• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

G. Koefisien Determinasi

Untuk pengujian kontribusi kemampuan menjelaskan variabel independen secara bersama-sama terhadap variasi variabel dependen dapat dilihat dari koefisien determinasi (Adj.R2).

Tabel IV.10

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi

Model Summaryb .385a .148 .118 .63214 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), SIZE, LNGROWTH, INST, FCF, LNFLEV

a.

Dependent Variable: LNDPR b.

Berdasarkan tabel IV.10 dapat diketahui bahwa variabel dependen dalam hal ini kebijakan dividen dapat dijelaskan sebesar 11,8 % oleh variabel-variabel independennya. Hal itu terlihat dari nilai Adjusted R Squa re sebesar 0,118. Sedangkan sebesar 88,2% variabel kebijakan dividen dijelaskan oleh variabel – variabel lain di luar model penelitian.

commit to user

80

H. PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data diatas, maka dalam penelitian ini dihasilkan temuan- temuan sebagai berikut:

1. Pengaruh Institusional Ownership terhadap Kebijakan Dividen

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel institusiona l ownership yaitu sebesar 0,884 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,003 yang berarti signifikan pada tingkat signifikansi 1%, maka Ha1 diterima. Berdasarkan hasil pengujian ini dapat

disimpulkan bahwa institusiona l ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini mengindikasikan bahwa pembayaran dividen yang tinggi memang disukai oleh investor institusional karena pembayaran dividen yang tinggi merupakan kompensasi bagi investor institusional dalam peran monitoringnya. Hubungan yang positif antara institusiona l ownership dengan kebijakan dividen ini sesuai dengan teori “bird in the hand” yang menyatakan bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan dengan pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal (ca pita l gain) karena komponen hasil dividen risikonya lebih kecil dari komponen keuntungan modal (ca pita l gain).

Adanya pengaruh yang positif ini mendukung hasil penelitian Chasanah (2008). Dalam penelitiannya, Chasanah (2008) menyatakan bahwa dengan adanya kepemilikan saham oleh institusi menyebabkan pengawasan terhadap manajemen perusahaan menjadi lebih tinggi.

commit to user

81 Manajemen akan menunjukkan kinerja yang baik yang akan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Kenaikan keuntungan ini akan berdampak pada peningkatan dividen. Sehingga institusiona l ownership

berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Han, Lee dan Suk (1999), Short, Zhang dan Keasey (2002) dalam Kouki dan Guizani (2009), dan Istiqomah (2006). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Kouki dan Guizani (2009), Crutchley,et al (1999) dalam Istiqomah (2006), Amidu dan Abor (2006) yang menemukan bahwa institusiona l ownership

berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

2. Pengaruh F ree Cash F low terhadap Kebijakan Dividen

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel free ca sh flow yaitu sebesar 0,729 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,039 yang berarti lebih kecil dari α (0,05) atau signifikan pada tingkat signifikansi 5%, maka Ha2 diterima. Berdasarkan

hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa free ca sh flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin besar free ca sh flow maka semakin besar dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Apabila perusahaan mempunyai

free ca sh flow, manajer perusahaan mendapat tekanan dari pemegang saham untuk membagikannya dalam bentuk dividen. Hal ini dilakukan untuk mencegah pihak manajemen menggunakan free ca sh flow untuk hal-

commit to user

82 hal yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan dan cenderung merugikan para pemegang saham. Oleh karena itu, pihak manajemen membagikan

free ca sh flow agar dapat menekan biaya agensi atau agency cost. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosdini (2009), Holder, Langrehr, dan Hexter (1998), Jensen, Solberg dan Zorn (1992), Mollah, Keasey dan Short (2000), serta Kouki dan Guizani (2009). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Hatta (2002) dan Kurniati (2007) yang menemukan bahwa free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend pa yout ratio.

3. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Kebijakan Dividen

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel growth opportunities yaitu sebesar 0,070 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,191 yang berarti lebih besar dari α (0,05), maka Ha3 ditolak. Berdasarkan hasil pengujian ini dapat

disimpulkan bahwa growth opportunities tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian, variabel growth opportunities yang diproksikan dengan rasio ma rket to book va lue of equity tidak dapat digeneralisasikan sebagai variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen selama periode penelitian. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Istiqomah (2006) yang juga menemukan bahwa growth memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

commit to user

83 Koefisien regresi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang positif antara growth opportunities dengan kebijakan dividen. Dengan demikian, semakin tinggi growth opportunities atau kesempatan pertumbuhan suatu perusahaan, maka akan semakin besar dividen yang dibagikan. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan cenderung menggunakan hutang atau penerbitan saham baru. Dengan demikian, perusahaan memiliki sumber pendapatan yang dapat diinvestasikan kembali tanpa harus mengurangi proporsi dividen yang dibagikan bagi pemegang saham, dengan kata lain perusahaan dapat tetap membagikan dividen yang tinggi. Dalam hal ini, perusahaan menerapkan strategi signa ling dengan tujuan untuk mendapatkan respon yang baik di kalangan investor tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang, sehingga akan menarik investor untuk berinvestasi. Pembayaran dividen yang tinggi dan kesempatan pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi mengindikasikan bahwa perkembangan perusahaan yang bagus, sehingga akan direspon oleh investor bahwa prospek perusahaan di masa yang akan datang lebih baik. Sebaliknya, apabila perusahaan menurunkan pembayaran dividen, maka akan direspon oleh investor bahwa prospek perusahaan cenderung menurun. Adanya arah hubungan yang positif ini sesuai dengan hasil penelitian Kouki dan Guizani (2009), namun hasil penelitian ini tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Westri (2008), Chasanah (2008), Rozeff (1982), Saxena (1999), Amidu dan Abor

commit to user

84 (2006) serta Holder, Langrehr dan Hexter (1998) yang menemukan bahwa

growth berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

4. Pengaruh F inancial Leverage terhadap Kebijakan Dividen

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel fina ncia l levera ge yaitu sebesar -0,079 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,198 yang berarti lebih besar dari α (0,05), maka Ha4

ditolak. Berdasarkan hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa

financia l levera ge tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Kurniati (2007) yang menemukan bahwa financia l levera ge memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap dividend pa yout ratio.

Koefisien regresi yang negatif menunjukkan adanya arah hubungan yang negatif antara financia l levera ge dengan kebijakan dividen. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajiban yang harus dibayar. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen akan semakin rendah, sehingga terdapat hubungan yang negatif antara tingkat fina ncia l levera ge dengan kebijakan dividen. Adanya arah

commit to user

85 hubungan yang negatif ini sesuai dengan hasil penelitian Gugler dan Yurtoglu (2003), Jensen, Solberg dan Zorn (1992), Kouki dan Guizani (2009), Al-Malkawi (2009), Nuringsih (2005), dan Istiqomah (2006) namun hasil penelitian ini tidak signifikan.

5. Pengaruh F irm Size terhadap Kebijakan Dividen

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel firm size yaitu sebesar 0,057 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,114 yang berarti lebih besar dari α (0,05), maka Ha5 ditolak.

Berdasarkan hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nuringsih (2005) yang juga menemukan bahwa

firm size memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

Koefisien regresi yang positif menunjukkan adanya arah hubungan yang positif antara firm size dengan kebijakan dividen. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin besar firm size atau ukuran perusahaan, maka semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Suatu perusahaan besar dan sudah mapan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal. Kemudahan akses ke pasar modal ini cukup berarti bagi fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana yang lebih besar sehingga tidak hanya tergantung oleh dana internal. Dengan demikian, perusahaan yang besar dapat membayarkan dividen

commit to user

86 yang besar kepada pemegang saham. Sebaliknya, perusahaan dengan skala kecil tidak mudah melakukan penambahan modal karena terbatasnya informasi dan akses ke pasar modal. Oleh karena itu, perusahaan kecil memandang laba ditahan merupakan sumber dana terbaik yang dapat dihimpun untuk memenuhi tambahan modal baru. Sehingga perusahaan kecil cenderung membayarkan dividen yang rendah. Adanya arah hubungan yang positif antara firm size dengan kebijakan dividen ini sesuai dengan penelitian Crutchley dan Hansen (1989) dalam Nuringsih (2005), Holder, Langrehr dan Hexter (1998), Hatta (2002), Westri (2008) dan Chasanah (2008), namun hasil penelitian ini tidak signifikan.

commit to user

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 11,8% variabel kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh variabel independen yang diteliti, sedangkan sisanya sebesar 88,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.

2. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa kelima variabel independen yaitu institusiona l ownership, free ca sh flow, growth opportunities, financia l levera ge dan firm size mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

3. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa institusiona l ownership berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini sesuai dengan penelitian Istiqomah (2006), Chasanah (2008), dan Han, Lee, dan Suk (1999).

4. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa free ca sh flow

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini sesuai dengan penelitian Rosdini (2009), Mollah, Keasey dan Short (2000), Holder, Langrehr, dan Hexter (1998), serta Kouki dan Guizani (2009).

commit to user

88 5. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa growth opportunities

tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini sesuai dengan penelitian Istiqomah (2006).

6. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa fina ncia l levera ge

tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Kurniati (2007).

7. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nuringsih (2005).

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain sebagai berikut: 6. Penelitian ini hanya menggunakan satu jenis industri yakni perusahaan

manufaktur sehingga hasil dari penelitian ini belum dapat digeneralisasikan untuk semua jenis industri yang ada.

7. Dalam penelitian ini, tahun pengamatan masih terbatas yaitu empat tahun penelitian dari tahun 2006 sampai dengan 2009.

8. Perusahaan yang dijadikan sampel tidak membayarkan dividen berturut- turut selama empat tahun periode penelitian (2006-2009). Hal ini dikarenakan sesuai laporan keuangan masing-masing perusahaan sampel yang ada di Indonesia n Ca pita l Ma rket Directory (ICMD), banyak perusahaan manufaktur yang tidak membayarkan dividen secara berturut-turut selama periode penelitian.

commit to user

89

C. Saran

Setelah mendapatkan hasil dan mempertimbangkan keterbatasan penelitian yang ada, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

a. Dalam menentukan kebijakan dividen, manajemen perusahaan perlu memperhatikan besarnya proporsi kepemilikan institusional dan besarnya free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan karena peningkatan proporsi kepemilikan institusional dan peningkatan free ca sh flow akan mampu meningkatkan besarnya dividen yang dibayarkan kepada investor.

b. Perusahaan sebelum melakukan kebijakan membagikan dividen sebaiknya mengkaji terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembagian dividen sehingga dalam pelaksanaannya nanti akan saling menguntungkan antara pihak perusahaan dan investor.

2. Bagi Investor

Bagi investor yang memiliki tujuan investasi untuk memperoleh dividen perlu memperhatikan besarnya proporsi kepemilikan institusional dan besarnya free ca sh flow yang dimiliki oleh perusahaan agar memperoleh keuntungan dari investasinya karena peningkatan proporsi kepemilikan institusional dan peningkatan free ca sh flow akan mampu meningkatkan besarnya dividen yang dibayarkan kepada investor.

commit to user

90 3. Bagi penelitian selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan sektor industri yang berbeda dan memperpanjang tahun penelitian dari penelitian ini agar penelitian selanjutnya dapat memberikan penjelasan yang lebih sempurna mengenai kebijakan dividen perusahaan.

b. Penelitian selanjutnya dapat memisahkan perusahaan sampel sesuai dengan karakteristik industrinya, karena hasil penelitian yang didapat akan lebih bermakna jika sampel yang digunakan dipisahkan berdasarkan karakteristik industrinya.

c. Hendaknya untuk penelitian selanjutnya lebih mengembangkan lagi variabel- variabel lain yang mempengaruhi kebijakan dividen karena berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan yaitu institusiona l ownership, free cash flow, growth opportunities, fina ncia l levera ge dan firm size hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen yaitu kebijakan dividen sebesar 11,8% sehingga menunjukkan bahwa masih banyak variabel- variabel lain yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen.

Dokumen terkait