KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Kompetensi Pedagogik Guru
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi.
a. Pengertian kompetensi
Kompetensi adalah “suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.” Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni : pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara
7
utuh. Menurut (Kunandar 2011: 51). Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. (Dr. E.Mulyasa, M.Pd2007 : 26)
Sementara Charles ( 1994) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan). Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa : “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasi oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.”
“Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa kompetensi (atau competence) adalah tata bahasa suatu bahasa seorang pribadi yang terinternalisasi; ini berarti kemampuan seseorang untuk menciptakan dan memahami kalimat-kalimat, termasuk kalimat-kalimat yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya”.(Henry Guntur Tarigan 2009 :21 )
Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa kompetensi juga mencakup
pengetahuan seseorang mengenai apa yang benar-benar kalimat dan yang bukan kalimat suatu bahasa tertentu. Sebagai contoh, seorang penutur bahasa Inggris akan mengenali bahwa i want to go homesebagai sebuah kalimat bahasa inggris tetapi tidak akan menerima i want going home sebagai kalimat walaupun semua kata-kata didalamnya adalah kata-kata bahasa inggris. Kompetensi kerap kali
tetapi bukan pribadi yang nyata akan memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai keseluruhan bahasa itu.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki atau dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dari uraian di atas, disimpulkan bahawa kompetensi mengacu pada kemampuan melakasanakan sesuatu hal baik itu dengan kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga merupakan menjadi standar pacuan guru dalam mendidik karena ada aturan-aturan kode etik guru yang harus diikuti oleh setiap guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru atau pendidik.
b. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 Ayat (3) butir A dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut Ichsan (Hidayat 2011: 32-33) Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik dapat dijabarkan menjadi kompetensi dan indicator esensial sebagai berikut:
a. Kemampuan mengelola pembelajaran.
Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
b. Pemahaman terhadap peserta didik.
Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial yaitu memahami peserta didik dengan memanfatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan kompetensi kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik Perancangan pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karekteristik peserta didik, kompetensi yang yang ingin dicapai dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial, menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode
tingkat ketuntasan belajar (mastery level) dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial memfasilitasi peserta didik untuk perkembangan berbagai kompetensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengambangkan berbagai potensi non akademik.
Sementara itu, didalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Standar Guru menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik guru dibagi menjadi sepuluh kompetensi inti guru yaitu sebagai berikut:
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru berupa pemahaman peserta didik dan pengelolaan pembelajaran, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Hakikat Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan guru honorer merupakan tenaga kerja atau karyawan yang bekerja di suatu tempat/
sekolah tanpa di berikan gaji dan pendapatannya adalah berasal dari kebijakan atasan yang mengangkatnya.
c. Pengertian Guru
Secara etimologis, “istilah guru berasal dari bahasa india yang artinya orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara”. Rabindranath Tagore (1986-1941), Menggunakan Istilah “Shanti Niketan” Atau rumah damai untuk tempat para guru mengamalkan tugas mulianya dalam membangun spiritualitas anak-anak india ( spritual intelengence ). “Bahasa arab mengenal istilah guru
dalam majelis taklim ( tempat memperoleh ilm), jadi fungsinya membangun aspek spritualitas manusia”.( Euis Karwati, Donni Juni Priansa 2014 : 61)
“Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkaulitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung guru yang profesional dan berkaulitas”. ( Dr. E. Mulyasa, M.Pd 2007 : 5 ).
Berdasarkan beberapa teori dapat disimpulkan bahwa guru adalah bagian dari profesi atau pekerjaan yang di tekuni oleh seorang guru. Pada profesi ini guru memiliki tugas untuk menyalurkan ilmu-ilmu yang mereka dalami sesuai dengan bidang atau jurusannya kepada siswa-siswa untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
d. Jenis- Jenis Kompetensi Guru
Berdasarkan peraturan pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal 28 dinyatakan bahwa : “ pendidik harus memiliki standar kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
1) Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah “ kemampuan mengelola pembelajarn peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajarn, evaluasihasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya ( standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a)”. Dengan demikian guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
2) Kompetensi kepribadian
Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah “kompetensi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, mampu menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Ini merupakan contoh atau ciri kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam mendidik, karena guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran, dan yang lebih penting lagi guru sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik.
3) Kompetensi komunikasi sosial
Kompetensi komunikasi sosial merupakan “kemampuan guru untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar saat melaksanakan tugasnya sebagai guru. Bagaimana guru mampu bekerjasama dengan sesama guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan menjalain komuniaksi dengan lingkungan sekolah, tetapi tentunya peran guru dalam masyarakat berbeda dengan peran guru pada lingkungan
masyarakat tentunya berbeda, terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di tempat tinggal guru”. ( Aan Hasanah, 2012 : 21 ), 4) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional guru adalah “sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi keguruan. Kompetensi ini merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PMB, dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar”. ( http:// id.shvoong.com/ books/ dictionary / profesi-kegruan )
Beberapa komponen-kompetensi profesional guru meliputi : a) Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep;
b) Pengelolan program belajar- mengajar;
c) Pengelolaan kelas;
d) Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar;
e) Penguasaan landasan-landasan kependidikan;
f) Kemampuan menilai prestasi belajar- mengajar;
g) Memahami karakteristik siswa;
h) Mampu menggunakan waktu secara tepat;
i) Berani mengambil keputusan;
j) Memahami kurikulm dan perkembangannya.