• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kohesivitas Klik Pada Remaja

2. Kohesivitas Kelompok

Kohesivitas kelompok adalah derajat sejauh mana

anggota-anggota kelompok tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap

tinggal dalam kelompok. Robbins (1996) mendefinisikan Group Cohesiveness merupakan suatu tingkat yang menggambarkan para anggotanya tertarik satu sama lain dan dimotivasi untuk tetap berada di

dalam kelompok. Tingkat Kohesivitas dipengaruhi oleh jumlah waktu

yang dihabiskan bersama oleh para anggota kelompok, tingkat kesulitan

dari penerimaan anggota baru ke dalam kelompok, ukuran kelompok,

ancaman eksternal yang mungkin, dan sejarah keberhasilan dan

kegagalan kelompok di masa lalu. Semakin besar kesempatan bagi para

anggota kelompok untuk bertemu dan berinteraksi satu sama lain, maka

lebih besar juga kesempatan bagi anggota untuk menemukan minat

yang sama dan menjadi tertarik satu sama lain. Semakin sulit untuk

diterima menjadi anggota kelompok maka para anggotanya semakin

menghargai keanggotaan yang mereka miliki (Ikhsan dkk, 2005).

Kohesivitas kelompok dapat didefinisikan sebagai tingkat yang

menggambarkan suatu kelompok yang anggotanya mempunyai

pertalian dengan anggota lainnya dan keinginan untuk tetap menjadi

bagian dari kelompok tersebut (Kidwell, Mossholder dan Bennett dalam

menyebabkan individu cenderung lebih sensitif kepada anggota lainnya

dan lebih mau untuk membantu dan menolong mereka (Scachter,

Ellertson, McBride, dan Gregory dalam Kim dan Taylor, 2001).

Menurut Kreitner & Kinicki (2006) bahwa kelompok yang

kohesif akan terbentuk suatu group think, dimana semua kelompok memiliki persamaan persepsi. Terbentuknya group think akan didukung oleh anggota kelompok karena akan lebih mengutamakan tujuan

kelompok dan lebih menyenangi jika identitas kelompok dikenal.

Kelompok yang kohesif memiliki kesamaan pemikiran dan pandangan

antar anggota sangat diperlukan. Kohesivitas dalam kelompok akan

memunculkan perasaan kesatuan/keterpaduan antar anggota kelompok

sehingga akan menyatukan pribadi anggota. Semakin kohesif maka

akan memelihara group think karena disamping pendapat-pendapat yang kritis, keinginan untuk maju didukung oleh anggota kelompok

(Kesipahada, 2009).

Kohesivitas kelompok adalah kekuatan yang mendorong anggota

kelompok untuk tetap konsisten terhadap kebersamaan dengan anggota

kelompok dan mencegahnya dari pengaruh kelompok lainnya (Collins

& Raven dalam Klara, 2005). Kohesivitas dalam kelompok terjadi

karena adanya ketertarikan antar interpersonal dalam kelompok,

ketertarikan anggota pada berbagai kegiatan dan ketertarikan setiap

kebutuhannya. Semakin meningkatnya kepuasan maka anggota merasa

aman dan terlindungi karena adanya komunikasi yang lebih efektif,

bebas, terbuka dan terjadi interaksi sehingga anggota makin mudah

tunduk pada norma kelompok dan tidak memberikan toleransi pada

orang lain (Mc David dan Harary dalam Klara, 2005).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok

Kelompok sebaya dapat memberikan pengaruh yang kuat

terhadap anggota-anggotanya dan faktor-faktor yang mempengaruhi

kohesivitas kelompok adalah : (Hare dalam Klara, 2005)

1. Faktor Situasional yang terdiri dari :

a). Ukuran kelompok, yaitu efektif berjumlah 5 orang) karena

b). Jaringan komunikasi, yaitu adanya interaksi diantara anggota.

c). Kohesi kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota untuk

tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan

kelompok

2. Faktor Personal yang terdiri dari :

a). Proses interpersonal : keterbukaan, percaya, simpati

b). Kebutuhan interpersonal : inklusi, kontrol, afeksi

c. Aspek-Aspek kohesivitas kelompok

Menurut Collins et all (1964) dalam Gibson (1993), kohesivitas

untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan

kelompok dan kohesivitas kelompok (klik) diukur dari aspek-apsek :

a.Ketertarikan satu sama lain secara interpersonal

b.sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas

kebutuhan anggotanya

Kelompok sebaya dapat memiliki kedekatan atau kesamaan

dalam sikap, perilaku, dan prestasi yang disebut Group Cohesiveness

dan umumnya dikaitkan dengan dorongan anggota untuk tetap bersama

dalam kelompoknya dibanding dorongan untuk mendesak anggota

keluar dari kelompok (Gibson, 1993).

Kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

(Lewin dalam Klara: 2005)

1. Tujuan, yaitu mudah dimengerti oleh anggota kelompok, relevan

dengan kebutuhan anggota, mengisyaratkan saling ketergantungan

dan membangkitkan komitmen tingkat tinggi dari anggota untuk

mencapainya.

2. Anggota harus mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan

3. Partisipasi dan kepemimpinan harus terdistribusikan antar anggota

tanggung jawab dan semua orang terlibat dalam pekerjaan

kelompok, setia terhadap kebutuhan kelompok dan puas terhadap

sumber daya keanggotaan (potensi anggota dimanfaatkan) dalam

4. Prosedur pengambilan keputusan yaitu tepat dan fleksibel

5. Kekuasaan dan pengaruh, yaitu keahlian kemampuan

6. Konflik, yaitu kontroversi ide/opini dan pemicunya berupa kebutuhan, kelangkaan sumber daya (uang, power), persaingan.

7. Kohesivitas meningkat yaitu saling menyukai, ingin terus menjadi

bagian kelompok, puas terhadap keanggotaan, tingkat penerimaan,

dukungannya dan kepercayaan meningkat

8. Kemampuan memecahkan masalah yaitu merasakan adanya

masalah mencari dan menetapkan solusi dan mengevaluasi

efektivitas solusi.

3. Kohesivitas Klik Pada Remaja

Ketika memahami tentang pengaruh kelompok sebaya maka remaja

akan mendapat pesan bahwa kelompok yang homogen pada remaja dapat

menjadi terkenal. Keberadaan kelompok sebaya secara umum telah

memberikan konsep yang berbeda-beda, misalnya kebudayaan kaum muda

(Burlingame, 1970). Masyarakat remaja (Coleman, 1961) dalam

Berzonsky, 1981) pada kenyataannya kelompok sebaya melibatkan

anggota dengan beragam hal guna meningkatkan kualitas pertemanan yang

ditunjukkan dalam ukuran dan derajat kelekatan kohesifnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Dunphy (1963) dalam Berzonsky

yang cenderung dibentuk oleh kelompok sebaya yaitu mengenai tipe,

perbedaan, tujuan dan sifat struktural. Studi tersebut menunjukkan bahwa

klik sebagai kelompok ssebaya memainkan peran penting dalam

membantu meningkatkan sosialisasi heteroseksual pada anggotanya. Klik

sebagai kelompok sebaya berfungsi sebagai penasehat atau bahkan

perencana sosial ketika dibutuhkan seperti menyediakan sarana dimana

kaum muda dapat memperoleh status (Ausubel, 1954; Burlingame, 1970;

Dunphy, 1963). Dengan demikian remaja harus menghasilkan penerimaan

kelompok sebaya dan harus menyesuaikan diri pada harapan kesesuaian

dalam upaya untuk memelihara penerimaan yang berkesinambungan.

Klik sebagai salah satu bentuk kelompok sebaya dapat menjadi

teman berdiskusi tentang sesuatu masalah. Dalam klik maka para remaja

dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat ditemukan di rumahnya.

Interasksi sosial khususnya bersifat pribadi dapat mempengaruhi seseorang

mencurahkan isi hatinya kepada teman-temannya baik sesuatu yang

menyenangkan atau sesuatu yang menyedihkan. Oleh karena itu remaja

sering meninggalkan rumah dalam waktu yang berjam-jam lamanya.

Kelompok sebaya mempunyai karakteristik yaitu jumlah anggotanya

kecil, terdapat kepentingan yang bersifat umum namun terbagi secara

langsung, adanya kerja sama guna kepentingan yang diharapkan, setiap

pribadi saling memiliki hubungan yang erat dan pengertian di antar

kelompok sering terjadi tukar-menukar pengalaman, kerja sama,

tolong-menolong, tenggang rasa antar sesama anggota kelompok sebaya.

Terjadinya antipati dalam kelompok disebabkan oleh adanya ketidak

cocokan antara individu sehingga tenjadi pertentangan dan percecokan

antar anggota sehingga kohesivitas dalam sebuah kelompok sebaya tidak

bersifat netral maka perlu mengubah nilai-nilai kelompok agar kohesivitas

kelompok menuju ke arah yang tepat.

B. Perilaku Konsumtif

Dokumen terkait