• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

4. Komik Sebagai Media Pembelajaran

kepada siswanya untuk menyimak dan mengguankan daya imajinasinya, karena dengan ada kesempatan yang diberikan guru tersebut siswa akan dapat berimajinasi sesuai dengan yang dipikirkannya.

4. Komik Sebagai Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju ke komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran sarana perantara dalam proses pembelajaran.30

Kata media berasal dari bahasa latin “medius yang secara harflah

berarti „tengah’, „perantara’, atau 'pengantar”.31

Dalam bahasa Arab,

“Perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.32 Asosiasi Teknologi dan komunikasi Pendidikan ( Association of Education and Communication Technology’/AECT).”

b. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Fungsi media dalam pembelajaran pada umumnya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas, agar siswa lebih mudah dalam memahami bahan pembelajaran yang disampaikan guru maka memerlukan adanya bantuan media sebagai sarana penunjang. Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan perannya dalam membantu mempertinggi proses pembelajaran.

30

Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung : Satu Nusa, 2010), h. 106

31

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 3

32

Penggunaan media akan sangat bermanfaat apabila media yang dipilih berdasarkan kegunaan sesuai dengan fungsi dan manfaat. Media akan memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembelajaran apabila guru dapat menggunakan media tersebut secara tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam menentukan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, guru hendaknya dapat memilih secara cermat, hal ini disebabkan setiap media memiliki karakteristik sendiri.

Media pembelajaran merupakan suatu alat bantu dalam pengajaran. Peranan media dalam membantu siswa akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Sebagai alat bantu dan proses pembelajaran, media mempunyai beberapa fungsi. Nana Sudjana (1991) merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam katagori, sebagai berikut:

a. Media bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi sendiri sebagai alat bantu mengajar untuk mewujudkan situasi belajar mengajar efektif,

b. Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan pembelajaran situasi mengajar,

c. Penggunaan media hams melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.

d. Media bukan semata-mata alat hiburan, tetapi digunakan untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran,

e. Media lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar dan membantu siswa memahami pelajaran,

f. Penggunaan media diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar agar siswa tahan lama mengingatnya.33

Jadi dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa media adalah semua benda yang dapat dijadikan alat pengajaran untuk membantu menyampaikan pesan kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.

33

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengjar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet 4 h. 134

23

c. Pengertian komik

Kata komik berasal dari bahasa perancis comique, yang sebagai kata sifat lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya pelawak atau badut. Comique sendiri berasala dari bahasa Yunanni Komikos. Dalam bahasa inggris, komik sekali muat atau bersambung dalam penerbitan pers disebut comic strip atau strip cartoon. Komik yang diterbitkan dalam bentuk buku disebut comic book, tapi secara umum harusnya disebut comics. Komik umumnya berbentuk rangkaian gambar, masing-masing dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita. Gambar-gambar itu umumnya dilengkapi balon-balon ucapan dan dimuat secara tetap sebagai cerita bersambung dalam majalah dan surat kabar, atau diterbitkan sebagai bentuk buku dan dalam bentuk majalah.34

Pada awalnya, komik bersifat humor, lucu, dan menghibur. Namun dalam perkembangannya, tema yang diangkat semakin meluas sehingga muncul tema-tema yang bersifat petualang maupun fantasi. Popularitas komik yang semakin meluas ini menarik perhatian banyak ahli hingga muncul kecenderungan untuk menyetujui komik sebagai media komunikasi.

Komik merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, dan mudah dipahami. Oleh karena itu, komik dapat menjadi media yang informatif dan edukatif. Keberadaan komik sebagai bagian dari dunia seni yang pada dasarnya adalah hasil dari daya cipta dan karsa manusia yang berangkat dari perpaduan cerita dan gambar, sehingga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Di samping itu juga, komik memiliki daya tarik yang luar biasa sehingga pesan yang disampaikan mudah dicerna dan dipahami, dan juga tidak terkesan menggurui.

Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Gambar-gambar dalam komik berbeda

34

dengan buku cerita bergambar. Peran gambar-gambar pada buku cerita bergambar, bagaimanapun tetap sekedar sebagai ilustrasi yang lebih berfungsi mengkongkretkan, melengkapi, dan memperkuat sesuatu yang diceritakan secara verbal, sedangkan gambar-gambar yeng terdapat dalam komik sudah mampu mewakili suatu peristiwa atau rentetan cerita yang sangat jelas tanpa disertai adanya penjelasan secara verbal.

Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa komik merupakan rangkaian gambar yang berisikan satu cerita yang terdiri atas unsur-unsur tertentu seperti balon ucapan dan narasi yang biasanya di terbitkan dalam bentuk buku atau majalah. Hal ini sejalan dengan pengertian komik yang terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berbunyi bahwa komik adalah cerita bergambar (dalam majalah, surat kabar atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu.35

Gambar-gambar kartun dalam komik biasanya memuat esensi pesan yang harus disampaikan dan dituangkan dalam gambar sederhana dan tmenggunakan simbol serta karakter yang mudah dikenal, juga dimengerti dengan cepat. Selain itu, pemilihan media komik didasarkan pada suatu alasan bahwa tujuan mengajar di kelas bukan hanya mentransformasikan pengetahuan saja, tetapi menumbuhkan peran aktif siswa.

Dengan sifat komik umumnya lucu dan mudah di cerna tersebut, tentu ini sangat baik jika komik dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bagi seorang guru, untuk menyampaikan berbagai informasi atau gagasan yang terkait dengan bahan ajar kepada peserta didiknya di kelas.

d. Unsur-unsur Komik

Komik secara sepintas dipandang sebagai media visual yang hanya terdiri dari kumpulan gambar dan tulisan yang terjalin menjadi sebuah cerita. Padahal, komik mempunyai unsur-unsur yang lebih besar artinya dari sekedar kumpulan gambar dan tulisan belaka.

35

Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai pustaka, 1999), h.515

25

Komik menyajikan masalah-masalah yang sesuai dengan alam hidup anak, misalnya tentang kepahlawanan, petualangan, atau kehidupan sehari-hari, yang kemudian di akhir cerita menyediakan jawaban bagi rasa ingin tahu mereka, sehingga tidak harus selalu berakhir dengan suka dan duka. Selain itu dalam penceritaan harus menggunakan gaya bahasa langsung dan tidak berbelit-belit.

Toni Masdiono menjadi Unsur-unsur komik atas Halaman pembuka, dan halaman isi. Pada halaman pembuka biasanya terdapat komponen-komponen seperti judul, credit,dan indica.36 Penjelasan lebih lengkapnya yaitu sebagai berikut : Judul, judul biasanya diambil dari tema cerita yang diangkat atau sang tokoh utama. Ukuran huruf dibuat kapital dan besar serta bewarna mencolok sehingga mudah ditangkap oleh pembaca. Credits merupakan berbagai keterangan mengenai tim pembuat komik seperti nama pengarang, penggambar pensil dan pengisi warna. Sedangkan indica merupakan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan penerbit dan waktu terbitnya hingga pemegang hak cipta atas komik tersebut.37

Selanjutnya yaitu unsur-unsur yang terdapat pada halaman isi adalah panel, gank, narasi, balon kata dan efek suara.

e. Kelebihan dan Kekurangan komik 1. Kelebihan komik

“Menurut Gene komik memiliki beberapa kelebihan jika di pakai dalam pembelajaran diantaranya yaitu memotivasi, visual, dan permanen”.38 Detailnya seperti yang dijelaskan berikut ini;

Pertama, dapat memotivasi. Komik disajikan secara sederhana dengan gambar dan urutan cerita yang dilengkapi dengan bahasa-bahasa verbal yang dapat menarik perhatian siswa sehingga meningkatkan motivasi belajarnya.

36

Toni Masdiono, 14 Jurus membuat komik, (Jakarta: Creative Media, 2003), h. 12

37

Toni Masdiono, 14 Jurus membuat komlk, h. 13

38

Guruindo.blogspot.com/komok-sebagai-media-pembelajaran.html di akses pada tanggal 10 Agustus pukul 11.00 WIB

Kedua yaitu visual. Komik membantu memvisualisasikan bahan ajar karena disajikan dengan gambar dan teks dengan urutan cerita yang berkesinambungan. Hal ini membuat materi yang disampaikan menjadi lebih mudah untuk dipahami.

Ketiga, bersifat permanen. Jika dibandingkan dengan media lain seperti film misalnya, komik memberikan informasi yang dapat diingat lebih lama untuk permanen karena komik memberikan waktu yang cukup bagi pembaca untuk mengeksplorasi gambar dan teks secara lebih detail.

Dengan kelebihan-kelebihan komik seperti yang disebutkan di atas, pembelajaran diharapkan lebih efektif sekaligus efisien.

2. Kekurangan komik

Selain kelebihan-kelebihan komik yang telah dijelaskan di atas, terdapat pula kekurangan-kekurangan dari komik. Kekurangan tersebut adalah: komik membatasi bahkan memungkinkan menumpulkan imajinasi, memungkinkan pembaca tidak mampu menikmati dan mengapresiasi karya-karya sastra, komik menimbulkan efek adikatif, dan komik lebih ekplisit menggambarkan adegan.39 Lebih lengkapnya seperti yang dijelaskan berikut ini:

Pertama, komik membatasi bahkan memungkinkan menumpulkan imajinasi. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa komik merupakan gambar bercerita atau gamcer, yang artinya bahwa cerita yang ingin disampaikan divisualisasikan dalam bentuk gambar, teks atau tulisan hanya berperan sebagai pelengkap gambar. Kita langsung bisa menikmati cerita komik tanpa harus berpikir membayangkan penggambarn atas cerita tersebut karena semuanya telah tervisualisasikan dengan gambar, hal inilah yang lama-kelamaan

39

http://uuntriwahyudi.blogspot.com/2013/08/komik-sebagai-media-pembelajaran-2.html di akses pada tanggal 8 agustus pukul 10.30 WIB

27

membuat imajinasi menjadi tumpul karena pembaca terpaku dengan apa yang sedang dinikmatinya.

Pada penerapannya, guru dituntut untuk dapat mendesain pembelajaran dengan media komik ini dengan cara membuat dan menyusun sebuah cerita bergambar dengan mengacu pada materi yang sudah ditetapkan dalam kurikulum bahasa yang telah ada. Dengan inovasi semacam ini diharapkan dapat menambah motivasi, semangat, gairah, dan ketertarikan siswa dalam belajar, khususnya belajar Bahasa Indonesia.

Peranan pokok dari komik dalam proses pembelajaran adalah kemampuannya dalam menciptakan minat para siswa. Penggunaan komik yang dipadu dengan metode mengajar akan dapat menjadikan komik sebagai media pembelajaran yang efektif.

Dokumen terkait