• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komitmen dan Konsekuens

Dalam dokumen T1 712012079 Full text (Halaman 37-43)

Tahapan terakhir yang dialami oleh pemuda-pemudi yang berkonversi adalah tahapan “komitmen” dan tahapan “konsekuensi.” Komitmen atau pilihan yang dimaksudkan oleh Rambo adalah komitmen ritual (baptis dan kesaksian).106 Dalam tahap komitmen ini, pemuda-pemudi ini memutuskan untuk menjadi

103

Hasil Focus Group Discussion dengan ke enam narasumber.

104

Hasil Focus Group Discussion dengan J.B.

105

Hasil Focus Group Discussion dengan K.E.U.

106

26

anggota resmi GBI ROCK Tual. Tanda komitmen ini tidak dijelaskan lebih lanjut oleh mereka. Jadi, menurut peneliti bahwa sebuah komitmen ini terbentuk ketika sudah ada proses dijalankan atau dilakukan oleh mereka. Sehingga dapat memilih dari perbedaan yang ditemukan dan dampak untuk dirinya kedepan.

Sedangkan konsekuensi ini adalah akibat atau dampak yang sudah dipikirkan secara matang oleh orang yang melakukan konversi. Konsekenuesi ditemukan dalam penilaian pribadi dalam observasi-observasi umum. Seperti yang sudah dijelaskan pada tahap-tahap sebelumnya bahwa pemuda-pemudi yang berkonversi mengambil keputusan dengan berproses terlebih dahulu. Menjadi simpatisan, mendapatkan kenyamanan dan ketenangan (psikologi), mendapatkan pengajaran, menjalin relasi yang harmonis dengan anggota lainnya, menemukan makna hidup karena iman dan spiritualitas yang semakin bertumbuh (teologi). Setelah tahap ini, maka pemuda-pemudi sudah memikirkan konsekuensi yang akan mereka dapatkan yakni sesuatu hal yang baik dan positif. 107 Menurut penulis konsekuensi akhirnya adalah mereka menemukan makna hidup yang baru karena mereka berani mengambi keputusan untuk tetap di GBI ROCK Tual. Mereka semakin merasakan hadirat Tuhan, merasakan panggilan Tuhan, menemukan Tuhan dan lebih mendalami untuk melakukan apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan mereka.

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor yang paling dominan dalam tahapan-tahapan diatas adalah faktor relasi jemaat. Relasi yang dimaksudkan terletak pada sifat dan perilaku, reaksi atau respon jemaat yang secara tidak langsung mempengaruhi pemuda-pemudi yang berkonversi. Jemaat dilihat secara keseluruhan yakni semua anggota gereja termasuk pendeta. Faktor ini menjadi paling dominan karena dalam setiap tahapan ditemukan pengaruh jemaat terhadap pemuda-pemudi yang berkonversi. Memang, jika dilihat di dalam hasil penelitian, pemaparan yang sangat detail adalah faktor ibadah. Namun, bagi penulis sekalipun ibadah begitu bersemangat, tetapi kalau tidak ada relasi yang baik antar sesama jemaat maka, akan pula menimbulkan ketidaknyamanan di dalam pribadi tiap orang. Menurut pemahaman penulis, alasan ini diperkuat dengan naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain yang disebut

107

27

gregariousness. Sehingga, hal penting dalam hubungan antara manusia dengan manusia yang lain adalah reaksi yang timbul. Reaksi yang baik akan timbul karena adanya respon yang baik.108 Jemaat yang ramah, akan membuat orang baru menjadi merasa dihargai dan menjadi nyaman juga dengan mereka. Seperti relasi baik yang ditunjukan oleh jemaat GBI ROCK Tual terhadap pemuda-pemudi yang awalnya masih menjadi simpatisan sampai berkomiten.

Berdasarkan faktor dominan yang penulis temukan, maka menurut pemahaman penulis bahwa faktor ini berasal dari luar diri pemuda-pemudi tersebut. Bagi penulis, faktor ini juga didasari oleh faktor dari dalam diri mereka yaitu faktor tingkat usia atau umur mereka yang rata-rata 17-35 tahun. Faktor usia ini sesuai dengan tahapan kepercayaan keempat yang dikemukakan oleh James Fowler yaitu “Kepercayaan Eksistensial Individuatif-Reflektif (Individuative- Reflective Faith)”, yang ditemukan pada usia 20 tahun keatas.109 Sebuah tahapaan kepercayaan yang menyadari bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau terjadi di dalam kehidupannya harus dipertanyakan, ditinjau kembali, diperiksa secara kritis, diganti, atau disusun ulang menjadi sesuatu yang diterima oleh logika manusia

Termasuk pemuda-pemudi yang mengkritisi ajaran dan tata ibadah yang selama ini dijalani dan dilakukan oleh mereka di GPM. Refleksi kritis ini diambil dengan kuasa dalam diri mereka sendiri. Ketika mereka ada dalam proses penjajakan, perkenalan, dan percobaan untuk ikut bersama dalam persekutuan GBI ROCK. Hasil dari proses ini yakni menemukan adanya ibadah dan tata ibadah yang aktif dan kreatif, pelayanan yang baik, serta relasi yang baik dengan jemaat. Sehingga, reaksi yang ditunjukan oleh mereka adalah partisipasi aktif dan bahkan berkomitmen di GBI ROCK Tual, sebagai pilihan yang baru di dalam kehidupan mereka.110 Jadi, diketahui bahwa peristiwa konversi yang dilakukan oleh pemuda-pemudi ini berdasarkan kepada sebuah petimbangan yang matang dari setiap faktor dan tahapan yang dialami.

108

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), 114.

109

Agus Cremers dan A. Supratiknya, Teori Perkembangan Kepercayaan Karya-Karya Penting James W.Fowler (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 32.

110

28

Kesimpulan

Perpindahan disebut juga dengan nama konversi. Konversi dalam tulisan ini adalah konversi agama, khususnya konversi gereja atau denominasi. Konversi agama (gereja) merupakan perpindahan keyakinan seseorang dari satu keyakinan kepada keyakinan lainnya yang berbeda dengan tujuan yang baik. Perpindahan atau konversi ini didasari oleh faktor ekstern yang tidak dapat dilepas-pisahkan dari faktor intern yakni Faktor relasi jemaat dan tingkat usia (umur). Faktor-faktor ini mendorong pemuda-pemudi untuk berpikir secara matang tentang proses yang telah dialaminya yakni proses pembandingan kepercayaan sebelumnya dan kepercayaan yang akan dipilihnya nanti, sehingga mengakibatkan kemantapan jiwa.

Akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa proses perpindahan atau konversi dari pemuda-pemuda-pemudi ini bukanlah sesuatu yang negatif karena ada proses yang panjang serta tulisan surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus (1 Korintus 1:12-13) yang telah terpecah-pecah menurut tokoh yang disukai mereka. Tetapi menurut Paulus, sebenarnya tokoh-tokoh itu hanyalah alat untuk mengenal Yesus Kristus. Sehingga tidak masalah mereka memilih tokoh mana, karena yang paling penting adalah mereka tetap percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat.Hal ini pula yang sama dengan perpindahan atau konversi pemuda-pemudi ini, karena semua gereja sama saja tidak ada yang mengajarkan keburukan.

Saran:

Saran untuk pemuda-pemudi adalah jangan melarikan diri kepada gereja lain, sekalipun gerejamu adalah gereja yang terlalu kuno untuk anak muda. Cobalah untuk bisa menemukan kenyamanan dan pertumbuhan iman di dalam gerejamu sendiri karena kekhasan dari masing-masing gereja itu berbeda-beda, tinggal bagaimana pribadi mau berusaha melakukan yang terbaik menumbuhkan iman kepada Kristus dan melakukan yang dikehendaki-Nya.

Saran untuk GPM dan AM-GPM, kiranya tulisan ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan alat ukur untuk mengoreksi diri. Sehingga, bisa menjadi gereja yang terbuka terhadap sesuatu yang baru, berbeda, dan kreatif serta berani melakukan perubahan-perubahan sesuai kebutuhan jemaat akan iman dan

29

spiritualitas kepada Tuhan. Semuanya, demi dan untuk perkembangan gereja kedepannya, khususnya pemuda-pemudinya

Daftar Pustaka

Buku:

Arifin, Bambang Syamsul. Psikologi Agama. Bandung: CV Pustaka Setia, 2008.

Aritonang, Jan. Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja. Jakarta: Gunung Mulia, 2008.

Cremers, Agus dan Supratiknya. Teori Perkembangan Kepercayaan Karya Karya Penting James W. Fowler. Yogyakarta: Kanisius, 1995. Creswell, Raco Via John Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik,

Dan Keunggulannya. Jakarta: PT. Widya sari Indonesia, 2010. Daradjat, Zakiah Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: bulan bintang, 1996

Jalaluddin. Psikologi Agama-Memahami Perilaku Keagamaan Dengan Mengaplikasikan prinsip-prinsip Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

James, Wiliam. Perjumpaan Dengan Tuhan Ragam Pengalaman Reiligius Manusia. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004.

Maris, Hans. Gerakan Karismatik Dan Gereja Kita. Surabaya: Momentum, 2010.

Nelson, James M. “Psychology, Religion, and Spirituality”. USA: Departmentof Psychology,

30

Nuhamara, Daniel. Pembimbing Pendidikan Agama Kristen. Bandung: Jurnal Info Media, 2007.

Purwanta, Iswara Rintis. Oikumene-Mengapa Ada Berbagai Macam Denominasi Gereja?. Malang: Gandum Mas, 2014.

Rahayu, Iin Tri, dan Tristiadi Ardi Ardani. Observasi dan Wawancara. Malang: Bayumedia, 2004.

Ramayulis, Psikologi Agama. Jakarta: Klam Mulia, 2007.

Rambo, Lewis R. Understanding Religious. London: Yale Univercity Press, 1993.

Silalahi, Djaka Ch. Karismatik Bercampur Dengan Perdukunan? Tanggapan Atas Metode Kritik Ir. Herlianto M. Th. Terhadap Gerakan Karismatik. Yogyakarta: ANDI, 2001.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sumiyatingsih, Dien. Mengajar Dengan Kreatif Dan Menarik. Yogyakarta: ANDI, 2006.

Sururin. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Thouless, Roberth diterjemahkan oleh Machnun Husein. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali, 1992.

Skripsi:

Dalegi, Drientje. “Faktor-Faktor Penyebab Terhentinya Kegiatan Gerakan Pemuda GPIB Tamansari Salatiga.” S. Th, Skripsi., Universitas Kristen Satya Wacana, 1993.

Dimu, Imelda Marsinta. “Analisis Pastoral Dan Faktor-Faktor Penyebab Jemaat Pindah Gereja – Kajian Kasus Jemaat GKS Nggongi di

Sumba Timur.” Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana, 2013.

Jurnal:

Heinrich, Max. “American Journal Of Sociologi.” Change Of Heart: A Test of Some Widely Theories about Religious Conversion Vol. 83, No. 3, 667.

Jurnal Online:

Paramita, Astridya dan Lusi Kristiana. “TEKNIK FOCUS GROUP DISCUSSION DALAM PENELITIAN KUALITATIF.” Buletin

Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 (April 2013): 117– 118. Diakses 14 Februari, 2016. http://oaji.net/articles/2015/820- 1444709885.pdf

Website:

31

https://gbirocksoe.wordpress.com/tentang-kami/

“Informasi mengenai gerakan/gereja (neo-)kharismatik oleh SC Hubungan

Kharismatik gereja-gereja di Indonesia” dalam blog Kharismatik- Indonesia.

Diakses 11 Februari 2017.

http://kharismatik-indonesia.blogspot.co.id/2012/11/kesimpulan-dialog- teologi_4.html

Dalam dokumen T1 712012079 Full text (Halaman 37-43)

Dokumen terkait