Perumusan Model Program Linear
Program linear memiliki perumusan model yang terdiri dari perumusan fungsi tujuan dan perumusan fungsi kendala. Analisis optimalisasi pengolahan susu murni pada penelitian ini dengan tujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Perumusan Fungsi Tujuan
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menentukan kombinasi tingkat produksi Kelompok MAS yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diperoleh. Output yang diproduksi oleh Kelompok MAS terdiri susu pasteurisasi, yoghurt dan puding susu.
Untuk mencari nilai koefisien variabel keputusan pada fungsi tujuan, digunakan data mengenai harga produk per satuan. Koefisien fungsi tujuan menunjukan keuntungan yang diperoleh Kelompok MAS yaitu harga jual setiap produk dikurangi jumlah biaya harga pokok produksi. Biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya susu, biaya gula, biaya perasa, biaya gas, biaya bakteri, biaya kemasan, biaya karyawan tetap, biaya listrik dan lain-lain, biaya karyawan borongan dan biaya distribusi. Perhitungan biaya-biya tersebut dihitunga berdasarkan jumlah yang variabel yang digunkandikalikan besar harga per variabel biayanya.
1. Biaya Susu Segar
Perhitungan biayanya adalah jumlah susu segar yang digunakan setiap satu satuan produk dikalikan dengan harga susu segar per liternya, untuk harga susu segarnya Rp. 4.642 per liternya. Perhitungan biaya yang dikeluarkan setiap produknys dapat dilihat pada Lampiran 5.
2. Biaya Gula
Perhitungan biayanya adalah jumlah gula yang digunakan setiap satu satuan produk dikalikan dengan harga gula per Kg, untuk harga gula sebaesar Rp. 12.000 per Kg. Perhitungan biaya yang dikeluarkan setiap produknya dapat dilihat pada Lampiran 6.
3. Biaya Perasa
Ada 6 perasa yang digunakan setiap produknya yaitu rasa coklat, strawbery, melon, mangga, jeruk, dan leci. Setiap penggunaan persa per produk diasumsukan penggunaan perasa yang tertinggi di kalikan jumlah harga perasa atau mencari nilai koefisien setiap produk yang selanjutnya dikalikan dengan harga perasanya. Harga setiap perasa adalah Rp. 1.600 per ml. Perhitungan biaya perasa dapat dilihat pada Lampiran 7.
4. Biaya Gas
Penentuan biaya yang dikeluarkan untuk biaya gas adalah biaya gas dibagi jumlah seluruh produk yang dihasilkan perharinya. Setiap hari penggunaan gas untuk memproduksi susu segar sebanyak 700 liter adalah 1 tabung gas ukuran 12 Kg dan harganya Rp. 90.000. Sehingga untuk biaya gas per liternya sebesar Rp. 128, 57, maka perhitungan biaya gas per produk dapat dilihat pada Lampiran 8.
5. Biaya Bakteri
Bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococus Thermophilus, yang digunakan sebanyak masing bakteri 12,5 liter. Biaya bakteri per liternya masing-masing sebesar Rp. . Bakteri tersebut diperoleh dari pembiakan sendiri, dengan menggunakan susu segar yang sudah dipasteurisasi sebanyak 30 liter, 15 liter digunakan untuk Lactobacillus Bulgaricus dan 15 digunakan bakteri Streptococus Thermophilus. Biaya yang dikeluarkan dari susu untuk masing-masing bakteri adalah sebesar Rp. 69.630. Biaya yang dikeluarkan untuk biang bakterinya masing-masing sebesar Rp. 15.000. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembiakan bakteri adalah sebesar Rp. 84.630 per masing- masing bakteri. Maka biaya yang dikeluarkan bakteri per liter adalah sebesar Rp. 6.770,4. Sehingga perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk biaya bakteri dapat dilihat pada Lampiran 9.
6. Biaya Kemasan
Biaya yang dikeluarkan untuk kemasan dapat dilihat pada Lampiran 10. 7. Biaya Karyawan Tetap
Karyawan yang dimiliki oleh kelompok tani MAS sebanyak 30 orang, 8 orang dibagian produksi, 2 orang dibagian pengemasan dan 20 orang dibagian distribusi. Upah yang diberikannya perhari sebesar Rp. 40.000. Biaya karyawan tetap dibagian distribusi dimasukan ke biaya distribusi.
Pengeluaran biaya yang dikeluarkan dibagian pengemasan untuk jenis produk susu pasteurisasi tanpa rasa dan berbagai rasa kemasan plastik, susu pasteurisasi berbagai rasa kemasan cup, yoghurt kemasan botol 250 ml dan 1.000 ml dan puding susu adalah sebesar Rp. 61,58. Sedangkan biaya karyawan dibagian produksi untuk memproduksi susu sebanyak 700 liter adalah Rp. 320.000, maka biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi susu setiap liternya adalah Rp. 457,14 yang kemudian dikalikan dengan jumlah penggunaan susu segar pada setiap produknya. Biaya yang dikeluarkan pada karyawan dibagian produksi dapat dilihat pada Lampiran 11.
8. Biaya Karyawan Borongan
Karwayan borongan digunakan untuk mengemas produk susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik dan yoghurt dengan kemasan stik. Biaya yang dikeluarkan setiap produknya adalah sebesar Rp. 25
9. Biaya Distribusi
Biaya distribusi terbagi menjadi dua yaitu biaya distribusi harian dan biaya distribusi mingguan. Produk yang tidak menggunakan biaya distribusi adalah produk susu pasteurisasi tanpa rasa dan berbagai rasa dengan kemasan plastik dan yoghrut botol. Produk-produk tersebut didistribusikan oleh pedagang asongan dengan sistem berbagi keuntungan. Dalam penentuan biaya distribusi harian dan mingguan adalah pertama membobotkan persentase produk, selanjutnya menghitung seluruh biaya distribusi hari dan biaya distribusi mingguan, selanjutnya mengalikan biaya yang dikeluarkan dengan jumlah persentase jenis produk dan membagikan jumlah produk setiap jenis produk.
1. Biaya Distribusi Harian
Produk yang didistribusikan harian adalah produk susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik sebanyak 2.317 stik, susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup sebanyak 184 cup, yoghurt dengan kemasan stik sebanyak 17.120 stik dan puding susu sebanyak 411 cup. Jumlah total seluruh produk yang didistribusikan sebanyak 20.032 unit.
Langkah pertama pemberiaan bobot persentase setiap jeni produk produk, yaitu jumlah jenis produk dibagi dengan jumlah keseluruhan kemudian di kalikan 100 %. Maka dapat dirumuskan sebagai berikut.
Misalkan perhitungan susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik :
,
Sehingga pembobotan persentasenya adalah sebagai berikut :
a. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik sebesar 11,6% b. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup sebesar 0,91% c. Yoghurt dengan kemasan stik sebesar 85,5%
d. Puding susu sebesar 2%
Langkah kedua perhitungan biaya per jenis produk, yaitu hasil persentase dikalikan jumlah biaya yang dikeluarkan untk distribusi. Biaya yang dikeluarkan adalah upah karyawan Rp.800.000 dan biaya bahan bakar sebesar Rp. 200.000, maka jumlah biaya distribusi sebesar Rp. 1.000.000. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :
Pembobotan persentase x Biaya distribusi Misalkan perhitungan susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik :
11,6% x 1.000.000 = 116.000
Maka biaya distribusi yang dikeluarkan untuk produk susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik sebesar Rp. 116.000
Sehingga biaya yang dikeluarkan per jenis produk adalah sebagai berikut : a. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik sebesar Rp. 116.000 b. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup sebesar Rp. 9.100 c. Yoghurt dengan kemasan stik sebesar Rp. 855.000
d. Puding susu sebesar Rp. 20.000
Langkah ketiga perhitungan biaya per unit produk, yaitu biaya yang dikeluarkan per jenis produk dibagi dengan jumlah produk. Rumus perhitungannya sebagai berikut :
Biaya per jenis produk Jumlah produk
Misalkan perhitungan susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik : 116.000 = 50,06
2.317
Sehingga biaya yang dikeluarkan per jenis produk adalah sebagai berikut : a. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik sebesar Rp. 50,06 b. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup sebesar Rp. 48,40 c. Yoghurt dengan kemasan stik sebesar Rp. 49,94
d. Puding susu sebesar Rp. 48,66
Namun untuk biaya distribusi produk usu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik dan yoghurt dengan kemasan stik masih dihitung kembali karena produk tersebut masih mengeluarkan biaya mingguan.
2. Biaya Distribusi Mingguan
Pendirstribusian ini dilakukan pada setiap hari jum’at untuk
mendistribusikan produk yoghurt kemasan botol ukuran 250 ml ke PEMDA dan setiap hari minggu mendistribusikan produk susu pasteurisasi dengan kemasan stik, yoghurt dengan kemasan stik dan yoghurt kemasan botol 250 ml ke Purwekerto, Jakarta, Cimahi, Subang Tasikmalaya dan Bogor.
Langakah-langkah yang dilakukan dalam penetuan biaya distribusi mingguan hampir sama dengan penentuan biaya harian. Berikut ini pemberian bobot persenatase untuk produk susu pasteurisasi berbagai rasai dengan kemassan stik dan yoghurt kemasan stik.
Langkah pertama pemberiaan bobot persentase setiap jeni produk produk : a. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik, jumlah produk yang
dikirim keluar Sukabumi sebanyak 2.000 stik dari total produk 19.000 yang kemasan stik. Maka, persentasenya adalah sebesar 10,5%
b. Yoghurt dengan kemasan stik, jumlah produk yang dikirim keluar Sukabumi sebanyak 17.000 stik dari total produk 19.000 yang kemasan stik. Maka, persentasenya adalah sebesar 89,5%.
Produk-produk dengan kemasan stik tersebut dipacking dengan box sterofom, 1 box bisa mengemas produk sebanyak 2.000 stik. Jumlah biaya distribusi yang dikeluarkan berdasarkan daerah tujuan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Biaya distribusi susu pasteurisasi dan yoghurt dengan kemasan stik
No Daerah Jumlah Produk (Stik)
Jumlah Box
Tarif per Box
(Rp) Total Biaya 1 Purwekerto 4.000 2 Rp 55.000 Rp 110.000 2 Jakarta 2.000 1 Rp 40.000 Rp 40.000 3 Cimahi 5.000 3 Rp 40.000 Rp 120.000 4 Subang 2.000 1 Rp 45.000 Rp 45.000
5 Tasikmalaya 4.000 2 Rp 45.000 Rp 90.000 6 Bogor 2.000 1 Rp 35.000 Rp 35.000
Total 19.000
Rp 440.000 Perhitungan biaya yang dibebankan setiap jenis produk adalah total biaya yang dikeluarkan dikalikan dengan bobot persentase setiap jenis produk, maka biaya yang dikeluarkan produk susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemassan stik sebesar Rp. 51.450 dan yoghurt kemasan stik sebesar Rp. 438.550. dikarenakan produk susu pasteurisasi berbagai rasai dengan kemassan stik dan yoghurt kemasan stik menggunakan biaya distribusi harian dan mingguan maka untuk mengghitung biaya distribusi per unit produk adalah jumlah biaya dsitribusi harian ditambah jumlah biaya mingguan dibagi dengan jumlah produk harian ditambahn jumlah produk mingguan yang didistribusikan. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jumlah biaya distribusi harian + Jumlah biaya distribusi mingguan Jumlah produk harian + Jumlah produk mingguan yang didistribusikan Maka perhitungan biaya distribusi produk susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemassan stik sebagai berikut:
,
Jadi biaya distribusi yang keluarakan produk susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemassan stik adalah sebesar Rp. 38,78 per stik.
Selanjutnya perhitungan biaya distribusi produk yoghurt dengan kemasan stik adalah sebagai berikut :
,
Jadi biaya distribusi yang keluarakan produk yoghurt dengan kemassan stik adalah sebesar Rp. 37,88 per stik.
Kemudian perhitungan untuk produk yoghurt dengan kemasan botol ukuran 250 ml, produk ini didistribusikan 2 kali dalam seminggu yaitu setiap hari jum’at
dan minggu Ssetiap hari jum’at produk tersebut didistribusikan ke PEMDA
Sukabumi dan perusahaan Yamah, sedangkan pada hari minggu produk tersbeut didistribusikan ke luar Sukabumi seperti Purwekerto, Jakarta, Cimahi, Subang dan Tasikmalaya.Biaya distribusi ke PEMDA Sukabumi dan perusahaan Yamaha adalah sebesar Rp. 200.000, dikarenakan pendirstribusiannya bersamaan. Pendistribusiannya tersebut menggunakan mobil pick up. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk distribusi ke luar Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Biaya distribusi produk yoghurt dengan kemasan botol 250 ml ke luar Sukabumi
No Pendistribusian Jumlah Produk (Botol)
Jumlah Box
Tarif per Box (Rp) Total Biaya 1 Purwekerto 50 1 Rp 55.000 Rp 55.000 2 Jakarta 50 1 Rp 40.000 Rp 40.000 3 Cimahi 50 1 Rp 40.000 Rp 40.000 4 Subang 50 1 Rp 45.000 Rp 45.000 Lanjutan Tabel 6 5 Tasikmalaya 50 1 Rp 45.000 Rp 45.000 Total 19.000 Rp 225.000 Sehingga untuk perhitungan biaya distribusi untuk produk yoghurt botol
tersebut adalah jumlah biaya distribusi keseluruhan dibagi dengan jumlah total produk yang didistribusikan. Maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jumlah total biaya Jumlah total produk
Selanjutnya perhitungan biaya distribusi produk yoghurt dengan kemasan botol ukuran 250 ml adalah sebagai berikut :
,
Jadi biaya distribusi yang dikeluarkan produk yoghurt dengan kemasan botol ukuran 250 ml adalah sebesar Rp. 404,76.
Dapat disimpulkan biaya yang dikeluarkan untuk mendistribusikan untuk seluruh produk kelompok tani MAS adalah sebagai berikut :
a. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik sebesar Rp. 38,78 b. Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan cup sebesar Rp. 37,88 c. Yoghurt dengan kemasan stik sebesar Rp. 49,35
d. Yoghurt dengan kemasan botol ukuran 250 ml sebear Rp. 404,76 e. Puding susu sebesar Rp. 51,09
Sedangkan untuk biaya distribusi produk susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan plastik, susu pasteurisasi tanpa rasa dengan kemasan plastik dan yoghurt dengan kemasan botol ukuran 1.000 ml tidak mengeluarkan biaya distribusi dikarena produk tersebut didistribusikan oleh pedagang asongan dengan sistem bagi hasil.
10. Biaya Listrik dan Biaya Lain-lain
Perhitungan biaya listrik dan biaya lain-lain per unit produknya adalah jumlah biaya dibagi dengan total produk yang dihasilkan. Jumlah biaya listrik dan biaya lain-lain yang dikeluarkan setiap harinya adalah sebesar Rp. 417.433. Sedangkan jumlah produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Jumlah total produk yang diproduksi
Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik 2.317
Susu tanpa rasa dengan kemasan plastik 170
Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan plastik 272 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan Cup 188
Yoghurt dengan kemasan stik 17.120
Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml 214
Lanjutan Tabel 7
Yoghurt dengan kemasan botol 1000 ml 54
Puding Susu 411
Total 20.736
Pada Tabel 7, jumlah produk yang dihasilkan adalah sebanyak 20.736 unit produk. Sehingga biaya yang dikeluarkan per unit produk adalah sebesar Rp. 20,13.
Berdasarkan pemaparan biaya-biaya diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi setiap produk dapat dilihat pada Lampiran 15.
Selanjut perhitungan margin keuntungan setiap unit produk adalah harga jual per unit produk dikurangi jumlah biaya HPP produk. Nilai margin dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Margin produk olahan susu murni pada kelompok tani MAS
Var Produk Satuan Hpp (Rp) Harga
(Rp)
Margin (Rp) X1 Susu pasteurisasi berbagai rasa
dengan kemasan stik Stik 215,84 325 109,16 X2 Susu tanpa rasa dengan
kemasan plastik Plastik 743,55 1.000 256,45 X3 Susu pasteurisasi berbagai rasa
dengan kemasan plastik Plastik 771,39 1.500 728,61 X4 Susu pasteurisasi berbagai rasa
dengan kemasan Cup Cup 1.012,42 2.000 987,58 X5 Yoghurt dengan kemasan stik Stik 224,23 325 100,77 X6 Yoghurt dengan kemasan botol
250 ml Botol 2.240,43 5.000 2.759,57
X7 Yoghurt dengan kemasan botol
1000 ml Botol 14.454,57 20.000 5.545,43
X8 Puding Susu Cup 864,43 900 35,57
Sumber : Hasil olahan data yang diperoleh
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui untuk mencari fungsi tujuan adalah harga jual produk dikurangi hpp. Sehingga, formulasi persamaan fungsi tujuan pada penelitian ini dapat diperoleh model fungsi tujuan persamaan linear adalah : Maks Z = 109,16X1 + 256,45X2 + 728,61X3 + 987,58X4 + 100,77X5 +
Kendala Bahan Baku Susu Segar
Suatu kegiatan produksi tidak dapat berlangsung tanpa tersedianya bahan baku. Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi Susu pasteurisasi, yoghurt dan puding susu adalah susu segar. Bahan baku susu segar dipasok oleh anggota kelompok tani Makmur Agro Satwa dan dari luar anggota kelompok tani. Susu segar yang dipasok oleh anggota kelompok tani rata-rata sebanyak 210 liter per hari, sedangkan dari luar anggota kelompok rata-rata sebanyak 490 liter. Nilai koefisien dari pertidaksamaan fungsi kendala bahan baku ini merupakan penggunaan masing-masing bahan baku (liter) untuk menghasilkan setiap satu satuan produk. Ketersedian susu segar dan nilai koefisiennya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Ketersedian dan nilai koefisien susu segar pada kelompok tani MAS Var Produk Kebutuhan Susu Murni (liter) Jumlah Produk Satuan Koefisien/ Satuan X1 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan
kemasan stik 57 2317 Stik 0,024
X2 Susu tanpa rasa dengan kemasan
plastik 21 170 Plastik 0,125
X3 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan
kemasan plastik 33 271 Plastik 0,124
X4 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan
kemasan Cup 28 188 Cup 0,147
X5 Yoghurt dengan kemasan stik 400 17120 Stik 0,023
X6 Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml 50 214 Botol 0,234 X7 Yoghurt dengan kemasan botol 1000
ml 50 54 Botol 0,926
X8 Puding Susu 30 411 Cup 0,073
Sumber : Hasil perhitungan dan pengolahan data
Berdasarkan Tabel 9, dapat dijelaskan bahwa kebutuhan susu murni untuk produksi adalah sebanyak 700 liter yang di menghasilkan delapan produk. Untuk mendapatkan nilai koefisien setiap produknya adalah jumlah kebutuhan susu terhadap produk yang diproduksi dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Sehingga dapat diperoleh koefisien masing-masing produk yaitu :
0,024X1 + 0,125X2 + 0,124X3 + 0,147X4 + 0,023X5 + 0,234X6 + 0,926X7 +
, X ≤
Kendala Ketersedian Bahan Baku Penolong
Bahan baku penolong yang digunakan dalam memproduksi susu murni terdiri dari gula pasir, bakteri, dan agar-agar.
a. Gula Pasir
Gula pasir digunakan sebagai penyeimbang rasa pada produk yang dihasilkan, gula pasir yang digunakan dalam sehari sebanyak 3 Kg. Sebanyak 2 Kg untuk dicampurkan ke susu pasteurisasi dan yoghurt dan 1 Kg dicampurkan ke
puding susu. Kebutuhan dan nilai koefisien untuk gula pasir dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Ketersedian dan nila koefisien gula pasir
Var Produk Kebutuhan Jumlah
Produk Satuan Koefisien X1 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan
kemasan stik 0,2 2.317 Stik 0,00007
X2 Susu tanpa rasa dengan kemasan
plastik 0,1 170 Plastik 0,00036
Lanjutan Tabel 10
X3 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan
kemasan plastik 0,1 271 Plastik 0,00035
X4 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan
kemasan Cup 0,1 188 Cup 0,00043
X5 Yoghurt dengan kemasan stik 1 17.120 Stik 0,00007 X6 Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml 0,2 214 Botol 0,00075 X7 Yoghurt dengan kemasan botol 1000
ml 0,1 48 Botol 0,00296
X8 Puding Susu 1 411 Cup 0,00243
Total 3
Sumber : Hasil perhitungan dan pengolahan data
Berdasarkan Tabel 10, total kebutuhan gula untuk memproduksi susu murni adalah seanyak 3 Kg. Kebutuhan gula pasir untuk produksi susu pasteurisasi dan yoghurt adalah sebanyak 2 Kg sedangkan untuk puding susu sebanyak 1 Kg. Sehingga didapakan nilai koefisien setiap produknya dari hasil pembagian kebutuhan gula dengan jumlah produk yang diproduksi, maka diperoleh model program linear untuk kendala bahan baku penolong gula pasir dapat dirumuskan sebagai berikut :
0,00007X1 + 0,00036X2 + 0,00035X3 + 0,00043X4 + 0,00007X5 + 0,00075X6 +
, X , X ≤
b. Bakteri
Bahan baku penolong bakteri merupakan bahan baku untuk membuat mikroba. Mikroba yang sering digunakan adalah Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococus Thermophilus, sehingga dapat terjadi fermentasi. Pemberian dari mikroba tersebut untuk memproduksi yoghurt adalah sama yaitu sebanyak 12,5 liter, jadi total kebutuhan mikroba tersebut adalah 25 liter mikroba dalam memproduksi yoghurt. Kebutuhan dan nila koefisien yang di peroleh dari bakteri dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Ketersedian dan nila koefisien bakteri pada kelompok tani MAS
Var Produk Kebutuhan JumlahProduk Satuan Koefisien
X5 Yoghurt dengan kemasan stik 20 17334 Stik 0.00117
X6 Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml 2,50 214 Botol 0.01168 X7 Yoghurt dengan kemasan botol 1000 ml 2,50 48 Botol 0.05208
Total 25 Sumber : Hasil perhitungan dan pengolahan data
Berdasarkan Tabel 11, dapat diperoleh nilai koefisien dari kendala bakteri, sehingga untuk model program linear untuk kendala bahan baku penolong bakteri dapat dirumuskan sebagai berikut : 0,00117X5 + 0,01168X6 + 0,05208X ≤
c. Agar-Agar
Agar-agar ini digunakan untuk membuat puding susu. Kebutuhan agar-agar untuk memproduksi puding susu sebanyak 0,4 Kg. Kebutuhan dan nilai koefisien untuk bahan penolong agar-agar dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Ketersedian dan nila koefisien agar-agar
Var Produk Kebutuhan (Kg) Jumlah Produk Satuan Koefisien
X8 Puding Susu 0,4 411 Cup 0,00097
Total 0,4
Sumber : Hasil perhitungan dan pengolahan data
Berdasarkan Tabel 12, maka diperoleh model program linear untuk kendala bahan baku penolong gula pasir dapat dirumuskan sebagai berikut X ≤ 0.4
Kendala Jam Kerja Mesin Pasteurisasi
Mesin pasteurisasi yang digunakan oleh Kelompok Tani MAS sebanyak 2 unit dengan kapasitas masing-masing adalah 150 liter. Waktu yang dibutuh dalam per sekali produksi adalah 15 menit, batas waktu maksimal jika digunakan terus menurus dalam produksi adalah 8 jam. Sehingga dapat diperoleh jumlah maksimal batasan waktu untuk memproduksi susu adalah sebesar 960 menit.
Mesin pasteurisasi tersebut dapat memproduksi susu sebanyak 10 liter per menit, dengan hitungan jumlah kapasitas maksimum produksi susu per satu unit mesin dibagi dengan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi 300 liter susu. Jadi, 300 liter : 15 menit = 20 liter/menit atau 1 liter membutuhkan waktu 0,05 menit. Kebutuhan nilai koefisien jam kerja mesin dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Ketersedian dan nila koefisien jam kerja mesin pada kelompok tani MAS
Var Produk
Susu
Murni Menit Jumlah Produk
Koefisien (Menit) (liter)
X1 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan
kemasan stik 56 2,80 2.317 0,001
X2 Susu tanpa rasa dengan kemasan plastik 21 1,05 170 0,006 X3 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan 33 1,70 272 0,006
kemasan plastik
X4 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan
kemasan Cup 28,25 1,35 184 0,008
X5 Yoghurt dengan kemasan stik 400 20 17120 0,001 X6 Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml 50 2,50 214 0,012 X7 Yoghurt dengan kemasan botol 1000 ml 50 2,50 54 0,046
X8 Puding Susu 30 1,50 411 0,004
Berdasarkan Tabel 13, dapat diperoleh nilai koefisien dari kendala jam kerja mesin pasteurisasi. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
0,001X1 + 0,006X2 + 0,006X3 + 0,008X4 + 0,001X5 + 0,012X6 + 0,046X7 +
, X ≤ 960
Kendala Tenaga Kerja Langsung
Kelompok Tani MAS menggunakan 10 orang tenaga kerja langsung tetap yang bertugas 8 orang untuk memproduksi susu hingga menjadi produk yang siap untuk dikemas dan 2 orang untuk mengemas produk. Kelompok Tani MAS juga mempekerja tenaga kerja borongan sebanyak 8 orang yang bertugas untuk mengemas produk susu kemasan stik dan yoghurt kemasan stik. Jumlah jam kerja untuk karyawan tetap di bagian produksi sebanyak 3.840 menit, jam kerja untuk karyawan tetap di bagian pengemasan sebanyak 960 menit, dan jam kerja untuk karyawan borongan sebanyak 3.840 menit. Seingga total jam kerja tenaga kerja langsung adalah 8.640 menit. Perhitungan kebutuhan waktu tenaga kerja langsung yang dibutuhkan satu variabel produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 7. Sehingga ketersediaan dan nilai koefisien jam tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Ketersedian dan nilai koefisien jam tenaga kerja langsung
Var Produk Jumlah
Produk Kebutuhan Waktu (Menit) Koefisien (Menit) X1 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan stik 2.317 89 0,04 X2 Susu tanpa rasa dengan kemasan plastik 170 41 0,10 X3 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan
plastik 272 56 0,20
X4 Susu pasteurisasi berbagai rasa dengan kemasan Cup 188 51 0,28
X5 Yoghurt dengan kemasan stik 7.120 546 0,03
X6 Yoghurt dengan kemasan botol 250 ml 214 98 0,46
X7 Yoghurt dengan kemasan botol 1000 ml 54 75 1,39
X8 Puding Susu 411 149 0,36
Sumber : Hasil perhitungan dan pengolahan data
Berdasarkan Tabel 14, maka diperoleh model program linear untuk kendala tenaga kerja langsung. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
, X , X , X , X , X , X , X , X ≤
8.640
Kendala Permintaan
Untuk mempertahankan pangsa pasar maka jumlah produk yang diproduksi oleh Kelompok MAS minimal memenuhi permintaan pasar dari masing-masing produk. Jumlah produksi yang dilakukan Kelompok Tani MAS masih jauh dibawah jumlah permintaan. Sistem pemasaran Kelompok Tani Makmur Agro Satwa menggunakan program budaya sehat, yaitu Program Gerimis Bagus