• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

B. Kompetensi Pedagogik

Berdasarkan pasal 1, Ayat 10 Undang-Undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen, “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus di miliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”11

. Menurut Undang-Undang yang dimaksud kompetensi adalah kemampuan yang harus di miliki oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik

Menurut Jejen Musfah, “Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Ketiga aspek ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain” 12

. Pendapat ini menekankan bahwa kompetensi adalah kemampuan seseorang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ketiga aspek ini dapat berkembang dengan cara pelatihan, praktik dan belajar secara mandiri untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Sedangkan menurut Trianto, “Kompetensi adalah kemampuan seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi juga diartikan sebagai kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang dimiliki seseorang berkenaan dengan tugas, jabatan, maupun profesi”13

. Jadi kompetensi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan standar atau sesuai dengan tugas, jabatan ataupun profesi yang dilakukan seorang individu.

Dengan demikian kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut

11

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departeman Agama RI, 2006), h. 84

12

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta : Kencana, 2011), cet. 1, h. 29.

13

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011),Cet II, h. 21.

akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.

Menurut Syaiful Sagala, “Kompetensi adalah merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata”14

. Jadi kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai kinerja yang baik dalam menjalankan tugas.

Dari beberapa pengertian kompetensi guru di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya diantaranya dalam mendidik, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa.

2. Kompetensi Pedagogik

Secara etomologis, kata pedagogi berasal dari kata Yunani, paedos dan

agogos (paedos = anak dan agoge = mengantar atau membimbing). Karena itu pedagogi berarti membimbing anak, tugas membimbing ini melekat dalam tugas seorang pendidik, apakah guru atau orang tua15. Jadi kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan sorang guru untuk membimbing siswa di sekolah.

Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin, ”Pedagogis merupakan ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui keadaan atau hakikat suatu objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya

perlu bertindak”16

. Jadi pendapat ini menekankan bahwa pedagogik adalah tidak hanya memahami siswa akan tetapi tahu bagaimana caranya

14

Syaiful Sagala, Kemampuan Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 23.

15

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, (Jakarta: PT indeks, 2011), h. 28.

16

Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika & Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 121.

mengembangkan siswa agar dapat memanfaatkan kelebihannya dan menutupi kekurangganya.

Menurut Syaiful Sagala mengatakan bahwa: kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi (1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan (2) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik, (3) guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar , (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompentensi dan kompetensi dasar, (5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, (6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyarakan dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimillikinya17.

Kompetensi Pedagogik Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional pasal 28, Ayat 3, butir a “Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”18

.

Sedangkan Menurut Mulyasa, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolahan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut : (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (b) pemahaman terhadap peserta didik, (c) pengembangan kurikulum, (d) perancangan pembelajaran, (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (f) pemanfaatan teknologi pembelajaran,

17

Syaiful Sagala, Kemampuan Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 32.

18

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departeman Agama RI, 2006), h. 230.

(g) evaluasi hasil belajar, (h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai petensi yang dimilikinya19.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Kompetensi pedagogik guru mata pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK meliputi :

a. Menguasai karakteristik peseta didik dari aspek fisik, moral, spritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik .

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran20.

Dalam beberapa pengertian diatas dapat dirumuskan, bahwa kompetensi pedagogik kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, merancang dan melaksanakan proses belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode,

19

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet III, h. 75.

20

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, (Jakarta: PT indeks, 2011), h. 276.

mengembangkan potensi peserta didik, berkomunikasi secara baik dengan peserta didik dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar.

a. Pemahaman terhadap peserta didik

Siswa yang dilayani guru adalah individu-individu yang unik, tidak mudah didikte, diarahkan atau diperintah berdasarkan kemauan guru. Siswa adalah subjek yang memiliki latar belakang, karakteristik, keunikan, kemampuan yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan guru harus bisa memahami karakteristik siswa dan berbagai aspek perkembangannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat berhasil dalam proses pembelajaran. Guru harus memahami bahwa siswa mempunyai pengatahuan yang berbeda-beda sehingga guru tidak boleh membeda-bedakan siswa satu dengan yang lain. Faktor seperti agama, etnis, dan ras, guru tidak boleh membeda-bedakannya21.

Guru harus memahami karakter murid dari segi gaya belajar siswa, sikap, dan kemampuan dalam menangkap pelajaran. Dasar pengetahuan tentang keragaman sangat penting, dan termasuk perbedaan dalam kecerdasaan, emosional, bakat dan bahasa. Guru harus belajar mengenai karakter siswa, karena siswa itu unik, beragam dan berbeda-beda dari segi pengetahuan, kecerdasan sikap dan lain sebagainya.

Menurut Sukmadinata yang dikutip oleh Jejen Musfah “Pemahaman tentang peserta didik adalah pemahaman seorang guru tentang siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulannya, dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan

yang mempengaruhinya”22

. Jadi pemahaman peserta didik adalah guru harus bisa memanfaatkan kelebihan siswa dan menutupi

21

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, h. 30.

22

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta : Kencana, 2011), cet. 1, h. 31

kekurangannya. Guru harus memahami perkembangan siswa sehingga dapat mengarahkan perkembangan anak kearah yang positif. Setiap siswa memiliki kapasitas untuk sukses disekolah dan dalam kehidupan. Semua siswa mampu sukses melalui dorongan dan bantuan yang tepat yaitu seorang guru yang dapat memahami siswa. Guru memberikan pengaruh positif agar siswa lebih maju dan guru juga bisa membantu siswa dalam menghadapi masalah, dari segi pelajaran atau yang lainnya.

Tugas guru adalah berusaha menciptakan proses pembelajaran yang memberikan harapan, bukan menakutkan. Dalam proses mengajar dan mendidik itu, setiap guru perlu memiliki kesabaran dan kasih sayang terhadap para siswanya, hingga mereka benar-benar telah menjadi pribadi yang dewasa. Proses pembelajaran yang memberikan harapan bisa di wujudkan dengan guru memberi saran kepada siswa untuk meningkatkan prestasi baik yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun dengan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa dapat memaksimalkan kelebihan yang dimilikinya.

b. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran

Menurut Mulyasa, perancangan pembelajaran adalah salah satu kompetensi pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan dimana merealisasikan sebuah perencanaan, apakah pembelajaran itu akan menyenangkan atau membosankan dalam proses pelaksanaannya. Proses pembelajaran akan efektif atau tidak efektif23. Jadi guru telah mempersiapkan apa yang ia harus lakukan dikelas, yaitu guru sudah mengetahui apa yang siswa lakukan dan bagaimana harus dilakukan.

23

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet III, h. 100.

Guru memberi tahu siswa sejak awal bagaimana guru mengaharapkan mereka bersikap dalam proses pembelajaran agar berjalan efektif dan guru bersikap tegas sehingga siswa akan serius dalam belajar. Guru menyiapkan metode dan media pembelajaran setiap akan mengajar. Karena perancangan pembelajaran menimbulkan dampak positif misalnya siswa akan mendapat pengetahuan baru dan tidak terjadi pengulangan materi selain penguatan agar proses pembelajaran tidak membosankan, senang dan giat belajar. Belajar menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh siswa.

Guru merancang proses pembelajaran yang akan terjadi sesuai dengan kebutuhan siswa, kompetensi yang akan dimiliki siswa. Hal ini dilakukan dengan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam RPP guru dapat menentukan bagaimana pendekatan, strategi, metode dan tehnik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, kompetensi yang di tuju. Selanjutnya guru juga harus memperhatikan prinsip pembelajaran dan teori pembelajaran.

c. Merancang dan melaksanakan proses belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode

Guru dalam proses pembelajaran dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dapat menjadikan kegiatan pembelajaran yang mudah dan efektif.

Komputer dan internet adalah suatu paket yang dapat digunakan untuk mengakses informasi terbaru untuk memperkaya wawasan dan bahan ajar. Guru dituntut agar tidak gagal teknologi, melainkan harus bisa memanfaatkan secara positif kemajuan teknologi sekarang ini. Hal ini terjadi karena zaman sekarang informasi dan teknologi berperan penting dalam menentukan kualitas kehidupan.

Merealisasikan strategi pembelajaran dalam pembuatan RPP dibutuhkan beberapa metode pembelajaran. Strategi merunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi24. Jadi strategi pembelajaran tidak akan mencapai tujuannya apabila tidak mengetahui bagaimana metode atau cara yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut.

d. Mengembangkan potensi peserta didik

Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin, “Pengembangan peserta didik adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai dengan

kondisi sekolah”25

.

Guru mempunyai peranan penting diantaranya guru sebagai fasilator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi belajar bagi siswa. Guru harus bisa menjadi motivator bagi siswa, sehingga potensi mereka berkembang maksimal. Maka dari itu guru dituntut menjadi pribadi yang memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang beragam, dan moral yang tinggi.

Guru mendorong siswa untuk mengembangkan bakat yang di miliki siswa, misalnya dengan menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong bakat siswa. Selain mengajar, guru juga bisa melatih keterampilan siswa.

e. Berkomunikasi secara baik dengan peserta didik

Guru harus bisa berkomunikasi secara baik dengan peserta didik dan memahami bagaimana strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun. Berbicara secara sopan santun dengan siswa, karena guru adalah seseorang yang dapat dicontoh bagi

24

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 187.

25

Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika & Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 137.

siswanya disekolah. Misalnya membalas sapaan setiap siswa saat di luar kelas, gaya bicara sopan dan menyenangkan apabila di dengarkan, dan menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang dapat dimengerti.

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tersampaikan dengan jelas dan diterima dengan baik. Komunikasi secara empatik adalah komunikasi yang dapat mengetahui tujuan dari masing-masing pihak. Guru tahu kebutuhan siswa sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa dengan tepat26. Guru menggunakan bahasa yang mudah di mengerti dalam menjelaskan materi sehingga siswa mudah memahaminya. Sedangakan komunikasi yang sopan adalah komunikasi menggunakan bahasa yang baik dan tidak menyombongkan diri. Berbicara secara santun dan lemah lembut.

f. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir suatu pendidikan dan sertifikasi, serta penilaian program27. Jadi guru harus bisa menilai proses dan hasil pembelajaran. Penilaian proses dilakukan berkesinambungan karena dapat membantu meningkatakan prestasinya. Penilaian hasil dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Hasil ini dilakukan untuk perbaikan, menganalisis kesulitan siswa. Misalnya mengadakan ulangan harian, ulangan umum dan ulangan akhir. Setelah melakasanakn tes guru biasanya memberitahukan hasil yang di capai siswa, apabila ada hasil yang

26

Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya, h. 39.

27

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet III, h. 108.

kurang memuaskan, siswa di bantu untuk belajar kembali atau melakukan remedial.

Sebagai seorang guru, ia tidak hanya percaya bahwa semua siswa dapat belajar, tetapi harus benar-benar ingin setiap siswa merasakan kebahagian sukses disekolah dan diluar sekolah. Tujuan seorang guru adalah agar siswa merasakan kebebasan melalui kegiatan akademik dan kehangatan individu disekolah28. Maka dari itu guru harus kreatif dalam melakukan penilaian. Karena penilaian bagian penting dalam proses pembelajaran. Guru memberikan evaluasi hasil belajar berbentuk tes lisan atau tulisan. Misalnya guru memberikan pekerjaan rumah, memberikan pengulangan sebelum melanjutkan materi, menanyakan apa yang kurang pada saat pembelajaran, menyuruh siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menanyakan kembali materi yang telah di pelajari.

Dokumen terkait