• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 MAKASSAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 MAKASSAR SKRIPSI"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidkan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh Seri Hartati NIM 10531 2010 13

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

vi Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Seri Hartati

Stambuk : 10531 2010 13

Jurusan : Teknologi Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juli 2017 Yang Membuat Perjanjian

Seri Hartati

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan

Andi Adam, S.pd; M.pd NBM: 972614

(5)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Seri Hartati

Stambuk : 10531 2010 13

Jurusan : Teknologi pendidikan

Judul skripsi : Hubungan Antara Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Hasil Belajar di SMA Muhammadiyah 2 Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juli 2017

Yang Membuat Pernyataan

Seri Hartati

(6)

Kekhawatiran takkan pernah membawa masa depan menjadi lebih baik Kekacauan hati takkan pernah melahirkan keberhasilan

“hanya”

Jiwa yang lurus dan hati yang ikhlas Akan menjadi dua sayap kebahagiaan tersenyum dan lakukan yang terbaik

“man jadda wa jadda”

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia yang akan mendapatkannya “ ( QS. Ar.ra’d Ayat 11 )

Karya ini kupersembahkan buat Ayahanda dan Ibunda tercinta, saudara, sertasemua yang berarti dan pernah hadir dalahidupku, hadir memberi semangat dan keyakinan akan keberhasilan yang tercipta.

(7)

pembimbing II Hj. Rosleny Babo

Masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara impleentasi kompetensi pedagogik guru dan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah II Makassar?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah II Makassar. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X sampai kelas XII sebanyak 104 0rang dengan jumlah sampel sebanyak 50.

Hasil penelitian menunjukan bahwa rxy = 0,1 dengan memperhatikan besarnya rxy(yaitu = 0,1), yang kurang dari 0,200 berarti korelasi negative antara variabel X dan variabel Y tidak termasuk korelasi signifikan. maka hipotesa alternative (Ha) ditolak dan nilai nihil (Ho) diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar.

Kata Kunci : Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa

(8)

bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat selesai dengan baik dan bermanfaat dalamdunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapakan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Junaidin dan Nurhayati yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiyai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula, penulis mengucapakan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi dan selalu menemani ku dengan candanya, kepada Dr. H.

M. Basri, M.Si, dan Dra. Hj. Rosleny Babo M.Si, pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, serta motivasi sejak awal penyusunan propsal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa pula penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada:

Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E., M.M.R., Rektor Universitas Muhammadiyah

(9)

pegawai dalam lingkungan fakultas keguran dan ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga kepada kepala sekolah, guru, staf SMA Muhammadiyah 2 MAkassar, selaku kepala sekolah Dra. Mahirah A. Pababbari, yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kakanda saya Ratnawati, Ufrin,serta Ua Nasru, Bibi Osi, Sry Rahayunni, Bang Ato, Nuryanti, teman seperjuanganku Nurhasanah dan Israwati La Roco yang selalu menemani dalam suka dan duka, sahabat-sahabat ku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan Angkatan 2013 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang memberi pelangi dalam hidup saya.

Akhirnya, dengan segela kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagi pihak, karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tampa adanya kritikan. Mudah- mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin

Makassar, September 2017

(10)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv

SURAT PERNYATAAN... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN : A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

(11)

A. KajianPustaka

1. Kompetensi Pedagogik Guru

a. Pengertian Kompetensi... 7

b. Kompetensi Pedagogik Guru... 9

c. Hakikat Guru ... 12

d. Pengertian Guru... 12

e. Jenis- Jenis Kompetensi Guru ... 13

2. Hasil Belajar a. Hakikat Belajar dan Hasi Belajar ... 16

b. Pengertian Belajar ... 16

c. Pengertian Hasil Belajar... 17

d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 19

B. KerangkaFikir ... 20

C. Hipotesis... 21

BAB III METODE PENELITIAN : A. Jenispenelitian ... 22

B. Variable dan Desain Penelitian... 22

(12)

D. Defenisi Operasional Variabel... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Instrument penelitian ... 28

G. Teknikanalisis data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Hasil penelitian ... 32

B. Pembahasan penelitian ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43

B. Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA... 45 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

2.2 Tabel Sampel Siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar ... 24

2.3 Tabel Hasil Angket Pedagogik Guru ... 33

4.1 Tabel Hasil Belajar Siswa SMA Muhammadiya 2... 37

4.2 Tabel Analisis Kolerasi ... 37

(14)

2.1 Skema Karangka Pikir Penelitian... 21

(15)

1. Soal kompetensi Guru ... 46 2. Dokumentasi ... 48

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kompetensi guru merupakan pengetahuan atau keterampilan yang harus dikuasai seorang guru untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.

Hakikat profesi seorang guru adalah merupakan jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataan masih terdapat hal-hal di luar bidang kependidikan. Untuk meningkatkan profesi seorang guru dituntut untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi seorang guru. Prestasi seorang siswa merupakan pencapaian maksimal yang diingin setiap siswa dalam sekolah atau tolak ukur keberhasilan seorang siswa dalam pendidikannya di suatu sekolah.

Menurut Sukmadinata (2006:197) “Guru harus mengenal dan memahami siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya”. Dalam Peraturan Menteri Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar Kompetensi Akademik dan Kompetensi

1

(17)

Guru menyebutkan bahwa “Guru harus menguasai empat kompetensi utama, yaitu pedagogik, kepribadian sosial, dan profesional yang terintegrasi dalam kinerja guru”.

Selain kompetensi guru, salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah adanya dorongan dari individu itu sendiri untuk berprestasi.

Dorongan untuk berprestasi dalam diri siswa sangat dibutuhkan untuk bisa menimbulkan semangat dalam mencapai target prestasi atau standar yang diinginkan. Dorongan ini juga disebut dengan motivasi berprestasi, motivasi yang diperlukan para siswa agar bisa berprestasi sesuai dengan tuntutan yang ada. Ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2008:22) yang menyatakan “Anak didik yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuan yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi”.

Berdasarkan rumusan Undang Undang di atas, dapat dilihat bahwa guru memiliki peran yang sangat penting. Guru membantu siswa yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari. Guru dalam melaksanakan tugasnya harus bersikap terbuka, kritis, dan skeptis untuk mengaktualisasi penguasaan isi bidang studi, pemahaman terhadap karakteristik peserta didik, dan melakonkan pembelajaran yang mendidik. Di samping itu, guru perlu dilandasi sifat ikhlas dan bertanggung jawab atas profesi pilihannya, sehinggah berpotensi menumbuhkan kepribadian yang tangguh dan memiliki jati

(18)

Guru harus melaksanakan peran mengajarnya dengan sebaik-baiknya yang berlandaskan pada kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang guru, yakni kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi social.

Penguasaan empat kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki setiap guru untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional seperti yang disyaratkan Undang-Undang Guru dan Dosen. Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan profesinya. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal. Di samping standar profesi di atas, guru perlu memiliki standar mental, moral, sosial, spritual, intelektual, fisik dan psikis.

Dalam hal ini, penulis mengambil salah satu kompetensi yang harus dimiliki setiap guru yaitu kompetensi pedagogik berupa kemampuan mengelola pembelajaran dianggap masih sering menjadi masalah yang kompleks, sehingga dalam penelitian ini peneliti menekankan kepada kompetensi pedagogik guru.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru bidang studi untuk mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki siswa dengan

(19)

mengedepankan kebutuhan dan kreativitas siswa yang sangat diperlukan untuk membantu siswa berprestasi akademik dengan pencapaian nilai yang baik.

Kompetensi pedagogik seorang guru yang meliputi pengelolaan kelas, interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa sangat diperlukan untuk pembelajaran yang efektif. Sedangkan dalam penerapannya terlihat masih rendah, dilihat dari pembelajaran yang dilakukan masih bersifat tradisional dan berpusat pada guru, saat guru menjelaskan materi pelajaran banyak diantara siswa yang masih asyik dengan urusannya sendiri. Situasi tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, disini keterampilan guru dalam mengelola kelas sangat dibutuhkan agar siswa dapat memperhatikan penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi awal di SMA Muhammadiyah 2 Makassar nilai hasil belajar siswa selalu berada dibawah standar kelulusan hanya ada beberapa siswa yang mampu memenuhi standar kelulusan yang telah ditetapkan yaitu 70,00. Nilai hasil belajar siswa dipengaruhi oleh bebrerapa faktor yaitu kurangnya perhatian, motivasi atau rasa percaya diri siswa untuk berbicara serta bertanya sehingga siswa selalu lambat dalam memahami pembelajaran. Olehnya itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar’’

(20)

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

a. Kompetensi pedagogik guru yang belum maksimal b. Hasil belajar siswa yang masih rendah

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka secara operasional masalah penelitian ini dirumuskan hasil belajar sebagai berikut : “ Apakah ada hubungan Antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar’’

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : “ Untuk memperoleh data hubungan Antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar’’

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar.

(21)

Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun bagi parapembaca atau pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan manfaat secara praktisnya yaitu :

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan mendapatkan pengalaman baru dalam proses belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya sehingga terpacu untuk terus berlomba-lomba menjadi yang terdepan dalam prestasi.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam memilih dan mengembangkan hubungan kompetensi pedagogik guru yang kreatif dan inovatif. Penelitian ini erat kaitannya dengan hubungan kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar siswa serta penelitian ini berkaitan dengan mata kuliah, strategi pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan sebagainya.

Sehinggah dengan adanya penelitian ini, diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini difokuskan kepada siswa kelas XI dan XII SMA dengan mata pelajaran yang diamati sebagai objek dan materinya. Sehinggah para pembaca, guru, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam aplikasi proses pembelajarannya. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan komitmen sekolah dalam meningkatkan kualitas peserta didik

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Kompetensi Pedagogik Guru

Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi.

a. Pengertian kompetensi

Kompetensi adalah “suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.” Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni : pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep yang mencakup aspek- aspek kognitif, afektif, dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara

7

(23)

utuh. Menurut (Kunandar 2011: 51). Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. (Dr. E.Mulyasa, M.Pd2007 : 26)

Sementara Charles ( 1994) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan). Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa : “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasi oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.”

“Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa kompetensi (atau competence) adalah tata bahasa suatu bahasa seorang pribadi yang terinternalisasi; ini berarti kemampuan seseorang untuk menciptakan dan memahami kalimat-kalimat, termasuk kalimat-kalimat yang tidak pernah mereka dengar sebelumnya”.(Henry Guntur Tarigan 2009 :21 )

Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa kompetensi juga mencakup

pengetahuan seseorang mengenai apa yang benar-benar kalimat dan yang bukan kalimat suatu bahasa tertentu. Sebagai contoh, seorang penutur bahasa Inggris akan mengenali bahwa i want to go homesebagai sebuah kalimat bahasa inggris tetapi tidak akan menerima i want going home sebagai kalimat walaupun semua kata-kata didalamnya adalah kata-kata bahasa inggris. Kompetensi kerap kali

(24)

tetapi bukan pribadi yang nyata akan memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai keseluruhan bahasa itu.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki atau dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Dari uraian di atas, disimpulkan bahawa kompetensi mengacu pada kemampuan melakasanakan sesuatu hal baik itu dengan kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga merupakan menjadi standar pacuan guru dalam mendidik karena ada aturan-aturan kode etik guru yang harus diikuti oleh setiap guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru atau pendidik.

b. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 Ayat (3) butir A dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut Ichsan (Hidayat 2011: 32-33) Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik dapat dijabarkan menjadi kompetensi dan indicator esensial sebagai berikut:

(25)

a. Kemampuan mengelola pembelajaran.

Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.

b. Pemahaman terhadap peserta didik.

Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial yaitu memahami peserta didik dengan memanfatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan kompetensi kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik Perancangan pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karekteristik peserta didik, kompetensi yang yang ingin dicapai dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

c. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik

Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial, menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode

(26)

tingkat ketuntasan belajar (mastery level) dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

Sub kompetensi ini memiliki indikator esensial memfasilitasi peserta didik untuk perkembangan berbagai kompetensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengambangkan berbagai potensi non akademik.

Sementara itu, didalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 Standar Guru menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik guru dibagi menjadi sepuluh kompetensi inti guru yaitu sebagai berikut:

1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

(27)

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru berupa pemahaman peserta didik dan pengelolaan pembelajaran, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Hakikat Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan guru honorer merupakan tenaga kerja atau karyawan yang bekerja di suatu tempat/

sekolah tanpa di berikan gaji dan pendapatannya adalah berasal dari kebijakan atasan yang mengangkatnya.

c. Pengertian Guru

Secara etimologis, “istilah guru berasal dari bahasa india yang artinya orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara”. Rabindranath Tagore (1986-1941), Menggunakan Istilah “Shanti Niketan” Atau rumah damai untuk tempat para guru mengamalkan tugas mulianya dalam membangun spiritualitas anak-anak india ( spritual intelengence ). “Bahasa arab mengenal istilah guru

(28)

dalam majelis taklim ( tempat memperoleh ilm), jadi fungsinya membangun aspek spritualitas manusia”.( Euis Karwati, Donni Juni Priansa 2014 : 61)

“Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkaulitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung guru yang profesional dan berkaulitas”. ( Dr. E. Mulyasa, M.Pd 2007 : 5 ).

Berdasarkan beberapa teori dapat disimpulkan bahwa guru adalah bagian dari profesi atau pekerjaan yang di tekuni oleh seorang guru. Pada profesi ini guru memiliki tugas untuk menyalurkan ilmu-ilmu yang mereka dalami sesuai dengan bidang atau jurusannya kepada siswa-siswa untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

d. Jenis- Jenis Kompetensi Guru

Berdasarkan peraturan pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal 28 dinyatakan bahwa : “ pendidik harus memiliki standar kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

1) Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah “ kemampuan mengelola pembelajarn peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajarn, evaluasihasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

(29)

yang dimilikinya ( standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a)”. Dengan demikian guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

2) Kompetensi kepribadian

Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah “kompetensi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, mampu menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Ini merupakan contoh atau ciri kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam mendidik, karena guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran, dan yang lebih penting lagi guru sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik.

3) Kompetensi komunikasi sosial

Kompetensi komunikasi sosial merupakan “kemampuan guru untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar saat melaksanakan tugasnya sebagai guru. Bagaimana guru mampu bekerjasama dengan sesama guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan menjalain komuniaksi dengan lingkungan sekolah, tetapi tentunya peran guru dalam masyarakat berbeda dengan peran guru pada lingkungan

(30)

masyarakat tentunya berbeda, terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di tempat tinggal guru”. ( Aan Hasanah, 2012 : 21 ), 4) Kompetensi profesional

Kompetensi profesional guru adalah “sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi keguruan. Kompetensi ini merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PMB, dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar”. ( http:// id.shvoong.com/ books/ dictionary / profesi- kegruan )

Beberapa komponen-kompetensi profesional guru meliputi : a) Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep;

b) Pengelolan program belajar- mengajar;

c) Pengelolaan kelas;

d) Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar;

e) Penguasaan landasan-landasan kependidikan;

f) Kemampuan menilai prestasi belajar- mengajar;

g) Memahami karakteristik siswa;

h) Mampu menggunakan waktu secara tepat;

i) Berani mengambil keputusan;

j) Memahami kurikulm dan perkembangannya.

(31)

2. Hasil Belajar

a. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan menfasilitasi siswa supaya siswa dapat melakukan proses- proses tersebut. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses-proses tersebut.

Adanya perubahan dari belajar tentunya akan memepengaruhi terhadap Prestasi siswa.

b. Pengertian Belajar

Menurut defenisi lama, yang dimaksud dengan “belajar adalah menambah wawasan dan mengumpulkan pengetahuan”. Yang diutamakan dalam defenisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan diabaikan. ( Muliati Samad, 2011 : 9 ).

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. ( Drs. Daryanto 2013 :2 ) Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sejak dilahirkan di dunia dan sepanjang hayatnya untuk memperbaiki dirinya. Menurut Hamalik

(32)

atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.

Reber (Amri 2013: 24) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, yaitu: (1) belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan. (2) belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku, pemerolehan pengetahuan seseorang melalui serangkaian pengalaman salama interaksi di lingkungannya.

c. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Menurut Purwanto (1987) bahwa hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil belajar menurut pandangan Nawawi (Hafsah 2014:9) dapat diartikan sebagai “tingkat keberhasilan murid

(33)

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.

Hasil belajar terdiri atas dua kata yaitu hasil dan belajar. Hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan. Hasil tidak akan pernah diperoleh selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk mendapatkan hasil yang dibutuhkan perjuangan, pengorbanan, keuletan, kesungguhan, kemauan yang kuat Ruswandi (2013:51). Berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi murid, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Hasil belajar merupakan kecakapan yang diperoleh melalui proses belajar.

Hasil belajar dapat pula diartikan sebagai ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan pengalaman yang telah diberikan dan disiapkan di sekolah. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka ijazah dan hasil tes. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemanpuan di bidang lain.

Ruswandi (2013:51-52) mengatakan bahwa hasil adalah kemanpuan- kemanpuan yang dimiliki murid setelah menerima pengalaman belajarnya.

(34)

proses belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran optimal cenderung menunjukkan hasil belajar dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa.

2. Menambah keyakinan akan kemanpuan dirinya.

3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama pada ingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dan dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainnya.

4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai proses dan usaha belajarnya.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang bersifat internal mapun eksternal. Menurut Munadi (Rusman 2012: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiplogis dan faktor psikologis.

Sementara faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental.

Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Faktor internal: yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)

(35)

b. Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)

c. Faktor kelelahan

2. Faktor eksternal: yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan)

b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas)

c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal berupa fisiologis, psikologis, kesehatan dan faktor eksternal berupa lingkungan(keluarga, sekolah dan masyarakat).

B. Kerangka Pikir

Tugas guru erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan belajar siswa. Oleh sebab itu guru juga dituntut untuk memiliki atau menguasai kompetensi mengajar dengan baik karena akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan belajar

(36)

tersebut. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada skema kerangka pikir pada gambar berikut:

Skema 2.1 : Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yaitu hipotesis alternatif, yakni ada hubungan antara kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar.

Pembelajaran di kelas

Kompetensi pedagogik guru

Analisis

Temuan

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Jenis ini dipilih karena peneliti akan menguji adanya hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dan hasil belajar siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015: 60) Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variable tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel utama dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2015: 61) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependent (terikat). Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

a. Variabel bebas, yaitu kompetensi guru pedagogik( X ) b. Variabel terikat, yaitu hasil belajar siswa( Y )

(38)

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain asosiatif dengan paradigma sederhana.

Desain ini dipilih karena penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Untuk kepentingan penelitian ini ditetapkan 2 (dua) variabel, yakni:

Keterangan:

1) Variabel bebas (X) adalah kompetensi pedagogik guru 2) Variabel terikat (Y) adalah prestasi belajar siswa.

3) Hubungan ( ) adalah hubungan anatara variabel X dan Y

C. Tempat dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Makassar.

2. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar, Pada tahun ajaran 2017/2018.

D. Populasi dan Sampel

Penelitian pada umumnya sangat terkait dengan variabel-variabel tingkah laku, perbuatan kebutuhan dalam produk manusia baik secara individual maupun secara berkelompok. Jadi dapat dijelaskan bahwa manusia merupakan objek dalam penelitian. Penelitian dilakukan pada sekelompok orang yang mewakili seluruh anggota yang menjadi sasaran penelitian yang disebut dengan populasi.

X Y

(39)

Sedangkan penelitian yang dilakukan terhadap sebagian dari kelompok disebut sampel. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagaiberikut :

1. populasi

Menurut sugiyono (2015) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

populasi diterjemahkan sebagai sekolompok individu yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas atau karakteristik umum yang menjadi pusat penelitian (Sanafiah Faesal, 2001 : 28). Menurut Arikunto populasi keseluruhan subjek penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar. Jumlah siswa SMA Muhammadiyah 2 adalah 104 orang, dengan perincian sebagai berikut.

Tabel 2.2

Populasi Siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar

No. Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Wanita

1 I

15 15 30

2 II

15 12 27

3 III

22 25 47

Jumlah

52 52 104

(40)

2. Sampel

Sukardi ( 2003 : 53 ), Menyatakan bahwa “sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut. Sementara itu Arikunto ( 2000 : 131 ) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Adapun cara pengambilan sampel Arikunto ( 2006 : 134 ) mengemukakan jika subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil keseluruhan, sehingga penelitian ini bersifat penelitian populasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik proposive sampling atau penunjukan langsung yaitu teknik mengambil sampel yang dilakukan secara sengaja di kelas XI dan XII sesuai dengan semua persyaratan sampel yang akan diperlukan. Alasannya karna hasil belajar siswa selalu berada dibawah standar yang telah ditetapkan oleh sekolah hanya ada beberapa siswa yang mencapai nilai standar tersebut.

E. Defenisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2013 : 38) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

1. Kompetensi Pedagogik Guru ( X )

Kompetensi Pedagogik adalah berupa kemampuan guru bidang studi untuk mengelola pembelajaran yang meliputi kemampuan mengelola pembelajaran, pemahaman terhadap peserta didik, perancangan

(41)

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik, merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, dan mengembangkan peserta didik.

2. Hasil Belajar siswa( Y )

Hasil belajar merupakan kecakapan yang diperoleh melalui proses belajar.

Hasil belajar dapat pula diartikan sebagai ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan pengalaman yang telah diberikan dan disiapkan di sekolah. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka ijazah dan hasil tes. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemanpuan di bidang lain. Hasil belajar pada penelitian ini menggunakan nilai rapor kelas XI dan XII SMA tahun ajaran 2017/2018.

F. Teknik Pengumpulan Data

Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

1) Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diiisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang diajukan. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari

(42)

untuk merespon setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta disarankan oleh dirinya dengan cara membubuhkan tanda chek (√) pada altenatif jawaban yang tersedia.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Jhon W. Best( dalam Hawa 2010:27), yaitu: “Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban singkat dan jawaban yang membutuhkan tanda

“chek”(√) pada item yang termuat pada alternatif jawaban.”

Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menyusun angket adalah:

a) Menentukan variabel-variabel yang diteliti

b) Menyusun pertanyaan-pertanyaan dari masing-masing jawaban baik untuk variabel X dan Y dengan menggunakan Skala Likert dengan 5 (lima) option yaitu:

Sangat setuju dengan bobot = 5

Setuju dengan bobot = 4

Cukup setuju dengan bobot = 3

Tidak setuju dengan bobot = 2

Sangat tidak setuju dengan bobot = 1

Kemudian instrumen penelitian yang dibuat dalam bentuk cheeklist artinya responden memberikan jawaban pertanyaan atau sesuai dengan pendapatnya dengan cara memberi tanda chek (√) pada kolom yang tersedia. Keutungannya pembuatan pertanyaan atau pernyataan singkat memudahkan mentabulasikan data dan secara visual lebih menarik.

(43)

2) Dokumentasi

Pengumpulan data berdasarkan dokumentasi agar lebih mendukung bukti nyata penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Variabel yang ada dalam penelitian ini akan diukur menggunakan instrument dengan model skala likert yang dimodifikasi. Pengukuran tersebut dilakukan dengan merumuskan sejumlah pernyataan atau pertanyaan yang mengacu pada definisi operasional variable yaitu, hubugan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa kelas XI dan XII.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interprestasi yang diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada tidak nya masalah. Kalau ada masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar. Teknis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas makna dari indikator- indikator yang ada, membandingkan dan menghubungkan antara indikator yang satu dengan indikator lain.

Kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan, pengawasan, penyusunan laporan,

(44)

peningkatan program pendidikan, dan pembinaan sekolah. Adapun langkah- langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1) Editing: memeriksa angket-angkat yang telah di isi tentang kebenaran dan kelengkapanya, kemudian di kelompokan sesuai dengan isinya.

2) Tabulating: membuat table-tabel untuk memasukan jawaban-jawaban responden yang kemudian dicari potensinya untuk dianalisa.

3) Analiting dan interpretasi: menganalisa data yang telah diolah secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami.

4) Concluding: memberi kesimpulan dari hasil analisa dan interpretasi data.

Untuk analisis deskriptif kuantitatif menggunakan tabel-tabel sederhana dengan menggunakan rumus presentase yakni:

5) Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel lainnya. Besar kecilnya hubunngan tersebut ditetapkan melalui koefisien korelasi. Apakah benar ada hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa? Untuk mencari koefisien korelasinya maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Adapun rumus korelasi yang ditempuh untuk menguji hipotesis tersebut di atas, sebagai berikut:

a) Dari suatu sampel subyek diidentifikasikan skor.

b) Dengan menggunakan rumus korelasi produk moment (dari kecil respon) akan ditemukan besar koefisien korelasinya.

(45)

c) Apabila koefisien korelasi (rxy) sudah didapatkan maka perlu hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel korelasi product momen.

d) Apabila rxy empiris > dari r tabel maka Ho (Hipotesis nihil) diterima. Dan apabila rxy empiris < r tabel maka Ho (Hipotesis nihil) ditolak. Akan tetapi ada cara yang sederhana untuk menginterpretasi rxyyang telah dianalisis.

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (Measures of association). Teknik ini berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y adalah rumus korelasi product moment sebagai berikut:

sumber data: Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi X = data variabel X Y = data variabel Y N = banyaknya sampel

Sebagai bahan interpretasi atas hasil pengujian korelasi, maka hasil perhitungan r di atas kemudian diklasifikasikan dengan batas r dari Guilford dalam Hawa (2010:30) sebagai berikut:

Kurang dari 0,200 = hubungan dapat dianggap tidak ada Antara 0,210 – 0,400 = hubungan ada tetapi rendah

rxy = – (∑ ) (∑ )

{ ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ ) }

(46)

Antara 0,610 – 0,800 = hubungan tinggi

Antara 0,810 – 1,000 = hubungan sangat tinggi

(47)

BAB IV

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang menggambarkan hubungan Antara Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa. Hasil penelitian ini disajikan dalam dua bentuk yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan ana- lisis korelasi.

1. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini dapat dinyatakan dari hasil angket. Dan angket dapat dilihat pada tabel berikut:

1) Kompetensi Guru

Berikut ini akan diuraikan hasil analisis deskriptif yaitu hasil penelitian yang menggam- barkan hubungan Antara Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Siswa.

(48)
(49)
(50)
(51)

Pada tabel 1. di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata kompetensi pedagogik guru di SMA Muhammadiyah 2 Makassar adalah 3.308 dari skor ideal 100 .

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar

No NamaMurid Skor Mata

Pelajaran TIK

1 2

1. Abdul Muhlis 80

2. Abdul Muh. Talib 77

3. Agus 77

4. Andriani 78

5. Dirwan 77

6. Faisal Muhammad 78

7. Firman 80

8. Hasniati 80

9. Indra Prramanna 80

10. Muhammad Irfan 77

11. Muh. Arkam 80

12. Muh. Afriza 80

13. Muh. Ikbal 80

14. Muh. Jufri 80

15. Muh. Yusri 77

16. Muliadi 80

17. Nilawati 80

18. Nurnaningsih 80

19. FRional Afandi 77

20. Suci Indah Sari. W 77

21. Suryaanti 80

22. Wahdania 80

23. Wahyuni 77

24. Yusrifal Yusuf 80

25. Suwandi 80

26. Muh. Faisal 80

27. Ahmad Zaini 80

28. Sarina 77

29. Ishafha Rusain 78

30. Irma Dewi 80

31. Mika cahayu 80

32. Epiana 80

33. Wanda 77

34. Windiani 80

35. Manda 80

36. Liana 80

(52)

Dari table 2. di atas menggambarkan bahwa jumlah rata-rata dari hasil belajar siswa kelas XI dan XII adalah 3.952 untuk mata pelajaran TIK.

2. Analisis Korelasi Tabel 3. Analisis Kolerasi

1 2

39. Ramlah 80

40. Sartikasari 80

41. Sariana 80

42. Umar 77

43. Asultansyah 77

44. Ahmad 80

45. Sarina 80

46. Ishafha Rusain 77

47. Irma Dewi 80

48. Mika cahayu 80

49. Epiana 80

50 Wanda 80

Jumlah rata-rara 3.952

No. X X2 Y Y2 XY

1 2 3 4 5

1. 69 4761 80 6400 5520

2. 68 4624 77 5929 5236

3. 63 3969 77 5929 4851

4. 68 4624 78 6084 5304

5. 65 4225 77 5929 5005

6. 65 4225 78 6084 5070

7. 67 4489 80 6400 5360

8. 65 4225 80 6400 5200

9. 70 4900 80 6400 5600

10. 69 4761 77 5929 5313

11. 76 5776 80 6400 6080

12. 75 5625 80 6400 6000

13. 66 4356 80 6400 5280

14. 67 4489 80 6400 5360

15. 68 4624 77 5929 5236

16. 68 4624 80 6400 5440

17. 67 4489 80 6400 5360

(53)

Data tabel diatas akan disajikan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil angket kompetensi pedagogik guru untuk variabel (X) dan angket hasil belajar siswa

1 2 3 4 5

18. 68 4624 80 6400 5440

19. 68 4624 77 5929 5236

20. 63 3969 77 5929 4851

21. 62 3844 80 6400 4960

22. 62 3844 80 6400 4960

23. 62 3844 77 5929 4774

24. 66 4356 80 6400 5280

25. 61 3721 80 6400 4880

26. 70 4900 80 6400 5600

27. 61 3721 80 6400 4880

28. 65 4225 77 5929 5005

29. 64 4096 78 6084 4992

30. 67 4489 80 6400 5360

31. 65 4225 80 6400 5200

32. 68 4624 80 6400 5440

33. 69 4761 77 5929 5313

34. 66 4356 80 6400 5280

35. 64 4096 80 6400 5120

36. 68 4624 80 6400 5440

37. 72 5184 80 6400 5760

38. 67 4489 77 5929 5159

39. 66 4356 80 6400 5280

40. 66 4356 80 6400 5280

41. 64 4096 80 6400 5120

42. 67 4489 77 5929 5159

43. 63 3969 77 5929 4851

44. 64 4096 80 6400 5120

45. 63 3969 80 6400 5040

46. 63 3969 77 5929 4851

47. 67 4489 80 6400 5360

48. 62 3844 80 6400 4960

49. 66 4356 80 6400 5280

50 63 3969 80 6400 5040

Jumlah 3308 219360 3952 312458 261486

(54)

∑x = 3.308

∑y = 3.952

∑x2 = 219.360

∑y2 = 312.958

∑xy = 261.486

N = 50

Untuk mengetahui hubungan antara implementasi kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa dapat digunakan rumus korelasi produk moment :

rxy = – (∑ ) (∑ )

{ ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ ) }

= 50 (261.486) − (3.308) (3.952)

{50(219.360) − (3.308} {50(312.458) − (3.952)2}

=

. . .

{ . . – , . }{ . . . . }

=

,

{ , }{ , }

=

.

( . )

=

.

) . .

=

.

.

Jadi, nilai rxy= 0,1

(55)

B. Pembahasan Penelitian

Peranan guru sangat menetukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. untuk itu, guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. “Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkaulitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung guru yang profesional dan berkaulitas”. ( Dr. E. Mulyasa, M.Pd 2007 : 5 ).

Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalampembangunan bidang pendidikan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Undang- undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanankan fungsinya dengan baik,guru wajib untuk memiliki standar tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi.

Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku seseorang.

Dapat juga dikatakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses balajar. Selama proses belajar, stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untukmelakukan sesuatu. (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau

(56)

dimiliki guru tidaklah gampang melainkan membutuhkan waktu yang berlangsung lama sehingga menyebabkan guru mampu atau memiliki keterampilan / kemahiran yang bersifat aktif.

Kemahiran atau keterampilan seoranng guru dapat ditandai dengan adanya bukti ijazah/ sertifikat keahlian selama mengikuti pelatihan atau kursus. Selain itu kompetensi guru juga mencakup pada kompetensi pertama, kompetensi pedagogik, yang ditandai dengan kemampuan menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan. Kedua, kompetensi profesional yaitu selalu meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ketiga, kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk menyesuaikan diri dengan sesama guru, atasan,orang tua murid, murid, serta lingkungan sekitar sekolah bahkan dengan masyarakat. Keempat, kompetensi kepribadian yaitu pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, berakhlak, dan berwibawa yang mampu menjadi contoh atau teladan bagi anak didik.

Dengan adanya kompetensi yang dimiliki oleh guru maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan bukti dari proses pembelajaran yang kemudian ditindak lanjuti pada akhir pembelajaran seperti evaluasi, atau nilai ulangan semester. Prestasi belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru serta adanya peningkatan nilai hasil belajar dari murid yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari oleh peserta didik.

(57)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil belajar siswa SMA Muhammadi- yah 2 Makassar di dasari oleh kompetensi pedagogik yang dimiliki seorang guru.

Hasil belajar siswa merupakan hasil yang nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang siswa dalam mengikuti pembelajaran hingga pengambilan nilai akhir semester. Di akhir semesterlah akan dilihat sejauh mana hasil yang didapatkan oleh siswa, tentunya hal tersebut tergantung dari kompetensi yang dimiliki guru. Ber- dasarkan hasil data nilai rxymaka penulis memberikan interpretasi data terhadap ang- ka indeks korelasi product moment, yaitu:

Interpretasi dengan cara sederhana atau secara kasar terhadap rxy dari perhi- tungan di atas, ternyata angka korelasi antar variabel x dan y tidak bertanda positif, berarti di antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi negative ( korelasi yang berjalan tidak searah). Dengan memperhatikan besarnya rxy 0,1. Jadi, konstribusi kompetensi pedagogik guru (X) dengan hasil belajar siswa (Y) sebesar 3.952 dan nilai rxy= 0,1 (tidak ada), maka Hi yang menyatakan jika rhit< rtab= Ho diterima.

Dengan hasil penelitian di atas : tidak ada hubungan kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar.

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan berdasarkan pembahasan disimpilkan bahwa penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang positif antara kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar siswa di SMA Muhammadiyah 2 Makassar. Hal ini dilihat dari besarnya rxy (yaitu = 0,1), yang kurang dari 0,002 berarti korelasi negative antara variabel X dan variabel Y tidak termasuk korelasi signifikan.

Berdasarkan pengujian hipotesa ternyata nilai thit (0,1) lebih kecil dari pada rtab Jadi berarti bahwa hipotesis nya berbunyi tidak ada Hubungan Anatara Imple- mentasi Kompetensi Pedadgogik Guru dengan Hasil Belajar siswa Kelas XI dan XII SMA Muhammadiyah 2 Makassar.

B. Saran

1. Kepala sekolah

Kepada kepala sekolah hendaknya memotivasi guru untuk meningkatkan kompetensi nya agar dalam proses belajar mengajar hasil berkualitas.

2. Guru

Diharapkan kepada guru agar lebih aktif dan kreatif dengan mengikuti pelaksanaan KKG dan Workshop, baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.

(59)

3. Peneliti

Semoga peneliti mampu meningkatkan hubungan kompetensi guru yang lebih besar lagi.

Gambar

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa SMA Muhammadiyah 2 Makassar

Referensi

Dokumen terkait

mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya sesuai dengan tuntutan standar kompetensi nasional pendidikan. Guru sebagai sosok yang sangat penting dituntut mampu

Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru kimia ditinjau dalam kegiatan proses belajar mengajar sebesar 58.04% dalam kategori cukup kompeten, hasil angket dari

terhadap hasil belajar siswa. 2) Membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya. guru sekolah dasar di

penelitian dengan judul: “ Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Swasta Sinar Husni Medan

Kompetensi pedagogik tersebut dapat dilihat dari rancangan pembelajaran yang sudah dimiliki guru, kemampuan guru untuk memahami karakteristik siswa, media pembelajaran yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian mengenai hubungan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru geografi dengan prestasi belajar

Guru BK memiliki peran penting dalam membantu siswa di sekolah. Peran penting ini, berupa aktivitas membantu siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dialaminya

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Biologi