• Tidak ada hasil yang ditemukan

b.2. Kutu Daun Persik (Myzus persicae Sulz) Pada Cabe Merah

4. KOMODITI KOMPLEKS

a. Peramalan Belalang Kembara (Locusta migratoria manilensis) di Lampung.

Model 27.1: Peramalan kualitatif penentuan pusat sumber serangan.

Berdasarkan analisis spasial dengan menggunakan SIG dengan melibatkan peta dijital penggunaan tanah, sistem tanah, ketinggian tanah, curah hujan, dan tingkat kerawanan serangan belalang kembara di Lampung menghasilkan bahwa pusat sumber serangan belalang kembara di Lampung terdapat di daerah perbatasan kabupaten Lampung Utara dengan Tulangbawang sebelah utara yang berbatasan langsung dengan propinsi Sumatera Selatan.

Gambar 8. Pusat sumber serangan (tanda panah), daerah penyebaran primer dan skunder serangan belalang kembara di Propinsi Lampung.

Model 27.2: Peramalan kualitatif, peluang terjadinya serangan

berdasarkan pola anomali curah hujan.

Apabila rata-rata curah hujan bulanan di propinsi Lampung berada di bawah curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) yang terjadi pada bulan kering (curah hujan <100 mm) maka ada peluang terjadinya serangan belalang. Semakin panjang kondisi seperti diatas maka peluang terjadinya serangan semakin tinggi.

Model 27.3: Peramalan luas serangan belalang bulanan (lag 1 bulan) untuk tingkat kecamatan..

X t+1 = 1,722126 (Xt) 0,811875 ; (R2 = 0,82) Keterangan :

X t+1 = Luas serangan yang akan terjadi 1 bulan yang akan datang. Xt = Luas serangan bulan ini.

Contoh model 27.3:

Diketahui pada bulan Agustus 2002 kumulatif luas tambah serangan (KLTS) belalang kembara di Lampung 200 ha. Maka dapat diramalkan KLTS bulan September 2002 sebagai berikut:

X t+1; September = 1,722126 (Xt; Agustus) 0,811875 X t+1; September = 1,722126 (200) 0,811875

X t+1; September = 1,722126 (73,815697) X t+1; September = 127,1 ha.

Model 27.4: Peramalan luas serangan belalang berdasarkan curah hujan

(lag 1-3 bulan) untuk tingkat propinsi. 1,016672 (1,037488)X

Y t+1 = ---; (R2 = 0,76) 1,0000496 2X

Keterangan :

Y t+1 = Luas serangan yang akan terjadi 1 bulan yang akan datang. X = Rata-rata curah hujan dari 3 bulan pada bulan t sampai t-2. Contoh model 27.4:

Diketahui curah hujan pada bulan Juli, Agustus dan September 2002 berturut-turut 50 mm, 10 mm dan 60 mm. Maka dapat diduga luas serangan yang akan terjadi pada satu bulan yang akan datang (Oktober 2002) sebagai berikut:

1,016672 (1,037488) X Y t+1 = --- 1,0000496 2X

Rata-rata curah hujan 3 (tiga) bulan terakhir (Juli, Agustus dan September) adalah (50+10+60)/3 = 40 mm, maka dapat disubtitusikan kedalam rumus sebagai berikut: 1,016672 (1,037488) 40 Y t+1 = --- 1,0000496 2(40) 1,016672 (4,3584) Y t+1 = --- 1,0000496 80 4,431 Y t+1 = --- = 4,4 ha. 1,00398

Model 27.5: Peramalan luas serangan belalang berdasarkan curah hujan

(lag 7-9 bulan) untuk tingkat propinsi. 791,281478

Y t+7 = ---; (R2 = 0,72) 1,016738 X

Keterangan:

Yt+7 = Luas serangan yang akan terjadi 7 bulan yang akan datang. X = Rata-rata curah hujan dari 3 bulan pada bulan t sampai t-2. Contoh model 27.5:

Diketahui curah hujan pada bulan Juli, Agustus dan September 2002 berturut-turut 50 mm, 10 mm dan 60 mm. Maka dapat diduga luas serangan yang akan terjadi pada 7 (tujuh) bulan yang akan datang (April 2003) sebagai berikut:

791,281478 Y t+7 = --- 1,016738 X

Rata-rata curah hujan 3 (tiga) bulan terakhir (Juli, Agustus dan September) adalah (50+10+60)/3 = 40 mm, maka dapat disubtitusikan kedalam rumus sebagai berikut: 791,281478 Y t+7 = --- 1,016738 40 791,281478 Y t+7 = --- = 407,3 ha. 1,9425

Model 27.6: Peramalan luas serangan belalang berdasarkan luas serangan

(lag 1 bulan) dan curah hujan (lag 1-3 bulan) untuk tingkat

propinsi.

1,730055 (Yt) 0,81307

Y t+1 = --- (1,00000227) 2X ; (R2 = 0,76) 1,000503 X

Keterangan :

Y t+1 = Luas serangan yang akan terjadi 1 bulan yang akan datang. Y = Luas serangan pada bulan ini.

Contoh model 27.6:

Diketahui curah hujan pada bulan Juli, Agustus dan September 2002 berturut-turut 50 mm, 10 mm dan 60 mm. Pada bulan September 2002 juga diketahui kumulatif luas tambah serangan (KLTS) belalang kembara di Lampung 100 ha. Maka dapat diduga luas serangan yang akan terjadi pada satu bulan yang akan datang (Oktober 2002) sebagai berikut:

1,730055 (Yt) 0,81307

Y t+1 = --- (1,00000227) 2X 1,000503 X

Rata-rata curah hujan 3 (tiga) bulan terakhir (Juli, Agustus dan September) adalah (50+10+60)/3 = 40 mm dan KLTS September seluas 100 ha, maka dapat disubtitusikan kedalam rumus sebagai berikut:

1,730055 (100) 0,81307 Y t+1 = --- (1,00000227) 2(40) 1,000503 40 1,730055 (42,28) Y t+1 = --- 1,000182 1,02032 73,1467254 Y t+1 = --- 1,000182 1,02032 Y t+1 = 71,7 ha.

Model 27.7: Peramalan luas serangan belalang berdasarkan luas

serangan (lag 1 bulan) dan jumlah koloni untuk tingkat

propinsi.

Log (Yt+1+1) = 0,002342 + 0,219787 Log (Yt+1) + 0,715199 Log (Xt+1) (R2 = 0,72)

Keterangan:

Yt+1 = Kumulatif luas tambah serangan bulan depan. Yt = Kumulatif luas tambah serangan bulan ini. Xt = Jumlah koloni belalang kembara bulan ini.

Contoh model 27.7:

Pada bulan September 2002 diketahui kumulatif luas tambah serangan (KLTS) belalang kembara di Lampung 100 ha dan jumlah koloni sebanyak 20. Maka dapat diduga luas serangan yang akan terjadi pada satu bulan yang akan datang (Oktober 2002) sebagai berikut:

Log Yt+1 = 0,002342 + 0,219787 Log (Yt+1) + 0,715199 Log (Xt+1) Log Yt+1 = 0,002342 + 0,219787 Log (100+1) + 0,715199 Log (20+1) Log Yt+1 = 0,002342 + 0,219787 (2,004) + 0,715199 (1,3222)

Log Yt+1 = 0,002342 + 0,440453148 + 0,945588 = 1,388383148 Yt+1 = 10 1,388383148 = 24,5 ha

Model 27.8: Peramalan luas serangan belalang berdasarkan luas

serangan (lag 1 bulan), jumlah koloni dan curah hujan (lag 1-3 bulan) untuk tingkat propinsi.

Log Yt+1 = 4,976 + 0,212111 Log Yt + 0,509336 Log Xt – 2,05375 Log Zt; (R2 = 0,87)

Keterangan:

Yt+1 = Kumulatif luas tambah serangan bulan depan. Yt = Kumulatif luas tambah serangan bulan ini. Xt = Jumlah koloni belalang kembara bulan ini.

Zt = Rata-rata curah hujan bulan ini sampai 2 bulan sebelumnya (lag 1-3 bulan)

Contoh model 27.8:

Diketahui curah hujan pada bulan Juli, Agustus dan September 2002 berturut-turut 50 mm, 10 mm dan 60 mm. Pada bulan September 2002 diketahui kumulatif luas tambah serangan (KLTS) belalang kembara di Lampung 100 ha dan jumlah koloni sebanyak 20. Maka dapat diduga luas serangan yang akan terjadi pada satu bulan yang akan datang (Oktober 2002) sebagai berikut:

Log Yt+1 = 4,976 + 0,212111 Log Yt + 0,509336 Log Xt – 2,05375 Log Zt

Rata-rata curah hujan 3 (tiga) bulan terakhir (Juli, Agustus dan September) adalah (50+10+60)/3 = 40 mm, KLTS September seluas 100 ha dan jumlah

Log Yt+1 = 4,976 + 0,212111 Log(100) + 0,509336 Log(20) – 2,05375 Log(40) Log Yt+1 = 4,976 + 0,212111 (2) + 0,509336 (1,301) – 2,05375 (1,602)

Log Yt+1 = 4,976 + 0.424222 + 0,662646136 – 3,2901075 = 2,772760636 Yt+1 = 10 2,772760636 = 592,6 ha.

b. Peramalan Belalang Kembara (Locusta migratoria manilensis) di Pulau Sumba, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Model 28.1: Peramalan kualitatif penentuan pusat sumber serangan. Berdasarkan analisis spasial dengan menggunakan SIG dengan melibatkan peta dijital penggunaan tanah, sistem tanah, ketinggian tanah, curah hujan, dan tingkat kerawanan serangan belalang kembara di Pulau Sumba, Propinsi NTT menghasilkan bahwa pusat sumber serangan belalang kembara adalah terdapat di 3 (tiga) tempat, yaitu:

• Pinggir pantai utara sekitar muara Sungai L. Kadaha dan L. Kapunduk, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur,

• pinggir pantai selatan sekitar muara Sungai L. Sendi dan L. Praikajelu, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Barat, dan

• sedikit berada di sekitar Sungai L. Rita, L. Watupanggada dan L. Limatake, Kecamatan Wawea Barat, Kabupaten Sumba Barat.

Model 28.2: Peramalan kualitatif, peluang terjadinya serangan

berdasarkan pola anomali curah hujan.

Apabila rata-rata curah hujan bulanan di kabupaten Sumba Timur, propinsi NTT berada di atas curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) maka ada peluang terjadi peningkatan serangan belalang kembara. Peningkatan serangan tersebut juga dipicu oleh kejadian curah hujan dibawah normal yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya, khususnya pada musim kemarau.

Model 28.3: Peramalan luas serangan belalang bulanan (lag 1 bulan). Log Yt = 0,127225 + 0,870733 Log(Yt-1); (R2 = 0,75) Keterangan :

Yt = Luas serangan yang akan terjadi 1 bulan yang akan datang. Yt-1 = Luas serangan bulan ini.

Gambar 9. Pusat sumber serangan (tanda panah), daerah penyebaran primer dan skunder serangan belalang kembaran di Pulau Sumba, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Contoh model 28.3:

Diketahui pada bulan Agustus 2002 kumulatif luas tambah serangan (KLTS) belalang kembara di Kabupaten Sumba Timur adalah 200 ha. Maka dapat diramalkan KLTS bulan September 2002 sebagai berikut:

Log Yt = 0,127225 + 0,870733 Log(Yt-1) Log Yt = 0,127225 + 0,870733 Log(200) Log Yt = 0,127225 + 0,870733 (2,301) Log Yt = 0,127225 + 2,003583 = 2,1308 Yt = 10 2,1308 = 135,1 ha.

Model 28.4: Peramalan luas serangan belalang berdasarkan curah hujan. Yt +1 = 197,071 + 2,044 X t – 2,759 X t-5 + 1,870 X t-7; (R2 = 0,83) Keterangan :

Y t+1 = Luas serangan yang akan terjadi 1 bulan yang akan datang. X = Rata-rata Curah hujan (mm) bulanan.

Contoh model 28.4:

Apabila kita ingin meramalkan luas serangan belalang kembara di Kabupaten Sumba Timur yang akan terjadi pada bulan Maret 2004 maka diperlukan data hujan pada bulan Pebruari 2004, Oktober 2003 dan Agustus 2003. Contoh diketahui curah hujan pada bulan-bulan tersebut berturut-turut 150 mm, 100 mm dan 10 mm. Maka dapat diduga luas serangan yang akan terjadi pada satu bulan yang akan datang (Maret 2004) sebagai berikut:

Yt +1 = 197,071 + 2,044 X t – 2,759 X t-5 + 1,870 X t-7 Yt +1 = 197,071 + 306,6 – 275,9 + 18,7 = 246,5 ha

IV. PENUTUP

Model peramalan yang telah dikembangkan tentunya masih belum sempurna karena masih banyak komponen sebagai faktor kunci yang belum diketahui. Oleh karena itu agar model peramalan mempunyai akurasi yang tinggi maka masih diperlukan evaluasi lapang serta penyesuai dengan spesifik lokasi.

Dokumen terkait