• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Kolesterol

2.2.1 Definisi Kolesterol

Kolesterol (C27H45OH) (Yun.: chole = empedu, stereos = padat) adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa lemak tetapi berumus steroida, seperti banyak senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan

bangun esensial bagi tubuh untuk sintesa zat-zat penting, seperti membran sel dan bahan isolasi sekitar serat saraf, begitu pula hormon kelamin dan anak-ginjal, vitamin D serta asam empedu (Tjay, 2007). Kolesterol sebagian besar disintesiskan oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet. Kolesterol merupakan produk khas dari metabolisme hewan dan oleh karenanya terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan seperti daging, hati, otak dan kuning telur. Keberadaan kolesterol dalam pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan membuat endapan/kristal lempengan yang akan mempersempit/menyumbat pembuluh darah. Kadar kolesterol didalam darah adalah dibawah 200 mg/dl. Apabila melampaui batas normal maka disebut sebagai hiperkolesterolemia (Tjay,2007).

Sintesa. Dalam keadaan normal hati melepaskan kolesterol ke darah sesuai kebutuhan. Tetapi bila diet mengandung terlampau banyak kolesterol atau lemak hewani jenuh maka kadar kolesterol darah akan meningkat (Tjay, 2007).

Gambar 2.3 Struktur Kimia Kolesterol

[Sumber: www.chemicalbook.com]

2.2.2 Fungsi Kolesterol

Fungsi kolesterol dalam tubuh antara lain merupakan zat essensial untuk membran sel tubuh, merupakan bahan pokok untuk pembentukan garam empedu yang diperlukan untuk proses pencernaan lemak atau minyak, dan merupakan bahan baku untuk membentuk hormon steroid, misalnya: progesteron dan estrogen pada wanita, testosteron pada pria, kortikosteroid dan lain-lain. Kolesterol merupakan komponen penting

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk pembentukan membran sel dan disintesis di seluruh jaringan, tetapi 90% disintesis dalam sel mukosa usus dan hepatosit (Tjay, 2007).

Kolesterol yang disintesa diubah menjadi jaringan, hormon dan vitamin yang kemudian beredar ke dalam tubuh melalui darah. Namun demikian, kolesterol ada yang kembali ke hati untuk diubah menjadi asam empedu dan garam. Linder (1992) menyatakan bahwa orang dewasa rata-rata membutuhkan 1.1 gram kolesterol untuk kebutuhan tubuhnya. Dari jumlah itu, 25-40% atau 200-300 mg secara normal berasal dari makanan dan selebihnya dari endogen (biosintesis) terutama oleh hati kemudian oleh usus kecil. Kadar kolesterol normal dalam plasma pada orang dewasa normal sebesar 120-220 mg/dl. Biasanya kadar kolesterol yang melebihi batas ini dianggap sebagai hiperkolesterolemia.

2.2.3 Lipoprotein

Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga diperlukan suatu alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang merupakan salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk kompleks dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang disebut lipoprotein. Lipoprotein adalah jenis lipid plasma yang bersifat hidrofobik. Secara umum lipoprotein yang dikenal yaitu HDL, LDL, chyclomicron, VLDL, tetapi dua jenis liporpotein utama yaitu HDL dan LDL (Tjay, 2007).

Lipoprotein jenis pertama adalah lipoprotein dengan densitas tinggi atau High-density lipoprotein (HDL) dikenal sebagai kolesterol baik, berperan dalam membawa kolesterol dalam darah dari jaringan tubuh kembali ke hati untuk dieliminasi. Kadar HDL yang tinggi dalam darah adalah kondisi yang baik bagi tubuh. Apabila kadar HDL rendah (< 40) dalam darah, maka hal ini dapat memicu terjadinya pembentukan plak pada arteri jantung, serangan jantung dan kematian kardiovaskular. Lipoprotein jenis kedua adalah lipoprotein dengan densitas rendah atau Low-density lipoprotein (LDL) dikenal sebagai kolesterol jahat. LDL merupakan pemicu terjadinya pembentukan plak pada arteri, serangan

jantung dan kematian kardiak. LDL berfungsi mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan tubuh yang membutuhkan (Tjay, 2007).

2.2.4 Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Ada tiga tingkatan kolesterol dalam serum, yaitu kolesterol serum normal dengan kolesterol total < 200 mg/dl, kolesterol serum tinggi yang dapat menyebabkan kondisi hiperkolesterolemia sedang (240-289 mg/dl) dan kolesterol serum sangat tinggi yang dapat menyebabkan hiperkolesterolemia berat (>290 mg/dl) (Tjay, 2007)

Beberapa bahan kimia yang diindikasikan memiliki potensi hipokolesterolemik adalah sitosterol, niasin, vitamin C, vitamin E dan karoten. Adapun mekanisme penurunan kolesterol oleh serat pangan adalah: kolesterol yang disintesa maupun yang berasal dari makanan beredar dalam darah. Sebagian kolesterol akan diubah menjadi asam empedu, masuk ke dalam usus dan berubah menjadi feses, kemudian diekskresikan ke luar. Semakin banyak kolesterol tubuh yang diekskresikan melalui empedu, semakin banyak pula kolesterol dikurangi dari darah. Hal inilah yang menyebabkan penurunan kadar kolesterol di dalam darah. Peranan serat pangan adalah meningkatkan produksi asam empedu dan mengeliminasi ke dalam usus untuk diekskresikan sebagai feses. Pengaruh serat pangan terhadap penurunan kadar kolesterol apabila telah terjadi peningkatan kolesterol di dalam darah.

2.2.5 Antilipemika

Antilipemika adalah obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan/atau TG darah yang tinggi. Menurut Tjay (2007) obat-obat tersebut sekarang ini tersedia dalam 4 kelompok utama:

a. Damar penukar anion/pengikat asam empedu: kolestiramin dan kolestipol.

Berdaya mengikat asam empedu sehingga sekresi kolesterol ditingkatkan. Khususnya menurunkan LDL-kolesterol (tipe II A) dan

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kolesterol total dengan 8-15%, bersama nikotinat sampai 40% dan bekerja sinergistis dengan penghambat-HMG-CoA reduktase. Kombinasi terakhir mampu menurunkan kadar LDL-kolesterol dengan 50-60%.

Efek samping dari kolestiramin berupa gangguan lambung-usus, terutama obstipasi. Rasanya tidak enak. Resorpsi dari vit A, D, E, K dapat berkurang.

b. Asam nikotinat dan acipimox terutama menurunkan TG dan VLDL, efeknya terhadap kolesterol total dan LDL lebih ringan. Berhubung efek sampingnya yang tidak nyaman (vasodilatasi pembuluh muka, flushing) dan rasa panas, nyeri kepala, gatal-gatal dan iritasi kulit, juga penglihatan berkurang, khususnya digunakan sebagai obat tambahan pada damar dari fibrat.

c. Fibrat: klofibrat, simfibrat dan fenofibrat. Berkhasiat menurunkan TG dan VLDL dengan kuat, kolesterol total hanya sedikit. LDL dapat diturunkan pula, sedangkan HDL dinaikkan sedikit, kecuali gemfibrozil yang menaikkan HDL dengan kuat. Singkatnya fibrat meningkatkan kadar HDL (10 %) dan menurunkan kadar LDL dengan 10-15%.

Efek samping dari klofibratyang paling sering berupa gangguan (sementara) saluran cerna, kadang kala nyeri kepala, kantuk, eksanterna, stimulasi nafsu makan, rambut rontok dan impotensi. Semua senyawa fibrat dapat menyebabkan suatu sindroma myositis (radang otot) yang insidensinya lebih meningkat bila pada saat bersamaan menggunakan zat penghambat reduktase.

d. Statin: lovastatin, simvastatin, pravastatin, atorvastatin, dan rosuvastatin.

Senyawa penghambat-reduktase (HMG-CoA-reductase-inhibitors) ini berdaya menurunkan sintesa kolesterol endogen dalam hati dan dengan demikian terjadi penurunan kolesterol total dengan kuat, LDL (dengan 30-40%), TG dan VLDL lebih ringan, sedangkan

HDL dinaikkan. Dapat dikombinasi dengan damar untuk pengobatan hiperlipidemia yang parah.

Efek sampingnya pada umumnya ringan, antara lain nyeri otot (2-11% myopathie) reversibel, yang adakalanya menjadi gangguan otot parah yang disebut rhabdomyolysis. Juga terapi kombinasi senyawa statin lain dan fibrat (mis. fenofibrat - pravastatin) dapat menimbulkan gangguan yang ditandai nyeri dan lemah otot mendadak, gejala-gejala flu dan urin berwarna gelap. Efek samping yang paling sering terjadi dan berupa rasa letih dan nyeri otot, terutama dari bokong dan tungkai atas.

Dokumen terkait