• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Kinerja Umkm Gula Aren Di Kabupaten Lombok Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Kinerja Umkm Gula Aren Di Kabupaten Lombok Barat"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP KINERJA UMKM GULA AREN

DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

NI MADE WIRASTIKA SARI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM Gula Aren di Kabupaten Lombok Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

NI MADE WIRASTIKA SARI. Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Kinerja UMKM Gula Aren di Kabupaten Lombok Barat. Dibimbing oleh HENY K SUWARSINAH dan LUKMAN M BAGA.

Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu sentra UMKM gula aren dimana bisnis gula aren juga dijalankan dalam skala usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dengan demikian, karakteristik kewirausahaan gula aren di Kabupaten Lombok Barat penting untuk diketahui dalam rangka meningkatkan kompetensi kewirausahaan dan kinerja usaha. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kondisi UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat, (2) mengidentifikasi karakteristik kewirausahaan UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat, (3) menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan, (4) menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat, dan (5) menganalisis pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Barat dengan pertimbangan lokasi tersebut merupakan salah satu sentra UMKM gula aren di provinsi Nusa Tenggara Barat. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari hasil wawancara menggunakan kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 120 unit UMKM yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data penelitian yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan kondisi UMKM gula aren dan karakteristik kewirausahaan UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat. Metode SEM dengan bantuan software LISREL 8.30 digunakan untuk menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan, menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha, dan menganalisis pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.

(5)

kinerja usaha. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya penurunan manfaat terhadap kinerja UMKM gula aren akibat adanya kompetensi kewirausahaan. Penurunan kinerja usaha pada UMKM gula aren pada penelitian ini diduga disebabkan oleh kompetensi kewirausahaan yang diteliti dalam penelitian ini hanya dalam konteks kompetensi manajerial. Sehingga, perlu studi lanjutan dengan memasukan kompetensi teknis sebagai variabel yang diteliti selain kompetensi kewirausahaan. Kata kunci: gula aren, karakteristik kewirausahaan, kinerja usaha, kompetensi

(6)

SUMMARY

NI MADE WIRASTIKA SARI. The Effect of Entrepreneurial Characteristics toward the Business Performance of Palm Sugar Micro, Small and Medium Entreprises (MSMEs) in West Lombok Regency. Supervised by HENY K SUWARSINAH and LUKMAN M BAGA.

West Lombok Regency is one center of palm sugar MSMEs in which the business is done in micro, small and medium scale. Therefore the entrepreneurial characteristics of them are neccesary to be revealed in order to improve business performance. Thus, the objectives of this research which done in West Lombok Regency are: (1) to identify the MSMEs condition, (2) to identify entrepreneurial characteristics, (3) to analyze the effect of entrepreneurial characteristics towards the entrepreneurial competencies there, (4) to analyze the effect of entrepreneurial characteristics towards the businesss performance there, and (5) to analyze the

entrepreneurial competencies towards the businesss performance palm sugar MSMEs in West Lombok Regency.

This research was conducted in West Lombok Regency with consideration that location is one of the centers of MSMEs palm sugar in West Nusa Tenggara. Data used in the study was obtained from interviews using a questionnaires. The samples used were 120 units MSMEs selected by purposive sampling. The research data obtained will be analyzed to identify the MSMEs condition and to identify entrepreneurial characteristics. SEM methods with software LISREL 8.30 is used to analyze the effect of entrepreneurial characteristics towards the entrepreneurial competencies, to analyze the effect of entrepreneurial characteristics towards the business performance, and to analyze the entrepreneurial competencies towards the business performance palm sugar MSMEs in West Lombok Regency.

The result of this research are: (1) entrepreneurship is mainly conducted through micro and small scale business with simple equipments and self-funding finance; (2) the entrepreneurial characteristics of palm sugar MSMEs in West Lombok Regency can be divided in two, there are individual characteristics and psycological characteristics. Individual characteristics that have the highest percentages of respondent feedback is work experience indicator and psycological characteristics that have the highest percentages of respondent feedback is hard working indicator, (3) individual characteristics and psychological characteristics are positively and statistically significant influence the entrepreneurial competencies. The greatest effect is indicated by psychological characteristics, (4)

individual characteristics and psychological characteristics are positively and statistically significant influence the business performance. The greatest effect is indicated by psychological characteristics. This showed that importance to improve psychological characteristics, because of the psychological characteristics determine business performance and make it easier to improve the entrepreneurial

competencies, and (5) entrepreneurial competencies are negatively and statistically significant influence the business performance. That means the decline of the business performance benefits of palm sugar MSMEs due to their

(7)

influence the business performance. That means the decline of the business performance benefits of palm sugar MSMEs due to their entrepreneurial

competencies. The decline of the business performance benefits of palm sugar MSMEs due to their entrepreneurial competencies suspected because

entrepreneurial competencies that examined in this research only in context manajerial competencies. So that further research should be conducted the technical competencies.

(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(9)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Agribisnis

PENGARUH KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP KINERJA UMKM GULA AREN

DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016

(10)
(11)
(12)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM Gula Aren di Kabupaten δombok Barat” berhasil diselesaikan. Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik atas dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada:

1. Dr Ir Heny K.Suwarsinah, MEc selaku ketua komisi pembimbing dan Dr Ir Lukman M Baga, MAEc selaku anggota komisi pembimbing atas segala bimbingan, arahan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penulisan.

2. Dr Ir Burhanuddin, MM selaku dosen evaluator pada pelaksanaan kolokium proposal penelitian dan dosen penguji luar komisi pada ujian tesis yang telah memberikan banyak arahan dan masukan sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik.

3. Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS selaku penguji program studi pada ujian tesis telah memberikan banyak arahan dan masukan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan Dr Ir Suharno, MADev selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis, serta seluruh staf Program Studi Agribisnis atas dorongan semangat, bantuan dan kemudahan yang diberikan selama penulis menjalani pendidikan pada Program Studi Agribisnis.

5. Bapak Drs. I Nengah Wiracita (alm), ibu Made Ayu Astiti, SH, kakak Putu Sista Wati, SE dan Ngakan Agus Trisantika serta seluruh keluarga, atas segala doa, dukungan, motivasi dan kasih sayangnya. 6. Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (DIKTI) yang memberikan

beasiswa SPP Fresh Graduate selama dua tahun sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana IPB Program Studi Agribisnis.

7. Teman-teman seperjuangan Magister Sains Agribisnis Sekolah Pascasarjana IPB angkatan 4.

8. Wirausaha gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang telah bersedia menjadi responden.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(13)

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 6

2 TINJAUAN PUSTAKA 6

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kompetensi

Kewirausahaan 6

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha 6 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha 7

3 KERANGKA PEMIKIRAN 8

Persepsi 8

Konsep Kewirausahaan 10

Kompetensi Kewirausahaan 14

Kinerja Usaha dan Ukuran Keberhasilannya 16

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kompetensi

Kewirausahaan 17

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha 18 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha 19

Analisis SEM dalam Kajian kewirausahaan 20

Kerangka Pemikiran Operasional 21

Hipotesis 23

4 METODE PENELITIAN 23

Lokasi dan Waktu Penelitian 23

Jenis dan Sumber Data 23

Metode Pengambilan Sampel 24

Metode Pengumpulan Data 25

Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran 25

Metode Analisis Data 28

5 GAMBARAN UMKM GULA AREN di KABUPATEN LOMBOK

BARAT 36

Kondisi UMKM Gula Aren di Kabupaten Lombok Barat 36 Karakteristik Wirausaha UMKM Gula Aren di Kabupaten Lombok

(14)

6 KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN, KOMPETENSI

KEWIRAUSAHAAN dan KINERJA UMKM GULA AREN 44

Karakteristik Kewirausahaan 44

Kompetensi Kewirausahaan 49

Kinerja UMKM Gula Aren 50

Analisis Structural Equation Model (SEM) 51 Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kompetensi

Kewirausahaan 55

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM Gula

Aren 57

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM Gula

Aren 57

Implikasi Kebijakan 58

7 SIMPULAN DAN SARAN 59

Simpulan 59

Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

(15)

1 Data produksi aren di Kabupaten Lombok Barat 4 2 Data produksi daerah sentra UMKM gula aren di Kabupaten

Lombok Barat Tahun 2012 4

3 Jenis dan sumber data penelitian 24

4 Variabel laten dan variabel manifest/indikator penelitian 26 5 Variabel manifest dari karakteristik individu 26 6 Variabel manifest dari karakteristik psikologis 27 7 Variabel manifest dari kompetensi kewirausahaan 27

8 Variabel manifest dari kinerja usaha 28

9 Kriteria skala Likert untuk model persamaan struktural 29

10 Uji kecocokan model 31

11 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan jenis

kelamin 40

12 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan

kelompok usia 40

13 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan

jumlah anggota keluarga 41

14 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan

tingkat pendidikan formal 41

15 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan bentuk

usaha 42

16 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan

jumlah tenaga kerja 42

17 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan

pekerjaan utama 42

18 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan lama

menjalankan usaha 43

19 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan

sumber modal 43

20 Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan

keuntungan usaha 44

21 Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik individu

(KI) 44

22 Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik

psikologis (KP) 46

23 Persentase penilaian wirausaha terhadap kompetensi

kewirausahaan (KK) 49

24 Persentase penilaian wirausaha terhadap kinerja usaha (KU) 50 25 Hasil uji kecocokan keseluruhan model output SEM 53 26 Hasil uji kecocokan keseluruhan model output SEM setelah

respesifikasi 53

(16)

DAFTAR GAMBAR

1 Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individu 9

2 Model perilaku 9

3 Pusat dan permukaan kompetensi 14

4 Model pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap

kompetensi kewirausahaan 18

5 Elemen-elemen yang mempengaruhi kinerja usaha 19

6 Model daya saing UKM 20

7 Kerangka konseptual pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM di Kabupaten Lombok Barat 21 8 Kerangka pemikiran operasional pengaruh karakteristik

kewirausahaaan terhadap kinerja UMKM gula aren di

Kabupaten Lombok Barat. 22

9 Kerangka pengambilan sampel penelitian pengaruh karakteristik kewirausahaaan terhadap kinerja UMKM gula

aren di Kabupaten Lombok Barat. 25

10 Diagram lintas model pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok

Barat 35

11 Jenis gula aren hasil produksi wirausaha UMKM gula aren di

Kabupaten Lombok Barat 39

12 Diagram lintas model pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok

Barat berdasarkan T-value 55

13 Validasi dan keeratan hubungan antar variabel pada model pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat berdasarkan

Standardized Solution 56

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil output Lisrel 8.30 Setelah Respesifikasi 68 2 Model awal berdasarkan Standardize Solution 74

(17)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor terpenting bagi suatu negara, khususnya Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) Indonesia tahap ketiga tahun 2015 hingga 2019, sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional semakin nyata. Selama periode 2010-2014, rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap PDB mencapai 10.26 persen dengan pertumbuhan sekitar 3.90 persen (Kementan 2015).

Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan mengacu pada paradigma pertanian untuk pembangunan (Agriculture for Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh. Selain sebagai sektor utama yang menjadi tumpuan ketahanan pangan, sektor pertanian memiliki fungsi strategis lainnya yaitu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial. Menambahkan unsur kewirausahaan dalam sektor pertanian diharapkan akan lebih meningkatkan kesejahteraan semua orang yang terlibat didalamnya.

Kewirausahaan merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Kewirausahaan dapat mempercepat perputaran uang, menambah pemasukan negara, serta menyerap banyak tenaga kerja. Kegiatan kewirausahaan dijalankan oleh seorang wirausaha. Wirausaha berperan penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara (Drucker 1988;

Cuervo et al. 2007). Jika suatu negara 2 persen dari jumlah penduduknya berprofesi menjadi wirausaha, maka negara itu akan maju dan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Casson et al. (2006) juga menyebutkan bahwa kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat dan positif dimana peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

(18)

satunya adalah gula aren. Gula aren (Arenga Palm Sugar) memiliki rasa yang manis dan memiliki aroma yang khas, sehingga dapat menambah cita rasa bila ditambahkan dalam setiap minuman atau makanan. Gula aren memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dari gula pasir, indeks glikemik gula aren 35 dan indeks glikemik gula pasir 581. Indeks glikemik adalah angka yang diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah seseorang setelah mengkonsumsinya. Hal ini menyebabkan gula aren lebih baik dikonsumsi dibandingkan mengkonsumsi gula pasir.

Gula aren adalah produk yang juga banyak dikembangkan dengan skala (UMKM) dan dalam bentuk sentra. Gula aren dikembangkan dalam bentuk sentra UMKM tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing produk dengan menekan biaya produksi dan biaya pemasaran gula aren. Gula aren yang dihasilkan diharapkan akan lebih kompetitif dipasaran dan memiliki daya saing lebih tinggi dibandingkan dengan produk sejenis (Kemenkop 2008).

UMKM merupakan bagian dari usaha nasional yang berperan penting dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Peranan UMKM di Indonesia yaitu (1) peningkatan kesempatan kerja, (2) pemerataan pendapatan, (3) pembangunan ekonomi pedesaan, (4) peningkatan ekspor nonmigas dan (5) berkontribusi terhadap peningkatan PDB (Tambunan 2009). Kontribusi UMKM terhadap PDB (berdasarkan harga konstan) Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Pertumbuhan PDB UMKM tahun 2009 sebesar 4.02 persen, kemudian terus tumbuh hingga tahun 2012 sebesar 9.9 persen (BPS 2013).

Jumlah UMKM lebih banyak daripada jumlah usaha skala besar. Pada tahun 2013, jumlah UMKM sebanyak 57 895 721 unit dan jumlah usaha besar sebanyak 5 066 unit. UMKM pada tahun 2013 mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 114 144 082 orang (Kemenkop dan UMKM 2014). UMKM sangat padat karya sehingga UMKM mempunyai potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar (Tambunan 2009). UMKM sangat padat karya karena UMKM masih banyak dijalankan secara sederhana dengan modal kecil, sehingga dalam kegiatan produksinya membutuhkan banyak tenaga kerja.

Kabupaten Lombok Barat adalah salah satu wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang merupakan daerah agraris dengan jenis tanah cukup subur untuk kegiatan pertanian (tanaman pangan dan hortikultura), perkebunan, dan kehutanan. Luas lahan perkebunan di Lombok Barat yaitu 69 738.41 hektar (BPS 2013). Tanaman perkebunan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Lombok Barat salah satunya adalah pohon aren. Nira dari pohon aren inilah yang kemudian diolah menjadi gula aren.

Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten yang menjadi sentra UMKM gula aren di NTB (DPAU 2013). Pada tahun 2012, jumlah UMKM gula aren di Lombok Barat sebanyak 282 unit dan menyerap 629 tenaga

1

Vera FB. Kenapa Gula Aren Lebih Sehat dari Gula Pasir?. [Internet]. [diakses pada tangga l 5 Januari 2016] Tersedia pada:

(19)

kerja. Disperindag NTB (2013) melaporkan bahwa pada tahun 2012 total nilai produksi UMKM gula aren adalah 4.738 milyar rupiah. UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat dengan nilai produksi mencapai 4.738 milyar rupiah menunjukkan bahwa usaha ini mampu berkontribusi terhadap peningkatan PDB di Lombok Barat. Meskipun kontribusinya tidak sebesar UMKM lainnya. Nilai produksi UMKM gula aren dapat ditingkatkan jika kinerja usaha ditingkatkan. Salah satu cara meningkatkan kinerja usaha yaitu dengan memperkuat karakteristik kewirausahaan yang dimiliki. Baum et al. (2001) menyatakan bahwa karakter seseorang, kompetensi umum dan kompetensi khusus yang dimiliki serta motivasi berpengaruh secara positif terhadap pertumbuhan usaha. Islam et al. (2011) juga menemukan bahwa karakter pengusaha dan karakter UMKM berpengaruh terhadap kesuksesan UMKM.

Kepribadian merupakan faktor yang menentukan keberhasilan UMKM (Meng dan Liang 1996). Karakteristik psikologis kewirausahaan berpengaruh secara nyata dan positif terhadap kompetensi kewirausahaan maupun kinerja usaha (Nurhayati et al. 2011). Hal ini menunjukkan pentingnya membangun karakteristik dan kompetensi kewirausahaan karena karakteristik kewirausahan dan kompetensi kewirausahaan secara bersama sama dapat meningkatkan kinerja usaha. Darya (2012) menemukan hubungan yang bersifat positif antara karakteristik kewirausahaan, kompetensi kewirausahaan dan kinerja usaha. Karakteristik kewirausahaan secara umum menggambarkan keunikan personal atau psikologis seseorang yang terdiri dari dimensi nilai sikap dan kebutuhan. Karakter personal yang dimiliki seseorang dapat mencerminkan keunikan nilai, sikap dan kebutuhan serta keinginan individu tersebut. Seseorang yang memiliki karakteristik kewirausahaan maka orang tersebut berpotensi menjadi seorang wirausaha yang baik. Glancey et al. (1998) menyatakan bahwa karakteristik kewirausahaan akan mempengaruhi praktek-praktek manajerial atau kompetensinya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja usaha.

Perumusan Masalah

(20)

Tabel 1 Data produksi aren di Kabupaten Lombok Barat

Tahun Luas area ( hektar) Produksi (Ton)

2010 212 29.95

2011 212 18.79

2012 212 32.47

2013 212 30.91

2014 212 39.56

2015 210.3 39.10

Sumber: NTB dalam angka (diolah)

Lombok Barat juga merupakan salah satu kabupaten yang menjadi sentra UMKM gula aren di NTB (DPAU 2013). Pada tahun 2012, jumlah UMKM gula aren di Lombok Barat sebanyak 282 unit dan menyerap 629 tenaga kerja. Disperindag NTB (2013) melaporkan bahwa pada tahun 2012 total nilai produksi UMKM gula aren adalah 4.736 milyar rupiah. Tabel 2 menyajikan data produksi daerah sentra UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012.

Tabel 2 Data produksi daerah sentra UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2012

No Desa

Unit Tenaga Nilai Kapasitas Nilai Usaha Kerja Investasi Produksi Produksi (Unit) (Orang) (Rp.000) (Kg) (Rp.000)

1 Kekait 63 160 103 555 22 000 425 680

2 Kekeri 50 135 71 185 216 19 997

3 Langko 42 64 31 715 148 905 1 015 746

4 Batu mekar 34 84 63 599 26 900 505 680

5 Sigerongan 60 145 31 715 250 000 1 457 925

6 Sesaot 15 25 39 137 85 000 839 990

7 Sedau 8 16 16 634 19 800 473 425

Jumlah 282 629 513 325 552 821 4 736 443

Sumber: Disperindag NTB (2013)

Berdasarkan survei awal, diketahui bahwa wirausaha UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat masih menjalankan usahanya dalam skala mikro dengan modal sendiri. Wirausaha memproduksi gula aren dengan peralatan sederhana. Wirausaha belum memiliki buku catatan keuangan dan tidak memisahkan pengeluaran keluarga dengan pengeluaran usaha, sehingga modal usaha sering terpakai untuk keperluan sehari-hari. UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat masih dijalankan dalam skala mikro dan dengan peralatan sederhana menunjukkan bahwa usaha ini belum dikelola secara optimal, sehingga kinerja usahanya juga belum optimal. Seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang, bahwa karakteristik kewirausahaan dan kompetensi kewirausahaan dalam diri wirausaha mempengaruhi kinerja usahanya. Seseorang yang memiliki karakteristik kewirausahaan dianggap memiliki ketahanan yang lebih kuat didalam menjalankan usahanya, sehingga UMKM gula aren yang dikelola bisa

(21)

pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah karakteristik dan kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh wirausaha gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang mempengaruhi kinerja usahanya dan dapat meningkatkan kinerja usahanya.

Berdasarkan pemaparan yang ada maka permasalahan tersebut dirumuskan menjadi:

1. Bagaimana kondisi UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat? 2. Bagaimana karakteristik kewirausahaan UMKM gula aren di

Kabupaten Lombok Barat?

3. Bagaimana pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan?

4. Bagaimana pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat?

5. Bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan kondisi UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.

2. Mendeskripsikan karakteristik kewirausahaan UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.

3. Menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan.

4. Menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.

5. Menganalisis pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti:

1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu yang didapat selama perkuliahan di Magister Sains Agribisnis Institut Pertanian Bogor.

2. Bagi mahasiswa dan peneliti sebagai tambahan informasi dan referensi dalam bidang kewirausahaan UMKM, khususnya untuk penelitian sejenis.

3. Bagi pelaku UMKM, sebagai bahan masukan dan pertimbangaan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan usahanya. 4. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

(22)

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada karakteristik kewirausahaan pelaku UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat berdasarkan persepsi responden serta pengaruhnya terhadap kinerja usaha. Penelitian ini dibatasi pada wirausaha UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang usahanya telah berjalan minimal selama 2 tahun. Penelitian ini terbatas hanya dilakukan di Kabupaten Lombok Barat sebagai studi kasus, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat menyimpulkan kondisi di wilayah lain.

2

TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kompetensi Kewirausahaan

Syafiuddin dan Jahi (2007) menyatakan bahwa karaktersitik individu memiliki korelasi positif yang tinggi dengan kompetensi wirausaha petani rumput laut di Sulawesi Selatan. Karakteristik individu yang memiliki hubungan nyata terhadap kompetensi wirausaha yaitu pendidikan formal, pelatihan, modal sosial, motivasi, modal sosial. Kompetensi yang diukur dalam penelitiannya yaitu kompetensi dalam melakukan panen, komunikasi dan motivasi, pembibitan dan penanaman, pemilihan atau penyediaan lokasi, memasarkan hasil, pengambilan keputusan dan risiko, kemampuan merencanakan, kemampuan bertindak kreatif, dan kemampuan mengelola hasil panen.

Pamela (2013) meneliti mengenai kompetensi kewirausahaan dengan keberhasilan usaha peternak sapi perah Pujon, Malang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa karakteristik kewirausahaan berpengaruh negatif terhadap kompetensi kewirausahaan, sedangkan Muharastri (2013) meneliti mengenai karaktersitik wirausaha, kompetensi kewirausahaan dan kinerja usaha peternakan sapi perah di KTTSP Kania Bogor dengan menggunakan uji Korelasi Kendall Tau dan Kendall W. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa karaktersitik wirausaha memiliki hubungan nyata positif dengan kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah. Fauziyah (2015) juga meneliti mengenai pengaruh karaktersitik peternak melalui kompetensi peternak terhadap kinerja usaha ternak sapi potong di Kabupaten Bandung dengan menggunakan metode SEM. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa karaktersitik personal dan karakteristik psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi peternak, baik kompetensi teknis maupun kompetensi kewirausahaan.

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha

(23)

menunjukkan bahwa karakteristik wirausaha secara signifikan berhubungan dengan keberhasilan usaha pada usaha kecil dan menengah di Bangladesh, sedangkan karakteristik usaha tidak memiliki hubungan terhadap keberhasilan usaha.

Nurhayati et al. (2011) meneliti mengenai analisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja wirausaha pada unit usaha kecil menengah (UKM) agroindustri di Kabupaten Bogor menggunakan metode SEM. Karakteristik kewirausahaan diukur dengan indikator percaya diri, berani mengambil risiko, inovatif, tekun, antusias dan toleransi terhadap ketidakpastian. Sedangkan kinerja usaha diukur dengan indikator keuntungan, akses pengetahuan, akses pasar dan pengakuan dari pihak lain. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa karakteristik kewirausahaan berpengaruh secara nyata dan positif terhadap kinerja usaha, sedangkan Muharastri (2013) menyatakan bahwa karakteristik wirausaha tidak berpengaruh secara nyata dan positif terhadap kinerja usaha peternak sapi perah. Karaktersitik wirausaha berpengaruh secara nyata dan positif terhadap kinerja usaha ketika dihubungkan bersama sama dengan kompetensi kewirausahaan sebagai satu kesatuan. Semakin tinggi karakteristik wirausaha dan kompetensi kewirausahaan, maka semakin tinggi juga kinerja usaha yang dihasilkan oleh peternak sapi perah di KTTSP Kania. Hal ini menunjukkan bahwa karaktersitik kewirausahaan dan kompetensi kewirausahaan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk meningkatkan kinerja usaha peternak.

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha

Kustiari (2012) melalui hasil penelitiannya berhasil menunjukkan bahwa kompetensi pembudidaya dipengaruhi secara nyata oleh peubah efektivitas penyuluhan, dengan nilai koefisien paling tinggi, dan kemudian berturut-turut diikuti oleh karakteristik individu dan proses belajar budidaya. Hasil penelitian Muatif et al. (2008) mampu menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dipengaruhi oleh tingkat latar belakang pendidikan dan jumlah anggota keluarga, keterbatasan fasilitas, informasi dan kebijakan pemerintah.

(24)

menggunakan metode SEM. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha. Semakin tinggi kompetensi kewirausahaan maka semakin tinggi keberhasilan usahanya.

3

KERANGKA PEMIKIRAN

Variabel-variabel teramati atau variabel manifest yang dimasukan dalam model SEM harus didasarkan oleh landasan teori. Landasan teori yang dimaksud yaitu landasan teori yang menyatakan adanya pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan, pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha dan pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja usaha. Karakteristik kewirausahaan dianalisis berdasarkan persepsi responden terhadap variabel-variabel teramati atau manifest dalam penelitian, sedangkan kompetensi kewirausahaan dan kinerja usaha dianalisis berdasarkan kondisi sebenarnya menurut responden.

Persepsi

Persepsi adalah suatu proses pembentukan interpretasi internal terhadap dunia luar (Tosi et al. 1990). Persepsi juga berarti proses memilih, menerima, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi dari lingkungannya (Schermerhorn et al. 1991). Persepsi dalam psikologis diartikan sebagai salah satu perangkat psikologis yang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan memaknai suatu objek yang terdapat di lingkungannnya. Persepsi dapat diartikan sebagai automatically response yang muncul dari seseorang apabila dihadapkan akan pernyataan atau situasi tertentu. Persepsi juga dapat diartikan sebagai suatu proses aktivitas seseorang dalam memberi kesan, penilaian, pendapat, merasakan, dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain.

Persepsi seseorang ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan mereka (Leavitt 1978). Orang cenderung melihat apa yang penting bagi kebutuhan-kebutuhan mereka. Persepsi yang berdasarkan kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan yang dianggap penting bagi mereka disebut sebagai persepsi yang selektif. Kaidah dari persepsi yang selektif yaitu melihat kepada hal-hal yang memberi harapan yang membantu memuaskan kebutuhan dan mengabaikan hal-hal yang mengganggu dalam mencapai tujuan hidup.

(25)

Gambar 1 Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individu Sumber: Gibson et al. (1987)

Merubah perilaku individu secara langsung sangat sulit dilakukan. Perilaku setiap individu bersifat khas dan berbeda-beda satu sama lain. Namun, proses yang mendasari perilaku individu sama bagi setiap individu. Berdasarkan Gambar 2 Model perilaku terdapat tiga asumsi penting mengenai perilaku yaitu (1) perilaku timbul karena suatu sebab atau stimulus, (2) perilaku diarahkan kepada tujuan, 3) perilaku timbul karena motivasi. Perilaku individu dapat dipengaruhi dengan memberikan stimulus. Pemberian stimulus dapat mempengaruhi persepsi (variabel psikologis) seseorang, kemudian persepsi dapat mempengaruhi perilaku individu dan perilaku individu mempengaruhi tujuan individu. Perilaku individu akan menentukan bagaimana seseorang mengambil keputusan untuk mencapai tujuannya, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku individu dapat mempengaruhi kinerja individu.

Gambar 2 Model perilaku

Sumber: Gibson et al. (1987)

Persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Setiap individu memberi arti yang berbeda terhadap stimulus, sehingga individu yang berbeda-beda akan melihat barang yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Stimulus dapat berupa umpan sistem imbalan atau gaya persuasi yang digunakan pemiliki usaha. Persepsi bertautan dengan cara individu dalam mendapatkan pengetahuan khusus tentang suatu obyek atau kejadian pada saat tertentu. Persepsi timbul saat stimulus menggerakan indra manusia. Faktor-faktor yang dapat

(26)

mempengaruhi persepsi seseorang yaitu (1) meniru, faktor meniru yaitu meniru cara seseorang dalam melihat sesuatu akan mempengaruhi cara seseorang dalam mempersepsikan sesuatu; (2) situasi, faktor situasi mempengaruhi ketelitian persepsi seseorang; (3) kebutuhan, faktor kebutuhan dan keinginan sangat mempengaruhi persepsi seseorang; dan (4) emosi, keadaan emosi seseorang mempengaruhi persepsi seseorang (Gibson et al. 1987).

Kualitas atau keakuratan dari persepsi seseorang mengenai suatu pernyataan atau situasi memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan dan tindakan yang diambil dalam suatu situasi dan hal ini dapat menghasilkan perbedaan-perbedaan persepsi mengenai suatu hal yang sama antara satu orang dengan orang lainnya. Kesalahan persepsi pada seseorang yang sering terjadi yaitu (1) stereotip yang mengaburkan perbedaan-perbedaan individu, (β) efek “halo” yang terjadi ketika suatu sifat seseorang pada suatu situasi dijadikan patokan untuk membangun kesan orang tersebut secara keseluruhan, (3) persepsi yang terseleksi yaitu kecenderungan untuk memilih satu aspek yang terdapat pada suatu situasi atau seseorang dengan kepercayaan, nilai-nilai yang dianut dan kebutuhan orang tersebut, dan (4) kecenderungan seseorang dapat memberikan persepsi yang positif atau negatif (Schermerhorn et al. 1991).

Konsep Kewirausahaan

(27)

Wirausaha (entrepreneur) dapat diartikan sebagai inovator dan penggerak pembangunan. Cassons (2006) mengartikan wirausaha sebagai orang yang secara khusus membuat keputusan mengenai pengalokasian sumber daya yang ada dan menciptakan nilai tambah. Casson dalam Birkinshaw (2000) menyatakan bahwa pendekatan utama wirausaha dalam teori ekonomi dibedakan menjadi empat, yaitu wirausaha sebagai pengambil risiko (Cantillon 1755; Knight 1921), wirausaha sebagai sebuah perantara pada proses pasar (Kirzner 1973), wirausaha sebagai inovator (Schumpeter 1934), dan wirausaha sebagai seorang yang ahli dalam membuat suatu keputusan (Casson 1990). Teori Schumpeter menyatakan bahwa wirausaha memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan menitik beratkan pada inovasi, aplikasi, dan kombinasi antara inovasi dan aplikasi. Pertumbuhan ekonomi berasal dari adanya gap kebutuhan dengan ketersediaan sumber daya dan wirausaha memerankan peran yang membuat keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya dengan pengetahuan yang dimilikinya (Robbins 1932). Hasil penelitian Richards dan Bulkley (2007) dan Goethner et al. (2012) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan indikator kunci keberhasilan pembangunan pertanian. Mappigau (2012) menyatakan bahwa kewirausahaan memberikan kontribusi besar untuk menghasilkan seorang wirausaha berkualitas melalui indikator inovasi, kreatifitas, berorientasi terhadap penghargaan, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dan memiliki pergaulan atau networking yang luas. Wickham (2004) juga menyatakan bahwa wirausaha memiliki beberapa tugas yaitu memiliki organisasi, mendirikan organisasi-organisasi baru, membawa inovasi-inovasi kepada pasar, melakukan identifikasi peluang pasar, mengaplikasikan keahlian, menyediakan atau menyajikan kepemimpinan, dan melakukan tugas sebagai pengelola.

Karakteristik kewirausahaan dibedakan menjadi dua yaitu karakteristik individu dan karakteristik psikologis (Muharastri 2013). Karakteristik individu adalah karakteristik personal yang melekat dalam diri wirausaha sejak dia lahir dan terbentuk berdasarkan pengalaman hidup yang telah dilalui. Karakteristik individu seorang wirausaha yaitu mempercayai apa yang tidak dipercayai oleh orang lain, memiliki pemikiran yang cukup kuat untuk melakukan sesuatu dan memanfaatkan sumber daya ekonomi dalam perencanaan bisnisnya yang didukung dengan pengetahuan yang mendasar pada perekonomian dunia (Schumpeter 1934). Karakteristik individu diukur dengan indikator usia, pendidikan, pengalaman berwirausaha, dan kekosmopolitan (Staw 1991; Cason 2006; Muharastri 2013; Sumantri 2013). Karakteristik psikologis diukur dengan indikator pekerja keras, percaya diri, disiplin, berani mengambil risiko, toleransi terhadap ketidakpastian, inovatif, mandiri, bertanggung jawab (Kao 1991; Kuratko dan Hodgress 2007; Basrowi 2011; Danarti 2012; Hasbullah dan Sulaeman 2012; Taleghani et al. 2013).

(28)

1. Usia

Usia wirausaha paling aktif yaitu pada kisaran usia 25-44 tahun (Reynolds et al. 2000). Wirausaha yang berusia muda memiliki kondisi fisik yang lebih kuat sehingga lebih aktif dalam menjalankan usahanya. Wirausaha yang berusia muda juga lebih bersemangat dalam memulai suatu bisnis dan mengembangkan usahanya.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Pendidikan merupakan faktor demografi yang memberi kontribusi signifikan terhadap keberhasilan usaha (Meng dan Liang 1996). Pendidikan berperan penting mempengaruhi kinerja usaha wirausaha karena pendidikan memberi bekal pengetahuan yang dibutuhkan wirausaha dalam menjalankan usahanya dan ketika menghadapi masalah dalam menjalankan usahanya. Pendidikan wirausaha dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal diperoleh melalui bangku sekolah dengan menempuh pendidikan setingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama hingga perguruan tinggi. Pendidikan non formal dapat diperoleh melalui pelatihan-pelatihan atau kursus-kursus yang berkaitan dengan bidang usaha yang ditekuni oleh wirausaha.

3. Pengalaman

Pengalaman usaha terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan usaha (Staw 1991). Pengalaman yang dimaksud yaitu pengalaman dalam mengelola usaha sejenis. Pengalaman berusaha dapat diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua wirausaha. Pengalaman juga dapat diperoleh dari bekerja pada suatu usaha. 4. Kekosmopolitan

Kekosmopolitan yang dimaksud yaitu keterbukaan pemilik UMKM terhadap informasi, melalui hubungan dengan berbagai sumber informasi dalam rangka mengembangkan usahanya. Pencarian dan perolehan pengetahuan atau informasi membutuhkan motivasi karena pengetahuan tidak dapat dipompakan ke dalam diri manusia tetapi harus dicari sendiri oleh manusia. Kemampuan mengakses informasi merupakan salah satu karakteristik wirausaha yang mempengaruhi kompetensi kewirausahaan (Muatip 2008). Media informasi dapat berupa buku, majalah, tabloid, dan internet.

Berdasarkan kajian teoritis dan empiris sebelumnya, karakteristik psikologis wirausaha UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pekerja keras

(29)

kebutuhan usahanya dengan komitmen kehidupan lainnya seperti keluarga dan teman merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi wirausaha (Wickham 2004).

2. Percaya diri

Percaya diri merupakan salah satu indikator karakteristik psikologis wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Percaya akan kemampuan diri untuk menjalankan usahanya. Individu yang memiliki rasa percaya diri merasa dapat memenuhi tantangan usaha yang dihadapinya (Longenecker et al. 1994). Individu tersebut memiliki rasa penguasaan atas berbagai jenis masalah yang mungkin akan dihadapi. Wickham (2004) menyatakan bahwa wirausaha harus menunjukkan kepercayaan terhadap dirinya sendiri dan juga terhadap usaha yang dijalankannya. Keberhasilan usaha berkaitan dengan sifat-sifat pribadi wirausaha seperti percaya diri, keinginan melakukan pekerjaan dengan baik, motivasi dan berpikir positif (Meng dan Liang 1996).

3. Disiplin

Disiplin merupakan salah satu indikator karakteristik psikologis wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Pengusaha mematuhi setiap aturan yang telah dibuatnya untuk mencapai keberhasilan.

4. Berani mengambil risiko

Dunia bisnis sangat dekat dengan ketidakpastian. Setiap usaha selalu menanggung risiko. Risiko bisnis, kecelakaan kerja, bencana alam, perampokan dan pencurian, kebangkrutan adalah beberapa contoh dari risiko yang lazim terjadi pada suatu usaha (Muslich 2007). Risiko (risk) menurut Robison dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diukur oleh pengambil keputusan dan pada umumnya pengambil keputusan mengalami suatu kerugian. Risiko erat kaitannya dengan ketidakpastian, tetapi kedua hal tersebut memiliki makna yang berbeda. Ketidakpastian (uncertainty) adalah suatu kejadian yang tidak dapat diukur oleh pengambil keputusan. Ketidakpastian dapat menimbulkan risiko. Wirausaha didefinisikan sebagai pengambil risiko untuk menjalankan usahanya sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau menghadapi tantangan-tantangan persaingan. Berani mengambil risiko dalam menjalankan usahanya dengan mempertimbangkan keuntungan yang akan didapat. 5. Toleransi terhadap ketidakpastian

Toleransi terhadap ketidakpastian merupakan salah satu indikator karakteristik psikologis wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Wirausaha dengan karakteristik toleransi terhadap ketidakpastian yang tinggi akan memiliki sikap memperlakukan situasi ketidakpastian sebagai tantangan dan berusaha beradaptasi dengan situasi yang sulit diprediksi agar dapat bekerja dengan baik. 6. Inovatif

(30)

semakin mudah menerima inovasi baru. Inovasi (innovation) adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang. Inovasi terdapat dalam dua bentuk yaitu melakukan dengan lebih baik dan melakukan sesuatu yang berbeda. Hadiyati (2011) menyatakan bahwa inovasi berpengaruh terhadap kewirausahaan usaha kecil.

7. Mandiri

Mandiri merupakan salah satu indikator karakteristik psikologis wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Wirausaha yang mandiri mampu mengelola usaha yang dijalankan sendiri tanpa tergantung dengan orang lain.

8. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab merupakan salah satu indikator karakteristik psikologis wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Wirausaha yang bertanggung jawab dalam menjalankan usahanya dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepadanya maka dapat diandalkan. Karakter bertanggung jawab sangat penting dimiliki oleh seorang wirausaha.

Kompetensi Kewirausahaan

Kompetensi merupakan salah satu motivasi yang dimiliki individu dan dorongan untuk mencapai keunggulan kerja. Komponen-komponen yang membentuk kompetensi (Spencer dan Spencer 1993) yaitu (1) motif (motive), (2) karakter pribadi (traits), (3) konsep diri (self concept), (4) pengetahuan (knowlege) dan (5) keterampilan (skill). Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa kompetensi dan pengetahuan seseorang dapat diubah. Kompetensi dan pengetahuan seseorang relatif lebih mudah diubah dibandingkan dengan sikap dan nilai seseorang. Kompetensi dan pengetahuan dapat diubah dengan pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Merubah kompetensi dan pengetahuan seseorang melalui pendidikan non formal dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan.

Gambar 3 Pusat dan permukaan kompetensi Sumber: Spencer dan Spencer (1993)

Sikap dan nilai Konsep diri

Karakter pribadi, motif

Keterampilan

pengetahuan

Permukaan mudah diubah

(31)

Kompetensi kewirausahaan seseorang didasari oleh pengetahuan khusus, motif, sifat, gambar diri, peran sosial dan keterampilan dalam menciptakan usaha baru, kelangsungan hidup atau pertumbuhan usaha (Bird 1995). Kompetensi kewirausahaan juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terhubung satu dengan lainnya, yang diperlukan wirausaha untuk dilatih dan dikembangkan agar mampu menghasilkan kinerja terbaik dalam mengelola usahanya. Kompetensi kewirausahaan diukur dengan indikator kemampuan manajerial (managerial skill), kemampuan konseptual (conceptual skill), kemampuan sosial (social skill), kemampuan membuat keputusan (decision making skill), dan kemampuan mengatur waktu (time managerial skill) (Suryana 2003; Moeheriono 2009; Nurhayati et al. 2011; Isa 2013).

Berdasarkan kajian teoritis dan empiris sebelumnya, kompetensi kewirausahaan wirausaha UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan manajerial

Manajamen sangat penting bagi semua organisasi dan perusahaan baik itu perusahana kecil maupun besar. Setiap usaha pun memerlukan manajemen yang baik. Keberhasilan suatu usaha mencapai tujuannya tergantung pada proses manajeman yang dijalankan pemilikinya. Wirausaha sebagai pemiliki usaha harus memiliki kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial merupakan salah satu indikator kompetensi kewirausahaan wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Kemampuan manajerial yang dimaksud yaitu wirausaha memiliki kemampuan untuk mengelola sistem informasi bisnis, mengelola produksi, pemasaran, SDM dan keuangan.

2. Kemampuan konseptual

Kemampuan konseptual merupakan salah satu indikator kompetensi kewirausahaan wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Kemampuan konseptual yang dimaksud yaitu wirausaha berorientasi pada tugas dan hasil serta berorientasi pada masa depan, mampu merumuskan tujuan dan merancang strategi usaha.

3. Kemampuan sosial

(32)

4. Kemampuan membuat keputusan

Kemampuan membuat keputusan merupakan salah satu indikator kompetensi kewirausahaan wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Kemampuan membuat keputusan yang dimaksud yaitu wirausaha mampu merumuskan masalah dan mengambil keputusan terbaik untuk usahanya.

5. Kemampuan mengatur waktu

Kemampuan mengatur waktu merupakan salah satu indikator kompetensi kewirausahaan wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Kemampuan mengatur waktu yang dimaksud yaitu wirausaha mampu mengelola waktu dengan baik untuk bekerja.

Kinerja Usaha dan Ukuran Keberhasilannya

Kinerja adalah gabungan dari tiga elemen yang saling berkaitan yaitu keterampilan, upaya dan sifat kondisi-kondisi eksternal (Snell and Kenneth 2002). Kinerja merupakan hal yang sangat menentukan di dalam perkembangan usaha. Kinerja juga dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran mengenai hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi. Keterampilan ini adalah bahan mentah yang dibawa karyawan ke tempat kerja, karyawan dengan tingkat keterampilan baik dipastikan mampu menghasilkan kinerja yang baik. Upaya dapat digambarkan sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Karyawan dengan tingkat keterampilan baik namun tidak memiliki upaya maka tidak akan bekerja dengan baik. Penentu kinerja juga dipengaruhi kondisi-kondisi eksternal yang mendukung produktivitas karyawan. Meskipun karyawan memiliki tingkat keterampilan yang baik, upaya yang baik namun tidak didukung kondisi-kondisi ekternal yang baik maka kinerjanya tidak akan baik.

Keberhasilan usaha adalah tujuan utama dalam menjalankan sebuah usaha. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur keberhasilan usaha adalah dengan melakukan penilaian kinerja. Kinerja usaha dapat dijadikan ukuran keberhasilan, penilaiannya juga dapat menjadi masukan untuk perbaikan atau peningkatan kinerja suatu organisasi (Riyanti 2003). Kinerja adalah implementasi dari rencana yang telah disusun sebelumnya. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan kompetensi, motivasi dan kepentingan (Wibowo 2012). Kinerja adalah tindakan berkerja, melakukan sesuatu untuk memperoleh hasil, serta menggunakan pengetahuan. Kinerja usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja usaha adalah karakteristik kewirausahaan dan kompetensi kewirausahaan.

(33)

kecepatan reaksi atau berubah, pencapaian standar kualitas atau reaksi pelanggan (Amstrong 2004). Kinerja usaha juga dapat diukur berdasarkan adanya keberlangsungan dan pertumbuhan usaha, penambahan tenaga kerja, peningkatan keuntungan dan pendapatan (Praag 2005). Kinerja usaha pada UMKM diukur dengan pendapatan, keuntungan, dan volume penjualannya (Venkatraman dan Rajamunjam 1986; Kuratko dan Hodgerss 2007; Muharastri 2013).

Berdasarkan kajian teoritis dan empiris sebelumnya, kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu indikator yag dapat dijadikan pengukuran kinerja usaha. Kinerja usaha juga dapat diukur berdasarkan adanya keberlangsungan dan pertumbuhan usaha, penambahan tenaga kerja, peningkatan keuntungan dan pendapatan (Praag 2005). Pendapatan dihitung dengan analisis pendapatan. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini sama dengan penerimaan yaitu harga jual dikali dengan jumlah gula aren yang terjual. Pendapatan UMKM gula aren dihitung selama satu bulan. Pendapatan yang meningkat belum tentu keuntungan usaha juga meningkat. Wirausaha skala usaha mikro dan kecil biasanya tidak menyisihkan pendapatannya untuk menjadi tambahan modal. Pendapatan yang diperoleh sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

2. Keuntungan

Keuntungan merupakan salah satu indikator yag dapat dijadikan pengukuran kinerja usaha. Keuntungan usaha dihitung dengan cara pendapatan atau penerimaan dikurangi dengan biaya variabel dan biaya tetap selama satu bulan.

3. Volume penjualan

Volume penjualan merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan pengukuran kinerja usaha. Volume penjualan yang meningkat menunjukkan kinerja usaha yang meningkat. Peningkatan volume penjualan gula aren akan meningkatkan pendapatan yang diterima wirausaha, sehingga indikator volume penjualan dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengukur kinerja usaha.

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kompetensi Kewirausahaan

(34)

penggunaan faktor-faktor pengembangan daya saing ekonomi, memungkinkan UMKM memiliki pola pikir (mind-set) yang lebih positif, membangun kesensitifan terhadap pasar, dan penciptaan daya pikir kreatif. Karakteristik kewirausahaan menurut Hornaday dalam Kuratko dan Hogetts (2007) yaitu (1) percaya diri (Confidence), (2) gigih (Perseverance, determination), (3) kemampuan untuk mempertimbangkan resiko (Ability to take calculate risk), (4) keinginan untuk meraih penghargaan (Need to achieve), (5) Kreatif (Creativity), (6) kemampuan untuk bergaul dengan baik (Ability to get along well with people), (7) beorientasi terhadap tujuan yang jelas (Orientation to clear goal), (8) bersikap positif terhadap tantangan (Positive response to challenges), (9) mandiri (Independence), (10) kemampuan untuk membuat keputusan dengan cepat (Ability to make decisions quickly), (11) bertanggung jawab (Responsibility), (12) toleransi terhadap ketidakpastian (Tolerance for ambiguity). Karakteristik kewirausahaan secara umum menggambarkan keunikan personal atau psikologis seseorang yang terdiri dari dimensi nilai sikap dan kebutuhan. Karakter personal yang dimiliki seseorang dapat mencerminkan keunikan nilai, sikap dan kebutuhan serta keinginan individu tersebut. Seseorang yang memiliki karakteristik kewirausahaan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha maka orang tersebut berpotensi menjadi seorang wirausaha yang baik. Model pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan (Gambar 4) menunjukkan adanya pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan.

Gambar 4 Model pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan

Sumber : Muatip (2008)

Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha

Karakteristik kewirausahaan meliputi innovativeness, risk taking, need for achievement and locus of control, karakteristik demografi, karakteritik individual dan orientasi kewirausahaan (Lumpkin dan Dess 1966; Karcioglu dan kaygin 2001; Islam et al 2011; Bilge dan Bal 2012; Geri 2013; Cavus et al. 2013). Karakteristik kewirausahaan dibedakan menjadi dua yaitu karakteristik individu (demografis) dan karakteristik psikologis (Kaur dan Singh 2013 dan Muharastri 2013).

Karakteristik individu (demografis) melekat dan dimiliki oleh individu sepanjang hidupnya sedangkan karakteristik psikologis yaitu karakter yang terbentuk berdasarkan pengalaman hidup individu tersebut. Siregar dan Pasaribu (2000) yang menyatakan terdapat tiga pendekatan yang

Karakteristik Kewirausahaan

Lingkungan Usaha

Kompetensi Kewirausahaan

(35)

dipakai untuk mengidentifikasi karakteristik yaitu pendekatan geografis, sosiologi dan psikografis. Karakteristik individu meliputi variabel seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, bangsa dan agama (Halim 1992). Psikologis sumber daya manusia memberikan perhatian terhadap semua aspek dari penerapan berbagai perbedaan setiap orang. Psikologi digunakan untuk menemukan potensi setiap orang dan kompetensi serta bagaimana menentukan tingkat kinerja perusahaan dan melatih karyawan untuk memperbaiki kinerjanya (Wijono 2015). Pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha dapat dilihat pada Gambar 5 (Cooper 1993).

Gambar 5 Elemen-elemen yang mempengaruhi kinerja usaha Sumber: Cooper (1993)

Berdasarkan Gambar 5 Elemen-elemen yang mempengaruhi kinerja usaha menunjukkan adanya pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha. Karakteristik yang ada dalam diri wirausaha yang menjadikan seseorang memiliki tujuan yang jelas dalam memilih menjadi wirausaha, serta dalam mengambil keputusan-keputusan saat menjalankan usaha (Miner 1997). Seseorang yang tidak memiliki karakteristik kewirausahaan bisa menjadi wirausaha, namun kemampuannya untuk mempertahankan usaha tidak akan sama dengan wirausaha yang mengetahui karakteristik kewirausahaan dalam dirinya (Winardi 2003). Purwati (2012) juga menyatakan bahwa karakteristik kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha.

Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha

Kompetensi merupakan konsep dari pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku seseorang. Kompetensi juga dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melakukan pekerja. Kompetensi kewirausahaan penting dimiliki wirausaha untuk menjalankan bisnisnya dengan baik (Kaur dan Anupana 2013). Kompetensi kewirausahaan menurut Bird (1995) akan mempengaruhi secara langsung tingkat keberhasilan usaha.

Man et al. (2002) berpendapat bahwa parameter untuk mengukur kompetensi kewirausahaan seseorang dapat berdasarkan kompetensinya dalam membuat strategi untuk membangun bisnisnya, memiliki komitmen

Lingkungan

Proses pendirian Karakteristik

kewirausahaan

Kinerja usaha Karakteristik

(36)

yang kuat untuk melakukan sesuatu agar bisnisnya berhasil, memiliki konsep yang jelas untuk menjalankan usahanya, mampu melihat peluang, mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu mengatur seluruh kegiatan dalam bisnisnya dengan baik dan memiliki kemampuan personal yang baik. Kompetensi kewirausahaan dapat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu (1) orientasi individu (Hofstede 1991), (2) karakteristik individu (Chamorro 2005), dan (3) lingkungan usaha (Bloodgood et al. 1995).

Beberapa penelitian pada perusahaan umum menyimpulkan bahwa kinerja usaha pada tingkat perusahaan berkaitan dengan kompetensi kewirausahaan (Lans et al. 2013, Priyanto dan Iman 2005). Omrane dan Fayolle (2011) juga menegaskan bahwa kompetensi merupakan prediktor terbaik kinerja usaha. Man et al. (2002) menggambarkan kompetensi kewirausahaan sebagai faktor penentu kinerja usaha dalam sebuah model (Gambar 6 ).

Gambar 6 Model daya saing UKM Sumber : Man et al. (2002)

Analisis SEM dalam Kajian kewirausahaan

Nurhayati et al. (2011) menguji pengaruh karaktersitik kewirausahaan terhadap kinerja wirausaha pada UKM agroindustri di Kabupaten Bogor menggunakan metode analisis SEM dengan menggunakan program Linear Structural Relationship (LISREL) 8.30. Model SEM yang digunakan adalah model hybrid atau full SEM model. Hasil analisisnya yaitu pengaruh karateristik kewirausahaan dan kompetensi wirausaha terhadap kinerja wirausaha menunjukkan bahwa karakteristik (psikologis) kewirausahaan berpengaruh secara nyata dan positif terhadap kompetensi wirausaha maupun kinerja wirausaha. Hal ini menunjukkan pentingnya membangun karakteristik kewirausahaan karena karakteristik tersebut sangat menentukan keberhasilan usaha dan mempermudah untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan. Model SEM dalam penelitian ini diadopsi dari model pada Gambar 7.

Lingkup persaingan

Kompetensi kewirausahaan

Kapabilitas organisasi

Kinerja usaha Tugas 1: membentuk

lingkup persaingan

Tugas 2: menciptakan kapabilitas organisasi

(37)

Gambar 7 Kerangka konseptual pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM di Kabupaten Lombok Barat

Sumber: Nurhayati et al. (2011)

Kerangka Pemikiran Operasional

Kegiatan UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat belum dikelola secara optimal sehingga kinerja usahanya belum optimal. Wirausaha UMKM gula aren harus memiliki karakteristik dan kompetensi kewirausahaan yang kuat dalam dirinya. Seseorang yang memiliki karakteristik dan kompetensi kewirausahaan dianggap memiliki ketahanan yang lebih kuat didalam menjalankan usahanya, sehingga UMKM gula aren yang dikelola bisa tumbuh dan berkembang. Wirausaha dalam menjalankan UMKM gula aren masih dilakukan secara sederhana karena memiliki keterbatasan modal, teknologi dan sumberdaya yang memadai, sehingga usahanya belum dikelola secara optimal.

Penelitian ini akan menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan, pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha dan pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja usaha. Karakteristik kewirausahaan diukur berdasarkan persepsi responden, sedangkan kompetensi kewirausahaan dan kinerja usaha diukur berdasarkan kondisi sebenarnya menurut responden. Pada penelitian ini karakteristik kewirausahaan terdiri dari karakteristik individu dan karakteristik psikologis. Pemilihan dua karakter ini sesuai dengan Gibson (1987) yang menyatakan bahwa variabel yang mempengaruhi perilaku individu yaitu variabel fisiologis, variabel psikologis dan variabel lingkungan. Kemudian perilaku individu akan mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak atau kompetensinya dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja dari individu tersebut. Pada penelitian ini variabel fisiologis dilihat dari karaktersitik individu dan variabel psikologis dilihat dari karaktersitik psikologis.

Karakteristik individu diukur dengan variabel manifest usia (X1.1),

pendidikan (X1.2), pengalaman (X1.3) dan kekosmopolitan (X1.4).

Karakteristik psikologis diukur dengan variabel manifest pekerja keras (X2.1), percaya diri (X2.2), disiplin (X2.3), berani mengambil risiko (X2.4),

toleransi terhadap ketidakpastian (X2.5), inovatif (X2.6), mandiri (X2.7), dan

bertanggung jawab (X2.8). Kompetensi kewirausahaan diukur dengan

variabel manifest kemampuan manajerial (Y1.1), kemampuan konseptual (Y1.2), kemampuan sosial (Y1.3), kemampuan membuat keputusan (Y1.4), dan

kemampuan mengatur waktu (Y1.5). Variabel-variabel indikator ini dipilih

Karakteristik

Kinerja

(38)

karena melihat pengaruhnya yang signifikan terhadap kinerja usaha. Kinerja usaha diukur dengan variabel manifest pendapatan (Y2.1), keuntungan (Y2.2),

dan volume penjualan (Y2.3). Variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh berdasarkan teori maupun studi empirik. Analisis dilakukan pada 120 responden yang merupakan pemilik sekaligus pelaku UMKM gula aren yang masih dan telah menjalankan usahanya minimal selama dua tahun, sehingga memudahkan dalam menganalisis karaktersitik kewirausahan dan mengukur kinerja UMKM. Kerangka pemikiran operasional pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 Kerangka pemikiran operasional pengaruh karakteristik kewirausahaaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.

Kegiatan UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat belum dikelola secara optimal.

Karakteristik dan kompetensi kewirausahaan dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat

Persepsi Karakteristik Kewirausahaan

Persepsi Karakteristik Individu 1. Usia

2. Pendidikan 3. Pengalaman 4. Kekosmopolitan

Persepsi Karakteristik Psikologis 1. Pekerja Keras

2. Percaya diri 3. Disiplin

4. Berani mengambil risiko 5. Toleransi terhadap

ketidakpastian 6. Inovatif 7. Mandiri

8. Bertanggung jawab

Kinerja Usaha 1. Pendapatan 2. Keuntungan 3. Volume penjualan Implikasi Kebijakan

Kompetensi Kewirausahan 1. Kemampuan manajerial 2. Kemampuan konseptual 3. Kemampuan sosial 4. Kemampuan membuat

keputusan

(39)

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

H1: Karakteristik kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi kewirausahaan.

H2: Karakteristik kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha.

H3: Kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha.

4

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua kecamatan di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Gunung Sari dan Kecamatan Lingsar pada tiga desa berdasarkan pertimbangan bahwa pada ketiga desa tersebut terdapat UMKM dengan jumlah unit usaha, tenaga kerja, nilai investasi, kapasitas produksi dan nilai produksi terbesar diantara dua kecamatan yang menjadi lokasi penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di Desa Kekait, Desa Karang bayan dan Desa Langko. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015 hingga Agustus 2015. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan di Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu sentra UMKM gula aren.

Jenis dan Sumber Data

(40)

Tabel 3 Jenis dan sumber data penelitian

No Tujuan Jenis

data Sumber data

Metode analisis 1 Mendeskripsikan kondisi UMKM

gula aren di Kabupaten Lombok Kabupaten Lombok Barat. Sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling sebagai teknik penarikan sampel dengan metode purposive sampling di Kecamatan Gunung Sari dan Kecamatan Lingsar di Kabupaten Lombok Barat. Metode purposive sampling digunakan karena responden yang dipilih sesuai dengan tujuan dan kriteria yang ditentukan peneliti di Kabupaten Lombok Barat. Jumlah sampel sebanyak 120 unit UMKM gula aren dalam penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode SEM. Metode SEM sangat sensitif terhadap jumlah sampel dan membutuhkan sampel sekitar 100-200 responden dan dihitung dengan rumus (jumlah variabel) x 5 observasi untuk setiap estimated parameter, sehingga metode SEM ini dianggap paling sesuai digunakan dalam penelitian ini. Kerangka pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 9.

Pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan teknik judgement sampling. Teknik judgement sampling yaitu teknik pengambilan responden yang dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan kriteria-kriteria yang diperlukan dalam penelitian ini. Kriteria UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang dijadikan responden adalah sebagai berikut:

1. Pelaku UMKM gula aren adalah pengelola sekaligus pemilik UMKM gula aren.

(41)

3. Wirausaha yang dipilih dinilai cukup dewasa untuk diwawancarai dan mampu untuk mengisi kuesioner (berusia 17 tahun keatas).

Gambar 9 Kerangka pengambilan sampel penelitian pengaruh karakteristik kewirausahaaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.

Metode Pengumpulan Data

Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

Variabel penelitian merupakan konsep yang memiliki nilai dan dapat diukur. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel laten dan variabel manifest sebagai indikator dari variabel laten. Pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada konsep yang telah terbukti secara empiris, sehingga dapat diemplementasikan di lapangan. Identifikasi variabel laten dan variabel manifest disajikan pada Tabel 4.

60

Total jumlah sampel sebanyak 120 unit UMKM gula aren 60

165 Unit UMKM Gula Aren Di Kabupaten Lombok Barat

63 unit UMKM di Kec. Gunung sari

Gambar

Gambar 3   Pusat dan permukaan kompetensi   Sumber: Spencer dan Spencer (1993)
Gambar 4 Model pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap
Gambar 6   Model daya saing UKM
Gambar 8  Kerangka pemikiran operasional pengaruh karakteristik kewirausahaaan terhadap kinerja UMKM gula aren  di Kabupaten Lombok Barat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka simpulan dari penelitian ini adalalah: IPK mahasiswa yang memiliki tipe kepribadian yang sesuai dengan jurusan akuntansi lebih tinggi

PP Bapor Korpri, Panitia Penyelenggara, Unit Nasional (Unitnas) Bapor Korpri, dan Pengurus Provinsi (Pengprov) Bapor Korpri, termasuk bagi seluruh kontingen peserta

Kepala sekolah, hendaknya sebagai bahan pengambilan kebijakan untuk lebih mensosialisasikan bahwa pentingnya pelaksanaan Teknik Role Playing Terhadap Pengendalian

Garis adalah suatu titik yang diperluas menjadi sesuatu yang mempunyai panjang, kedudukan, dan arah. Bentuk garis terdiri dari tiga macam antara lain garis organis,

Di dalam suatu pemrograman harus memiliki kerangka dasar pemrograman, yaitu suatu proses pengolahan data yang terdiri dari tiga tahapan dasar yang disebut dengan

Menciptakan alat pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ATmega328 dengan menghasilkan output suara yang dirancang dan dibuat untuk

independen terhadap variabel dependen sebesar 11,1 % menunjukan bahwa ketiga faktor diatas hanya sebagai perantara agar petani mampu mengubah kondisi sosial ekonominya

Bentuk wisata di Desa Punten melalui peningkatan Sumber Daya Alam (SDA) yaitu agrowisata dengan sektor wisata edukasi pertanian jeruk keprok punten sebagai pengganti wisata