SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidkan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh Seri Hartati NIM 10531 2010 13
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
vi Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Seri Hartati
Stambuk : 10531 2010 13
Jurusan : Teknologi Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Juli 2017 Yang Membuat Perjanjian
Seri Hartati
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan
Andi Adam, S.pd; M.pd NBM: 972614
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Seri Hartati
Stambuk : 10531 2010 13
Jurusan : Teknologi pendidikan
Judul skripsi : Hubungan Antara Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Hasil Belajar di SMA Muhammadiyah 2 Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juli 2017
Yang Membuat Pernyataan
Seri Hartati
Kekhawatiran takkan pernah membawa masa depan menjadi lebih baik Kekacauan hati takkan pernah melahirkan keberhasilan
“hanya”
Jiwa yang lurus dan hati yang ikhlas Akan menjadi dua sayap kebahagiaan tersenyum dan lakukan yang terbaik
“man jadda wa jadda”
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia yang akan mendapatkannya “ ( QS. Ar.ra’d Ayat 11 )
Karya ini kupersembahkan buat Ayahanda dan Ibunda tercinta, saudara, sertasemua yang berarti dan pernah hadir dalahidupku, hadir memberi semangat dan keyakinan akan keberhasilan yang tercipta.
pembimbing II Hj. Rosleny Babo
Masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara impleentasi kompetensi pedagogik guru dan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah II Makassar?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah II Makassar. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X sampai kelas XII sebanyak 104 0rang dengan jumlah sampel sebanyak 50.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rxy = 0,1 dengan memperhatikan besarnya rxy(yaitu = 0,1), yang kurang dari 0,200 berarti korelasi negative antara variabel X dan variabel Y tidak termasuk korelasi signifikan. maka hipotesa alternative (Ha) ditolak dan nilai nihil (Ho) diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar.
Kata Kunci : Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa
bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat selesai dengan baik dan bermanfaat dalamdunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapakan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Junaidin dan Nurhayati yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiyai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Demikian pula, penulis mengucapakan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu menemani ku dengan candanya, kepada Dr. H.
M. Basri, M.Si, dan Dra. Hj. Rosleny Babo M.Si, pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, serta motivasi sejak awal penyusunan propsal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa pula penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada:
Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M.R., Rektor Universitas Muhammadiyah
pegawai dalam lingkungan fakultas keguran dan ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga kepada kepala sekolah, guru, staf SMA Muhammadiyah 2 MAkassar, selaku kepala sekolah Dra. Mahirah A. Pababbari, yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kakanda saya Ratnawati, Ufrin,serta Ua Nasru, Bibi Osi, Sry Rahayunni, Bang Ato, Nuryanti, teman seperjuanganku Nurhasanah dan Israwati La Roco yang selalu menemani dalam suka dan duka, sahabat-sahabat ku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan Angkatan 2013 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang memberi pelangi dalam hidup saya.
Akhirnya, dengan segela kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagi pihak, karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tampa adanya kritikan. Mudah- mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin
Makassar, September 2017
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv
SURAT PERNYATAAN... v
SURAT PERJANJIAN ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xiv
BAB I PENDAHULUAN : A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
A. KajianPustaka
1. Kompetensi Pedagogik Guru
a. Pengertian Kompetensi... 7
b. Kompetensi Pedagogik Guru... 9
c. Hakikat Guru ... 12
d. Pengertian Guru... 12
e. Jenis- Jenis Kompetensi Guru ... 13
2. Hasil Belajar a. Hakikat Belajar dan Hasi Belajar ... 16
b. Pengertian Belajar ... 16
c. Pengertian Hasil Belajar... 17
d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19
B. KerangkaFikir ... 20
C. Hipotesis... 21
BAB III METODE PENELITIAN : A. Jenispenelitian ... 22
B. Variable dan Desain Penelitian... 22
D. Defenisi Operasional Variabel... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ... 26
F. Instrument penelitian ... 28
G. Teknikanalisis data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Hasil penelitian ... 32
B. Pembahasan penelitian ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43
B. Saran... 43
DAFTAR PUSTAKA... 45 LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
2.2 Tabel Sampel Siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar ... 24
2.3 Tabel Hasil Angket Pedagogik Guru ... 33
4.1 Tabel Hasil Belajar Siswa SMA Muhammadiya 2... 37
4.2 Tabel Analisis Kolerasi ... 37
2.1 Skema Karangka Pikir Penelitian... 21
1. Soal kompetensi Guru ... 46 2. Dokumentasi ... 48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kompetensi guru merupakan pengetahuan atau keterampilan yang harus dikuasai seorang guru untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.
Hakikat profesi seorang guru adalah merupakan jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataan masih terdapat hal-hal di luar bidang kependidikan. Untuk meningkatkan profesi seorang guru dituntut untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi seorang guru. Prestasi seorang siswa merupakan pencapaian maksimal yang diingin setiap siswa dalam sekolah atau tolak ukur keberhasilan seorang siswa dalam pendidikannya di suatu sekolah.
Menurut Sukmadinata (2006:197) “Guru harus mengenal dan memahami siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya”. Dalam Peraturan Menteri Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar Kompetensi Akademik dan Kompetensi
1
Guru menyebutkan bahwa “Guru harus menguasai empat kompetensi utama, yaitu pedagogik, kepribadian sosial, dan profesional yang terintegrasi dalam kinerja guru”.
Selain kompetensi guru, salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah adanya dorongan dari individu itu sendiri untuk berprestasi.
Dorongan untuk berprestasi dalam diri siswa sangat dibutuhkan untuk bisa menimbulkan semangat dalam mencapai target prestasi atau standar yang diinginkan. Dorongan ini juga disebut dengan motivasi berprestasi, motivasi yang diperlukan para siswa agar bisa berprestasi sesuai dengan tuntutan yang ada. Ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2008:22) yang menyatakan “Anak didik yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuan yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi”.
Berdasarkan rumusan Undang Undang di atas, dapat dilihat bahwa guru memiliki peran yang sangat penting. Guru membantu siswa yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari. Guru dalam melaksanakan tugasnya harus bersikap terbuka, kritis, dan skeptis untuk mengaktualisasi penguasaan isi bidang studi, pemahaman terhadap karakteristik peserta didik, dan melakonkan pembelajaran yang mendidik. Di samping itu, guru perlu dilandasi sifat ikhlas dan bertanggung jawab atas profesi pilihannya, sehinggah berpotensi menumbuhkan kepribadian yang tangguh dan memiliki jati
Guru harus melaksanakan peran mengajarnya dengan sebaik-baiknya yang berlandaskan pada kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang guru, yakni kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi social.
Penguasaan empat kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki setiap guru untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional seperti yang disyaratkan Undang-Undang Guru dan Dosen. Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan profesinya. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal. Di samping standar profesi di atas, guru perlu memiliki standar mental, moral, sosial, spritual, intelektual, fisik dan psikis.
Dalam hal ini, penulis mengambil salah satu kompetensi yang harus dimiliki setiap guru yaitu kompetensi pedagogik berupa kemampuan mengelola pembelajaran dianggap masih sering menjadi masalah yang kompleks, sehingga dalam penelitian ini peneliti menekankan kepada kompetensi pedagogik guru.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru bidang studi untuk mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki siswa dengan
mengedepankan kebutuhan dan kreativitas siswa yang sangat diperlukan untuk membantu siswa berprestasi akademik dengan pencapaian nilai yang baik.
Kompetensi pedagogik seorang guru yang meliputi pengelolaan kelas, interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa sangat diperlukan untuk pembelajaran yang efektif. Sedangkan dalam penerapannya terlihat masih rendah, dilihat dari pembelajaran yang dilakukan masih bersifat tradisional dan berpusat pada guru, saat guru menjelaskan materi pelajaran banyak diantara siswa yang masih asyik dengan urusannya sendiri. Situasi tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, disini keterampilan guru dalam mengelola kelas sangat dibutuhkan agar siswa dapat memperhatikan penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi awal di SMA Muhammadiyah 2 Makassar nilai hasil belajar siswa selalu berada dibawah standar kelulusan hanya ada beberapa siswa yang mampu memenuhi standar kelulusan yang telah ditetapkan yaitu 70,00. Nilai hasil belajar siswa dipengaruhi oleh bebrerapa faktor yaitu kurangnya perhatian, motivasi atau rasa percaya diri siswa untuk berbicara serta bertanya sehingga siswa selalu lambat dalam memahami pembelajaran. Olehnya itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar’’
B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah
a. Kompetensi pedagogik guru yang belum maksimal b. Hasil belajar siswa yang masih rendah
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka secara operasional masalah penelitian ini dirumuskan hasil belajar sebagai berikut : “ Apakah ada hubungan Antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar’’
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : “ Untuk memperoleh data hubungan Antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar’’
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar.
Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun bagi parapembaca atau pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan manfaat secara praktisnya yaitu :
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mendapatkan pengalaman baru dalam proses belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya sehingga terpacu untuk terus berlomba-lomba menjadi yang terdepan dalam prestasi.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam memilih dan mengembangkan hubungan kompetensi pedagogik guru yang kreatif dan inovatif. Penelitian ini erat kaitannya dengan hubungan kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa serta penelitian ini berkaitan dengan mata kuliah, strategi pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan sebagainya.
Sehinggah dengan adanya penelitian ini, diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini difokuskan kepada siswa kelas XI dan XII SMA dengan mata pelajaran yang diamati sebagai objek dan materinya. Sehinggah para pembaca, guru, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam aplikasi proses pembelajarannya. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan komitmen sekolah dalam meningkatkan kualitas peserta didik
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Kompetensi Pedagogik Guru
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi.
a. Pengertian kompetensi
Kompetensi adalah “suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.” Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni : pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek- aspek kognitif, afektif, dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara
7
utuh. Menurut (Kunandar 2011: 51). Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. (Dr. E.Mulyasa, M.Pd2007 : 26)
Sementara Charles ( 1994) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan). Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa : “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasi oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.”
“Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa kompetensi (atau competence) adalah tata bahasa suatu bahasa seorang pribadi yang terinternalisasi; ini berarti kemampuan seseorang untuk menciptakan dan memahami kalimat-kalimat, termasuk kalimat-kalimat yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya”.(Henry Guntur Tarigan 2009 :21 )
Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa kompetensi juga mencakup
pengetahuan seseorang mengenai apa yang benar-benar kalimat dan yang bukan kalimat suatu bahasa tertentu. Sebagai contoh, seorang penutur bahasa Inggris akan mengenali bahwa i want to go homesebagai sebuah kalimat bahasa inggris tetapi tidak akan menerima i want going home sebagai kalimat walaupun semua kata-kata didalamnya adalah kata-kata bahasa inggris. Kompetensi kerap kali
tetapi bukan pribadi yang nyata akan memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai keseluruhan bahasa itu.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki atau dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dari uraian di atas, disimpulkan bahawa kompetensi mengacu pada kemampuan melakasanakan sesuatu hal baik itu dengan kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga merupakan menjadi standar pacuan guru dalam mendidik karena ada aturan-aturan kode etik guru yang harus diikuti oleh setiap guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru atau pendidik.
b. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 Ayat (3) butir A dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut Ichsan (Hidayat 2011: 32-33) Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik dapat dijabarkan menjadi kompetensi dan indicator esensial sebagai berikut:
a. Kemampuan mengelola pembelajaran.
Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
b. Pemahaman terhadap peserta didik.
Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial yaitu memahami peserta didik dengan memanfatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan kompetensi kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik Perancangan pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karekteristik peserta didik, kompetensi yang yang ingin dicapai dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial, menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode
tingkat ketuntasan belajar (mastery level) dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial memfasilitasi peserta didik untuk perkembangan berbagai kompetensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengambangkan berbagai potensi non akademik.
Sementara itu, didalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Standar Guru menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik guru dibagi menjadi sepuluh kompetensi inti guru yaitu sebagai berikut:
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru berupa pemahaman peserta didik dan pengelolaan pembelajaran, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Hakikat Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan guru honorer merupakan tenaga kerja atau karyawan yang bekerja di suatu tempat/
sekolah tanpa di berikan gaji dan pendapatannya adalah berasal dari kebijakan atasan yang mengangkatnya.
c. Pengertian Guru
Secara etimologis, “istilah guru berasal dari bahasa india yang artinya orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara”. Rabindranath Tagore (1986-1941), Menggunakan Istilah “Shanti Niketan” Atau rumah damai untuk tempat para guru mengamalkan tugas mulianya dalam membangun spiritualitas anak-anak india ( spritual intelengence ). “Bahasa arab mengenal istilah guru
dalam majelis taklim ( tempat memperoleh ilm), jadi fungsinya membangun aspek spritualitas manusia”.( Euis Karwati, Donni Juni Priansa 2014 : 61)
“Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkaulitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung guru yang profesional dan berkaulitas”. ( Dr. E. Mulyasa, M.Pd 2007 : 5 ).
Berdasarkan beberapa teori dapat disimpulkan bahwa guru adalah bagian dari profesi atau pekerjaan yang di tekuni oleh seorang guru. Pada profesi ini guru memiliki tugas untuk menyalurkan ilmu-ilmu yang mereka dalami sesuai dengan bidang atau jurusannya kepada siswa-siswa untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
d. Jenis- Jenis Kompetensi Guru
Berdasarkan peraturan pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal 28 dinyatakan bahwa : “ pendidik harus memiliki standar kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
1) Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah “ kemampuan mengelola pembelajarn peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajarn, evaluasihasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya ( standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a)”. Dengan demikian guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
2) Kompetensi kepribadian
Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah “kompetensi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, mampu menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Ini merupakan contoh atau ciri kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam mendidik, karena guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran, dan yang lebih penting lagi guru sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik.
3) Kompetensi komunikasi sosial
Kompetensi komunikasi sosial merupakan “kemampuan guru untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar saat melaksanakan tugasnya sebagai guru. Bagaimana guru mampu bekerjasama dengan sesama guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan menjalain komuniaksi dengan lingkungan sekolah, tetapi tentunya peran guru dalam masyarakat berbeda dengan peran guru pada lingkungan
masyarakat tentunya berbeda, terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di tempat tinggal guru”. ( Aan Hasanah, 2012 : 21 ), 4) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional guru adalah “sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi keguruan. Kompetensi ini merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PMB, dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar”. ( http:// id.shvoong.com/ books/ dictionary / profesi- kegruan )
Beberapa komponen-kompetensi profesional guru meliputi : a) Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep;
b) Pengelolan program belajar- mengajar;
c) Pengelolaan kelas;
d) Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar;
e) Penguasaan landasan-landasan kependidikan;
f) Kemampuan menilai prestasi belajar- mengajar;
g) Memahami karakteristik siswa;
h) Mampu menggunakan waktu secara tepat;
i) Berani mengambil keputusan;
j) Memahami kurikulm dan perkembangannya.
2. Hasil Belajar
a. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan menfasilitasi siswa supaya siswa dapat melakukan proses- proses tersebut. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses-proses tersebut.
Adanya perubahan dari belajar tentunya akan memepengaruhi terhadap Prestasi siswa.
b. Pengertian Belajar
Menurut defenisi lama, yang dimaksud dengan “belajar adalah menambah wawasan dan mengumpulkan pengetahuan”. Yang diutamakan dalam defenisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan diabaikan. ( Muliati Samad, 2011 : 9 ).
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. ( Drs. Daryanto 2013 :2 ) Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sejak dilahirkan di dunia dan sepanjang hayatnya untuk memperbaiki dirinya. Menurut Hamalik
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.
Reber (Amri 2013: 24) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, yaitu: (1) belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan. (2) belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku, pemerolehan pengetahuan seseorang melalui serangkaian pengalaman salama interaksi di lingkungannya.
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Menurut Purwanto (1987) bahwa hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar menurut pandangan Nawawi (Hafsah 2014:9) dapat diartikan sebagai “tingkat keberhasilan murid
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.
Hasil belajar terdiri atas dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan. Hasil tidak akan pernah diperoleh selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk mendapatkan hasil yang dibutuhkan perjuangan, pengorbanan, keuletan, kesungguhan, kemauan yang kuat Ruswandi (2013:51). Berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi murid, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Hasil belajar merupakan kecakapan yang diperoleh melalui proses belajar.
Hasil belajar dapat pula diartikan sebagai ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan pengalaman yang telah diberikan dan disiapkan di sekolah. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka ijazah dan hasil tes. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemanpuan di bidang lain.
Ruswandi (2013:51-52) mengatakan bahwa hasil adalah kemanpuan- kemanpuan yang dimiliki murid setelah menerima pengalaman belajarnya.
proses belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran optimal cenderung menunjukkan hasil belajar dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa.
2. Menambah keyakinan akan kemanpuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama pada ingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dan dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainnya.
4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai proses dan usaha belajarnya.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal mapun eksternal. Menurut Munadi (Rusman 2012: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiplogis dan faktor psikologis.
Sementara faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.
Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Faktor internal: yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
b. Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)
c. Faktor kelelahan
2. Faktor eksternal: yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:
a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)
b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas)
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal berupa fisiologis, psikologis, kesehatan dan faktor eksternal berupa lingkungan(keluarga, sekolah dan masyarakat).
B. Kerangka Pikir
Tugas guru erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan belajar siswa. Oleh sebab itu guru juga dituntut untuk memiliki atau menguasai kompetensi mengajar dengan baik karena akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan belajar
tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada skema kerangka pikir pada gambar berikut:
Skema 2.1 : Kerangka Pikir
C. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yaitu hipotesis alternatif, yakni ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar.
Pembelajaran di kelas
Kompetensi pedagogik guru
Analisis
Temuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Jenis ini dipilih karena peneliti akan menguji adanya hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dan hasil belajar siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar.
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2015: 60) Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variable tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel utama dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Menurut Sugiyono (2015: 61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependent (terikat). Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
a. Variabel bebas, yaitu kompetensi guru pedagogik( X ) b. Variabel terikat, yaitu hasil belajar siswa( Y )
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif dengan paradigma sederhana.
Desain ini dipilih karena penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Untuk kepentingan penelitian ini ditetapkan 2 (dua) variabel, yakni:
Keterangan:
1) Variabel bebas (X) adalah kompetensi pedagogik guru 2) Variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar siswa.
3) Hubungan ( ) adalah hubungan anatara variabel X dan Y
C. Tempat dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Makassar.
2. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar, Pada tahun ajaran 2017/2018.
D. Populasi dan Sampel
Penelitian pada umumnya sangat terkait dengan variabel-variabel tingkah laku, perbuatan kebutuhan dalam produk manusia baik secara individual maupun secara berkelompok. Jadi dapat dijelaskan bahwa manusia merupakan objek dalam penelitian. Penelitian dilakukan pada sekelompok orang yang mewakili seluruh anggota yang menjadi sasaran penelitian yang disebut dengan populasi.
X Y
Sedangkan penelitian yang dilakukan terhadap sebagian dari kelompok disebut sampel. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagaiberikut :
1. populasi
Menurut sugiyono (2015) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
populasi diterjemahkan sebagai sekolompok individu yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas atau karakteristik umum yang menjadi pusat penelitian (Sanafiah Faesal, 2001 : 28). Menurut Arikunto populasi keseluruhan subjek penelitian.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar. Jumlah siswa SMA Muhammadiyah 2 adalah 104 orang, dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 2.2
Populasi Siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar
No. Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Wanita
1 I
15 15 30
2 II
15 12 27
3 III
22 25 47
Jumlah
52 52 104
2. Sampel
Sukardi ( 2003 : 53 ), Menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut. Sementara itu Arikunto ( 2000 : 131 ) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Adapun cara pengambilan sampel Arikunto ( 2006 : 134 ) mengemukakan jika subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil keseluruhan, sehingga penelitian ini bersifat penelitian populasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik proposive sampling atau penunjukan langsung yaitu teknik mengambil sampel yang dilakukan secara sengaja di kelas XI dan XII sesuai dengan semua persyaratan sampel yang akan diperlukan. Alasannya karna hasil belajar siswa selalu berada dibawah standar yang telah ditetapkan oleh sekolah hanya ada beberapa siswa yang mencapai nilai standar tersebut.
E. Defenisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2013 : 38) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. didefinisikan secara operasional sebagai berikut :
1. Kompetensi Pedagogik Guru ( X )
Kompetensi Pedagogik adalah berupa kemampuan guru bidang studi untuk mengelola pembelajaran yang meliputi kemampuan mengelola pembelajaran, pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik, merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan mengembangkan peserta didik.
2. Hasil Belajar siswa( Y )
Hasil belajar merupakan kecakapan yang diperoleh melalui proses belajar.
Hasil belajar dapat pula diartikan sebagai ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan pengalaman yang telah diberikan dan disiapkan di sekolah. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka ijazah dan hasil tes. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemanpuan di bidang lain. Hasil belajar pada penelitian ini menggunakan nilai rapor kelas XI dan XII SMA tahun ajaran 2017/2018.
F. Teknik Pengumpulan Data
Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
1) Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diiisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang diajukan. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari
untuk merespon setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta disarankan oleh dirinya dengan cara membubuhkan tanda chek (√) pada altenatif jawaban yang tersedia.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Jhon W. Best( dalam Hawa 2010:27), yaitu: “Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban singkat dan jawaban yang membutuhkan tanda
“chek”(√) pada item yang termuat pada alternatif jawaban.”
Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menyusun angket adalah:
a) Menentukan variabel-variabel yang diteliti
b) Menyusun pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing jawaban baik untuk variabel X dan Y dengan menggunakan Skala Likert dengan 5 (lima) option yaitu:
Sangat setuju dengan bobot = 5
Setuju dengan bobot = 4
Cukup setuju dengan bobot = 3
Tidak setuju dengan bobot = 2
Sangat tidak setuju dengan bobot = 1
Kemudian instrumen penelitian yang dibuat dalam bentuk cheeklist artinya responden memberikan jawaban pertanyaan atau sesuai dengan pendapatnya dengan cara memberi tanda chek (√) pada kolom yang tersedia. Keutungannya pembuatan pertanyaan atau pernyataan singkat memudahkan mentabulasikan data dan secara visual lebih menarik.
2) Dokumentasi
Pengumpulan data berdasarkan dokumentasi agar lebih mendukung bukti nyata penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Variabel yang ada dalam penelitian ini akan diukur menggunakan instrument dengan model skala likert yang dimodifikasi. Pengukuran tersebut dilakukan dengan merumuskan sejumlah pernyataan atau pertanyaan yang mengacu pada definisi operasional variable yaitu, hubugan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interprestasi yang diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada tidak nya masalah. Kalau ada masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar. Teknis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas makna dari indikator- indikator yang ada, membandingkan dan menghubungkan antara indikator yang satu dengan indikator lain.
Kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan, pengawasan, penyusunan laporan,
peningkatan program pendidikan, dan pembinaan sekolah. Adapun langkah- langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1) Editing: memeriksa angket-angkat yang telah di isi tentang kebenaran dan kelengkapanya, kemudian di kelompokan sesuai dengan isinya.
2) Tabulating: membuat table-tabel untuk memasukan jawaban-jawaban responden yang kemudian dicari potensinya untuk dianalisa.
3) Analiting dan interpretasi: menganalisa data yang telah diolah secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami.
4) Concluding: memberi kesimpulan dari hasil analisa dan interpretasi data.
Untuk analisis deskriptif kuantitatif menggunakan tabel-tabel sederhana dengan menggunakan rumus presentase yakni:
5) Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel lainnya. Besar kecilnya hubunngan tersebut ditetapkan melalui koefisien korelasi. Apakah benar ada hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa? Untuk mencari koefisien korelasinya maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Adapun rumus korelasi yang ditempuh untuk menguji hipotesis tersebut di atas, sebagai berikut:
a) Dari suatu sampel subyek diidentifikasikan skor.
b) Dengan menggunakan rumus korelasi produk moment (dari kecil respon) akan ditemukan besar koefisien korelasinya.
c) Apabila koefisien korelasi (rxy) sudah didapatkan maka perlu hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel korelasi product momen.
d) Apabila rxy empiris > dari r tabel maka Ho (Hipotesis nihil) diterima. Dan apabila rxy empiris < r tabel maka Ho (Hipotesis nihil) ditolak. Akan tetapi ada cara yang sederhana untuk menginterpretasi rxyyang telah dianalisis.
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (Measures of association). Teknik ini berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut:
sumber data: Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi X = data variabel X Y = data variabel Y N = banyaknya sampel
Sebagai bahan interpretasi atas hasil pengujian korelasi, maka hasil perhitungan r di atas kemudian diklasifikasikan dengan batas r dari Guilford dalam Hawa (2010:30) sebagai berikut:
Kurang dari 0,200 = hubungan dapat dianggap tidak ada Antara 0,210 – 0,400 = hubungan ada tetapi rendah
rxy = ∑ – (∑ ) (∑ )
{ ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ ) }
Antara 0,610 – 0,800 = hubungan tinggi
Antara 0,810 – 1,000 = hubungan sangat tinggi
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang menggambarkan hubungan Antara Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa. Hasil penelitian ini disajikan dalam dua bentuk yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan ana- lisis korelasi.
1. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini dapat dinyatakan dari hasil angket. Dan angket dapat dilihat pada tabel berikut:
1) Kompetensi Guru
Berikut ini akan diuraikan hasil analisis deskriptif yaitu hasil penelitian yang menggam- barkan hubungan Antara Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa.
Pada tabel 1. di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata kompetensi pedagogik guru di SMA Muhammadiyah 2 Makassar adalah 3.308 dari skor ideal 100 .
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar
No NamaMurid Skor Mata
Pelajaran TIK
1 2
1. Abdul Muhlis 80
2. Abdul Muh. Talib 77
3. Agus 77
4. Andriani 78
5. Dirwan 77
6. Faisal Muhammad 78
7. Firman 80
8. Hasniati 80
9. Indra Prramanna 80
10. Muhammad Irfan 77
11. Muh. Arkam 80
12. Muh. Afriza 80
13. Muh. Ikbal 80
14. Muh. Jufri 80
15. Muh. Yusri 77
16. Muliadi 80
17. Nilawati 80
18. Nurnaningsih 80
19. FRional Afandi 77
20. Suci Indah Sari. W 77
21. Suryaanti 80
22. Wahdania 80
23. Wahyuni 77
24. Yusrifal Yusuf 80
25. Suwandi 80
26. Muh. Faisal 80
27. Ahmad Zaini 80
28. Sarina 77
29. Ishafha Rusain 78
30. Irma Dewi 80
31. Mika cahayu 80
32. Epiana 80
33. Wanda 77
34. Windiani 80
35. Manda 80
36. Liana 80
Dari table 2. di atas menggambarkan bahwa jumlah rata-rata dari hasil belajar siswa kelas XI dan XII adalah 3.952 untuk mata pelajaran TIK.
2. Analisis Korelasi Tabel 3. Analisis Kolerasi
1 2
39. Ramlah 80
40. Sartikasari 80
41. Sariana 80
42. Umar 77
43. Asultansyah 77
44. Ahmad 80
45. Sarina 80
46. Ishafha Rusain 77
47. Irma Dewi 80
48. Mika cahayu 80
49. Epiana 80
50 Wanda 80
Jumlah rata-rara 3.952
No. X X2 Y Y2 XY
1 2 3 4 5
1. 69 4761 80 6400 5520
2. 68 4624 77 5929 5236
3. 63 3969 77 5929 4851
4. 68 4624 78 6084 5304
5. 65 4225 77 5929 5005
6. 65 4225 78 6084 5070
7. 67 4489 80 6400 5360
8. 65 4225 80 6400 5200
9. 70 4900 80 6400 5600
10. 69 4761 77 5929 5313
11. 76 5776 80 6400 6080
12. 75 5625 80 6400 6000
13. 66 4356 80 6400 5280
14. 67 4489 80 6400 5360
15. 68 4624 77 5929 5236
16. 68 4624 80 6400 5440
17. 67 4489 80 6400 5360
Data tabel diatas akan disajikan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil angket kompetensi pedagogik guru untuk variabel (X) dan angket hasil belajar siswa
1 2 3 4 5
18. 68 4624 80 6400 5440
19. 68 4624 77 5929 5236
20. 63 3969 77 5929 4851
21. 62 3844 80 6400 4960
22. 62 3844 80 6400 4960
23. 62 3844 77 5929 4774
24. 66 4356 80 6400 5280
25. 61 3721 80 6400 4880
26. 70 4900 80 6400 5600
27. 61 3721 80 6400 4880
28. 65 4225 77 5929 5005
29. 64 4096 78 6084 4992
30. 67 4489 80 6400 5360
31. 65 4225 80 6400 5200
32. 68 4624 80 6400 5440
33. 69 4761 77 5929 5313
34. 66 4356 80 6400 5280
35. 64 4096 80 6400 5120
36. 68 4624 80 6400 5440
37. 72 5184 80 6400 5760
38. 67 4489 77 5929 5159
39. 66 4356 80 6400 5280
40. 66 4356 80 6400 5280
41. 64 4096 80 6400 5120
42. 67 4489 77 5929 5159
43. 63 3969 77 5929 4851
44. 64 4096 80 6400 5120
45. 63 3969 80 6400 5040
46. 63 3969 77 5929 4851
47. 67 4489 80 6400 5360
48. 62 3844 80 6400 4960
49. 66 4356 80 6400 5280
50 63 3969 80 6400 5040
Jumlah 3308 219360 3952 312458 261486
∑x = 3.308
∑y = 3.952
∑x2 = 219.360
∑y2 = 312.958
∑xy = 261.486
N = 50
Untuk mengetahui hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa dapat digunakan rumus korelasi produk moment :
rxy = ∑ – (∑ ) (∑ )
{ ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ ) }
= 50 (261.486) − (3.308) (3.952)
{50(219.360) − (3.308} {50(312.458) − (3.952)2}
=
. . .{ . . – , . }{ . . . . }
=
,{ , }{ , }
=
.( . )
=
.) . .
=
..
Jadi, nilai rxy= 0,1
B. Pembahasan Penelitian
Peranan guru sangat menetukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. “Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkaulitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung guru yang profesional dan berkaulitas”. ( Dr. E. Mulyasa, M.Pd 2007 : 5 ).
Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalampembangunan bidang pendidikan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang- undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanankan fungsinya dengan baik,guru wajib untuk memiliki standar tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi.
Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku seseorang.
Dapat juga dikatakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses balajar. Selama proses belajar, stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untukmelakukan sesuatu. (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
dimiliki guru tidaklah gampang melainkan membutuhkan waktu yang berlangsung lama sehingga menyebabkan guru mampu atau memiliki keterampilan / kemahiran yang bersifat aktif.
Kemahiran atau keterampilan seoranng guru dapat ditandai dengan adanya bukti ijazah/ sertifikat keahlian selama mengikuti pelatihan atau kursus. Selain itu kompetensi guru juga mencakup pada kompetensi pertama, kompetensi pedagogik, yang ditandai dengan kemampuan menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan. Kedua, kompetensi profesional yaitu selalu meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ketiga, kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk menyesuaikan diri dengan sesama guru, atasan,orang tua murid, murid, serta lingkungan sekitar sekolah bahkan dengan masyarakat. Keempat, kompetensi kepribadian yaitu pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, berakhlak, dan berwibawa yang mampu menjadi contoh atau teladan bagi anak didik.
Dengan adanya kompetensi yang dimiliki oleh guru maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan bukti dari proses pembelajaran yang kemudian ditindak lanjuti pada akhir pembelajaran seperti evaluasi, atau nilai ulangan semester. Prestasi belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru serta adanya peningkatan nilai hasil belajar dari murid yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari oleh peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil belajar siswa SMA Muhammadi- yah 2 Makassar di dasari oleh kompetensi pedagogik yang dimiliki seorang guru.
Hasil belajar siswa merupakan hasil yang nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang siswa dalam mengikuti pembelajaran hingga pengambilan nilai akhir semester. Di akhir semesterlah akan dilihat sejauh mana hasil yang didapatkan oleh siswa, tentunya hal tersebut tergantung dari kompetensi yang dimiliki guru. Ber- dasarkan hasil data nilai rxymaka penulis memberikan interpretasi data terhadap ang- ka indeks korelasi product moment, yaitu:
Interpretasi dengan cara sederhana atau secara kasar terhadap rxy dari perhi- tungan di atas, ternyata angka korelasi antar variabel x dan y tidak bertanda positif, berarti di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi negative ( korelasi yang berjalan tidak searah). Dengan memperhatikan besarnya rxy 0,1. Jadi, konstribusi kompetensi pedagogik guru (X) dengan hasil belajar siswa (Y) sebesar 3.952 dan nilai rxy= 0,1 (tidak ada), maka Hi yang menyatakan jika rhit< rtab= Ho diterima.
Dengan hasil penelitian di atas : tidak ada hubungan kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan berdasarkan pembahasan disimpilkan bahwa penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang positif antara kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa di SMA Muhammadiyah 2 Makassar. Hal ini dilihat dari besarnya rxy (yaitu = 0,1), yang kurang dari 0,002 berarti korelasi negative antara variabel X dan variabel Y tidak termasuk korelasi signifikan.
Berdasarkan pengujian hipotesa ternyata nilai thit (0,1) lebih kecil dari pada rtab Jadi berarti bahwa hipotesis nya berbunyi tidak ada Hubungan Anatara Imple- mentasi Kompetensi Pedadgogik Guru dengan Hasil Belajar siswa Kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar.
B. Saran
1. Kepala sekolah
Kepada kepala sekolah hendaknya memotivasi guru untuk meningkatkan kompetensi nya agar dalam proses belajar mengajar hasil berkualitas.
2. Guru
Diharapkan kepada guru agar lebih aktif dan kreatif dengan mengikuti pelaksanaan KKG dan Workshop, baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.
3. Peneliti
Semoga peneliti mampu meningkatkan hubungan kompetensi guru yang lebih besar lagi.