• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

3. Kompetensi Guru

a. Jenis-jenis Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan prilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisiyang diharapkan.Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggung jawabkan (rasional) dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan.Empat kompetensi guru Pendidik Anak Usia DiniUndang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 (Yuslam, Riris

& Almi 2017:155-156)sebagai berikut:

1) Kompetensi pedagogik

Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Sub kompetensi dalam kompetensi pedagogik meliputi :

a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

b) Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik

c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

j) Melakukan tindakan relektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2) Kompetensi kepribadian

Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi : a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum sosial

dan kebudayaan nasional indonesia.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur berakhlak mulia, dan teladan bagi pserta didik dan masyarakat c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,

dewasa, arif dan berwibawa.

d) Menunjukan etos kerja,tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi pendidik, dan rasa percaya dewi e) Menjunjung tinggi kode etik profesi pendidik.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Sub kompetensi dalam kompetensi sosial meliputi :

a) Bertindak inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

Sub kompetensi dalam kompetensi profesional meliputi : a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

keilmuwan yang mendukung pelajaran.

b) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran.

c) Mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif.

d) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan mengembangkan diri.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, apabila seorang pendidik memenuhi kualifikasi, kriteria dan kompetensi sebagaimana yang dimaksud di atas, maka dapat diperankan guru sebagai sumber pembelajaran, yang berperan sebagai motivator, fasilitator dan pemberi inspirasi untuk peserta didiknya, dan guru mampu menjadi yang terbaik untuk peserta didik dan masyarakat sekitar.

b. Peran Guru Dalam Perlindungan Anak

Ketentuan pasal 54 ayat 2 Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak menempatkan guru sebagai aparatur perlindungan anak disekolah, yang dimana peran guru melindungi anak dari segala macam bentuk :

1) Perlindungan dari bentuk kekerasan fisik

Kekerasan fisik adalah kekerasan yang melibatkan kontak langsung dan dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan intimidasi, cedera, atau penderitaan fisik lain atau kerusakan tubuh.

2) Perlindungan dari bentuk kekerasan psikis

Kekerasan psikologis, atau dalam pasal 7 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan dalam Rumah Tangga disebut sebagai kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau penderitaan psikis berat pada seseorang.

3) Perlindungan dari bentuk diskriminasi

Diskriminasi atau tidak membeda – bedakan, semua diperlakukan sama. Setiap anak harus dilindungi dari segala perlakuan diskriminasi baik dari suku, agama, ras, golongans, jenis kelamin, etnik, budaya, dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, kondisi fisik dan kondisi mental.

4) Perlindungan dari perlindungan seksual

Kekerasan seksual pada anak adalah pemaksaan, ancaman atau keterperdayaan seorang anak dalam aktivitas seksual. Aktivitas seksual tersebut meliputi melihat, meraba, penetrasi (tekanan), pencabulan dan pemerkosaan.

Dalam pelaksanaannya dilakukan guru dengan mematuhi dan menumbuhkan kesadaran hukum, melakukan sosialisasi undang – undang, mengoptimalkan tata tertib siswa, menjaga kerukunan dan persaudaran, memberi peserta didik hak sama memberikan hukuman yang mendidik dan sanksi tegas bagi pelanggar, serta bekerja sama dengan orang tua, warga sekolah dan masyarakat. Diharapkan guru dengan kompetensi yang dimiliki dapat memberi perhatian khusus dan meningkatkan pengawasan sebagai tindakan preventif dan represif sebagai wujud perlindungan pada anak dan dari segala bentuk kekerasan sebagaiman yang diamanatkan dalam undang – undang.

4. Peran Professional Pendidik PAUD a. Pendidik AUD sebagai pendidik

Pendidik PAUD merupakanpendidik yang menjadi tokoh dan panutan bagi pesetra umumnya. Standar pendidik PAUD harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu tang mencakup diantaranya :

2) Tanggung Jawab pendidik PAUD

Pendidik PAUD yang bertanggung jawab adalah pendidik yang mengetahui serta dapat memahami nilai, norma, moral, dan sosial serta berikhtiar untuk berbuat dan berprilaku sesuai nilai dan norma;

3) Wibawa pendidik PAUD

Pendidik PAUD yang berwibaawa adalah pendidik yang mempunyai keunggulan dan mewujudkan nilai spritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya sertai memiliki keunggulan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni yang sesuai dala bidang PAUD.

4) Pendidik PAUD yang mandiri

Pendidik PAUD yang mandiri merupakan pendidik yang memiliki kemampuan dalam mengambilan keputusan secara mandiri atau independent. Keputusan tersebut diambil dengna cepat , tepat, waktu, tepat sasasaran, ttidak menunggu perintah atasan atau kepala KB, TK / RA.

5) Pendidik PAUD yang disipllin

Pendidik yang mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara istiqomah didasari atas kesadaran proffesional karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan peserta didik dilingkungan KB, TK / RA.

b. Pendidik PAUD sebagai pengajar

Pendidik yang memiliki tugas utama sebagai perencana, pelaksana, dan paenilaian hasil kegiatan belajar peserta pendidiknya pada saat dan setelah mereka melalui

proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh pendidik PAUD’

1) Pendidk PAUD sebagai perencana pembelajaran

Pendidik PAUD mendesain suatu kegiatan pembelajaran di KB. TK / RA

a) Menetapkan tujuan pembelajaran dan tema kegiatan pembelajaran.

b) Memilih dan menetapkan metode pembelajaranyang akand digunakan sesuai dengn tujuan dan tema yang di pilih.

c) Memilih dan menetapkan media dan sumbel belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tema.

d) Mendesain strategi pembelajaran berdasarkan berbagai metode serta mediadan sumber pembelajaran yang telah dipilih dan ditetapkan.

2) Pendidik PAUD sebagai pelaksana pembelajaran a) Kegiatan membuka kelas

b) Melaksanakan kegiatan inti c) Kegiatan menutup kelas.

3) Pendidik PAUD sebagai penilai pembelajaran

Penddik PAUD melakukan penilaian pembelajaran sesuai dengan insrtumen asesmen pembelajaran yang telah dipilih dan ditetapkannya. Penilaian tersebut dapat dilaksanakan selma proses pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran berakhir.

c. Pendidik PAUD sebagai pembimbing

Bagi anak usia dini, pendidik PAUD diibaratkan sebagai perjalanan (journey) yang dengan pengethuan dan pengalamannya memiliki tanggung jawab atas kelancaran mereka. Istilah perjalanan tersebut tidak hanya menyangkut

pembelajaran fisik tetapi juga menyangkut perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spritual yang lebih dalam dan kompleks.

Berdasarkan deskripsi di atas, maka sebagai seorang pembimbing, pendidik PAUD harus memiliki kompetensi dalam melakkukan empat hal berikut :

1) Merencanakan tujuan pembelajaran dan mengidentifikasi kompetensi yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembanganyya.

2) Melilbatkan selutuh pendidik dalam kegiatan pembelajaran baik secara fisik maupunpsikis agar mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang berguna untuk mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

3) Memaknai kegiatan belajar agar pesera didik dapat menggunakan hasil belajarnya untuk menyelesaikan tugas keseharian mereka.

4) Mengomentasi performance peseta didik dan menjawab berbagai pertanyaan dari peserta didik.

d. Pendidik PAUD sebagai pelatih

Proses pendidikan dalam pembelajaran bagi anak usia dini memerlukan latihan keterampilan fisik – motorik, kognitif, bahasa – emosional, serta moral dan agama.

e. Pendidik PAUD sebagai pengevaluasi

1) Hasil asesmen yang dilakukan pendidik PAUDsecara berkala

2) Kondusivitas kondisi kelas yang mendukung proses pembelajaran

3) Jenis pendidikan, pengajaran, pembimbingan, pelatihan dan penilaian seperti apakah yang tepat bagi anak usia dini.

4) Kemampuan pendidik PAUD dalam menyelenggerakan layanan PAUD

5) Efektifitas metode, media dan sumber pembelajaran yang digunakan oleh pendidik PAUD dan wali peserta didik (Novan Adry Wiyani, 2015, p. 76).

5. Karakteristik GuruAnak Usia Dini

Karakteristik memiliki landasankeilmuan yang kuat tentang perkembangananak dan belajar efektif.Karakteristik ini hanya dapat diperolehmelalui latihan, membaca, dan mengamati.Pendidik mengetahui perkembangananak dari membaca, kemudian mengamati perkembangan tersebutsecara nyata. Dengan mengamati anak,pendidik harus mengetahui kebutuhan anak.

Berikut karakteristik pendidik PAUD Edgington dan Margaret (Martha Christianti, 2012: 117-119):

a. Pendidik anak usia dini harus memiliki keahlian dalam melakukan refleksi dan menganalisis kegiatan mengajarnya.

Karakteristik ini perlu dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan rencana lanjutan.

Pendidik berusaha untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran agar menghasilkan kualitas.

b. Pendidik memiliki kemampuan untuk berkomuniksasi dengan banyak orang.

Kemampuan komunikasi ini terdiri dari kemampuan komunikasi non verbal dan verbal termasuk di dalamnya kemampuan untuk berbicara dan menulis dengan jelas, kemampuan menyimak dan menjadi pendengar. Pendidik anak usia dini harus memiliki kemampuan untuk mau mendengarkan anak, orang tua dan bertindak sebagai pendengar aktif yang berarti bahwa pendidik mampu memberikan respon dari apa yang didengar dan berusaha untuk mengambil tindakan bijak sesuai dengan apa yang didengar.

c. Pendidik anak usia dini harus mampu memimpin timnya (dengan pendidik lain dan orang tua) dan berusaha untuk menunjukkan tanggung jawab.

Pendidik bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi selama anak berada dalam proses pembelajaran, memotivasi dan secara langsung memberikan bimbingan pada pendidik atau karyawan yang ada di sekolah. Selain itu, pendidik juga harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi proses dan rencana kegiatan dalam tim tersebut. Kepemimpinan juga terlihat dalam bentuk dapat dipercaya, mampu menjelaskan, memberi dukungan, merespon, menilai, mendengarkan, mengkoordinasi, mampu bekerjasama dan mampu berdiskusi.

d. Pendidik harus memiliki kemampuan untuk bermain penuh dan mampu menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan.

Pendidik anak usia dini harus mampu menciptakan kegiatan bermain untuk anak dan mengusahakan kegiatan didapat dari situasi kehidupan yang nyata (kontekstual). Pendidik harus menciptakan lingkungan belajar yang konteksnya bermain baik dalam ruangan atau di luar ruangan. Untuk menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan, pendidik harus berusaha membayangkan dirinya sebagai anak-anak dan bahkan menjadi seperti anak-anak, serta ikut bermain bersama dengan anak.

e. Pendidik harus memiliki imajinasi dan kreativitas yang tinggi.

Untuk menjadi pendidik anak usia dini yang berhasil dan mampu meningkatkan kegiatan bermain yang menarik dan menyenangkan tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak.

Pendidik diharapkan dapat menggunakan, memanfaatkan, memaksimalkan material yang ada untuk menciptakan lingkungan yang kaya pada anak. Untuk dapat melakukan hal tersebut pendidik harus memilikin imajinasi dan kreativitas yang tinggi sehingga

menghasilkan anak yang kreatif. Keterbukaan pendidik dalam melihat hasil karya dan cara anak memecahkan masalah ketika bermain tanpa tekanan membebaskan anak untuk berimajinasi dan berkreasi. Hal ini berarti bahwa pendidik harus fleksibel dan memandang hasil tersebut sebagai bentuk imajinasi dan kreativitas anak.

f. Pendidik harus mampu merancang program dan melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada analisis kebutuhan anak.

Untuk mengembangkan karakteristik ini pendidik harus memahami tahapan setiap aspek perkembangan anak secara utuh, melakukan pengamatan pada anak dan berlatih memahami setiap kebutuhan anak. Program yang dirancang pendidik harus cocok dengan tahapan tersebut. Hal ini berarti program yang direncanakan tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah dari kemampuan anak. Tema yang dipilih pendidik juga harus sesuai dengan minat anak.

g. Kemampuan pendidik untuk secara terus menerus mendokumentasikan serta melakukan penilaian pada perkembangan anak.

Pendidik anak usia dini harus mengembangkan dan memiliki tingkat kemampuan yang tinggi untuk mendokumentasikan pelaksanaan pembelajaran baik terhadap perkembangan anak ataupun dalam program. Berbagai bentuk dokumentasi tersebut seperti rekaman pengamatan, hasil belajar, rekaman ilustrasi pengalaman praktek anak, foto, buku, dan video.

Tujuan dokumentasi tersebut yaitu untuk melihat bagaimana anak belajar dan apa yang dipelajari anak. Selain itu, dokumentasi tersebut secara praktis dapat dilihat oleh orang tua dan anak, sebagai bahan diskusi untuk diketahui oleh orang tua terkait dengan kemampuan anak yang sering terlihat di rumah dan di sekolah.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa karakteristikguru memiliki imajinasi dan kreativitas yang tinggi, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, mampu mempimpin timnya, mampu merancang program dan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan untuk bermain dengan peserta didik.

6. Peran Guru Anak Usia Dini

Peranan guru anak usia dini dalam memahami kebutuhan dan menerapkan strategi belajar amatlah menentukan bagi perkembangan peserta didik pada anak usia dini.Guru anak usia dini diharapkan dapat mengembangkan dan menerapkan semangat dalam mengabdi untuk mencerdaskan anak bangsa. Guru anak usia dini (Ika Budi Maryatun, 2016 :751-752) berperan sebagai seberikut:

a. Guru anak usia dini sebagai pendidik

Guru anak usia dini bukan sekedar orang yang mentranfer ilmu ke anak didiknya, namun lebih dari itu, merupkan orang yang berperan memberikan konsep ilmu bahkan pembentukan sikap dan perilaku. Guru perlu menguasai strategi pengembangan pada anak usia dini sehingga rencana yang telah disusun dapat dilaksanakn sesuai tujuan pengembangan.

b. Guru anak usia dini sebagai panutan

Guru anak usia dini adalah salah seorang yang paling dekat dengan hidup anak, karenanya setiap sikap yang terlihat dari guru akan dicontoh anak. Anak belum mampu memilih perilaku mana yang boleh ditiru dan yang tidak. Guru perlu memahami bagaimana bersikap dan berperilaku di depan anak-anak agar sikap dan perilaku yang dicontoh anak adalah perilaku yang diharapkan tertanam pada anak saja.

c. Guru anak usia dini sebagai perancang pengembangan

Semua program rancangan perlu dirancang dengan baik oleh guru agar jelas tujuan dan dapat menggunakan cara yang

tepat. Rancangan ini dipadukan dengan program kegiatan sehari-hari anak di sekolah dan di rumah. Materi pembiasaan yang perlu untuk dirancang meliputi kepedulian dan empati.

d. Guru anak usia dini sebagai konsultan dan mediator

Guru anak usia dini merupakan orang yang paling benar di mata anak-anak sehingga dijadikan tempat untuk mengadukan segala kesulitan yang dialaminya. Guru dijadikan tempat berbagi paling aman bagi anak. Karenanya guru perlu memiliki kemampuan menyelesaikan permasalahan anak ketika merekamengadu. Jika ada konflik diantara sesame anak guru perlu mencari tahu sebab konflik tersebut sebelum menyelesaikannya.

Menurut Wiyani (2015:76-79) seorang guru anak usia dini profesional mempunyai lima peran penting, yaitu:

a. Guru Anak Usia Dini sebagai Pengajar b. Guru Anak Usia Dini sebagai Pendidik c. Guru Anak Usia Dini sebagai Pembimbing d. Guru Anak Usia Dini sebagai Pelatih e. Guru Anak Usia Dini sebagai Pengevaluasi

Peran guru anak usia dini merupakan peran yang berkaitan dengan, guru sebagai pengajar merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan menilai hasil kegiatan belajar peserta didiknya. Gurusebagai pendidik, sebagai contoh teladan dalam hal ini harus memiliki tingkah laku dan ucapan yang dapat dijadikannya panutan teladan bagi peserta didinya. Gurusebagai pembimbing bersarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran proses pendidikan tersebut.Gurusebagai pelatih guru memberikan peluang untuk peserta didik mengembangkan pembelajarannya sendiri sebagai latihan untuk mencapai hasil optimal. Guru sebagai evaluasi untuk mengetahui hasil asesmen yang dilakukan oleh guru anak usia dini secara berkala.

7. Tanggung Jawab Guru

Apabila dilihat dari rincian tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru, al-Abrasyi (1979: 150-151) yang mengutip pendapat al-Ghazali bahwa:

1. Guru harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid dan memberla-kukan mereka seperti perlakuan anak sendiri.

2. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi bermaksud dengan mengajar itu mencari keridaan Allah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

3. Memberikan nasehat kepada murid pada tiap kesempatan, bahkan meng-gunakan setiap kesempatan itu untuk menasehati dan menunjukinya.

4. Mencegah murid dari akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran jika mungkin dan dengan jalan terus terang, dengan jalan halus, dan tidak mencela.

5. Seorang guru harus menjalankan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan perbuatannya.

8. Tugas dan Fungsi Guru Anak Usia Dini

Tugas adalah aktivitas dan kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang dalam memainkan peranan tertentu dan fungsi adalah jabatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Jadi, tugas dan fungsi guru yaitu segala aktivitas badan kewajiban yang harus dilakukan oleh guru dalam peranannya sebagai guru (Mujtahid, 2011:44) .

Seorang guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun diluar dinas yaitu dalam bentuk pengabdian. Jika dikelompkkan tugas guru itu berupa tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

a. Tugas guru dalam proses belajar meliputi tugas dalam bidang pedagogik dan administrasi. Tugas pedagogik adalah tugas membantu membimbing dan memimpin

b. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendididk berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.

c. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati dari peserta didinya sehingga ia menjadi idola oleh peserta didiknya.

d. Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungan karena dari seorang guru tersebut diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.

e. Tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahwa guru pada hakikatnya merupakan komponen strategi yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa.

Berdasarkan penjelasan di atas proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untu mendorong, membimbing, dan member fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didiknya.

Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai suatu proses yang dinamis dalam segalafase dan proses perkembangan peserta didik.

B. Penelitian Relevan

Penelitian mengenai pengetahuan guru tentang perlindungan anak di Kecamatan Lima Kaum, berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Yang pertama adalah penelitian dari I Ketut Sasmita Adi Laksana pada tahun 2017 yang berjudul “Perlindungan Hukum Bagi Korban

Kekerasan Seksual Terhadap Anak Dan Perempuan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum bagi korban kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan. Semangat perlindungan terhadap anak dan perempuan juga harus dijalankan oleh para penegak hukum. Para penegak hukum semestinya memperhatikan skala prioritas dalam penegakan hukum yang berkaitan dengan anak atau perempuan, skala prioritas dimaksud adalah sejauh mana penegakan hukum atau penjatuhan hukuman yang dijatuhkan memberikan efek dimasyarakat demi tercapainya tujuan hukum dan putusan itu sendiri. Tipe penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah normatif yaitu berdasarkan bahan-bahan hukum dari literatur dan merupakan sebagai suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isi hukumyang dihadapi. Tempat penelitian dilakukan di SMP 25 Denpasar Bali dengan subjek anak perempuan di kelas 7.

Yang kedua adalah penelitian dari Arifah pada tahun 2013 yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Pelecehan Seksual”. Penelitian ini berjudul untuk mengentahui sejauh mana perlindungan hukumterhadap anak sebagai korban pelecahan seksual. Hambatan yang dialami dalam memberikan perlindungan hukumterhadap anak yaitu karena kejadian yang dilaporkan sudah lama sehingga kepolisian kesulitan dalam mencari bukti dan saksi kemudian terlalu sedikit bukti dan saksi. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah perpaduan antara penelitian lapangan dengan penelitian perpustakaan, yaitu objeknya langsung berasal dari polda DIY beberapa data yang didapat melalui wawancara dan informasi dari Polda DIY yang dilengkapi dan diperkuat dengan dokumen – dokumen dan arsip – arsip yang ada di Polda DIY. Penelitian dilakukan di Polda DIY.

Adapun perbedaan penelitian yang dilaksanakan peneliti dengan kedua peneliti yang relevan tersebut adalah untuk mengetahui

Dokumen terkait