• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN dan KINERJA UMKM GULA AREN

Karakteristik Kewirausahaan

Karakteristik kewirausahaan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu karakteristik individu dan karakteristik psikologis.

Karakteristik Individu

Karakteristik individu adalah karakteristik personal yang melekat dalam diri wirausaha sejak dia lahir dan terbentuk berdasarkan pengalaman hidup yang telah dilalui. Karakteristik individu diukur dengan indikator usia, pendidikan, pengalaman dan kekosmopolitan. Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik individu dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik individu

(KI)

Karakteristik individu Persen tertinggi Keterangan

Usia (X1.1) 56.63 Usia seseorang menentukan keberhasilannya

dalam menjalankan usaha.

Pendidikan (X1.2) 66.60 Seorang wirausaha harus bisa membaca dan

menulis.

Pengalaman (X1.3) 94.20 Seorang wirausaha sukses adalah yang sangat

paham dan mengerti mengenai segala sesuatu tentang gula aren.

Kekosmopolitan (X1.4) 68.30 Wirausaha yang rajin membaca buku-buku

mengenai gula aren maka usahanya akan semakin sukses.

Responden pada penelitian ini sebesar 39.17 persen berada pada kategori usia (X1.1) dewasa madya I (40-49 tahun). Ciri wirausaha yang

berada pada kategori dewasa madya I yaitu telah mencapai keberhasilan dalam pekerjaan. Keberhasilan itu biasa dicapai pada usia 40 tahun keatas. Wirausaha pada masa ini memiliki usaha yang lebih baik dari usaha pada masa mudanya, karena telah memiliki cukup pengalaman dalam mengelola suatu usaha dan memiliki pekerjaan yang terbaik daripada pekerjaan ketika masih berusia muda. Responden sebesar 56.63 persen (setuju 50.80 persen dan sangat setuju 5.83 persen) setuju bahwa usia seseorang menentukan keberhasilannya dalam menjalankan usaha. Semakin bertambah usia seseorang maka pengalaman hidupnya akan semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa usia seseorang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha yang dikelolanya.

Responden pada penelitian ini sebesar 74.17 persen tingkat pendidikan (X1.2) hanya hingga setingkat SD. Responden dengan tingkat

pendidikan hingga setingkat SD sudah mampu untuk membaca dan menulis. Kemampuan dasar ini sudah dianggap cukup untuk menunjang kemampuan wirausaha dalam menjalankan UMKM gula aren. Hal ini sesuai dengan 66.60 persen (setuju 55.80 persen dan sangat setuju 10.80 persen) responden yang setuju bahwa seorang wirausaha harus bisa membaca dan menulis. Pendidikan formal dapat menambah pengetahuan dan kemampuan dasar yang diperlukan untuk menjalankan UMKM gula aren. Wirausaha yang terdidik akan lebih berhasil dalam menjalankan usahanya dibandingkan dengan wirausaha yang tidak terdidik. Pendidikan merupakan faktor demografi yang memberi kontribusi signifikan terhadap keberhasilan usaha (Meng dan Liang 1996).

Indikator pengalaman (X1.3) memiliki persentase penilaian tertinggi

pada karaktersitik individu karena responden yang menjawab setuju sebesar 94.20 persen (setuju 20 persen dan sangat setuju 74.20 persen) pada pernyataan bahwa seorang wirausaha sukses adalah yang sangat paham dan mengerti mengenai segala sesuatu tentang gula aren. Responden pada penelitian ini sebesar 38.33 persen telah menjalankan usaha selama 11-15 tahun. Responden dalam penelitian ini telah lama menjalankan usahanya dan telah berpengalaman dalam menjalankan UMKM gula aren yang umumnya merupakan usaha turun temurun. Pengalaman berusaha dapat diperoleh melalui bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi sebagai wirausaha. Wirausaha yang memiliki pengalaman berusaha dalam waktu lama akan semakin terampil dalam menghadapi tantangan dan masalah dalam menjalankan usahanya. Pengalaman menjalankan usaha menjadi modal yang penting bagi wirausaha. Semakin berpengalaman seorang wirausaha maka wirausaha akan semakin mampu menghadapi berbagai masalah dan tantangan dalam menjalankan usaha. Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan indikator terbaik dalam mengukur kinerja usaha. Pengalaman yang dimiliki wirausaha akan meningkatkan kompetensi dan kinerja usahanya.

Kekosmopolitan (X1.4) adalah keterbukaan pemilik UMKM terhadap

rangka mengembangkan usahanya. Responden setuju sebesar 68.30 persen (setuju 5 persen dan sangat setuju 63.30 persen) bahwa wirausaha yang rajin membaca buku-buku mengenai gula aren maka usahanya akan semakin sukses. Responden telah menyadari bahwa sangat penting untuk aktif mencari berbagai informasi dan bersikap terbuka terhadap berbagai akses untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan usaha gula aren. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan persepsi responden wirausaha dengan kategori tingkat kekosmopolitan yang tinggi akan semakin sukses dalam menjalankan usahanya. Lionberger (1960) menyatakan bahwa golongan masyarakat yang aktif mencari informasi dan ide-ide baru biasanya lebih inovatif dibandingkan dengan orang-orang yang pasif. Keaktifan dalam mencari informasi terkait usaha yang dijalankan dan bertanya kepada sesama wirausaha gula aren serta meminta pendapat kepada ahli mengenai masalah dan tantangan yang menjadi kendala dalam menjalankan usaha sangat penting dimiliki oleh seorang wirausaha. Hal ini karena dengan aktif mencari informasi dan bertanya kepada sesama wirausaha dapat memberikan solusi yang terbaik untuk masalah yang dihadapi. Aktif mencari informasi dan membaca buku yang sesuai dengan usaha yang dijalani akan membantu wirausaha menemukan ide melakukan inovasi dalam menjalankan UMKM gula aren. Tingkat kekosmopolitan yang tinggi akan meningkatkan kompetensi dan kinerja usaha.

Karakteristik psikologis

Karakteristik psikologis yang dimiliki seseorang dapat mencerminkan keunikan nilai, sikap, dan kebutuhan serta keinginan individu tersebut. Kebutuhan dan keinginan seseorang akan mempengaruhi bagaimana cara pandang seseorang terhadap sesuatu. Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik individu dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22 Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik psikologis (KP)

Karakteristik psikologis Persen tertinggi

Keterangan

Pekerja keras (X2.1) 98.40 Wirausaha yang sukses adalah yang tekun dan gigih

menjalankan usahanya.

Percaya diri (X2.2) 95.80 Ciri seorang wirausaha sukses yaitu yang percaya

akan kemampuan diri dalam menjalankan usaha. Disiplin (X2.3) 96.67 Ciri wirausaha sukses adalah yang tidak pernah

menunda melakukan pekerjaan Berani mengambil

risiko (X2.4)

88.37 Ciri seorang wirausaha sukses yaitu tidak takut terhadap perubahan harga.

Toleransi terhadap ketidakpastian (X2.5)

93.40 Ciri wirausaha sukses adalah yang mampu beradaptasi dengan situasi sulit dan ciri wirausaha sukses adalah yang senang menghadapi tantangan dalam berusaha.

Inovatif (X2.6) 83.33 Ciri seorang wirausaha sukses yaitu yang

menciptakan bentuk baru gula aren dengan tujuan meningkatkan penjualan.

Mandiri (X2.7) 83.30 Ciri wirausaha sukses adalah yang memulai usahanya

dengan modal sendiri. Bertanggung jawab

(X2.8)

97.50 Ciri seorang wirausaha sukses yaitu yang memegang tanggung jawab dalam usahanya.

Karaktersitik psikologis diukur dengan indikator pekerja keras, percaya diri, disiplin, berani mengambil risiko, toleransi terhadap ketidakpastian, inovatif, mandiri dan bertanggung jawab. Indikator pekerja keras (X2.1) memiliki persentase penilaian tertinggi pada karaktersitik

individu karena responden menjawab setuju sebesar 98.40 persen (setuju 21.70 persen dan sangat setuju 76.70 persen) bahwa wirausaha yang sukses adalah yang tekun dan gigih menjalankan usahanya. Indikator pekerja keras memiliki persentase penilaian tertinggi juga karena responden dalam sehari bekerja lebih dari 8 jam. Wirausaha sudah mulai mengambil air nira pada pagi hari, kemudian memasaknya menjadi gula aren selama 5-6 jam tergantung jumlah air nira yang dimasak, kemudian sore harinya wirausaha kembali mengambil air nira. Hal ini menunjukkan bahwa wirausaha memiliki semangat bekerja yang tinggi. Karakter pekerja keras harus ada dalam diri wirausaha jika ingin meningkatkan kinerja usahanya. Wirausaha yang tekun dan gigih dalam menjalankan usahanya tentu akan lebih berhasil daripada wirausaha yang tidak tekun dan gigih. Wirausaha yang tekun dan gigih tidak akan mudah menyerah dalam menghadapi setiap masalah atau kendala dalam menjalankan usahanya.

Pada indikator percaya diri (X2.2) responden setuju sebesar 95.80

persen persen (setuju 10.80 persen dan sangat setuju 85 persen) bahwa ciri seorang wirausaha sukses yaitu yang percaya akan kemampuan diri dalam menjalankan usaha. Wirausaha yang percaya akan kemampuan diri sendiri dalam menjalankan usahanya akan lebih percaya diri, optimis usaha yang dikelola akan berhasil dan berani mengambil setiap keputusan penting dalam menjalankan usahanya. Wirausaha akan lebih yakin mampu mengelola usahanya sendiri dan tidak tergantung dengan orang lain, maka usahanya akan lebih maju.

Pada indikator disiplin (X2.3) responden menjawab setuju sebesar

96.67 persen (setuju 12.50 persen dan sangat setuju 84.17 persen) bahwa ciri wirausaha sukses adalah yang tidak pernah menunda melakukan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan persepsi responden wirausaha yang tidak menunda melakukan suatu pekerjaan akan dapat menyelesaikan pesanan atau target produksinya tepat waktu, sehingga dapat memuaskan pembelinya. Pembeli yang puas akan menjadi loyal terhadap produk yang dihasilkan oleh wirausaha. Pembeli yang puas juga akan mempromosikan gula aren produksi wirausaha kepada orang lain, sehingga akan meningkatkan penjualan gula aren. Meningkatnya penjualan gula aren yang dihasilkan akan meningkatkan keuntungan wirausaha.

Pada indikator berani mengambil risiko (X2.4) responden menjawab

setuju sebesar 88.37 persen (setuju 79.20 persen dan sangat setuju 9.17 persen) bahwa ciri wirausaha sukses adalah yang tidak takut terhadap perubahan harga. Kegiatan usaha adalah kegiatan yang dekat dengan risiko. Sikap wirausaha ketika menghadapi risiko tidaklah sama. Sikap wirausaha ketika menghadapi risiko dipengaruhi oleh pengalaman dan tingkat pendidikannya, karena risiko bisa dihindari jika kita telah memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam hal tersebut.

Pada indikator toleransi terhadap ketidakpastian (X2.5) responden

menjawab setuju sebesar 93.40 persen (setuju 14.20 persen dan sangat setuju 79.20 persen) bahwa ciri wirausaha sukses adalah yang mampu beradaptasi dengan situasi sulit dan pernyataan ciri wirausaha sukses adalah yang senang menghadapi tantangan dalam berusaha. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan persepsi responden wirausaha yang mampu beradaptasi dengan situasi sulit akan terbiasa mengambil keputusan dan bekerja dibawah tekanan. Wirausaha yang senang menghadapi tantangan dalam berusaha akan berani mengambil risiko besar dalam menjalankan usahanya karena yakin risiko yang besar akan memberikan hasil yang besar.

Pada indikator inovatif (X2.6) responden menjawab setuju sebesar

83.33 persen (setuju 8.33 persen dan sangat setuju 75 persen) bahwa ciri seorang wirausaha sukses yaitu yang menciptakan bentuk baru gula aren dengan tujuan meningkatkan penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan persepsi responden wirausaha yang mampu menciptakan bentuk gula aren baru akan mampu menarik perhatian konsumen untuk membeli gula aren, sehingga meningkatkan penjualan dan keuntungan wirausaha.

Pada indikator mandiri (X2.7) responden menjawab setuju sebesar

83.30 persen (setuju 10.80 persen dan sangat setuju 72.50 persen) bahwa ciri wirausaha sukses adalah yang memulai usahanya dengan modal sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan persepsi responden wirausaha UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat memulai usahanya dengan modal sendiri. Menurut responden, wirausaha yang memulai usahanya dengan modal sendiri dapat belajar untuk mengelola keuangan usaha dan tidak tergantung dengan pihak lain. Wirausaha yang mandiri dan memulai usahanya dengan modal sendiri tidak tergantung dengan pihak lain memiliki kebebasan dalam menjalankan usahanya sendiri. Wirausaha memiliki kesadaran berusaha sendiri dan harus meningkatkan kompetensinya untuk meningkatkan kinerja usahanya. Namun, saat ini wirausaha dalam menjalankan usahanya belum ada yang membuat pembukuan untuk catatan keuangan usaha. Wirausaha juga belum memisahkan uang usaha dengan uang untuk keperluan rumah tangga. Sehingga seringkali uang hasil usaha digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan tidak disisihkan untuk menambah modal.

Pada indikator bertanggung jawab (X2.8) responden menjawab setuju

sebesar 97.50 persen (setuju 11.70 persen dan sangat setuju 85.80 persen) bahwa ciri seorang wirausaha sukses yaitu yang memegang tanggung jawab dalam usahanya. Wirausaha yang bertanggung jawab adalah yang juga siap menanggung risiko atas hal-hal yang berkaitan dengan usahanya dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Karakter bertanggung jawab penting dimiliki oleh setiap wirausaha karena dengan menjadi wirausaha yang bertanggung jawab, siap menanggung risiko atas hal-hal yang berkaitan dengan usaha dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepadanya akan menimbulkan kepercayaan pelanggan maupun pihak lain untuk bekerja sama dengan wirausaha tersebut. Kepercayaan pelanggan dan pihak lain terhadap wirausaha sangat penting dalam dunia usaha. Kepercayaan pelanggan akan meningkatkan kepuasana pelanggan dan

pelanggan akan menjadi lebih loyal terhadap produk wirausaha, sehingga akan meningkatkan penjualan dan keuntungan usaha.

Kompetensi Kewirausahaan

Kinerja usaha tidak hanya ditentukan oleh karakteristik kewirausahaan, namun juga ditentukan oleh kompetensi dasar yang dimiliki oleh wirausaha tersebut. Kompetensi kewirausahaan tidak hanya merefleksikan sikap wirausaha. Kompetensi kewirausahaan juga merefleksikan kemampuan atau pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki wirausaha dengan menekankan kepada kemampuan kerja. Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik individu dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23 Persentase penilaian wirausaha terhadap kompetensi kewirausahaan (KK) Kompetensi kewiraushaaan Persen tertinggi Keterangan Kemampuan manajerial (Y1.1)

96.66 Saya mampu mengelola keuangan usaha saya dengan baik.

Kemampuan konseptual (Y1.2)

93.33 Saya merancang strategi untuk dapat mencapai tujuan usaha yang telah direncanakan

Kemampuan sosial (Y1.3) 94.99 Saya berkonsultasi dengan wirausaha lain bila

menghadapi masalah dalam bisnis. Kemampuan membuat

keputusan (Y1.4)

93.33 Saya pengambil setiap keputusan yang berkaitan dengan usaha saya.

Kemampuan mengatur waktu (Y1.5)

91.66 Saya menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai saya.

Indikator kemampuan manajerial (Y1.1) memiliki persentase tertinggi

berdasarkan penilaian responden pada kompetensi kewirausahaan sebesar 96.66 persen (setuju 5.83 persen dan sangat setuju 90.83 persen) karena menurut wirausaha, mereka mampu mengelola keuangan usahanya dengan baik. Menurut wirausaha selama ini usahanya telah berjalan lebih dari 2 tahun dan mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka setiap hari. Namun, kenyataannya mereka tidak memiliki pembukuan catatan keuangan usaha dan tidak memisahkan keuangan usaha dengan keuangan rumah tangga. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan wirausaha yang rendah yaitu hanya setingkat SD sebesar 74.17 persen dan karena ketidaktahuan wirausaha akan pentingnya membuat catatan keuangan usaha.

Pada indikator kemampuan konseptual (Y1.2) responden memilih

jawaban setuju sebesar 93.33 persen (setuju 82.50 persen dan sangat setuju 10.83 persen) karena menurut wirausaha, mereka mampu merancang strategi untuk dapat mencapai tujuan usaha yang telah direncanakan. Hal ini menunjukkan bahwa wirausaha yang memiliki kemampuan konseptual yang baik akan mampu menjalankan usahanya dengan baik.

Pada indikator kemampuan sosial (Y1.3) responden menjawab setuju

sebesar 94.99 persen (setuju 84.16 persen dan sangat setuju 10.83 persen) karena menurut wirausaha, mereka mampu berkonsultasi dengan wirausaha lain bila menghadapi masalah dalam bisnis saya. Hal ini menunjukkan

wirausaha yang memiliki kemampuan sosial yang baik akan mampu mencari solusi untuk masalah yang dihadapi dengan berkonsultasi dengan wirausaha lain bila menghadapi masalah dalam bisnisnya. Kemampuan sosial merupakan kemampuan yang harus dikembangkan oleh wirausaha, tidak hanya untuk mencari teman sesama wirausaha agar membantu dan bertukar informasi terkait usahanya. Kemampuan sosial juga dibutuhkan oleh wirausaha dengan cara menjalin hubungan baik dengan pembeli agar pembeli menjadi loyal terhadap produk kita.

Pada indikator kemampuan membuat keputusan (Y1.4) responden

memilih jawaban setuju sebesar 93.33 persen (setuju 85.83 persen dan sangat setuju 7.50 persen) karena menurut wirausaha, mereka menjadi pengambil setiap keputusan yang berkaitan dengan usahanya. Hal ini menunjukkan wirausaha dengan kemampuan membuat keputusan yang baik dan mampu mengambil setiap keputusan penting terkait usahanya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki maka usaha yang dijalankan akan sukses.

Pada indikator kemampuan mengatur waktu (Y1.5) responden

menjawab setuju sebesar 91.66 persen (setuju 90.83 persen dan sangat setuju 0.83 persen) karena menurut wirausaha, mereka menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan yang dibebankan kepada pegawainya. Hal ini menunjukkan wirausaha dengan kemampuan mengatur waktu yang baik dan mampu menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan yang dibebankan kepada pegawainya akan membuat pegawai menjadi displin dan tidak menunda nunda pekerjaan. Meskipun UMKM gula aren sebesar 98.33 persen dijalankan tanpa tenaga kerja, akan tetapi menurut responden jika mereka memiliki pegawai, maka mereka akan menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan yang dibebankan kepada pegawainya.

Kompetensi kewirausahaan yang dimiliki wirausaha yang meliputi kemampuan manajerial, kemampuan konseptual, kemampuan sosial, kemampuan membuat keputusan dan kemampuan mengatur waktu yang dimiliki wirausaha masih pada tingkat yang sederhana, sesuai dengan tingkat pendidikan wirausaha yang rendah yaitu hanya setingkat SD.

Kinerja UMKM Gula Aren

Kinerja usaha merefleksikan keberhasilan wirausaha dalam menjalankan usahanya. Kinerja usaha diukur dengan indikator pendapatan, keuntungan, volume penjualan. Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik individu dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Persentase penilaian wirausaha terhadap kinerja usaha (KU)

Kinerja usaha Persen

tertinggi

Keterangan

Pendapatan (Y2.1) 55.83 Pendapatan UMKM saat ini meningkat

dibandingkan bulan lalu.

Keuntungan (Y2.2) 59.17 Keuntungan UMKM saat ini meningkat

dibandingkan bulan lalu. Volume penjualan

(Y2.3)

55.00 Volume penjualan UMKM saat ini meningkat dibandingkan bulan lalu.

Pada indikator pendapatan (Y2.1) responden menjawab setuju sebesar

55.83 persen (setuju 51.67 persen dan sangat setuju 4.16 persen) bahwa pendapatan UMKM saat ini meningkat dibandingkan bulan lalu. Pendapatan merupakan salah satu indikator kinerja suatu usaha. Pendapatan yang meningkat dari bulan lalu menunjukkan kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat baik. Usaha yang terus mengalami peningkatan pendapatan merupakan keinginan setiap wirausaha. Namun, kegiatan usaha selalu dekat dengan ketidakpastian yang selalu karena adanya fluktuasi permintaan, bahan baku pembuatan gula aren, faktor cuaca yang mempengaruhi jumlah nira aren. Wirausaha dengan karakteristik kewirausahaan yang baik akan mampu bertahan dengan kendala-kendala seperti itu dan mampu terus menjalankan usahanya dengan baik.

Pada indikator keuntungan(Y2.2) rata-rata tingkat kinerja usaha (KU)

berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa indikator keuntungan memiliki persentase penilaian tertinggi menurut responden sebesar 59.17 persen (setuju 51.67 persen dan sangat setuju 4.16 persen) bahwa keuntungan UMKM saat ini meningkat dibandingkan bulan lalu. Keuntungan merupakan salah satu indikator kinerja suatu usaha. Keuntungan yang meningkat dari bulan lalu menunjukkan kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat baik.

Pada indikator volume penjualan responden menjawab setuju sebesar 55 persen (setuju 50 persen dan sangat setuju 5 persen) bahwa volume penjualan UMKM saat ini meningkat dibandingkan dengan bulan lalu. Volume penjualan juga merupakan salah satu indikator kinerja usaha. Peningkatan volume penjualan akan meningkatkan pendapatan dan keuntungan usaha.

Analisis Structural Equation Model (SEM)

Analisis SEM dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan satu langkah yaitu dengan membentuk model SEM full/hybrid. Analisis SEM dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian ini, yaitu menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan, menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha dan menganalisis kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja usaha. Tahap awal dalam analisis SEM yaitu melakukan identifikasi model. Identifikasi model bertujuan untuk mengetahui kategori suatu model agar dapat dilakukan pendugaan-pendugaan/uji lebih lanjut. Model SEM yang dianalisis pada penelitian ini yaitu model hybrid (full SEM model) yaitu gabungan antara model pengukuran dengan model struktural. Model pengukuran memperlihatkan hubungan antara variabel manifest atau indikator dengan variabel laten eksogen dan endogen. Model pengukuran bertujuan untuk menggambarkan sebaik apa variabel manifest atau indikator-indikator dalam penelitian dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran variabel laten (Ghozali dan Fuad 2012). Dalam penelitian ini, nilai hasil uji df (degree of freedom) atau derajat bebas model sebesar 141. Derajat bebas yang bernilai positif menunjukkan model tergolong ke dalam kategori overidentified. Hal tersebut berarti model yang dibangun

merupakan model dengan jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui atau terdapat berbagai kemungkinan dugaan bagi parameter-parameternya.

Tahap estimasi dilakukan untuk memperoleh nilai dari parameter- parameternya atau koefisien yang terdapat dalam model. Metode estimasi yang digunakan yaitu Unweighted Least Squares. Hasil SEM yang telah diestimasi dalam hasil estimasi berupa standardized solution yang dapat dilihat pada diagram lintas hasil pengolahan menggunakan program LISREL 8.30. Hasil estimasi standardized solution digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel yang terdapat dalam model. Koefisien hasil estimasi model menunjukkan hubungan antar variabel yang diinterpretasikan untuk menggambarkan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Jika nilai T hitung > T Tabel dengan (α) 0.05 (T Tabel= 1.96), berarti suatu variabel berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel lainnya.

Uji kecocokan keseluruhan model

Model yang telah diestimasi kemudian diuji kecocokan model atau tingkat kebaikannya dalam menggambarkan model struktural maupun model pengukuran. Uji kecocokan dilakukan untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan (Goodness of Fit) antara data dengan model dilihat berdasarkan beberapa ukuran kecocokan yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa model secara keseluruhan sudah baik. Ukuran kecocokan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation), GFI (Goodness of Fit Index) dan RMR (Root Mean Square Residual), NFI (Normed Fit Index), AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), RFI (Relatif Fit Index), dan IFI ( Incremental Fit Index).

Berdasakan Tabel 25, diketahui bahwa hasil evaluasi tingkat kecocokan keseluruhan model output pengaruh karakteristik kewirausahaaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat (goodness of fit/GOF) pada model awal menunjukkan terdapat enam ukuran GOF dengan kecocokan yang kurang baik (poor fit) dan satu ukuran GOF dengan kecocokan cukup baik (marginal fit). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kecocokan keseluruhan model adalah kurang baik. Sehingga untuk mendapatkan tingkat kecocokan model yang baik perlu dilakukan respesifikasi.

Tabel 25 Hasil uji kecocokan keseluruhan model output SEM

GOF Tingkat kecocokan yang bisa diterima Hasil Keterangan RMSEA RεSEA ≥ 0.08 RεSEA good fit,

RMSEA < 0.05 adalah close fit.

0.13 Poor fit GFI GFI ≥ 0.90 good fit, sedangkan

0.80 ≤ GFI < 0.90 marginal fit.

0.80 Marginal fit RMR ≤ 0.05 atau ≤ 0.1 adalah good fit. 0.17 Poor fit NFI NFI ≥ 0.90 good fit, sedangkan

0.80 ≤ NFI < 0.90 marginal fit.

0.63 Poor fit AGFI AGFI ≥ 0.90 good fit, sedangkan

0.80 ≤ AGFI < 0.90 marginal fit.

0.76 Poor fit RFI RFI ≥ 0.90 good fit, sedangkan

0.80 ≤ RFI < 0.90 marginal fit.

0.60 Poor fit IFI IFI ≥ 0.90 good fit, sedangkan

0.80 ≤ IFI < 0.90 marginal fit.

0.72 Poor fit

Respesifikasi model

Respesifikasi model dilakukan untuk memperbaiki kecocokan model terhadap data dan untuk menghasilkan model terbaik dengan nilai hasil uji kecocokan keseluruhan model (GOF) terbaik. Hasil uji kecocokan keseluruhan model output pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat setelah respesifikasi dapat dilihat pada Tabel 26. Keseluruhan uji kecocokan model menunjukkan, terdapat enam ukuran GOF dengan kecocokan yang baik (good fit) dan satu

Dokumen terkait