• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

2. Wawancara

Wawancara adalah cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari respon dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka. Wawancara dalam perkembangannya tidak harus dilakukakan langsung, melainkan dapat memanfaatkan sarana komunikasi seperti internet dan telepon11.

9

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 130.

10

Biwo Walgito, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: ANDI, 2010), h. 72. 11

Bagong Suyanto dan Sutinah (ed), Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, ( Jakarta: Kencana, 2005), h. 67.

Jadi wawancara adalah suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari informan. Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan keterangan tambahan dan mendukung jawaban angket dari responden dengan cara bertanya langsung kepada siswa IPS di SMP Negeri 37 Jakarta yakni 2 orang, SMP Negeri 87 Jakarta yakni 2 orang dan SMP Negeri 178 Jakarta juga 2 orang dengan syarat siswa yang diajarkan oleh mahasiswa Jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT disekolah. 3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik12.

Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data diantaranya jumlah siswa, nama siswa, sejarah sekolah, visi dan misi di SMP Negeri 37 Jakarta, SMP Negeri 87 Jakarta dan SMP Negeri 178 Jakarta. Data ini digunakan sebagai pelengkap dalam penyusunan penelitian ini.

E. Tehnik Analisis Data

Tehnik analis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif persentase. Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengetahui persentase tiap-tiap faktor berdasarkan skor jawaban responden. Langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam pengolahan data yang pertama kali dilakukan adalah editing, yaitu meneliti satu persatu kelengkapan, pengisian, dan kejelasan penulisannya. Dalam hal ini dilakukan dengan pengecekan terhadap kelengkapan, kebenaran pengisian, kejelasan penulisannya.

12

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 221.

Yang bertujuan mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada dalam daftar pertanyaan.

2. Skoring

Penulis selanjutnya memberikan bobot nilai dalam setiap item pertanyaan angket dengan merubah jawaban dengan angka.

a) Alternatif jawaban selalu, dengan bobo nilai 4 b) Alternatif jawaban sering, dengan bobot nilai 3

c) Alternatif jawaban kadang-kadang dengan bobot nilai 2 d) Alternatif jawaban tidak pernah dengan bobot nilai 1 3. Tabulating

Menyusun data dalam tabel adalah merupakan tahap lanjutan dalam proses pengolahan data, dengan tabulasi ini data lapangan akan tampak ringkas dan tersusun dalam satu tabel yang baik, sehingga dapat dengan mudah dipahami

4. Analisis Data

Selanjutnya dilakukan dengan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data statistik yaitu berupa tabel persentase.

Rumus:

P = X 100% Dimana :

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya P = angka persentase

N= number of cases (jumlah frekuesni/banyaknya individu)13. Kemudian dilakukan perhitugan mencari Mean, Median, Modus, Varian, dan Standar Deviasi.

13

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 43.

a. Mean

Perhitungan rata-rata hitung adalah dengan cara menjumlahkan semua data yang ada, kemudian dibagi dengan banyaknya data. atau disingkat mean14.

Xi =

Keterangan :

∑fi.xi : Jumlah skor angket ∑fi : Jumlah data

b. Modus

Menghitung modus dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan cara mencari nilai yang paling sering muncul diantara sebaran data15.

c. Median

Median adalah nilai tengah dari suatu gugusan data yang telah di susun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya data terbesar sampai data terkecil16.

Me = (1 + n) n = jumlah data d. Varian

Nilai varian dari sekelompok data dapat menjelaskan homogenitas dari data tersebut, semakin kecil varian dari sekelompok data maka semakin homogen, begitu juga sebaliknya semakin besar varian, maka data semakin heterogen17.

1) Mencari nilai rata-rata Xi =

14

Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 137. 15 Ibid. 16 Ibid., h. 138. 17 Ibid., h. 139

2) Mencari selisih antara nilai Xi dengan nilai rata-rata ̅

Yaitu jumlah selisih yang di kuadratkan atau Ʃ (X1 - ̅)² 3) Menghitung varians S2 =[ ̅ ] Dimana Ʃ(X1 - ̅) = jumlah selisih n = jumlah data e. Standar deviasi

Standar deviasi (simpangan baku) adalah nilai yang menunjukkan tingkat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari nilai rata-ratanya18.

Rumus:

s = √Ʃ ̅

Ʃ(X1 - ̅) = jumlah selisih

n = jumlah data

Untuk memberikan interpretasi dan persentase hasil angket digunakan pedoman interpretasi menurut Suharsimi Arikunto sebagai berikut19:

1. Baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 76-100% 2. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh pada interval 56-75% 3. Kurang baik, jiika nilai yang diperoleh pada interval 41-55% 4. Tidak baik , jika nilai yang diperoleh pada interval dibawah 40%

Untuk menentukan persentase digunakan perhitungan sederhana dengan langkah20:

18 Ibid.

19Siti Mainumah, “Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru dalam Mengelola Kelas di

SDN Medan Satria VII Bekasi Barat”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Perpusatakaan Utama, 2014), h. 44, tidak diterbitkan.

20Umi Shokiyah, “Persepsi Mahasiwa Program Studi Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tentang Efektivitas Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Tahun

Akademik 2011/2012”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Perpusatakaan Utama, 2013), h. 62, tidak diterbitkan.

1. Menentukan Nilai Harapan (NH) nilai ini dapat diketahui dengan menggunakan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi

2. Menghitung nilai Skor (NS) nilai ini merupakan rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian

3. Menentukan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus P= X 100% Dimana: NS : Nilai skor NH : Nilai Harapan F. Instrumen Penelitian 1. Angket

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket dengan cara

checklist jawaban yang sudah disediakan, angket merupakan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT.

Langkah-langkah penyusunan angket pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengkajian variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini berdasarkan literatur yang relevan.

2. Menentukan variabel dan sub variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

3. Menjabarkan indikator-indikator yang sesuai dengan variabel dan sub varibel yang telah ditetapkan.

4. Menyusun angket atau daftar pernyataan penelitian dengan alternatif jawaban yang harus dipilih responden.

5. Menetapkan kriteria pengskoran untuk setiap alternatif jawaban. Kriteria pengskoran menggunakan skala Likert ditunjukkan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Skor alternatif jawaban angket

Tabel 3.5

Kisi-kisi instrumen penelitian

Alternatif Jawaban Skor

Selalu 4

Sering 3

Kadang-kadang 2

Kurang Baik 1

Variabel Sub variabel Indikator No Item

Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Jurusan IPS dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah 1. Pemahaman terhadap peserta didik

1.1Mampu memahami siswa dalam aspek intelektual, moral dan spiritual

1.2Mampu memahami potensi yang ada pada diri siswa

1, 2, 3, 4, 5, 6 2. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran

2.1Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

2.2Menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. 7, 8, 9 10, 11, 12 3. Merancang dan melaksanakan proses belajar secara berkesinambu 3.1Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu

3.2Menggunakan berbagai metode pembelajaran

13, 14,

Supaya instrumen yang telah diberikan kepada responden benar-benar baik, terlebih dahulu dilakukan pengujian, uji coba dilakukan terhadap siswa kelas VII.C berjumlah 30 responden uji try out. SMP N 37 Jakarta dipilih untuk menjadi tempat uji coba instrumen.

a. Validitas Instrumen

Menurut Arikunto menjelaskan bahwa, “Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan instrument. Suatu instrumen atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti

ngan dengan berbagai metode 17 4. Mengembang kan potensi peserta didik 4.1Pembelajaran mampu menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi dan kreativitasnya

18, 19, 20 5. Berkomunik asi secara baik dengan peserta didik 5.1Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,empatik, dan santun 21, 22, 23, 24 6. Pelaksanaan evaluasi hasil belajar

6.1Memberikan tugas kepada siswa untuk selalu belajar di rumah

6.2Memanfaatkan hasil dan evaluasi pembelajaran untuk menentukan kualitas pembelajaran

6.3Mengadakan refleksi disetiap akhir

pembelajaran 6.4Memanfaatkan hasil

refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran 25, 26 27, 28 29, 30, 31, 32 33, 34, 35

memiliki validas rendah”.21

Jadi validitas adalah ukuran untuk menyatakan bahwa instrument layak dijadikan untuk penelitan.

Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 siswa SMP N 37 Jakarta. Angket kompetensi pedagogik berjumlah 35 pernyataan kemudian dianalisis dan dihitung. Setelah

hitung ditemukan, kemudian dibandingkan dengan untuk

mengetahui butir pernyataan yang valid dan tidak valid. Butir soal dikatakan valid jika lebih besar atau sama dari dengan taraf signifikansi 5%. Jika lebih kecil dari maka butir soal dikatakan tidak valid. Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti:22

√( )

Dimana:

r = Koefisien korelasi n = Banyaknya sampel x = Skor masing-masing item y = Skor total variabel

Penghitungan validitas angket pada penelitian ini, dilakukan dengan cara membagikan angket kepada siswa sebagai sampel yang mewakili dalam menguji ketepatan instrumen atau angket dalam penelitian ini. Berdasarkan perhitungan manual (terlampir), ada 6 butir soal yang tidak valid yaitu no 4, 7, 25, 27, 31,dan 35. Keenam soal itu tidak digunakan untuk pengambilan data. Maka instrument penelitian berubah menjadi sebagai berikut :

21

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet 13, h. 168

22

Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010),h. 164.

Tabel 3.6

Kisi-kisi instrumen yang valid

Variabel Sub variabel Indikator No Item

Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Jurusan IPS dalam Pelaksanaan PPKT di Sekolah 1. Pemahaman terhadap peserta didik

1.3Mampu memahami siswa dalam aspek intelektual, moral dan spiritual

1.4Mampu memahami potensi yang ada pada diri siswa

1, 2, 3, 5, 6 2. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran

2.1Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

2.2Menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. 8, 9 10, 11, 12 3. Merancang dan melaksanaka n proses belajar secara berkesinamb ungan dengan berbagai metode 3.1Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu 3.2Menggunakan berbagai metode pembelajaran 13, 14, 15, 16, 17 4. Mengemban gkan potensi peserta didik 4.1Pembelajaran mampu menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi dan kreativitasnya

18, 19, 20 5. Berkomunik asi secara baik dengan peserta didik 5.1Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,empatik, dan santun

21, 22, 23, 24

b. UJi Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama23. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu. Jadi jika sebuah pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut tidak dapat dilanjukan untuk diuji validitas. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid kemudian baru secara bersama diukur reliabilitasnya. Maka butir-butir pertanyaan yang dikatakan valid dianalisis reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Alpha croanbach. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah dengan membandingkan nilai dengan nilai alpha. Dengan ketentuan bila r alpha > r tabel, maka alat peneliti reliabel.

23

Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010),h. 173.

evaluasi hasil belajar

siswa untuk selalu belajar di rumah

6.2Memanfaatkan hasil dan evaluasi pembelajaran untuk menentukan kualitas pembelajaran

6.3Mengadakan refleksi disetiap akhir

pembelajaran 6.4Memanfaatkan hasil

refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran 28 29, 30, 32 33, 34

Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan tehnik Alpha croanbach, yaitu:24

a. Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan =

b. Menentukan nilai varians total =

c. Menentukan reliabilitas instrument = [ ] [ ]

Keterangan

n = Jumlah Sampel

X = nilai skor yang di pilih = Variansi Total

= jumlah varians butir = jumlah butir pertanyaan

= koefisien reliabilitas instrument

Kriterianya suatu instrumen penelitian dikatakan reliable dengan menggunakan tehnik ini, bila koefisien reliabilitas > 0,6. Sebaliknya jika harga Alpha lebih kecil dari 0,600 berarti tidak reliabel. Untuk memberikan interpretasi terhadap koefisian atau hasil perhitungan , maka dapat diinterpretasikan dengan tabel pedoman. Berikut ini adalah tabel pedoman untuk pemberian interpretasi:

24

Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010),h. 176.

Tabel 3.7

Tabel Intreprestasi nilai r

Interval Koefisian Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer program perhitungan manual (terlampir). Berdasarkan perhitungan reliabilitas, penulis mendapatkan angka koefisien sebesar 0,947 untuk angket persepsi dengan demikian angkat reliable karena lebih besar dari 0,60.

2. Wawancara

Suatu pengujian keabsahan data wawancara dilakukan dengan model

triangulasi tehnik. Menurut Syofian Siregar, “Triangulasi tehnik adalah

menguji keabsahan data dengan cara mengecek pada sumber yang sama, tapi menggunakan tehnik yang berbeda”25

.

Triangulasi data dilakukan dengan cara meminta umpan balik dari informan yang berguna untuk alasan etik serta perbaikan kualitas laporan, data dan kesimpulan yang ditarik dari data tersebut.

Triangulasi data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Peneliti mengecek kembali jawaban yang diberikan informan dengan cara menanyakan kembali maksud dari jawaban informan untuk memastikan jawaban yang benar.

b. Pengecekan ulang terhadap sumber-sumber data dengan cara membandingkan data hasil angket dengan hasil wawancara.

25

Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 137.

c. Membandingkan apa yang dikatakan pada saat pengisian angket di waktu yang bersamaan dengan yang dikatakan saat wawancara.

d. Membandingkan apa yang dikatakan seseorang tentang penelitian diwaktu yang berbeda.

Selain menggunakan menggunakan metode wawancara terhadap informan juga dilakukan penyebaran angket dan dokumentasi untuk memastikan kondisi yang sebenarnya.

63

Untuk memperoleh hasil data yang diharapkan, penulis menggunakan tehnik pengumpulan data berupa angket, wawancara dan dokumentasi.

1. Angket

Angket ini disebarkan kepada siswa. Dari angket yang telah terisi itu kemudian dianalis dan diinterprestasikan. Untuk memudahkan dalam menganalisis dan menginterprestasikan setiap item disajikan dalam bentuk tabel.

Dari tiga sekolah yang diajarkan mahasiswa PPKT jurusan IPS berjumlah 708, diambil data sampel dengan perhitungan persentase sebesar 15%. Maka diperoleh 106 siswa ditiga sekolah yaitu sekolah SMP N 37 Jakarta, SMP Negeri 87 Jakarta dan SMP Negeri 178 Jakarta. Selanjutnya dijadikan responden diberikan sebuah angket penelitian yang terdiri dari 29 item pertanyaan yang harus dijawab siswa dengan memberi tanda checklist (√). Data yang dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan diolah dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

P = X 100%

Dimana :

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya P = angka persentase

N= number of cases (jumlah frekuesni/banyaknya individu)1. Maksud pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan penjelasan. Untuk memudahkan menganalisa dari hasil penelitian tersebut, maka setiap item dibuatkan satu tabel. Berikut adalah hasil deskriptif persentase mengenai persepsi siswa terhadap

1

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h. 43.

kompetensi pedagogik mahasiswa jurusan IPS dalam pelaksanaan PPKT di sekolah dari 29 pertanyaan yang diberikan kepada 106 siswa di SMP Negeri 37 Jakarta, SMP N 87 Jakarta dan SMP Negeri 178 Jakarta.

Tabel 4.1

Memahami bahwa setiap siswa mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda No Item Alternatif Jawaban F (%) P 1 Selalu 43 40,57 Sering 42 39,62 Kadang-Kadang 21 19,81 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 106 100%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT selalu memahami bahwa siswa mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda ditunjukkan 40,57% responden. Sedangkan 39,62% siswa menyatakan sering memahami bahwa siswa mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda, dan 19,81% siswa menyatakan kadang-kadang mahasiswa PPKT memahami bahwa siswa mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda. Tidak ada seorang pun siswa mengatakan mahasiswa PPKT tidak pernah memahami siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PPKT selalu memahami bahwa siswa mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda.

Tabel 4.2

Mahasiswa PPKT tidak membeda-bedakan siswa pada saat proses pembelajaran

No Item

Alternatif Jawaban F (%) P

Sering 25 23,58

Kadang-Kadang 15 14,15

Tidak Pernah 2 1.89

Jumlah 106 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 60,38% siswa menyatakan mahasiswa PPKT selalu tidak membeda-bedakan siswa pada saat proses pembelajaran, 23,58% siswa menyatakan mahasiswa PPKT sering tidak membeda-bedakan siswa pada saat proses pembelajaran, 14,15% siswa menyatakan mahasiswa PPKT kadang-kadang tidak membeda-bedakan siswa, dan 1,89% atau 2 responden menyatakan bahwa mahasiswa PPKT tidak pernah tidak membeda-bedakan siswa pada saat proses pembelajaran atau pernah membeda-bedakan siswa pada saat proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PPKT selalu membeda-bedakan siswa pada saat proses pembelajaran.

Tabel 4.3

Memberi saran pada siswa untuk selalu memelihara lingkungan karena merupakan ciptaan Tuhan

No Item Alternatif Jawaban F (%) P 3 Selalu 34 32,08 Sering 46 43,40 Kadang-Kadang 24 22,64 Tidak Pernah 2 1,89 Jumlah 106 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 32,08% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT selalu memberi saran pada siswa untuk memelihara lingkungan. Sedangkan 43,40% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT sering memberi saran pada siswa untuk memelihara lingkungan, 22,64 siswa menyatakan mahasiswa PPKT kadang-kadang memberi saran

pada siswa untuk memelihara lingkungan, dan 1,89% mahasiswa tidak pernah memberi saran pada siswa untuk memelihara lingkungan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mereka sering diberi saran oleh mahasiswa PPKT untuk memelihara lingkungan sekitar yaitu lingkungan sekolah.

Tabel 4.4

Membantu siswa dalam menghadapi masalah yang dihadapi siswa No Item Alternatif Jawaban F (%) P 5 Selalu 37 34,91 Sering 52 49,06 Kadang-Kadang 16 15.09 Tidak Pernah 1 0,94 Jumlah 106 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 34,91% siswa menyatakan bahwa mahasiswa selalu membantu siswa dalam menghadapi masalah. Sedangkan 49,06% siswa menyatakan mahasiswa PPKT sering membantu siswa dalam menghadapi masalah yang dihadapi siswa, 15,09% siswa menyatakan kadang-kadang membantu siswa dalam menghadapi masalah yang dihadapi siswa, dan 0,94% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT tidak pernah membantu siswa dalam menghadapi masalah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mereka sering dibantu mahasiswa PPKT dalam menghadapi masalah baik masalah pelajaran maupun masalah yang sifatnya pribadi.

Tabel 4.5

Memberi saran untuk meningkatkan prestasi baik yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun kegiatan ekstrakulikuler

No Item

6 Selalu 33 31,13

Sering 58 54,72

Kadang-Kadang 15 14,15

Tidak Pernah 0 0

Jumlah 106 100%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 31,13% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT selalu memberi saran untuk meningkatkan prestasi baik yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun kegiatan ekstrakulikuler. Sedangkan 54,72% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT sering memberi saran untuk meningkatkan prestasi baik yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun kegiatan ekstrakulikuler, 14,15% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT kadang-kadang memberi saran untuk meningkatkan prestasi baik yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun kegiatan ekstrakulikuler. Dan tidak ada seorang pun siswa yang menyatakan mahasiswa PPKT tidak pernah memberi saran untuk meningkatkan prestasi baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mereka sering diberi saran oleh mahasiswa PPKT untuk meningkatkan prestasi baik yang berkaitan dengan mata pelajaran ataupun kegiatan ekstrakulikuler.

Tabel 4.6

Membuat siswa menjadi lebih cepat dan terampil dalam menghadapi masalah No Item Alternatif Jawaban F (%) P 8 Selalu 35 33,02 Sering 60 56.60 Kadang-Kadang 11 10,38 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 106 100%

Dari tabel diatas 33,02% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT selalu membuat mereka menjadi lebih cepat dan terampil dalam menghadapi masalah. Sedangkan 56,60% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT sering membuat mereka menjadi lebih cepat dan terampil dalam menghadapi masalah, 10,38% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT kadang-kadang membuat mereka menjadi lebih cepat dan terampil dalam menghadapi masalah, dan tidak ada seorang pun yang menyatakan mahasiswa PPKT tidak pernah membuat mereka menjadi lebih cepat dan terampil dalam menghadapi masalah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mereka sering dibuat mahasiswa PPKT menjadi lebih cepat dan terampil dalam menghadapi masalah.

Tabel 4.7

Membimbing semua siswa baik yang nilainya bagus ataupun jelek No Item Alternatif Jawaban F (%) P 9 Selalu 55 51.89 Sering 48 45,28 Kadang-Kadang 3 2,83 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 51,89% siswa menyatakan mahasiswa PPKT selalu membimbing semua siswa baik yang nilainya bagus ataupun jelek, 45,28% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT sering membimbing semua siswa baik yang nilainya bagus ataupun jelek, 2,83% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT kadang-kadang membimbing semua siswa baik yang nilainya bagus ataupun jelek. Tidak ada seorang pun yang menyatakan bahwa mahasiswa PPKT tidak pernah membimbing semua siswa baik yang nilainya bagus ataupun jelek. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PPKT selalu membimbing semua siswa baik yang nilainya bagus ataupun jelek.

Tabel 4.8

Memberikan anjuran untuk belajar baik disekolah maupun dirumah No Item Alternatif Jawaban F (%) P 10 Selalu 40 37,74 Sering 63 59,43 Kadang-Kadang 3 2,83 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 106 100%

Dari tabel diatas 37,74% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT selalu memberikan anjuran untuk belajar baik disekolah maupun dirumah. Sedangkan 59,43% siswa menyatakan mahasiswa PPKT sering memberikan anjuran untuk belajar baik disekolah maupun dirumah, 2,83% menyatakan mahasiwa PPKT kadang-kadang memberikan anjuran untuk belajar baik disekolah maupun dirumah. Tidak ada seorang pun yang menyatakan mahasiswa PPKT tidak pernah Memberikan anjuran untuk belajar baik disekolah maupun dirumah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PPKT sering memberikan anjuran untuk belajar baik disekolah maupun dirumah, karena belajar tidak hanya terbatas pada saat kegiatan belajar mengajar. Semakin banyak waktu untuk belajar, maka semakin kita cepat memahami materi pelajaran.

Tabel 4.9

Saya menjadi lebih baik karena mahasiswa PPKT memberikan contoh perilaku yang baik

No Item Alternatif Jawaban F (%) P 11 Selalu 37 34,91 Sering 57 53,77 Kadang-Kadang 12 11,32

Tidak Pernah 0 0

Jumlah 106 100%

Dari tabel diatas menunjukkan 34.91% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT selalu membuat mereka menjadi lebih baik karena mahasiswa PPKT memberikan contoh perilaku yang baik. Sedangkan 53,77% siswa menyatakan bahwa mahasiswa sering membuat mereka menjadi lebih baik karena mahasiswa PPKT memberikan contoh perilaku yang baik, 11,32% siswa menyatakan bahwa mahasiswa PPKT kadang-kadang membuat mereka menjadi lebih baik karena mahasiswa PPKT memberikan contoh perilaku yang baik. Tidak ada seorang pun yang menyatakan mahasiswa PPKT tidak pernah membuat mereka menjadi lebih baik karena mahasiswa PPKT memberikan contoh perilaku yang

Dokumen terkait