• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Kognitif menurut Vygotsky

Dalam dokumen PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (Halaman 92-96)

Teori Belajar menurut Aliran Kognitif dan Landasan filosofisnya

B. Teori Kognitif menurut Vygotsky

Teori perkembangan kognitif Vygotsky berkaitan dengan kemampuan dalam merekonstruksi berbagai hasil pengalaman aktual hasil perkembangan individu dengan lingkungan di sekitarnya. Pandangan Vygotsky tentang kognitif berbeda dengan teori-teori kognitif yang lain, seperti teori kognitif yang dikembangkan oleh Piaget maupun Bruner.

Sebagian besar para peneliti di bidang kognitif menekankan penelitiannya pada tujuan perkembanagn kognitif.4 Dengan demikian, masalah penelitian mereka berkisar pada masalh-masalah yang berkaitan dengan

“Bagaimanakah mekanisme perkembangan kognitif sejak lahir sampai usia dewasa?”, “Bagaimana anak mentransformasi setiap tahap perkembangan kognitifnya sehingga dapat mencapai perkembangan kognitif orang dewasa?”. Vygotsky berbeda dari ahli kognitif tersebut, karena ia memandang kognitif dari sudut pandang yang lebih luas. Oleh sebab itu, penelitian yang dilakukannya tentang perkembangan kognitif bertitik tolak dari permasalahan yang berkaitan dengan proses perkembangan intelektual dari lahir sampai meninggal.atau proses perkembangan intelektual sepanjang hayat. Oleh sebab itu, pertanyaan penelitian Vygotsky adalah

“Bagaimanakah manusia mengembangkan proses psikologis tingkat tinggi sejak lahir sampai meninggal?”.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran teori belajar Vygotsky adalah salah satu teori belajar sosial yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif. Di dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaksi sosial yaitu antara peserta didik dengan peserta didik yang lain dan antara peserta didik dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah.

4 Marcy P. Driscoll, Psychology of Learning for Instruction. (Boston:Pearson Education, 2005) hlm. 248

85

1. Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky

Dalam membahas teori perkembangan kognitif menurut Vygotsky, ada beberapa aspek yang perlu ditelaah, yaitu: (a) kognitif berkembang secara alamiah, (b) interaksi sosial, (c) media budaya dan internalisasi, dan (d) zone of proximal development atau ZPD.

a) Kognitif Berkembang Secara Alamiah

Penelitian yang dilakukan oleh Vygotsky tentang perkembangan kognitif manusia dilakukannya dalam suasana yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada subjek penelitiannya untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat diobservasi. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh ahli-ahli perkembangan kognitif lainnya yang secara ketat mengendalikan prilaku subjek penelitiannya dalam kondisi yang telah dirancang sebelumnya. Dalam melaksanakan penelitiannya, Vygotsky menerapkan tiga teknik berikut:

 Teknik pertama, yaitu memberikan berbagai kendala pada subjek penelitiannya yang dapat dipecahkan dengan pemecahan masalah biasa, misalnya meminta anak yang menguasai bahasa asing untuk menyelesaikan tugas kelompok dengan anak yang tidak menguasai bahasa asing.

 Teknik kedua dilakukan dengan memberikan alat yang dapat digunakan oleh anak untuk memecahkan masalahnya. Dalam kondisi yang bervariasi, anak-anak yang berbeda usianya diharapkan dapat menggunakan alat tersebut dengan berbagai cara yang berbeda.

 Teknik ketiga dilakukan dengan jalan meminta anak untuk memecahkan masalah diluar kemampuannya. Dalam fase ini,

86

Vygotsky menemukan anak mulai mengembagkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

b) Interaksi Sosial

Tema utama dari teori Vygotsky adalah bahwa interaksi sosial memegang peranan utama dalam perkembangan kognitif. Vygotsky mengemukakan bahwa perkembangan fungsi budaya pada anak terjadi dalam dau fase berikut ini:

 Interaksi sosial yang terjadi pada lingkungan sosial di sekitar anak. Dalam hal ini, interaksi anak dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, yang disebutnya dengan istilah interpsychological process.

 Interaksi sosial yang terjadi dalam diri anak yang disebutnya dengan istilah intrapsychological process.

Kedua proses tersebut diatas, melibatkan perhatian, berpikir logis dan formasi konsep. Oleh sebab itu, semua kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan hasil interaksi antara pengalaman pengalaman aktual antar individu dengan lingkungannya.

c) Media Budaya dan Internalisasi

Dalam meneliti hubungan antara perkembangan kognitif dan interaksi sosial, yang berfungsi sebagai perantara atau mediasi budaya pada anak, Vygotsky mengemukakan bahwa interaksi sosial yang berfungsi sebagai perantara budaya berlangsung dalam komunikasi interpersonal antara anak dengan orang tua atau teman sebayanya. Melalui proses ini, perkembangan mental tingkat tinggi berkembang sejalan dengan perkembangan budaya di sekitar anak.

Melalui interaksi sosial tersebut, anak belajar kebiasaan-kebiasaan dan cara berpikir seperti yang diungkapkannya dalam bahasa lisan,

87

bahasa tertulis dan simbol-simbol yang mengandung makna tertentu dalam kebudayaannya. Selanjutnya, anak akan membangun pengetahuannya yang berkaitan denagn berbagai pengalaman interaksi sosial yang dialaminya. Proses ini disebut Vygotsky dengan istilah cultural mediation (media budaya) dan proses mental yang terjadi didalamya disebut dengan istilah internalization (internalisasi).

Internalisasi dapat dijelaskan sebagai pemahaman terhadap knowing how. Misalnya, dengan kemampuannya sendiri anak menuangkan air ke dalam gelas dengan hati-hatiagar tidak tumpah adalah hasil dari pemahaman atau proses internalisasi tentang perilaku yang harus dilakuakan pada waktu menuangkan air ke dalam gelas.

Perilaku ini merupakan hasil interaksi sosial dengan oreng-orang di sekitarnya dan dalam hal ini terjadi mediasi kultural. Contoh lain yang dapat dikemukakan tentang pemahaman anak adalah terhadap arti perkataan yang diungkapkan dengan suara lembut bererti senang dan ramah, dan perkataan yang diungkapakan dengan suara kasar berarti marah. Melalui proses internalisasi atau pemahamannya tentang suara tersebut, anak akan memberikan yang sesuai seperti tertawa atau tersenyum atau menangis karena takut dimarahi.

d) Zone of Proximal Development atau ZPD

Aspek terakhir dari teori Vygotsky mengenai perkembangan kognitif adalah zone of proximal development. Vygoysky mendefinisikan ZPD sebagai jarak antara kemampuan yang dikuasai yang tercermin dari kemampuan dalam memecahkan masalah secara mandiri dan kemampuan yang sedang berkembang dan membutuhkan pertolongan melalui interaksi sosial, yang dapat dilihat dari kemampuan anak dalam memecahkan suatu masalah

88

dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang telah memilikikemampuan tersebut. Vygotsky meyakini bahwa bila siswa berada dalam area ZPD untuk tugas-yugas belajar tertentu perlu diberikan bantuan atau scaffolding, tanpa bantuan tersebut maka siswa akan mendapat berbagai kesulitan dan kurang berhasil dalm menyelesaikan tugas-tugas belajar tersebut dengan baik.

Dalam dokumen PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN (Halaman 92-96)