang penjaganya malaikat malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah atas apa yang diperintahkannya kepada mereka

Sabda Rasulullah:

Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Agama adalah nasehat, kami berkata: Kepada siapa? Beliau bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

(15)

Bimbingan dan konseling agama Islam bagi para lanjut usia (lansia) menjadi sangat penting karena sebagai usaha mempersiapkan para lansia dalam menghadapi saat-saat akhir. Pada masa ini, manusia sudah tidak produktif lagi, kondisi fisik sudah menurun, sehingga berbagai penyakit siap menggerogoti mereka. Dengan demikian, pada usia ini muncul semacam pemikiran bahwa mereka berada pada sisa-sisa umur menunggu datangnya kematian, Karena itulah orang lebih cenderung mendekatkan dirinya kepada Allah SWT, dan berusaha memperbanyak amal ibadah, agar lebih siap menghadapi kematian.

Menjadi tua umumnya dipandang sebagai proses perubahan yang berlangsung sepanjang hidup.1 Sesuai dengan yang telah digariskan, manusia menjalani rentang kehidupan sesuai dengan waktunya, dimulai dari masa kelahiran sampai masa kematian. Usia tua merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang, yaitu suatu periode dimana manusia telah beranjak jauh dari kehidupannya yang dahulu, atau bisa dikatakan telah melewati masa produktif.

Dalam psikologi perkembangan disebutkan bahwa dalam diri manusia terjadi perubahan-perubahan fisik, bahkan sampai pada anggapan bahwa masa tua merupakan masa yang mudah dihinggapi segala penyakit dan akan mengalami kemunduran mental seperti menurunnya daya ingat, masa ini

1 FJ. Monks, dkk, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,

(16)

disebut dengan masa lansia.2 Permasalahan psikologi terutama muncul bila lansia tidak berhasil menemukan jalan keluar atas segala permasalahannya.

Manusia dalam hidupnya, selalu ingin mendapatkan dan menikmati ketenteraman batin, ketenangan hidup dan kebahagiaan diri. Hal tersebut merupakan tuntutan fisik maupun psikis, baik berasal dari internal maupun eksternal, dan manusia selalu berusaha mencarinya. Semua ini disebabkan oleh bermacam-macam hambatan yang terjadi, yang merupakan masalah-masalah kehidupan, sehingga banyak manusia yang tidak sanggup menghadapi dan menyelesaikan masalah dan akhirnya mengalami reaksi-reaksi fisiologis dan psikologis seperti cemas, gelisah, takut, merasa tidak puas dan merasa daya pikirnya menurun, hal inilah yang biasanya dialami oleh para lansia.

Dalam menjalani rutinitas kehidupan, manusia tidak hanya memenuhi jasmaninya saja, namun juga perlu memenuhi kebutuhan rohaninya. Agama Islam adalah salah satu pegangan karena dalam diri setiap individu merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Allah SWT tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Agama Islam berperan sebagai motivasi dalam mendorong manusia untuk melakukan sesuatu aktivitas, seperti bekerja, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian serta ketaatan.

Apabila mereka meyakini Allah SWT, mengatur dan mengendalikan alam maka segala apapun yang terjadi, baik peristiwa alamiyah, ataupun

2 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Cet. ke-5, (Jakarta: Erlangga,1998),

(17)

peristiwa sosial, dilimpahkan tanggung jawabnya pada Allah. Tetapi sebaliknya jika mereka melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidakadilan, percekcokan, di alam seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa terhadap Allah.3Agama merupakan salah satu kebutuhan psikis dan rohani manusia yang perlu dipenuhi oleh setiap manusia yang merindukan ketenteraman dan kebahagiaan. Kebutuhan psikis manusia akan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT tidak akan terpenuhi kecuali dengan agama. Rasa agama merupakan kebutuhan akan agama, yang terpenuhi ketika jiwa merasa tenteram.

Sebagaimana diterangkan Al-Qur’an dalam surat Ar-Ra’d ayat 28:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi

tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.4

Hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga akan memberi sikap optimis pada diri

3 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Cet. ke-16, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), hlm. 87. 4 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya Special for Woman, (Bandung: PT.

(18)

seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman.5Bimbingan konseling Agama Islam dibutuhkan oleh semua manusia baik dari anak-anak sampai lansia. Bahkan manusia saat menghadapi sakarotul maut, nyawa sudah sampai di tenggorokan masih membutuhkan bimbingan keagamaan. Dalam hal pelaksanaan bimbingan konseling agama Islam pada lansia, diharapkan Instruktur keagamaan memiliki ketrampilan tertentu mengingat kondisi psikologis lansia yang berbeda-beda dan mereka sangat sensitif dengan kata-kata kasar.

Sebagian penyebab para lansia mengalami keresahan dan kegelisahan pada jiwanya dan takut menghadapi masa depan atau kematian. Selain kegiatan keagamaan, ada juga kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis lansia. Ketenangan hidup, ketenteraman jiwa atau kebahagiaan batin, tidak banyak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya, akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.

Sebagai wujud perhatian Pemerintah kepada para lansia, Dinas Sosial telah mendirikan suatu lembaga yang khusus memberikan Perlindungan, Pelayanan dan Jaminan Sosial bagi para lansia agar terjamin kesejahteraannya, menempatkan mereka pada tempat yang layak dan dapat menikmati masa tuanya dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan

5

(19)

akhirat. Lembaga sosial tersebut dikenal dengan nama Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW).

Berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara penulis dengan pengurus dan konselor di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu (PSTW KSI) Batusangkar pada tanggal 7 Desember 2016, penulis memperoleh informasi bahwa, pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Agama Islam (BKAI) berjalan baik dan lancar, disini pelayanan BKAI disebut dengan pelayanan bimbingan keagamaan Islam atau bimbingan mental agama Islam dan pelayanan bimbingan sosial Islami. Pelayanan BKAI secara kelompok dilaksanakan di Mushalla PSTW KSI dua kali dalam satu minggu yaitu hari Rabu dan Jumát, semua lansia berkumpul di Mushalla dan diberikan materi terkait BKAI oleh instruktur yang telah ditetapkan. Instruktur yang memberikan materi di datangkan dari instansi khusus seperti : Kantor Urusan Agama (KUA), dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM).

Sedangkan pelayanan BKAI secara perorangan pelaksanaannya tidak terjadwal dalam artian pelayanan diberikan sesuai kebutuhan atau disaat lansia mengalami suatu permasalahan, penanganan lansia yang mengalami masalah biasanya dilakukan di wisma tempat lansia tersebut menetap, jika permasalahan lansia belum terentaskan maka lansia dibawa ke ruangan khusus di PSTW KSI dan permasalahan lansia dibahas bersama pengurus lain.

Setelah adanya pelaksanaan layanan BKAI, penulis memperoleh informasi dari petugas panti ternyata masih terdapat beberapa masalah yang dialami lansia yaitu lansia ingin pulang, hubungan antar lansia yang kurang

(20)

harmonis, merasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan, kesepian, kecemasan menghadapi kematian, merasa kalau hidup mereka tidak berguna, rasa takut yang tinggi terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi.

Berdasarkan fenomena di atas penulis melihat bahwa pelaksanaan layanan BKAI di PSTW KSI selama ini belum optimal dan terindikasi pelaksanaan layanan belum maksimal, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Lansia ingin pulang

2. Hubungan antar lansia yang kurang harmonis 3. Lansia merasa tersisih

4. Lansia merasa tidak dibutuhkan lagi 5. Lansia tidak ikhlas menerima kenyataan 6. Lansia merasa kesepian

7. Lansia merasa cemas dalam menghadapi kematian 8. Lansia merasa kalau hidup mereka tidak berguna

9. Lansia merasakan takut yang tinggi terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi

(21)

10. Bagaimana pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam di PSTW KSI

C. Batasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah yang penulis paparkan di atas, maka untuk mengarahkan proposal ini, penulis membatasi masalah dan memfokuskan pada pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling agama Islam di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar.

D. Rumusan Masalah

Dalam melaksanakan penelitian ini, maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling agama Islam di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu batusangkar ? E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling agama Islam di panti sosial tresna werdha kasih sayang ibu batusangkar.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu persyaratan akademis demi menyelesaikan studi strata satu di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Bimbingan dan Konseling IAIN Bukittinggi.

2. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya bagi penulis tentang pelaksanaan layanan bimbingan konseling agama islam.

3. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam bidang Penelitian Ilmiah.

(22)

4. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca pada umumnya dan tambahan referensi perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. G. Penjelasan Judul

Untuk mengarahkan dan memudahkan pembaca dalam memahami maksud yang ada dalam tulisan ini, maka penulis perlu memberikan pengertian beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, yaitu : Pelaksanaan : Aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan

untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan.6 Pelaksanaan yang penulis maksud adalah aktifitas yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana layanan BKAI dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan, yang dilaksanakan oleh konselor agama islam dan dilaksanakan di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar.

6

(23)

Layanan BKAI : Pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin. Baik secara individu atau kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang terdapat dalam alqurán dan hadist.7 Layanan BKAI yang penulis maksud adalah Pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada lansia yang mengalami masalah dalam keberagamaannya, serta mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin. Baik secara individu atau kelompok, agar menjadi lansia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan

7

(24)

kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang terdapat dalam alqurán dan hadist.

Panti Sosial Tresna Werdha

: Lembaga sosial yang khusus memberikan perlindungan, pelayanan dan jaminan sosial bagi para lansia agar terjamin kesejahteraannya, menempatkan mereka pada tempat yang layak dan dapat menikmati masa tuanya dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.8 Panti Sosial Tresna Werdha yang penulis maksud adalah PSTW kasih sayang ibu yang berada di Batusangkar.

Jadi berdasarkan judul secara keseluruhan tersebut, judul penulis adalah aktifitas yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana Pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada lansia yang mengalami masalah dalam keberagamaannya, serta mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin. Baik secara individu atau kelompok, agar menjadi lansia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan

8

(25)

ketakwaan yang terdapat dalam alqurán dan hadist, serta pelayanan ini dilaksanakan di Panti sosial tresna werdha kasih sayang ibu batusangkar. H. Sistematika Penulisan

Penulisan proposal penelitian ini penulis bagi dalam lima bagian, yang penulis bagi berdasarkan bab-bab yang berbeda. Masing-masingnya menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan.

Bab I merupakan bagian pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan bagian landasan teoritis yang memuat tentang Pengertian bimbingan dan konseling agama Islam., tujuan dan fungsi bimbingan dan koseling agama Islam., kode etik bimbingan dan konseling agama Islam., prinsip, asas dan landasan bimbingan dan konseling agama Islam., ruang lingkup bidang pelayanan bimbingan dan konseling agama Islam., jenis pelayanan bimbingan dan konseling agama Islam., jenis-jenis kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling agama Islam., pembimbing yang memiliki kewenangan (kompetensi) untuk melakukan bimbingan dan konseling agama Islam. Pengertian konselor Islami., ciri-ciri kepribadian konselor Islami., kriteria konselor Islami. Pengertian lansia., ciri-ciri lansia. Tahap-tahap bimbingan dan konseling Islami., meyakini individu tentang hal-hal berikut (sesuai kebutuhan)., mendorong dan membantu individu mengamalkan ajaran agama secara benar., mendorong dan

(26)

membantu individu memahami dan mengamalkan iman, Islam dan ikhsan., Evaluasi., dan tindak lanjut.

Bab III merupakan bagian metodologi penelitian, yang memuat jenis penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik keabsahan data.

Bab IV merupakan hasil penelitian yang membahas tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling agama Islam di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar.

Bab V merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

(27)

BAB II

LANDASAN TEORITIS A. Bimbingan dan Konseling Agama Islam

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Agama Islam

Hellen dalam buku Samsul Munir menjelaskan bahwa bimbingan Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Alquran dan Hadis Rasulullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Alquran dan Hadis.9

Apabila internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan Hadis telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembangan secara optimal maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia dan alam semesta sebagai manifestasi dari peranannya sebagai khalifah dimuka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk mengabdi kepada Allah. Dengan demikian, bimbingan dibidang agama Islam merupakan kegiatan dari dakwah Islamiah. Karena dakwah yang terarah ialah memberikan bimbingan kepada umat Islam untuk betul-betul mencapai dan melaksanakan keseimbangan hidup fid dunya wal

akhirah.

9

(28)

Menurut Yahya Jaya, bimbingan dan konseling agama Islam adalah pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam keberagamaannya, ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin. Baik secara individu atau kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang terdapat dalam alqurán dan hadist.10

Dengan kata lain, bimbingan dan konseling Islam dapat diartikan sebagai usaha pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok yang mengalami kesulitan dan masalah, baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya, terutama dalam hidup keberagamaan dimasa kini dan masa akan datang, agar menjadi manusia mandiri dan dewasa dalam hidup, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan nilai-nilai iman dan ketakwaan Islam.

Hakikat bimbingan dan konseling Islami menurut Anwar Sutoyo adalah upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah, dengan cara memberdayakan (enpowering) iman, akal, dan kemauan yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasulnya, agar fitrah yang ada pada

10

(29)

individu itu berkembang dengan benar dan kukuh sesuai tuntunan Allah SWT.11

Dari rumusan di atas tampak, bahwa konseling islami adalah aktifitas yang bersifat “membantu”, dikatakan membantu karena pada hakikatnya individu sendirilah yang perlu hidup sesuai tuntunan Allah (jalan yang lurus) agar mereka selamat. Karena posisi konselor bersifat membantu, maka konsekuensinya individu sendiri yang harus aktif belajar memahami dan sekaligus melaksanakan tuntunan Islam (al-Qurán dan Sunnah Rasulnya). Pada akhirnya diharapkan individu selamat dan memperoleh kebahagiaan yang sejati di dunia dan akhirat, bukan sebaliknya kesengsaraan dan kemelaratan di dunia dan akhirat.

Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling agama Islam di atas, maka dapat penulis tarik kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling agama Islam itu adalah Pelayanan bantuan yang diberikan oleh konselor agama kepada klien yang mengalami masalah dalam keberagamaannya, baik secara individu atau kelompok dengan cara mengembangkan dimensi dan potensi (fitrah) keberagamaannya seoptimal mungkin, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam beragama, dalam bidang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketakwaan yang terdapat dalam al-Qurán dan Hadis.

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling Agama Islam

11 Anwar Sutoyo. Bimbingan dan Konseling Islami (teori & praktik), (Yogyakarta: Pustaka

(30)

a. Tujuan Bimbingan dan Konseling Agama Islam

1. Agar orang yakin bahwa Allah SWT adalah penolong utama dalam segala kesulitan

2. Agar orang sadar bahwa manusia tidak ada yang bebas dari masalah, oleh sebab itu manusia wajib berikhtiar dan berdoa agar dapat menghadapi masalahnya secara wajar dan agar dapat memecahkan masalahnya sesuai tuntunan Allah SWT

3. Agar orang sadar bahwa akal dan budi serta seluruh yang dianugrahkan oleh tuhan itu harus difungsikan sesuai ajaran islam 4. Memperlancar proses pencapaian tujuan pendidikan nasional (menurut

GBHN) dan meningatkan kesejahteraan hidup lahir batin, serta kebahagiaan dunia dan akhirat berdasarkan ajaran islam.

5. Sasaran BK Islami adalah individu, baik untuk membantu pengembangan potensi individu maupun memecahkan masalah yang dihadapinya.12

b. Fungsi Bimbingan dan Konseling Agama Islam

Fungsi-fungsi yang dimainkan ilmu bimbingan dan konseling agama dalam pelayanannya adalah

1. Fungsi pengetahuan dan pemahaman agama,

Dapat dihasilkan dan dikembangkan pengetahuan dan pemahaman agama yang positif dan benar, sehingga orang bisa memiliki wawasan dan persepsi yang baik dan benar tentang

12

(31)

ajaran agama Islam, terhindar dari wawasan yang picik dan persepsi yang salah, seperti sikap dan perilaku fanatisme, jumud, taklid buta, nifak dan anggapan bahwa agama itu beban, utang, atau kewajiban yang bukan kebutuhan jiwa.

2. Fungsi pengobatan dan pengentasan masalah keberagamaan

Dapat dicapai dan dihasilkan keterobatan jiwa dan keterentasannya dari berbagai masalah dan kesulitan dalam hidup keberagamaan manusia yang dapat mengganggu, menghambat, menyakiti, atau merusak ketenangan dan kebahagiaan jiwa, seperti tahyul, khurafat, bidáh, dan akhlak mazmuma.

3. Fungsi pencegahan dan penangkalan timbulnya masalah dan kesulitan beragama

Dapat dicapai dan dihasilkan ketercegahan orang dari masalah dan kesulitan keberagamaan yang bisa mengganggu, menghambat, atau menimbulkan kemuskilan dalam pengembangan dimensi dan potensi keberagamaan dalam diri.

4. Fungsi pembinaan dan pengembangan hidup keberagamaan manusia Dapat dicapai dan dihasilkan keterbinaan, keterpeliharaan, dan keterkembangan berbagai dimensi dan potensi kepribadian dan kondisi kesehatan jiwa yang positif dalam usaha mewujudkan kemandirian dan kedewasaan orang dalam beragama secara mantap dan berkelanjutan.13

13

(32)

3. Kode Etik Bimbingan dan Konseling Agama Islam

Berdasarkan seminar lokakarya nasional bimbingan dan konseling agama Islam II, dirumuskan kode etik bimbingan dan konseling Islami yaitu : a. Pembimbing harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai

makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna.

b. Pembimbing harus memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.

c. Pembimbing harus senantiasa menjaga amanah dan rahasia individu yang dibimbing.

d. Pembimbing harus menjaga nilai nilai-nilai ukhuwwah Islamiyah.

e. Pembimbing harus memiliki sifat-sifat yang patut diteladani (uswatun

hasanah).

f. Pelaksanaan bimbingan harus sesuai dengan syariát islam.

g. Pembimbing harus memberi kebebasan kepada individu yang dibimbing untuk mengikuti atau tidak mengikuti nasihat pembimbing.

h. Layanan bimbingan didasari dengan niat mencari ridha Allah.

i. Sebisa mungkin konseli laki-laki dibimbing oleh pembimbing laki-laki, dan konseli perempuan dibimbing oleh pembimbing perempuan.

j. Penanganan kasus hendaknya didasarkan atas prinsip “amar ma‟ruf nahi

mungkar”.14

4. Prinsip, Asas, dan Landasan Bimbingan dan Konseling Agama Islam a. Prinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling Islami :

14 Anwar Sutoyo. Bimbingan dan Konseling Islami (teori & praktik), (Yogyakarta: Pustaka

(33)

1. Berkaitan dengan tujuan, BK Islami ditujukan kepada individu dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat sejalan dengan ajaran Islam

2. Berkenaan dengan pembimbing dan individu yang dibimbing, BK Islami dilakukan oleh dan untuk manusia sesuai dengan pandangan islam mengenai hakikat manusia

3. Berkenaan dengan isi (materi), BK Islami berlandaskan pada ajaran Islam, isi (materi) BK Islami adalah ajaran Islam

4. Berkenaan dengan proses, BK Islami berlandaskan pada ukhuwah

Islamiah (hubungan insani yang berlandaskan pada ajaran Islam)15 b. Asas Bimbingan dan Konseling Islami

Beberapa prinsip dasar (asas) yang menjadi landasan filosofis dan operasional dari layanan bimbingandan konseling Islami adalah

1. Asas tauhid rububiah dan uluhiyyah,

Artinya konselor dalam membantu konseli hendaknya mampu membangkitkan potensi “iman” konseli, dan harus dihindari mendorong konseli ke arah “kemusyrikan”.

2. Asas penyerahan diri, tunduk dan tawakkal kepada Allah SWT,

Artinya dalam layanan bimbingan hendaknya menyadarkan konseli bahwa disamping berusaha maksimal disertai dengan doá juga harus menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT.

15

(34)

3. Asas syukur

Artinya dalam layanan bimbingan hendaknya diingat bahwa kesuksesan usaha adalah atas pertolongan dan izin Allah, oleh sebab itu masing-masing pihak (konseli dan konselor) harus bersyukur atas sukses yang dicapainya.

4. Asas sabar

Artinya pembimbing bersama-sama konseli dalam melaksanakan upaya perbaikan dan atau pengembangan diri harus sabar dalam melaksanakan tuntunan Allah, dan menunggu hasilnya sesuai izin Allah.

5. Asas hidayah Allah,

Artinya kesuksesan dalam membimbing pada dasarnya tidak sepenuhnya hasil upaya pembimbing bersama konseli, tetapi ada sebagian yang masih tergantung pada hidayah Allah.

(35)

Artinya guna memelihara hasil bimbingan agar lebih istiqomah, seyogianya konseli benyak mengingat Allah baik dalam hati, dalam bentuk ucapan dan perbuatan.16

c. Landasan Bimbingan dan Konseling agama Islam

Khusus mengenai landasan bimbingan dan konseling agama, kalau landasan itu yang dimaksud tentang perlunya pelayanan bimbingan konseling/ bimbingan dan konseling agama itu dalam kehidupan beragama, maka dapat dikemukakan dalil naqli sebagai berikut :

(QS al Qashash ayat 77)

Dan carilah dengan rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu(kebahagiaan) dikampung akhirat, dan jangan kamu melupakan bahagiaanmu (kenikmatan)di dunia. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain)sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan dibumi.

16 Anwar Sutoyo. Bimbingan dan Konseling Islami (teori & praktik), (Yogyakarta: Pustaka

(36)

Dari keterangan ayat ini, ditegaskan bahwa kebahagiaan akhirat yang hanya bisa diperoleh dengan agama, perlu diusahakan dalam hidup, disamping kebahagiaan duniawi.

(QS ar-Rum ayat 30)

Maka hadapkanlah wajahmu dengan tulus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah. Itulah agama yang benar; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (bahwa Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama, yaitu agama tauhid).

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa agama itu adalah dimensi dan potensi naluriah manusia yang perlu ditumbuhkembangkan.

Dalam hadis ditegaskan pula oleh nabi Muhammad SAW tentang penting dan urgennya pelayanan bimbingan dan konseling dalam islam, diantaranya:

(37)

Dari Abu Hurairah sesungguhnya ia berkata, Rasulullah SAW bersabda Setiap anak dilahirkan dalam fitrah (beragama), maka kedua orang tuanya yang menjadikan mereka yahudi, nasrani dan majusi (tidak beragama tauhid islam).

Dalam hadis ini diingatkan oleh Nabi Muhammad SAW, pada dasarnya manusia itu adalah beragama, yaitu bernalurikan agama tauhid. Manusia yang pada dasarnya itu beragama bisa menjadi tidak beragama karena dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak beragama.

Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Agama itu adalah nasihat. Ditanyakan sahabat ke Rasul, nasihat bagi siapa? Dijawab Rasul, nasihat bagi Allah, dan bagi kitab-nya, dan bagi Rasulnya, dan bagi pemimpin ummat islam serta ummat secara keseluruhan. (M.

Rasyid Ridha : Majmuát al-Hadis).

Dalam hadis ini ditegaskan bahwa hakikat kehidupan beragama manusia itu adalah nasihat-menasihati yang dalam arti luas bisa diarahkan kepada bantuan pelayanan bimbingan dan konseling dalam islam.17

5. Ruang Lingkup Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam

17

(38)

Ruang lingkup bidang pelayanan bimbingan konseling agama islam yaitu: a. Bimbingan akidah adalah bidang pelayanan yang membantu konseling

dalam mengenal, memahami, menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan akidah keimanannya, sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, mantap (istiqamah) dan mandiri (al-kaiyis), sehat dan bahagia, baik lahiriah maupun batiniah, berdasarkan rukun iman yang enam. Pribadi muwahid adalah tujuan tertingginya.

b. Bimbingan ibadah adalah bidang pelayanan yang membantu klien dalam mengembangkan hubungan dan pengabdiannya kepada Allah melalui amal ibadah agar menjadi pribadi yang taat dalam mengerjakan perintah-perintah-nya dan taat dalam menjauhi larangan-larangan-nya. Pembentukan manusia abid atau ibad adalah tujuan tertinggi dari pelayanan bimbingan ibadah.

c. Bimbingan akhlak adalah bidang pelayanan yang membantu konseli dalam mengembangkan sikap dan perilaku yang baik, sehingga memiliki akhlak mahmuda dan jauh dari akhlak mazmumma. Tujuan yang hendak dicapai oleh bidang bimbingan ini pribadi mulia, khuluqin

ázhim atau makarimal akhlak dalam bahasa al Qurán dan hadis.

d. Bimbingan muamalah adalah bidang pelayanan yang membantu konseli dalam membina dan mengembangkan hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang dengan sesama manusia dan makhluk, sehingga memiliki keharmonisan dalam kehidupan beragama.

(39)

Dakwah dan pendidikan agama melalui bimbingan dan konseling agama islam kegiatannya hendaklah meliputi keempat bidang pelayanan bimbingan dan konseling agama tersebut. Dengan berjalannya keempat bidang agama itu melalui pelaksanaan dakwah dan pendidikan agama, maka dapat diwujudkan manusia beragama yang berkualitas keimanan dan ketakwaannya.18

6. Jenis-Jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam

Yahya Jaya menjelaskan bahwa terdapat tujuh jenis layanan agama yaitu : 1. Layanan orientasi agama,

Layanan yang memungkinkan umat mengenal dan memahami lingkungan keberagamaannya dari orang-orang yang dapat memberikan pengaruh agama untuk mempermudah orang berperan di lingkungan hidup keberagamaan yang baru dimasukinya. Misalnya, orang yang akan masuk Islam. Sebelum mengucapkan dua kalimat syahadat, adalah sangat hikmat dan bijaksana, kalau diperkenalkan lebih dahulu makna dan hakikat dua kalimat syahadat yang akan diucapkannya itu. Dengan cara demikian diharapkan orang terjauh dari sifat keterpaksaan dalam menganut agama, dengan demikian orang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan keberagamaannya yang baru dan menjadikan agama sebagai kebutuhan jiwa dan sumber kebahagiaan hidup.

Disamping materi akidah (syahadat) yang dapat diangkat melalui layanan orientasi agama, materi ibadah, akhlak, dan muamalah bisa pula diangkat. Layanan orientasi shalat, orientasi sikap dan perilaku agamis, dan

18

(40)

orientasi pergaulan yang baik dalam kehidupan adalah menjadi tugas ilmu bimbingan dan konseling agama islam.

Adapun fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh jenis layanan ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman keagamaan, fungsi pencegahan dan penangkalan terhadap timbulnya kesulitan dalam hidup keberagamaan.

2. Layanan informasi keagamaan

Layanan yang memungkinkan umat atau orang beragama menerima dan memahami informasi keberagamaannya dari sumber yang layak dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan amal-amal keagamaan dalam mengambil keputusan dan pertimbangan bagi penentuan sikap dan tingkah laku keberagamaan.

Layanan informasi agama bertujuan untuk membekali umat beragama dengan berbagai hal yang sangat berguna bagi pengembangan hidup keberagamaan. Pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi agama dipergunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kecintaan, ketaatan, dan kedekatan orang kepada agama dan Allah SWT.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh jenis layanan ini ialah fungsi pengetahuan, pemahaman, pencegahan dan penangkalan terhadap timbulnya kesulitan dalam hidup keberagamaan.

(41)

Layanan yang memungkinkan umat beragama memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat dan benar dalam pengembangan hidup keberagamaannya yang sesuai dengan potensi, minat, bakat, situasi dan kondisi pribadi manusia beragama yang bersangkutan.

Jenis layanan ini boleh jadi mengambil bentuk, penempatan, penyaluran potensi keberagamaan umat dalam kegiatan dakwah dan pendidikan agama yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan,usia, potensi, kebutuhan, kemauan, minat, bakat, dan kondisi pribadi umat beragama. Untuk itu harus ada jenis pendidikan agama dan dakwah agama bagi orang awam, anak-anak, remaja, kalangan studi pendalaman agama, diskusi, dan dialog keagamaan dan sebagainya. Dengan kata lain, jenis dakwah dan pendidikan agama yang dapat diangkat melalui jenis layanan ini boleh jadi mengambil bentuk, menempatkan dan menyalurkan orang mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya melalui pengajian agama di mesjid, lembaga pendidikan/kursus, tarekat lembaga dakwah ataupun pengajian-pengajian eksekutif di hotel-hotel berbintang, karena jenis layanan ini didasarkan atas tingkat pendidikan dan kecerdasan serta peta psikologi agama dan sifat keberagamaan manusia.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama yang didukung oleh jenis layanan ini adalah fungsi pencegahan dan penangkalan terhadap timbulnya masalah dan kesulitan dalam hidup keberagamaan serta fungsi pemeliharaan dan pengembangan hidup keberagamaan.

(42)

4. Layanan bimbingan pembelajaran/pengajian agama

Layanan yang memungkinkan orang beragama mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar agama yang baik, matei pengajian agama yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajar agamanya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar agama lainnya yang berguna bagi kehidupan keberagamaan.

Materi pokok yang dapat diangkat melalui layanan ini adalah pengenalan umat yang mengalami maslah dalam belajar agama, pengembangan sikap, motivasi, kebiasaan belajar agama yang baik, pengembangan keterampilan belajar agama yang tinggi, pengajaran perbaikan dan program pengayaan pembelajaran/pengajian agama.

Fungsi utama bimbingan dan konseling Islam yang didukung oleh layanan ini ialah fungsi pengetahuan, pemahaman, fungsi pemeliharaan dan pengembangan hidup keberagamaan seoptimal mungkin.

5. Layanan konseling agama perorangan/individual

Layanan yang memungkinkan orang beragama mendapatkan layanan langsung tatap muka dari konselor agama dalam rangka pengentasan permasalahan agama yang dihadapi klien. Permasalahan keberagamaan yang dapat dilayani melalui konseling agama perorangan ini meliputi semua aspek keagamaan.

(43)

Setiap orang yang beragama dalam kedudukannya sebagai klien dapat mengadukan masalah keberagamaan yang dialaminya kepada konselor agama. Konselor agama melayani klien secara individual.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama yang didukung oleh layanan ini adalah fungsi pengobatan dan pengentasan masalah keberagamaan.

6. Layanan konseling agama kelompok

Layanan yang memungkinkan sejumlah (sekelompok) orang yang beragama memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah keberagamaan yang mereka alami masing-masing melalui suasana dan dinamika kelompok.

Permasalahan yang dibahas merupakan masalah keberagamaan yang sifatnya individual yang muncul dalam kelompok orang yang beragama itu. Sebagaimana halnya dalam layanan konseling agama perorangan, setiap orang dalam kelompok (jamaah) dapat menampilkan masalah keberagamaan yang mereka alami masing-masing yang kerahasiaannya dijaga oleh kelompok. Masalah-masalah itu dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok, masalah demi masalah, satu persatu tanpa kecuali dibicarakan, sehingga tidak ada yang terlupakan.

Adapun fungsi utama bimbingan dan konseling agama yang didukung oleh layanan ini adalah fungsi pengobatan dan pengentasan masalah keberagamaan.

(44)

7. Layanan bimbingan agama kelompok

Layanan yang dimaksudkan untuk memungkinkan sejumlah orang yang beragama secara berjamaah memperoleh bahan dan informasi dari narasumber tertentu tentang masalah hidup keberagamaan mereka yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan sikap dan tingkahlaku keberagamaan. Bahan yang dimaksudkan itu juga dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam mengambil keputusan yang menyangkut dengan permasalahan agama yang mungkin tengah dialami. Lebih jauh, umat beragama dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu permasalahan agama dan mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan agama yang dibahas dalam kelompok.

Dengan demikian, layanan ini sangat bermanfaat sekali dalam membina hubungan yang baik antaranggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antarindividu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan seagama, dan pengembangan sikap dan perilaku keberagamaan sebagaimana yang diinginkan dan diagendakan di dalam kelompok. Melalui suasana dan dinamika kelompok dapat dibahas berbagai masalah hidup keberagamaan yang berguna bagi anggota kelompok, seperti masalah kemantapan pengetahuan, pemahaman agama, masalah kesejahteraan dan kebahagiaan beragama.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh layanan bimbingan agama kelompok ini adalah fungsi

(45)

pengetahuan, pemahaman agama, fungsi pemeliharaan dan pengembangan potensi beragama individu dan kelompok.

Pelaksanaan dakwah dan pendidikan agama melalui pola bimbingan dan konseling agama dengan jenis-jenis layanan yang bersifat orientatif, informatif, proporsional, profesional, mencerdaskan, individual, kebersamaan, dan amat komunikatif, sejalan dengan metode hikmah, mauízhah hasanah, dan mujadalah ahsan sebagaimana yang dituntut oleh al Qurán.19

7. Jenis-jenis Kegiatan Pendukung Dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling Agama Islam

Kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling agama Islam adalah kegiatan dalam rangka pelayanan yang dimungkinkan diperolehnya berbagai data dan keterangan dari orang yang beragama bagi terlaksananya jenis-jenis layanan guna mewujudkan fungsi, tujuan dan sasaran bimbingan konseling agama.

Dalam hal ini, tidak ada perbedaan yang prinsip antara jumlah kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling sekolah dangan pola bimbingan dan konseling agama Islam dalam pendidikan agama dan dakwah, yakni sama-sama lima. Kelima kegiatan pendukung dalam pelayanan bimbingan dan konseling agama Islam itu adalah :

a. Aplikasi instrumentasi keberagamaan

Kegiatan untuk mengumpulkan data, keterangan, dan informasi keberagamaan dari orang yang beragama jadi klien, baik secara

19

(46)

individual maupun kelompok, yang meliputi data, keterangan, informasi tentang lingkungan keberagamaan dan pengalaman pribadi keberagamaan klien pengumpulan data, keterangan dan informasi keberagamaan klien dapat dilakukan menggunakan berbagai instrumen. Instrumen bimbingan dan konseling/bimbingan dan konseling agama merupakan salah satu sarana yang perlu dikembangkan oleh konselor agar pelayanan terlaksana secara lebih cermat dan berdasarkan data empirik. Yang dimaksud dengan instrumen itu adalah berbagai jenis tes, inventori, angket, dan format isian. Sedangkan untuk pemahaman lingkungan keberagamaan yang lebih luas dapat dipergunakan brosur, leaflet, selebaran, model, contoh, dan lain sebagainya.

Konselor agama perlu memiliki wawasan dan keterampilan yang memadai dalam menggunakan berbagai jenis instrumen tersebut. Hasil pengumpulan data, keterangan, dan informasi itu dipakai dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling agama. Data, keterangan, dan informasi yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling agama pada umumnya adalah menyangkut hal ihwal hidup keberagamaan klien, mulai dari data pribadi dan lingkungan keberagamaannya sejak kecil sampai kepada sikap dan tingkah-laku keberagamaannya terakhir.

(47)

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman agama, baik bagi konselor agama maupun klien.

b. Pelaksanaan himpunan data keberagamaan

Kegiatan untuk menghimpun seluruh data, keterangan, dan informasi yang relevan dengan keperluan pengembangan jiwa keberagamaan klien dalam berbagai aspek. Data, keterangan, informasi yang dihimpun merupakan hasil dari usaha aplikasi instrumentasi. Apa yang didapat dalam pelaksanaan himpunan data dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi keperluan pelayanan materi himpunan data antara lain memuat pokok-pokok data, keterangan, dan informasi tentang berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan beragama klien.

Selain itu, himpunan data juga memuat berbagai aktivitas kegiatan keberagamaan klien, catatan pengalaman beragama, hal-hal khusus dalam hidup keberagamaan, informasi tentang pendidikan agama klien, sampai kepada karakteristik pribadi keberagamaan klien, kondisi kesehatan mental, dan perkembangan jiwa keberagamaannya. Misalnya, sikap dan perilaku keimanan dan ketakwaan klien dalam hidup keberagamaannya. Fungsi utama bimbingan dan konseling agama islam yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman beragama.

(48)

Kegiatan untuk membahas masalah agama yang dialami oleh klien dalam suatu forum ilmiah (konferensi) yang dihadiri oleh berbagai pakar yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, dan kemudahan bagi terobati dan teratasinya masalah yang dialami oleh klien. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

Materi pokok yang dibicarakan dalam konferensi kasus ialah segenap hal yang menyangkut masalah keberagamaan klien yang dipandang sulit dan rumit itu. Permasalahan itu didalami dan dianalisis dari berbagai segi, baik rinciannya, sebab-sebab dan sangkut-paut antara berbagai hal, maupun berbagai kemungkinan pemecahan serta faktor-faktor penunjangnya. Dikehendaki pula melalui konferensi kasus itu akan terbina kerjasama yang harmonis di antara peserta pertemuan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh klien.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman agama serta fungsi pengobatan dan pengentasan masalah keberagamaan.

d. Kunjungan rumah

Kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, informasi keberagamaan klien, kemudahan dan petunjuk bagi terobati dan terentaskannya permasalahan keberagamaan klien melalui kunjungan ke rumah klien.

(49)

Dengan kegiatan pendukung ini akan diperoleh berbagai data, keterangan, dan informasi tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan klien. Misalnya, data tentang lingkungan keberagamaan klien dan interaksi keberagamaan klien dengan lingkungan.

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengetahuan dan pemahaman beragama, fungsi pengobatan dan pengentasan masalah keberagamaan.

e. Alih tangan

Kegiatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat, benar dan tuntas atas masalah yang dialami klien dengan jalan memindahkan penanganan kasus dari konselor yang satu kepada konselor yang lain yang lebih tepat dan benar. Materi kasus yang dialihtangankan pada dasarnya sama dengan keseluruhan kasus agama yang dialami oleh klien yang bersangkutan.

Secara khusus, materi yang dialihtangankan ialah bagian dari permasalahan yang belum tuntas ditangani oleh seorang konselor agama. Masalah yang belum tuntas itu perlu dialihtangankan kalau konselor yang bersangkutan tidak secara khusus membidangi materi itu, atau dengan kata lain, masalah tersebut diluar bidang keahlian dan wewenangnya.

(50)

Fungsi utama bimbingan dan konseling agama Islam yang didukung oleh kegiatan pendukung ini adalah fungsi pengobatan dan pengentasan masalah beragama.

Dengan dilakukannya kegiatan pendukung ini maka pelayanan bimbingan dan konseling agama bahkan lebih berdasar, proporsional, dan profesional.20

8. Pembimbing yang Memiliki Kewenangan (Kompetensi) untuk Melakukan Bimbingan dan Konseling Agama Islam

Berdasarkan seminar nasional Bimbingan dan konseling Islam I, diperoleh rumusan bahwa pembimbing adalah individu yang memiliki kewenangan (kompetensi) untuk melakukan BK Islami yaitu :

1) Ahli bimbingan dan konseling (Konselor) 2) Ahli psikologi (Psikolog)

3) Ahli pendidikan (Pedagok) 4) Ahli agama Islam (Ulama) 5) Dokter

6) Pekerja sosial.21

B. Peran Konselor Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan 1. Konselor Islami

Menurut Yahya Jaya, konselor agama adalah orang yang menguasai ilmu bimbingan dan konseling dalam kaitannya dengan pelayanan agama

20

Yahya Jaya. Bimbingan Konseling,... h 122

21 Anwar Sutoyo. Bimbingan dan Konseling Islami (teori & praktik), (Yogyakarta: Pustaka

(51)

kepada manusia, karena permasalahan yang ditanganinya adalah masalah keberagamaan manusia (klien) dengan menggunakan pendekatan bimbingan dan konseling, khususnya bimbingan dan konseling agama. Antara konselor agama dengan konselor umum tidak ada bedanya dari segi kemampuan ilmiah dan profesional ilmu bimbingan dan konseling. Baik pelayanan agama maupun pelayanan pendidikan sama-sama menghendaki supaya konselor memiliki sifat ilmiah, keahlian, dan profesional dalam pekerjaan dan kegiatannya, seperti yang dikatakan oleh nabi Muhammad SAW dalam hadis berikut :

Apabila sesuatu pekerjaan diserahkan pengelolaan dan pelaksanaanya kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggu sajalah kehancuran pekerjaan itu.

(HR. Bukhari)

Urusan yang dimaksud dalam hadis di atas termasuk urusan agama, seperti pelayanan agama melalui bimbingan dan konseling agama. Dengan demikian, dalam masalah pelayanan hidup keberagamaan juga menurut kemampuan ilmiah, keahlian, dan profesional kepada konselor agama. Dengan kata lain, konselor agama yang diinginkan oleh islam dalam bimbingan dan konseling agama adalah profil konselor agama profesional. Adapun gambaran profil konselor agama profesional yaitu : konselor yang memiliki kepribadian yang kuat dan mandiri dalam beragama, kondisi

(52)

psikologikal, kesehatan mental yang baik dalam beragama, keahlian dan keterampilan konseling dalam kaitannya dengan agama, rasa tanggung jawab dan sifat amanah, berkemampuan dalam bekerjasama dengan orang lain atas dasar keimanan dan ketakwaan.22

Konselor islami, dalam tugasnya membantu klien menyelesaikan masalah kehidupan, haruslah memperhatikan nilai-nilai dan moralitas islami. Apalagi yang ditangani adalah membantu mengatasi masalah kehidupan yang dialami oleh klien, maka sudah sewajarnyalah konselor harus menjadi teladan yang baik, agar klien merasa termotivasi dalam menyelesaikan masalah kehidupannya. Sebagai seorang teladan, seharusnyalah konselor islami menjadi rujukan bagi klien dalam menjalani kehidupan.

Tugas konselor pada dasarnya adalah usaha memberikan bimbingan kepada konseli dengan maksud agar klien mampu mengatasi permasalahan dirinya. Tugas ini berlaku bagi siapa saja yang bertindak sebagai konselor. Sekalipun sudah memiliki kode etik profesi yang menjadi landasan acuan perlindungan klien, bagi konselor muslim tidak ada salahnya apabila dalam dirinya juga menambahi sifat-sifat atau karakter-karakter konselor yang dipandangnya perlu bagi aktivitas konseling. Yang terpenting bahwa dalam upaya konseling tersebut harus memenuhi kaidah bahwa pemberian bantuan tidak didasarkan pada pekerjaannya.23

2. Ciri-Ciri Kepribadian Konselor Islami

22 Yahya Jaya. Bimbingan Konseling,... h 125 23

(53)

Yadi Purwanto dalam buku Samsul Munir menjelaskan ciri-ciri kepribadian konselor islami yaitu :

a. Seorang konselor harus menjadi cermin bagi konseli

Konselor dalam tugas bimbingannya haruslah merupakan teladan yang baik bagi klien. Klien secara psikologis datang kepada konselor karena beberapa alasan diantaranya : keyakinan bahwa diri konselor lebih arif, lebih bijaksana, lebih mengetahui permasalahan, dan dapat dijadikan rujukan bagi penyelesaian masalah.

Konselor merupakan teladan bagi klien, meskipun demikian tidak berarti konselor tanpa cacat. Sebagai manusia yang memiliki berbagai keterbatasan dan kelemahan prilaku yang dapat dilihat atau dijadikan ukuran kualitas oleh klien. Pada derajat kedekatan tertentu klien sangat memperhatikan perilaku konselor.

b. Kemampuan bersimpati dan berempati yang melampaui dimensi duniawi Seorang konselor adalah seorang yang tanggap terhadap persoalan klien. Ia dapat bersimpati pada apa yang dirasakan oleh klien. Konselor melalui profesinya berusaha membantu klien sebatas hubungan profesi (setting konseling), sedangkan di luar konteks konseling dapat dikatakan hubungan tersebut tidak ada.

Bagi konselor muslim tentu memiliki sisi yang berbeda dari konselor pada umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada sisi spirit dan motivasi memberikan bantuan lebih berdimensi, tidak sekedar membantu meringankan beban psikologis klien, melainkan juga berusaha

(54)

“menyelamatkan” totalitas kehidupan klien. Konselor perlu mengembangkan rasa iba, kasih sayang sebatas bingkai profesi sedangkan konselor muslim perlu mengembangkan semangat belas kasih yang berdimensi ukhrawi. Jika ia membantu konseling, terdapat dua kemungkinan :

1. Sebagai bukti iman karena berhasil mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri (apabila klien sama-sama muslim);

2. Sebagai bukti iman karena berhasil mencintai manusia secara umum sebagai wujud rahmatan lil álamin (apabila klien berbeda agama.) c. Menjadikan konseling sebagai awal keinginan bertaubat yang melegakan

Banyak kasus yang dihadapi oleh konselor (sekitar 60%) adalah kasus yang ada kaitannya dengan pelanggaran klien terhadap kehidupan beragamanya, atau ada kecendrungan mereka yang melanggar norma agama atau setidaknya lalai terhadap norma agama. Konselor biasanya akan memberikan nasihat atau bimbingan tergantung kepada basis berpikirnya: freudian, humanistis, behavioristis, eklektis, atau bahkan liberalis. Bagi konselor muslim tentu akan memberikan bimbingan berdasarkan fikrah islamiah yang paling mungkin sesuai dengan derajat kasus dan derajat halal, mandub, mubah, makruh, maupun haram dalam konteks yang dihadapi klien. Sering dilupakan bahwa konselor pada umumnya, dosa atau kesalahan cukup diratapi di ruang konseling dan sesudah itu harus diakhiri begitu saja dan semua menjadi tanggung jawab klien.

Referensi

Dokumen terkait

Guru Bimbingan dan Konseling menanyakan kesiapan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok dan memulai ke tahap inti layanan.. Kegiatan

Setelah penulis menguraikan dalam pembahasan tersebut mengenai Peran Penyuluh Agama Dalam Mencegah Konflik Keluarga Melalui Metode Bimbingan Konseling Islam di KUA

Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Bimbingan dan Konseling Islam adalah usaha pemberian bantuan dalam rangka mencari solusi atas permasalahan

Layanan Bimbingan Belajar PAI Sedangkan pengertian layanan belajar Pendidikan Agama Islam adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu siswa agar dapat mengatasi

34║ Bimbingan Konseling Lintas Agama dan Budaya Dalam Penanggulangan Radikalisme Agama Bagi Remaja Fenomena yang terjadi di Indonesia ketika umat islam bereaksi terhadap serangan

Kesimpulan Melalui hasil penelitian dengan layanan bimbingan konseling islam melalui tindakan bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas kelas VIII di SMP 3 Alla Enrekang, yang

Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan Institut Agama Islam Negeri IAIN Parepare dengan mengambil program studi Bimbingan Konseling Islam BKI Fakultas