• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK PENGURUS DAN PEGAWAI

Dalam dokumen BPP Kepatuhan.pdf (Halaman 40-48)

CODE OF CONDUCT

B. KODE ETIK PENGURUS DAN PEGAWAI

a. Prinsip-prinsip etika kerja (Kode Etik Bankir Indonesia) yang terkandung dalam Kode Etik Pegawai Bank adalah sebagai berikut :

Prinsip kepatuhan kepada peraturan.

Pengurus dan Pegawai Bank patuh dan mentaati hukum, undang-undang dan peraturan.

Prinsip kebenaran pencatatan

Pengurus dan Pegawai Bank melakukan pencatatan seluruh tr ansaksi secara tepat dan benar.

Prinsip keselarasan kepentingan

Pengurus dan Pegawai BPD... mengantisipasi adanya benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi penilaian yang independen dan ketaatan pada asas.

Prinsip kejujuran wewenang dan jabatan

Pengurus dan Pegawai BPD... tidak menyalahgunakan jabatan dan wewenang untuk kepentingan dan keuntungan pribadi dan pihak-pihak lainnya.

Prinsip kerahasiaan

Pengurus dan Pegawai BPD... memegang teguh prinsip kerahasiaan jabatan dan Bank sesuai dengan peraturan dan k ebijakan yang berlaku.

Prinsip kehormatan profesi

Pengurus dan Pegawai BPD... menjunjung tinggi profesi bankir, serta selalu menjaga corporate image BPD... demi menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan BPD.... b. Isi Kode Etik di BPD...

Kode Etik BPD... terdiri dari hal-hal sebagai berikut : 1) Lima Pilar Budaya Kerja BPD...

1. BPD... adalah Bank Umum Milik Pemerintah Daerah.

2. BPD... berorientasi pada pasar dan secara berkesinambungan membina hubungan yang saling menguntungkan dengan nasabah dan mitra usaha lainnya.

3. BPD... menerapkangood corporate governancedengan mengutamakan prinsip kehati-hatian guna menjaga kepercayaan masyarakat dan pemilik.

4. BPD... mengakui peranan dan menghargai kepentingan setiap pegawai.

5. BPD... mengupayakan terciptanya semangat kebersamaan agar pegawai melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional.

Comment [A28]:

Disesuaikan dengan masing-masing Bank

Comment [PK29]:Masukkan nama masing-masing BPD

Comment [PK30]:Disesuaikan dengan visi dan misi masing-masing BPD

2) Perilaku Pegawai

1. Pegawai selalu melaksanakan tugas dan kewajibannya secara tulus ikhlas dengan berlandaskan pada iman dan takwa kepada Tuhan YME.

Selalu taat beribadah;

Rajin dan penuh inisiatif;

Memiliki loyalitas tinggi;

Jujur dan disiplin.

2. Pegawai selalu menjunjung tinggi dan mentaati Kode Etik Bankir Indonesia dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

Patuh dan taat pada ketentuan perundangan dan peraturan yang berlaku;

Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan kegiatan banknya;

Menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat;

Tidak menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi;

Menghindarkan diri dari keterlibatan pengambilan keputusan dalam hal terdapat benturan kepentingan;

Menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya;

Memperhitungkan dampak merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan bank terhadap keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan;

Tidak menerima hadiah atau imbalan untuk memperkaya diri dan keluarganya;

Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya

3. Pegawai selalu tanggap terhadap permintaan pasar dan berorientasikan pada pembangunan nasional.

Mengetahui dan memahami produk dan jasa bank;

Tanggap dalam mencari dan memenuhi permintaan nasabah;

Memberikan saran dan usulan pengembangan produk dan jasa bank;

4. Pegawai selalu berupaya memberikan layanan unggul dengan pendekatan yang bersahabat kepada mitra usahanya

Trampil dalam memberikan layanan kepada nasabah;

Mampu menyelesaikan keluhan nasabah;

Memiliki kepribadian dan sikap yang simpatik;

Mampu memberikan bimbingan dan saran kepada nasabah dan calon nasabah.

5. Pegawai selalu bekerja atas dasar prioritas dan rencana dengan standar mutu kerja yang tinggi namun realistis.

Menetapkan sasaran yang menantang tetapi realistis;

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan skala prioritas;

Bekerja dengan seluruh kemampuan dan ketrampilan;

Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas cara kerja dan hasilnya. 6. Pegawai selalu peduli terhadap semua permasalahan di unit kerjanya

Selalu mampu mengenali masalah, hambatan, kelemahan dan kesulitan yang dihadapi dalam pekerjaannya;

Selalu mampu memberikan saran terhadap penanggulangan permasalahan yang mempengaruhi sasaran unit;

Selalu berupaya mencari jalan keluar dan mengupayakan perbaikan sebatas kemampuan;

7. Pegawai selalu melaksanakan pengawasan melekat dan menindak lanjuti hasilnya

Selalu memantau, memeriksa dan mengarahkan mutu hasil rekan kerjanya;

Selalu memeriksa kembali mutu hasil kerjanya sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku;

Selalu memperbaiki kekeliruan dan kekurangan pekerjaaannya dengan cepat, tepat dan benar.

8. Pegawai selalu melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh inisiatif serta bertanggungjawab atas mutu hasil kerjanya dengan selalu meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Selalu mengajukan ide yang konstruktif;

Selalu bertanggun g jawab atas penyelesaian tugas dan kewajiban sesuai standar mutu kerja;

Berperan aktif secara terkoordinasi dengan mitra kerja dalam mencapai prestasi kerja sesuai target yang ditetapkan;

Selalu berupaya meningkatkan profesionalisme dan kompetensi.

9. Pegawai selalu melaksanakan komunikasi terbuka dengan saling mengingatkan (asah), saling menghargai (asih) dan saling membimbing (asuh)

Saling mengingatkan mengenai hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun pribadi pegawai;

Selalu saling menghargai prestasi rekan kerjanya;

Selalu mendiskusikan kelemahan dalam unit kerjanya dan memberikan alternatif penyelesaiannya;

10. Pegawai melaksanakan tugas dan kewajibannya selalu dilandasi semangat kebersamaan

Sukarela membantu rekan yang mengalami kesulitan dalam pekerjaannya;

Saling berbagi rasa di dalam suasana keberhasilan dan kemalangan;

Saling terbuka dalam menerima dan memberi saran yang membangun diantara rekan kerjanya.

3) Etika Kerja

Etika kerja merupakan tuntutan etika bagi pengurus dan pegawai BPD... dalam menjalankan fungsi dan tugasnya guna mencapai dan mewujudkan Lima pilar budaya kerja serta Perilaku Pegawai. Etika Kerja di BPD... terdiri dari :

1. Patuh dan taat pada ketentuan perundangan dan peraturan yang berlaku;

Selalu mematuhi dan taat kepada hukum, undang-undang dan peraturan eksternal maupu internal sebagai dasar dalam melakukan tindakan dan keputusan kebijakan maupun operasional bank.

2. Melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan kegiatan bank ;

Segenap pegawai harus mencatat data-data dan menyusun laporan kerja yang terkait dengan fungsi dan tanggung jawabnya secara jujur, tepat, benar dan akurat yaitu:

Mencatat data transaksi, akuntansi, keuangan perusahaan, kekayaan perusahaan, kepegawaian dan data lainnya secara jujur, tepat, benar dan akurat sesuai tugas dan

Meminta penggantian biaya dan atau melakukan pembebanan biaya perusahaan dilakukan dengan jujur dan benar, disertai dengan dokumen yang lengkap sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

3. Menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat; Suatu persaingan dinilai tidak sehat apabila:

Dalam melakukan usahanya, dengan sengaja atau karena kelalaian, berbuat sesuatu yang dapat merugikan nama baik bank, pengurus dan pegawai.

Mempromosikan jasa-jasa bank dengan cara-cara yang secara langsung atau tidak langsung dapat mengelabui calon nasabah atau nasabah atau dengan pernyataan-pernyataan yang implikasinya mengandung hal-hal yang tidak benar atau menjelekkan bank lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Tidak menyalah gunakan wewenang untuk kepentingan pribadi;

Untuk menghindari praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) yang dapat merugikan BPD..., baik secara financial maupun kinerja perusahaan, maka segenap pegawai melakukan hal-hal sebagai berikut :

Tidak memanfaatkan posisi dan wewenangnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang diyakini dapat digolongkan sebagai Korupsi, Kolusi dan Nepotisme atau tindakan-tindakan lain sejenis yang tergolong atau mengarah tindakan-tindakan korporasi yang merugikan sepertifraud, insider tradingdan sejenisnya.

Mengutamakan obyektivitas, kejujuran, dan keterbukaan dalam setiap kebijakan penilaian, seperti penilaian terhadap kualitas dan harga pengadaan barang, pemilihan dan penunjukan konsultan, pemilihan dan penetapan rekanan, perawatan harta benda perusahaan, pembangunan sarana dan prasarana serta aktivitas bisnis lainnya dalam arti seluas-luasnya.

5. Menghindarkan diri dari keterlibatan pengambilan keputusan dalam hal terdapat pertentangan kepentingan;

Setiap pegawai BPD... menjauhi dan menghindari setiap konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan, tidak melakukan hal-hal s ebagai berikut :

Memanfaatkan posisi / jabatan dan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.

Melakukan investasi atau penanaman modal pada individu dan atau lembaga lainnya yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan BPD....

Penjelasan butir tersebut adalah sebagai berikut :

BPD... menyadari dan menghormati bahwa pegawai dan keluarganya dapat melakukan atau memiliki suatu kegiatan usaha di luar pekerjaannya, namun kegiatan usaha tersebut harus sah, yakni sesuai peraturan dan hukum yang ada dan harus bebas dari benturan kepentingandengan perusahaan, dalam arti kegiatan usaha tersebut sama sekali terlepas dari fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai pegawai BPD... dan tidak dengan memanfaatkan posisi serta tanggungjawab sebagai pegawai BPD....

Segenap pegawai tidak diperkenankan memiliki saham atau melakukan investasi atau penanaman modal dalam bentuk apapun pada perusahaan dan perorangan yang mempunyai fasilitas kredit di BPD... atau nasabah BPD... atau salah satu rekanan BPD....

Memegang jabatan lain pada lembaga-lembaga lainnya kecuali mendapat persetujuan tertulis dari BPD...

6. Menjaga kerahasiaan nasabah dan bank;

Guna menjaga kerahasiaan data bisnis, data kepegawaian maupun data-data lainnya yang tergolong dalam kategori data rahasia BPD... dari pihak-pihak (internal maupun eksternal perusahaan) yang tidak berkepentingan, setiap pegawai tidak melakukan hal-hal sebagai berikut:

Memberikan data dan informasi nasabah kepada pihak manapun sesuai dengan aturan rahasia Bank dan rahasia jabatan.

Penjelasan butir tersebut sebagai berikut :

Yang dimaksud dengan kerahasiaan Bank adalah hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perbankan.

Memberikan data dan informasi yang tergolong dalam kategori rahasia perusahaan, baik itu yang menyangkut strategi bisnis keuangan, kebijakan, produk, jasa, teknologi, kepegawaian dan data lainnya yang diyakini dan dianggap akan dapat merugikan perusahaan.

Penjelasan butir tersebut adalah sebagai berikut :

Kerahasiaan perusahaan tercakup dalam data dan informasi yang menyangkut internal BPD..., seperti strategi bisnis, data kepegawaian, kebijakan perusahaan, rencana kerja dan kegiatan perusahaan, produk-produk perusahaan dan segenap data yang tergolong rahasia yang diyakini dapat merugikan perusahaan apabila diketahui pihak-pihak yang tidak berkepentingan, baik dalam lingkup internal maupun eksternal.

Membocorkan atau menggunakan data dan informasi yang tergolong rahasia perusahaan untuk kepentingan politik tertentu, dan atau pihak ketiga yang tidak berwenang.

7. Memperhitun gkan dampak merugikan dari setiap kebijakan yang ditetapkan bank terhadap keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan;

Dalam menetapkan suatu keputusan atau kebijakan wajib memperhitungkan dampak yang merugikan yang dapat terjadi sebagai akibat dari kebijakan yang ditetapkan, baik yang menimbulkan keresahan ekonomi, sosial dan kerusakan lingkungan.

8. Tidak menerima hadiah atau imbalan untuk memperkaya diri dan keluarganya;

Dalam menjalin hubungan dengan para mitra usaha, segenap pegawai selalu memperhatikan aspek kejujuran, kewajaran dan fairness, dengan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut :

Tidak menerima imbalan dalam bentuk apapun dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri dan k eluarganya.

financial dari individu maupun institusi, dengan tujuan untuk mengarahkan kepada suatu tindakan atau kesepakatan bisnis yang nyata-nyata bertentangan dengan peraturan dan atau yang dapat merugikan perusahaan.

Tidak menerima cindera mata yang nilainya melebihi US$ 100 atau Rp. 1.000.000,- (satu  juta rupiah) per mitra usaha dalam satu tahun.

Penjelasan butir tersebut adalah sebagai berikut :

Mengingat BPD... merupakan suatu institusi bisnis, di sisi lain memang ada semacam budaya, norma atau kebiasaan dalam masyarakat untuk memberikan cindera mata yang semata-mata ditujukan sebagai ungkapan rasa terima kasih, ucapan selamat seperti pada Hari Raya dan sejenisnya, maka guna menjaga hubungan baik dengan para mitra usaha tersebut para pegawai diperkenankan dalam batas-batas tertentu untuk menerima cindera mata atau ucapan rasa terima kasih, sepanjang hal tersebut diyakini tidak mengandung maksud-maksud tertentu (pamrih) untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan permintaan dari pegawai bersangkutan tetapi memang merupakan kemauan sepihak dari para mitra usaha.

 Apabila pemberian tersebut diyakini dan dirasakan akan terkait dengan fungsi, tanggung  jawab dan wewenang pegawai, maka pemberian tersebut harus ditolak, dan

dikembalikan dengan tetap memperhatikan norma-norma kesopanan.

Dalam rangka menjaga nama baik BPD..., setiap pegawai BPD... menghindarkan diri dari segala bentuk penyuapan.

Penjelasan butir tersebut adalah sebagai berikut :

Memberikan, menawarkan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada nasabah, mitra usaha maupun pihak-pihak lain dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Menerima pemberian dalam bentuk apapun, baik dari individu maupun institusi-institusi yang daripadanya bertujuan memperoleh sesuatu fasilitas atau kepentingan dan atau keuntungan tertentu dari BPD....

Melakukan perbuatan yang dilarang agama, adat dan budaya serta perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma kebiasaan dalam arti yang seluas-luasnya yang dapat dikatagorikan oleh lingkungan sebagai suatu perbuatan tercela.

9. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

Sebagai pegawai BPD..., tidak melakukan perbuatan tercela, seperti berjudi, mabuk, perbuatan asusila, menggunakan psikotropika, berhutang diluar kemampuan bayarnya. 4) Etika Jabatan Direksi.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direksi harus senantiasa melandasi diri dengan standar etika sebagai berikut:

Direksi harus mendorong terciptanya perilaku etis dan menjunjung the highest ethical standard di Perseroan. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi Pegawai.

2. Etika Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

Direksi harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, dan PanduanGood Corporate Governanceserta kebijakan Perseroan yang telah ditetapkan. 3. Etika berkaitan dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi

Direksi harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang dipercayakan kepadanya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan Perseroan.

4. Etika berkaitan dengan Peluang Perseroan Direksi dilarang untuk:

a. Mengambil peluang bisnis Perseroan untuk dirinya sendiri

b. Menggunakan aset Perseroan, informasi Perseroan atau jabatannya selaku Direksi untuk kepentingan pribadi di luar ketentuan peraturan perundang-undangan serta kebijakan Perseroan yang berlaku.

c. Berkompetisi dengan Perseroan yaitu menggunakan pengetahu an dari dalam (inside information) untuk mendapatkan keuntungan bagi kepentingan selain kepentingan Perseroan. Sebagai contoh Direktur bersangkutan membeli lebih dahulu tanah yang sudah ditetapkan oleh Perseroan untuk dibeli, kemudian menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi kepada Perseroan.

5. Etika berkaitan dengan Keuntungan Pribadi

Direksi dilarang mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan PT BPD..., selain gaji dan fasilitas yang diterimanya sebagai Direktur Perseroan, yang ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

6. Etika berkaitan dengan Benturan Kepentingan

a. Direksi selalu menghindari terjadinya benturan kepentingan.

b. Direksi tidak akan memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang atau pihak lain yang bertentangan dengan kepentingan Perseroan. c. Direksi wajib mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya dan/atau

keluarganya pada Perseroan lain.

d. Apabila terjadi benturan kepentingan, maka harus diungkapkan, dan anggota Direksi yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan Perseroan yang berkaitan dengan kasus tersebut.

e. Apabila benturan kepentingan dan/atau terjadinya perkara tersebut menyangkut semua anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Etika berkaitan dengan Penyuapan

Direksi senantiasa mencegah dan menghindarkan diri dari penyuapan dalam cara dan bentuk apapun untuk kepentingan apapun yang diyakini dan dianggap akan dapat merugikan Perseroan.

8. Etika berkaitan dengan Prinsip Kehati-hatian.

Direksi senantiasa mencegah setiap kebijakan yang dapat berdampak merugikan Perseroan. 5) Etika Jabatan Dewan Komisaris.

1. Etika berkaitan dengan Keteladanan

Dewan Komisaris harus mendorong terciptanya perilaku etis dan menjunjung the highest ethical standarddi Perseroan, salah satu caranya adalah dengan menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi Direksi dan Pegawai Perseroan. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

2. Etika berkaitan dengan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

Dewan Komisaris wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, dan Panduan Good Corporate Governance serta kebijakan Perseroan yang telah ditetapkan.

3. Etika berkaitan dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi

Dewan Komisaris harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang dipercayakan kepadanya termasuk rahasia bank dan rahasia nasabah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta k ebijakan Perseroan.

4. Etika berkaitan dengan Peluang Perseroan

Selama menjabat, Dewan Komisaris tidak diperkenankan untuk: a. Mengambil peluang bisnis Perseroan untuk dirinya sendiri.

b. Menggunakan asset Perseroan, informasi Perseroan atau jabatannya selaku Anggota Dewan Komisaris untuk kepentingan pribadi yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta kebijakan Perseroan yang berlaku.

5. Etika berkaitan dengan Benturan Kepentingan

Definisi benturan kepentingan adalah suatu kondisi tertentu di mana kepentingan Anggota Dewan Komisaris bertentangan dengan kepentingan Perseroan untuk meraih laba, meningkatkan nilai, mencapai visi dan menjalankan misi serta arahan Rapat Umum Pemegang Saham, yang pada akhirnya akan merugikan Perseroan. Atas hal tersebut maka  Anggota Dewan Komisaris hendaknya senantiasa:

a. Menghindari terjadinya benturan kepentingan.

b. Mengisi Daftar Khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada Perseroan maupun perusahaan lain.

c. Berpedoman untuk tidak memanfaatkan jabatan bagi kepentingan pribadi atau bagi kepentingan orang atau pihak lain yang terkait yang bertentangan dengan kepentingan Perseroan.

d. Menghindari setiap aktivitas yang dapat mempengaruhi independensinya dalam melaksanakan tugas.

e. Melakukan pengungkapan dalam hal terjadi benturan kepentingan, dan Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan Perseroan yang berkaitan dengan hal tersebut.

6. Etika berkaitan dengan Penyuapan

Dewan Komisaris senantiasa mencegah dan menghindarkan diri dari penyuapan dalam cara dan bentuk apapun untuk kepentingan apapun yang diyakini dan dapat dianggap akan dapat merugikan Perseroan.

7. Etika berkaitan dengan Prinsip Kehati-hatian

Dewan Komisaris senantiasa mencegah setiap kebijakan yang dapat berdampak merugikan Perseroan.

Dewan Komisaris dilarang mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan PT BPD..., selain gaji dan fasilitas yang diterimanya sebagai Dewan Komisaris Perseroan, yang ditentukan oleh RUPS.

Dalam dokumen BPP Kepatuhan.pdf (Halaman 40-48)

Dokumen terkait