• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

3. Membaca Nyaring (Reading Aloud)

a. Pengertian Reading Aloud (Membaca Nyaring)

Reading aloud berasal dari bahasa Inggris yang terdiri atas dua kata, yaitu read yang berarti membaca dan aloud yang berarti dengan (suara) nyaring.15

Dalam belajar bahasa kegiatan membaca nyaring atau bersuara sangat besar kontribusinya terhadap belajar berbicara. Melalui membaca bersuara murid belajar mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajarinnya dengan benar. Bahkan, murid bukan hanya belajar mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajarinya, tetapi juga belajar mengucapkan kelompok kata, kalimat, dan bahkan

15

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 2005), Cet. 26, h. 366 dan 467.

Membaca Membaca Nyaring Membaca dalam hati Membaca Ekstensif Membaca Intensif Membaca Telaah isi Membaca Telaah bahasa Membaca survey Membaca sekilas Membaca dangkal Membaca bahasa Membaca bahasa Membaca bahasa Membaca bahasa Membaca bahasa Membaca sastra

15

mengucapkan suatau wacana utuh dengan benar melalui membaca bersuara.16

Membaca nyaring adalah alat bantu bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, ataupun perasaan seorang pengarang.17

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Orang yang membaca nyaring pertama-tama haruslah mengerti makna makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan.18

Membaca nyaring atau membaca bersuara keras merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menyimak. Dengan membaca nyaring, seluruh siswa yang ada di dalam kelas akan memperhatikan bahan bacaan sehingga ketika temannya membaca akan tahu kesalahannya.19

Membacakan buku dengan suara yang lantang/nyaring dapat diterapkan pada seluruh tingkatan kelas. Karena dengan membaca lantang dapat mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca dengan kebahagiaan, menciptakan informasi yang berfungsi sebagai latar belakang, membangun kosakata dan dapat memberikan sosok panutan yang gemar membaca.20

Membaca bersuara atau nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan

16

Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. 1, h. 113.

17

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

(Bandung: Angkasa, 2008).

18

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2008), h. 23.

19

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI Press, 2007), Cet. 1, h. 82.

20

Jim Trelease, Read Aloud Handbook Mencerdaskan Anak Dengan Membacakan Cerita Sejak Dini, (Jakarta: Hikmah PT Mizan Publika, 2008), Cet. 1, h. 23.

intonasi yang tepat, agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampikan oleh penulis.21

Membaca lantang/nyaring bisa diterapakan di rumah, yaitu dengan cara orangtua membiasakan membacakan buku kepada ananknya. Membacakan buku untuk anak-anak bermanfaat bagi kognitif dan emosional anak. Selain itu memperkaya kosakata, minat mereka pada buku. Kebiasaan guru dan orang tua membacakan buku kepada anak-anak juga akan mempengaruhi rasa ingin tahu anak-anak mengenai isi buku yang dibacakan dan hal ini akan memupuk minat anak untuk membaca.22

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan jenis kompetensi membaca yang menuntut persyaratan yang ketat. Membaca nyaring bukan sekedar menyuarakan huruf. Jika hal ini yang terjadi maka pemahaman akan materi yang dibaca akan gagal diperoleh.

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan kelanjutan dari membaca permulaan. Pada membaca permulaan tekanan ada pada kelancaran dan ketepatan penyuaraan huruf, pada membaca nyaring atau membaca bersuara difokuskan pada tekanan kata, lagu kalimat atau intonasi, jeda, dan menguasai tanda baca. Keempatnya harus tepat. Jika ketepatan ini diabaikan, maka murid akan mengalami kesulitan pada waktu membaca dalam hati atau membaca intensif. Mereka hanya bisa membaca tetapi sulit menemukan pemahaman yang dikandung dalam bacaan.23

Membaca lantang/nyaring dapat memberi dasar untuk memupuk pemahaman anak. Semakin sering seorang anak dibacakan buku dengan suara nyaring, semakin banyak kata-kata yang anak

21

Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 83.

22

Ibid., h. 7-13.

23

http://supardi-uncen.blogspot.com/2010/01/bab-5-membaca-nyaring.html, diakses pada tanggal 09 Oktober 2013. Pukul 22:19

17

dengar lebih mendorong pemahaman anak dan semakin mungkin anak dapat mengasosiasikan membaca dengan pengalaman harian yang menyenangkan. Membaca lantang juga dapat membangun angka membaca yang lebih tinggi, karena pemahaman dari mendengar datang sebelum pemahaman dari membaca.24

b. Keterampilan-keterampilan yang Dituntut dalam Membaca Nyaring

Di bawah ini, dikemukakan sejumlah keterampilan yang dituntut dalam memabaca nyaring pada sekolah dasar kelas II, antara lain yaitu:

1) Membaca dengan terang dan jelas. Dalam pembelajaran membaca nyaring siswa dituntut untuk membaca dengan terang dan jelas agar yang mendengarkan dapat memahami maksud dari bacaan yang dibacakan.

2) Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi. Membaca harus dilakukan dengan penuh perasaan dan ekspresi agar orang yang menyimak dapat mengetahui makna yang dibacakan. Misalnya, ketika seseorang membaca cerita sedih maka pembaca harus mengekpresikan dengan mimik yang sedih.

3) Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata. Siswa kelas II dalam membaca diharuskan untuk dapat membaca dengan lancar tidak terbata-bata sehingga pendengar mengerti dengan yang dibacakan.25

c. Hal-hal yang Perlu diingat dalam Membaca Nyaring Antara Lain Sebagai Berikut :

Dalam membaca nyaring terdapat beberapa hal yang perlu diingat diantaranya adalah sebelum melakukan membaca nyaring guru

24

Ibid., h. 26.

25

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Angkasa, 2008), h. 23-26

harus dapat meninjau buku yang akan dibacakan, ketika membacakan buku sebaiknya buku dibacakan secara pelan-pelan agar anak dapat memahami isi dari buku tersebut. Dalam membacakan buku juga seorang guru harus dapat memperhatikan panjang pendek mata pelajaran dan yang dibacakan hendaknya bervariasi agar anak tidak merasa jenuh, selain itu ketika membacakan buku cerita yang bergambar, guru harus dapat memastikan anak dapat melihat gambar dengan jelas, karena jika tidak dapat melihat gambar dalam buku tersebut dengan jelas anak akan kesulitan mengungkapkan isi dari cerita yang ada. Sesudah membaca selesai maka guru harus dapat menyediakan waktu untuk diskusi, dengan adanya diskusi siswa akan aktif dalam pembelajaran dan siswa dapat mengungkapkan pendapatnya.26

d. Hal-hal yang Harus dihindari Waktu Membaca Nyaring Antara Lain Sebagai Berikut:

1) Jangan membacakan cerita yang anda sendiri tidak menyukainya. Karena jika gurunya saja tidak menyukai cerita yang dibacakan tersebut pesan yang terkandung dalam cerita tidak akan tersampaikan kepada siswa.

2) Jangan teruskan membaca cerita jika ternyata buku tersebut pilihan yang salah. Karena apabila guru meneruskan cerita yang salah tersebut tidak akan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

3) Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama membaca, dan diskusikan dengan siswa pendapat dan kesimpulan mereka.

26

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 4, h. 128

19

4) Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa memusatkan perhatian pada bagian tertentu dan sebuah buku.27

e. Keuntungan dan Kesenangan Membaca Nyaring

Dalam membaca nyaring terdapat beberapa keuntungan dan kesenangan diantaranya adalah guru harus dapat membacakan cerita pada awal pertama di kelas hal ini berguna untuk mengakrabkan keadaan dalam kelas, selain itu wacana yanng panjang sebaiknya diperpendek agar siswa tidak terlalu jenuh mendengarkan cerita yang cukup panjang.

Keuntungan dan kesenangan membaca nyaring lainya yaitu siswa dapat duduk senang dan santai dalam setengah lingkaran di sekitar guru. Kemudian guru duduk pada kursi rendah dekat dengan siswa, hal ini dapat menghidupakan suasana menjadi lebik asyik.

Setelah pembacaan selesai berikanlah pertanyaan kepada siswa, hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan minat membaca siswa. Selain itu guru dapat mendorong siswa untuk ikut berpartisifasi dalam membaca, misalnya siswa dapat menceritakan buku atau mendeklamasikan puisi.28

f. Prosedur Membaca Nyaring

1) Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan suara yang nyaring. Batasi diri anda untuk memilih teks yang berisi kurang dari 500 kata.

2) Perkenalkan teks tersebut kepada siswa.

3) Bagilah teks tersebut berdasarkan paragarfnya atau dengan cara lain, tunjuklah sejumlah siswa untuk membaca dengan suara lantang atau nyaring.

27

Ibid., h. 128

28

4) Ketika pembacaan sedang berlangsung, hentikan pada beberapa bagian untuk menentukan poin-poin tertentu, mengajukan pertanyaan, atau memberi contoh. Beri kesempatan untuk melakukan diskusi singkat jika siswa memperlihatkan minat terhadap bagian tertentu. Selanjutnya bahaslah apa yang dimuat dalam teks.29

g. Manfaat Membaca Nyaring

Manfaat membaca dan pentingnya membaca nyaring untuk anak-anak yaitu sebagai berikut :

1) Memberikan contoh kepada siswa proses membaca secara positif. Sebagai guru harus dapat mencontohkan proses membaca yang positif kepada siswa agar siswa dapat menirukan proses membaca positif tersebut.

2) Mengekspos siswa untuk memperkaya kosakatanya. Guru harus dapat memberikan kosakata-kosakata yang banyak agar siswa memperoleh kosakata yang belum dimilikinya dan dengan penambahahan kosakata yang diberikan oleh guru tersebut maka kosakata yang dimiliki oleh siswa akan bertambah.

3) Memberi siswa informasi baru. Sebagai guru harus update akan informasi baru, agar guru dapat memberikan informasi baru tersebut kepada siswa dengan adanya informasi baru yang diberikan oleh guru maka siswa tidak akan tertinggal dengan informasi yang baru.

4) Mengenalkan kepada siswa dari aliran sastra yang berbeda-beda. Sebagai guru harus dapat memberikan tentang sastra yang berbeda-beda agar siswa mengetahui sastra-sastra yang ada. 5) Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya

imajinasinya. Sebagai guru harus bisa memberikan kesempatan

29

Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa, 2011), Cet. IV, h. 152

21

kepada siswanya untuk menyimak dan mengguankan daya imajinasinya, karena dengan ada kesempatan yang diberikan guru tersebut siswa akan dapat berimajinasi sesuai dengan yang dipikirkannya.

4. Komik Sebagai Media Pembelajaran

Dokumen terkait