• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

D. Guru

4. Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

(Nurfuadi 2012: 73) menyatakan bahwa kompetensi perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari diriya, sehingga dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik- baiknya.

Kompetensi tidak dapat dipisahkan dari seorang guru. Jika guru tidak memiliki kompetensi yang dipersyaratkan sangat mustahil akan terwujud proses pembelajaran yang lebih baik. Hal ini dikarenakan kompetensi merupakan modal dasar guru dalam membina dan mendidik siswa sehingga tercapai pendidikan yang berkualitas.

Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh untuk menggambarkan suatu potensi, pengetahuan, dan keterampilan, yang diaktualisasi dan direalisasikan dalam bentuk tindakan untuk menjalankan profesi tertentu.

b. Standar Kompetensi guru

Ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru oleh seorang guru, yaitu antara lain

1. Kompetensi Pedagogik

Pedagogik diartikan sebagai ilmu mendidik, lebih menitikberatkan pada pemikiran dan perenungan suatu pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana mendidik dan membimbing anak (Uyoh Sadulloh, 2012: 2) sedangkan menurut Nurfuadi (2012: 76) kompetensi pedagogik adalah kemampuan pendidik menciptakan suasana dan pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi kurikulum yang disiapkan yaitu pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, mengembangkan kurikulum dan silabus, menyusun racangan pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, melakukan evaluasi hasil belajar, dengan prosedur yang benar, dan mengembangkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Imam Wahyudi (2012: 27) mengemukakan kompetensi kepribadian merupakan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kepribadian sangat menentukan tinggi rendahnya seorang guru dalam pandangan peserta didik dan masyarakat. Seorang guru harus memiliki kepribadian baik di lingkungan sekolah maupun dimasyarakat.

Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan kepribadian yang utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi kehidupannya. Karenanya guru berusaha memilih dan melakukan kegiatan yang positif agar mengangkat citra baiknya dan kewibawaannya terutama di depan peserta didik. Menurut pandangan peserta didik, sifat atau karakteristik guru yang disukai muridnya antara lain demokratis, suka bekerja sama, baik hati, sabar, adil, konsisten, bersifat terbuka, suka menolong serta ramah tamah.

Kehidupan guru mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar guru tinggal. Hal ini menuntut dedikasi yang tinggi dari seorang guru, maka dari itu guru dituntut untuk memahami hakikat profesi guru yang tidak lepas dari masalah individu dan sosial. Guru menjadi panutan dimasyarakat karena perilakunya akan menjadicontoh di masyarakat.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Dalam kompetensi ini seorang guru harus mampu : a)

karena pertimbangan jenis kelamin, ras ,agama, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi, b) berkomunikasi secara efektif, simpatik dan santun dengan sesama pendidik, orang tua dan masyarakat, c) beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia, d) berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain (Imam Wahyudi, 2012 ;36).

Menurut Slamet PH dalam Mintarsih Danumiharja (2014; 49) guru harus memiliki tujuh kompetensi sosial agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun masyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut antara lain a) memahami dan menghargai perbedaan (respek) serta memiliki kemampuan mengelola konflik dan benturan, b) melaksanakan kerjasama secara harmoni dengan kawan sejawat, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah pihak-pihak terkait lainnya, c) membangun kerja tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dinamis, dan lincah, d) melaksankan komunikasi (oral, tertulis,tergambar) secara efektif dan menyenangkan dengan warga sekolah, orang tua peserta didik, dengan kesadaran sepenuhnya bahwa masing- masing memiliki peran dan tanggung jawab terhadap kemajuan pembelajaran, e) memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya, f) memiliki kemampuan mendudukkan dirinya

dalam sistem nilai yang berlaku di masyarakat sekitarnya, dan g) dan melaksanakan prinsip tata kelola yang baik.

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyrakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Guru dimata masyarakat pada umumnya dan para peserta didik merupakan panutan dan anutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri teladan dalam kehidupan sehari-hari. Guru merupakan tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas, membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku. Guru perlu memilki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat sekitar dalam rangka menyelenggarakan proses belajar mengajar otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan lancar sehingga jika ada keperluan anatra orang tua peserta didik tentang masalah peserta didik yang perlu diselesaikantidak akan kesulitan menghubunginya.

4. Kompetensi Profesional

Kompetansi profesional mengacu pada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam

merupakan orang yang telah memenuhi program program kependidikan guru dan memiliki tingkat master serta mendapatkan ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar kelas besar. Dalam Oemar Hamalik (2002; 38) guru yang dinilai kompeten secara profesional memiliki indikator antara lain; mampu melaksanakan perannya, mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan, dan mampu melaksanakan peran dalam proses mengajar dan belajar di kelas.

Peraturan pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 dijelaskan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam kemampuan guru menguasai pengetahuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya yang diampunyayang meliputi penguasaan a) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran yang diampu, serta b) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap guru harus memiliki standar kompetensi sebagai dasar melaksanakan profesinya. Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utam, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Dokumen terkait