• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Produksi Susu Segar Kelompok Tani Makmur Agro Satwa Tingkat Produksi Optimal

Variabel keputusan yang ingin diketahui adalah jumlah produksi yang yang seharusnya dihasilkan oleh Kelompok Tani MAS agar mencapai keuntungan yang maksimal. Perencanaan produksi yang yang dilakukan oleh Kelompok Tani MAS selalu dibatasi oleh berbagai macam kendala. Kendala yang ada pada Kelompok Tani MAS adalah kendala ketersedian bahan baku utama, bahan baku penolong, jam kerja mesin, jam tenaga kerja langsung dan kendala permintaan. Perbandingan antara tingkat produksi aktual dengan optimalnya dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Produksi aktual dan optimal produk olahan susu segar kelompok tani MAS

Jenis Produk Tingkat Produksi

Aktual Optimal Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik 2.317 3.000

Susu tanpa rasa dengan kemasan plastik 170 0 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan plastik 272 750 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup 188 2.000

Yoghurt dengan kemasan stik 17.120 3.696

Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml 214 350 Yoghurt dengan kemasan botol 1000 ml 54 80

Puding Susu 411 0

Sumber : Hasil perhitungan LINDO

Berdasarkan pada Tabel 15, untuk meningkatkan keuntungan ada beberapa produk yang produksinya ditingkatkan, dikurangi dan tidak ditingkatkan dan dikurangi produksinya bahkan ada produk yang tidak diproduksi. Produk yang produksinya ditingkatkan adalah susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik yang aktualnya 2.317 menjadi 3.000, susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan plastik yang aktualnya 275 plastik menjadi 750 plastik, susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup yang aktualnya 188 cup menjadi 2.000 cup, yoghurt dengan kemasan botol 250 ml yang aktualnya 214 botol menjadi 350 botol, yoghurt dengan kemasan botol 1000 ml yang aktualnya 54 botol menjadi 80 botol. Produk yang produksinya diturunkan adalah yoghurt dengan kemasan stik yang aktulanya 17.120 stik menjadi 3.696 stik. Sedangkan untuk produk yang tidak diproduksi adalah susu pasteurisasi tanpa rasa dengan kemasan plastik dan puding susu.

Produk-produk yang produksinya ditingkatkan tidak ada masalah dalam proses pemasarannya karena produksinya sesuai dengan permintaan yang diminta oleh pasar, karena selama ini semua produk-produk yang diproduksi oleh Kelompok Tani MAS masih jauh dibawah permintaan pasar sehingga produksinya belum bisa memenuhi permintaan pasar.

Berdasarkan hasil optimalisasi tersebut keuntungan yang akan diperoleh oleh Kelompok Tani MAS adalah sebesar Rp. 4.692.278 yang aktuanya memperoleh keutungan sebesar Rp. 2.853.792, sehingga ada penambahan keuntungan sebesar Rp. 1.838.486.

Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Penolong

Kelompok Tani MAS selalu berupaya untuk menyediakan bahan baku yang cukup agar perencanaan kegiatan produksi tidak mengalami hambatan. Pemanfaatan bahan baku merupakan selisih antara ketersedian bahan baku dengan nilai variabel slack/surplus yang menunjukan bahan baku yang tidak terpakai. Penggunaan bahan baku dan bahan baku penolong pada kondisi aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Penggunaan bahan baku dan penolong pada kondisi aktual dan optimal Bahan Baku dan Penolong Satuan Aktual Optimal

Penggunaan Penggunaan Slack/Surplus

Susu Segar Liter 700 700 0

Gula Kg 3 2,1 0,90

Bakteri Liter 25 12,58 12,42

Agar-Agar Kg 0.4 0 0,4

Berdasarkan Tabel 16, menunjukan bahwa hampir semua penggunaan bahan baku dan bahan baku penolong belum digunakan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari nila slack/surplus lebih dari nol (0). Bahan baku penolong gula dan bakteri belum terpakai secara optimal. Pada bahan baku susu segar terdapat nilai slack/surplus sebeasar nol (0). Hal ini menunjukan bahwa dalam penggunaan bahan baku tersebut sudah digunakan secara optimal. Ketersedian bahan baku penting untuk diperhatikan, karena pemakaian dan penyediaan bahan baku yang kurang tepat akan menyebabkan tidak efisien dalam proses produksi. Kekurangan bahan baku dapat merugikan Kelompok Tani MAS, begitu sebaliknya bahwa kelebihan bahan baku belum tentu menguntungan. Hal ini disebabkan karena perlu menyediakan biaya tambahan untuk penyimpanan.

Penggunaan Jam Kerja Mesin

Berdasarkan hasil olahan optimal pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa jumlah jam kerja mesin belum terpakai secara optimal. Pada kondisi optimal memiliki nilai slack/surplus lebih besar dari nol (0). Hal ini menunjukan masih banyak jam kerja mesin yang menganggur. Jumlah jam kerja mesin yang tesedia di Kelompok Tani MAS belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk proses produksi. Penggunaan jam kerja mesin di Kelompok Tani MAS pada kondisi aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Penggunaan jam kerja mesin pada kondisi aktual dan optimal

Kondisi Penggunaan Jam Kerja Mesin (Menit)

Aktual 960

Penggunaan Optimal 35,08

Slack/Surplus 924,92

Sumber : Hasil perhitungan LINDO

Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung

Jumlah jam tenaga kerja langsung baik tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja borongan. Berdasarkan hasil olahan optimal pada Tabel 18, jam tenaga kerja tetap dan tenaga kerja borongan belum terpakai secara optimal. Karena pada kondisi optimal memiliki nilai slack/surplus lebih besar dari nol. Hal ini menunjukan masih banyak jam tenaga kerja langsung yang tidak terpakai. Jumlah jam tenaga kerja yang tersedia di Kelompok Tani MAS belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk proses produksi dan pengemasan. Keadaan seperti ini menunjukan bahwa Kelompok Tani MAS tidak perlu menambah ketersedian jam tenaga kerja langsung, karena hal tersebut merupakan suatu pemborosan. Penggunaan jam tenaga kerja langsung aktual dan optimal dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Penggunaan jam tenaga kerja langsung aktual dan optimal

Kondisi Penggunaan Jam Tenaga Kerja Langsung (Menit)

Aktual 8,640

Penggunaan Optimal 1.213,08

Slack/Surplus 7.426,92

Analisis Permintaan Pasar

Permintaan pasar merupaka peluang yang dapat digunakan Kelompok Tani Makmur Agro Satwa untuk meningkatkan keuntungan. Usaha yang dapat dilakukan dengan mempertahankan pangsa pasar yang telah terbentuk selama ini dengan program-program budaya sehat yang dilakukan. Permintaan pasar pada kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Permintaan pasar pada kondisi optimal di kelompok tani MAS

Jenis Produk Satuan Aktual Optimal

Penggunaan Slack/Surplus Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan

kemasan stik Stik 2.317 3.000 0

Susu tanpa rasa dengan kemasan

plastik Plastik 170 0 750

Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan

kemasan plastik Plastik 275 750 0

Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan

kemasan cup Cup 184 2,000 0

Yoghurt dengan kemasan stik Stik 17.120 6.826 15.173

Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml Botol 214 350 0 Yoghurt dengan kemasan botol 1000

ml Botol

54 80 0

Puding susu Cup 411 0 500

Sumber : Hasil perhitungan LINDO

Berdasarkan hasil olahan optimal pada Tabel 19, jumlah perminataan susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik, susu pasteurisasi tanpa rasa dengan kemasan plastik, yoghurt dengan kemasan stik, dan Puding susu ermintaannya tidak terpenuhi secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai slack/surplus lebih dari nol. Sedangkan produk-produk yang lain sudah termanfaatkan secara optimal, karena nilai slack.surplus adalah nol.

Analisis Dual (Analisis Status Sumberdaya)

Analisis dual memberikan penilaian terhadap status sumberdaya yang tersedia dengan melihat nilai slack/surplus nilai dual price-nya. Sumberdaya yang mempunyai nilai slack/surplus nol menunjukan bahwa sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya yang habis terpakai dan berstatus sebagai sumberdaya pembatas (P). Apabila nilai slack/surplus bernilai lebih besar dari nol berarti sumberdaya tersebut berlebih dan berstatus sebagai sumberdaya bukan pembatas (BP).

Nilai slack juga berkaitan dengan besarnya pengaruh penambahan atau pengurangan jumlah ketersedian sumberdaya bersangkutan terhadap nilai fungsi tujuan. Besarnya pengaruh ini ditunjukan oleh nilai dual price. Nilai ini

merupakan jumlah penambahan nilai fungsi tujuan bila dilakukan penambahan satu satuan ketersedian sumberdaya. Nilai dual price akan lebih besar dari nol jika sejumlah sumberdaya yang akan bersangkutan habis digunakan atau berstatus pembatas. Sedangkan bila jumlah sumberdaya masih tersisa maka penambahan ketersedian tidak berpengaruh terhadap nilai fungsi tujuan. Analisis status sumberdaya pada kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20 Analisis status sumberdaya pada kondisi optimal

Sumberdaya Satuan Slack/Surplus Dual Price Status

Susu segar Liter 0 4.381,30 P

Gula Kg 0,90 0 BP

Bakteri Liter 12,42 0 BP

Labjutan Tabel 20

Agar-agar Kg 0,4 0 BP

Jam kerja mesin Menit 924,92 0 BP

Jam tenaga kerja langsung Menit 7.426,90 0 BP

Sumber : Hasil perhitungan LINDO

Berdasarkan Tabel 20, dapat dijelaskan bahwa sumberdaya yang menjadi pembatas adalah susu segar, gula dan agar-agar. Bahan baku susu segar menjadi pembatas dengan nilai dual price sebesar 4.381,30, artinya setiap penambahan satu liter susu segar akan meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar 4.381,30. Penambahan satu satuan sumberdaya lain seperti gula, bakteri, jam kerja mesin dan jam tenaga kerja langsug tidak akan merubah nilai fungsi tujuan, karena sumberdaya tesebut berstatus sebagai Bukan Pembatas (BP). Apabila Kelompok Tani MAS tetap menambah penggunaan sumberdaya-sumberdaya tersebut, maka keuntungannya tidak akan smeningkat tetapi melakukan pemborosan.

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana batas perubahan pada koefisien dan ketersediaan sumberdaya baik perubahan yang bersifat peningkatan maupun penurunan yang tidak akan mengubah solusi optimal. Analisis sensitivitas sangat diperlukan untuk memperkecil resiko terjadinya fluktuasi harga dan kelangkaan sumberdaya. Pengaruh perubahan dapat dilihat dari selang kepekaan yang terdiri dari batas minimum dan batas maksimum.

Batas minimum (allowable decrease) merupakan batas penurunan nilai kendala yang diijinkan agar tidak terjadi perubahan pada kondisi optimal, sedangkan batas maksimum (allowable increase) merupakan batas kenaikan nilai kendala yang dizinkan model agar solusi optimal tidak mengalami perubahan. Semakin sempit selang kepekaan yang dimiliki oleh suatu kendala, maka kendala tersebut semakin peka dalam mengubah kondisi optimal yang telah tercapai. Berdasarkan hasil olahan solusi optimal analisis sensitivitas dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis sensitivitas pada nilai koefisien fungsi tujuan dan sesitivitas pada nilai koefisien ruas kanan kendala (Nasrun 2009:94)

Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan

Perubahan pada koefisien fungsi tujuan yang masih mempertahankan kondisi optimal semula ditunjukkan dalam selang tertentu antara nilai minimum dan nilai maksimum. Perubahan pada selang tersebut tidak akan mengubah komposisi dan jumlah produk yang dihaslikan, tetapi dengan berubahnya koefisien fungsi tujuan tersebut tentunya akan mengubah nilai fungsi tujuan semula. Koefisien fungsi tujuan analisis ini merupakan keuntungan dari produk yang dihasilkan oleh Kelompok Tani MAS. Perubahan koefisien tersebut menggambarkan perubahan selisih antara harga jual dengan biaya produksi produk. Analisis sensitivitas nilai fungsi tujuan dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Analisis sensitivitas nilai fungsi tujuan di kelompok tani MAS

Jenis Produk Variabel Allowable

Increase

Allowable Decreas

Koefisien awal Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan

kemasan stik X1 INFINITY 4 109,16

Susu tanpa rasa dengan kemasan plastik X2 291,21 INFINITY 256,45 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan

kemasan plastik X3 INFINITY 185,32 728,60

Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan

kemasan cup X4 INFINITY 343,52 987,58

Yoghurt dengan kemasan stik X5 3,84 53,58 106,08

Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml X6 INFINITY 1.734,34 2.812,59 Yoghurt dengan kemasan botol 1000 ml X7 INFINITY 1.488,34 5.775,62

Puding susu X8 284,26 INFINITY 35,75

Sumber : Hasil perhitungan LINDO

Berdasarkan Tabel 21, analisis sensitivitas fungsi tujuan merupakan perubahan keuntungan yang diperoleh pada jenis produk yang di produksi. Misalkan produsi susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik, dapat diketahui bahwa produk susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik memiliki batas kenaikan keuntungan tidak terbatas (infinity) dan batas penurunan keuntungan sebesar 4 dari keuntungan awal. Berdasarkan model nilai allowable decrease sebesar 4, artinya tingkat penurunan keuntungan per unit produk tersebut tidak melebihi Rp. 4 dan susu pasteurisasi tanpa rasa dengan kemasan plastik, dapat diketahui bahwa produk susu pasteurisasi tanapa rasa kemasan plastik memiliki batas penurunan keuntungan tidak terbatas (infinity) hingga batas penurunan hppnya dan batas kenaikan keuntungan sebesar 291,21 dari keuntungan awal. Berdasarkan model nilai allowable decrease sebesar 291,21, artinya kenaikan keuntungan tersebut tidak melebihi Rp. 291,21. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik, susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan plastik, Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup, Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml, dan Yoghurt dengan kemasan botol 1000 ml memiliki batas kenaikan keuntungan tidak terbatas (infinity) dan batas penurunan keuntungan sebesar yang terdapat pada Tabel 32 kolom Allowable Decreas. Sedangkan produk susu tanpa rasa dengan kemasan plastik dan puding susu memiliki batas

penurunan keuntungan tidak terbatas (infinity) hingga batas penurunan hppnya dan batas kenaikan keuntungan sebesar yang terdapat pada Tabel 32 kolom Allowable Increase.

Analisisi Sensitivitas Ruas Kanan Kendala(Right Hand Side)

Analisis sensitivitas ruas kanan kendala atau right hand side merupakan analisis sensitivitas yang berkaitan dengan status sumberdaya yang bersangkutan. Analisis ini menunjukan selang perubahan jumlah ketersedian sumberdaya yang tidak menyebabkan perubahan nilai dual price kendala yang bersangkutan. Selang tersebut juga menunjukan pentingnya suatu sumberdaya, dimana semakin kecil selangnya semakin penting sumberdaya pada kondisi yang bersangkutan . selang kepekaan tersebut ditunjukan oleh nilai allowable increase dan allowable decreas. Analisis sensitivitas ruas kanan ini mencakup seluruh kendala yang terdiri dari kendala bahan baku, kendala bahan baku penolong, kendala jam mesin, kendala jam tenaga kerja langsung, dan kendala permintaan . Analisis senstivitas dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Analisis sensitivitas ruas kanan kendala (right hand side)

Jenis Produk Allowable

Increase Allowable Decreas Nilai RHS Susu Segar 244,16 85,02 700 Gula INFINITY 0,90 3 Bakteri INFINITY 12,42 25 Agar-Agar INFINITY 0,4 0,4

Jam Kerja Mesin INFINITY 924,92 960

Jam Tenaga Kerja Langsung INFINITY 7.426,90 8,640

Permintaan X1 INFINITY 3.000 3,000 Permintaan X2 INFINITY 750 750 Permintaan X3 685,64 750 750 Permintaan X4 578,36 1.661 2,000 Permintaan X5 INFINITY 18.303 22,000 Permintaan X6 363,33 350 350 Permintaan X7 91,81 80 80 Permintaan X8 INFINITY 500 500

Sumber : Hasil perhitungan LINDO

Berdasarkan Tabel 22, susu segar merupakan sumberdaya pembatas, karena susu segar memiliki nilai selang terkecil sebesar 158,98 yang berarti merupakan sumberdaya yang paling peka dan paling menguntungkan bila ditambahnkan ketersediaannya.

Penurunan permintaan minimum untuk seluruh variabel dibatasi penurunnya sejumlah nilai ruas allowable decreas dan kenaikan permintaan maksimum untuk seluruh variabel kecuali X2, X5 dan X8 dibatsi kenaikan maksimumnya sejumlah nilai ruas allowable increase, sedangkan X2, X5 dan X8 memilik batas kenaikannya tidak terbatas.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai optimalisasi produksi olahan susu segar di Kelompok Tani MAS, maka dapat disimpulkan :

1. Berdasarkan hasil analisis optimalisasi produksi olahan susu segar dikethui belum optimal. Seluruh susu segar yang diproduksi menjadi beberapa olahan susu segar dalam tingakat kombinasi produksi yang dihasilkan belum mendatangkan keuntungan yang maksimal. Kelompok Tani MAS masih bisa meningkatkan keuntungannya menjadi Rp. 4.692.278pada kondisi optimalsedangkan pada kondisi aktual mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 2.853.792. Maka selisih keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 1.838.486 atau tingkat keuntungannya naik 64,42 %.

2. Kombinasi produk yang diproduksi oleh Kelompok Tani MASUntuk mencapai optimal adalah susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik sebanyak 3.000 stik, susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan plastik sebanyak 750 plastik, susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup sebanyak 2.000 cup, yoghurt dengan kemasan stik sebanyak 3.696 stik, yoghurt dengan kemasan botol ukuran 250 ml sebanyak 350 botol, yoghurt dengan kemasan botol ukuran 1.000 ml sebanyak 80 botol. Sedangkan produk yang lainnya yaitu susu pasteurisasi tanpa rasa kemasan plastik dan puding susu tidak diproduksi.

3. Penggunaan sumberdaya pada Kelompok Tani MAS belum digunakan secara optimal. Hal ini dapat dilihat adanya perbedaan penggunaan sumberdaya antara kondisi aktual dan optimal. Sumberdaya yang berstatus berlebih adalah gula, bakteri, jam kerja mesin dan jam tenaga kerja langsung. Sedangkan sumberdaya yang berstatus langka adalah susu segar dengan nilai dual price 4.381,30 artinya setiap penambahan satu liter susu akan meningkat fungsi tujuan sebesar Rp. 4.381,30. Hasil analisi sensitivitas, susu segar merupakan sumberdaya pembatas karena susu segar memiliki nilai selang terkecil dari sumberdaya yang lainnya yaitu sebesar 158,98 liter, yang berarti merupakan sumberdaya yang paling peka dan paling menguntung bila ditambahnkan ketersediaannya.

Penurunan permintaan minimum untuk seluruh variabel dibatasi penurunnya sejumlah nilai ruas allowable decreas dan kenaikan permintaan maksimum untuk seluruh variabel kecuali X2, X5 dan X8 dibatsi kenaikan maksimumnya sejumlah nilai ruas allowable increase, sedangkan X2, X5 dan X8 memilik batas kenaikannya tidak terbatas.

Saran

Berdasarkan hasil analisis optimal tersebut, maka saran yang diberikan pada Kelompok Tani MAS yaitu:

1. Sebaiknya Kelompok Tani MAS meningkatkan produksi susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik menjadi 3.000 stik, susu pasteurisasi

berbagai rasa dengan kemasan plastik menjadi 750 plastik, susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup menjadi 2.000 cup, yoghurt dengan kemasan botol ukuran 250 ml menjadi 350 botol, yoghurt dengan kemasan botol ukuran 1.000 ml menjadi 80 botol. Pada produk yoghurt dengan kemasan stik produksinya diturunkan menjadi 6.826 stik, sedangkan untuk susu pasteurisasi tanpa rasa dengan kemasan plastik dan puding susu tidak diproduksi yang awalnya memproduksi diikarenakan tidak begitu menguntungkan jika diproduksi.

2. Kelompok Tani MAS sebaiknya dapat menggunakan sumberdaya yang berlebih antara lain gula, bakteri, jam kerja dan jam tenaga kerja langsung sehingga pemanfaatannya akan efisien dengan melakukan perencanaan produksi yang baik yang bertujuan untuk memaksimumkan keutungan.

3. Sumberdaya yang perlu diperhatikan oleh Kelompok Tani MAS adalah susu segar, hal ini dikarenakan susu segar merupakan sumberdaya langka atau pembatas dengan penambahan susu segar maka dapat memaksimumkan keuntungan.

Dokumen terkait