• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

4. Kompetensi Sosial

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d, di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi mdan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Adapun kompetensi dasar guru menurut Sardiman adalah sebagai berikut:

1) Menguasai bahan ajar

2) Mengelola program belajar mengajar 3) Mengelola kelas

4) Menggunakan media/sumber 5) Menguasai landasan pendidikan 6) Mengelola interaksi belajar mengajar

7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

8) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan sekolah

9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan pengajaran.21

d. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

21

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Edisi ke-I, h. 143-144.

1)Pengertian Peran Guru

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, “peran adalah pemain atau sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa”.22

Sedangkan dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah peran guru. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa peran guru adalah pemain yang terlibat (guru) dalam melakukan suatu hal atau kegiatan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2)Pengertian Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar sebagai suatu proses dapat mengandung dua arti, yaitu urutan tahapan/fase dalam mempelajari sesuatu dan sebagai urutan kegiatan perencanaan oleh guru. Proses belajar mengajar meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan kegiatan, sampai dengan evaluasi dan program tindak lanjut. Semuanya berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran.

Sebagai suatu sistem instruksional belajar mengajar mengandung sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan/ materi, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi.

Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai suatu proses pembelajaran dimana terjadi suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam proses belajar mengajar (pembelajaran) terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga

22

laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan vidio tape.

Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas,

perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.23

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lengkungan belajar”.24

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.

3)Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

Sekolah memiliki fungsi utama yaitu pendidikan intelektual, dalam arti mengisi otak anak dengan berbagai macam pengetahuan. Sekolah dalam kenyataan masih mengutamakan latihan mental-formal, yaitu suatu tugas yang pada umumnya tidak dapat dipenuhi oleh keluarga atau lembaga lain, oleh sebab memerlukan tenaga yang khusus yaitu guru.

Menurut S. Nasution, “guru adalah sebagai pengontrol atas reaksi dan respons para siswa. Guru selalu berusaha untuk menarik minat anak, menggunakan paksaan atau macam-macam motivasi ekstrinsik”. 25

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Th. 2003, tentang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Guru yang

23

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. I. h. 57

24

UU. SPN No. 23 Tahun 2003,..., h. 4 25

dimaksud adalah pendidik yang merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 26

Pada hakikatnya seorang pendidik adalah seorang fasilisator. Fasilisator baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seorang pendidik seharusnya mampu membangun suasana belajar yang kondusif untuk belajar mandiri (self- diricted learning). Ia juga hendaknya mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. 27

“Seorang pendidik yang efektif, tidak hanya efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas saja (transfer of knowladge), tetapi lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan modelingnya (transfer

of attitude and values), baik pada peserta didik maupun kepada

seluruh anggota komunitas sekolah”. 28

“Mendidik tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, melatih keterampilan verbal kepada peserta didik, namun merupakan bantuan pada peserta didik agar dapat menumbuhkembangkan dirinya secara optimal”. 29

Mendidik yang efektif pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang menghadirkan diri sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta didik, sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan dirinya menjadi pribadi yang dewasa dan matang. Pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada siswa atau pendidikan (bagi) siswa. Dasar pendidikannya adalah apa yang menjadi minat, dan kebuthan-kebutuhan peserta didik. Pendidik membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan, dan mencoba

26

UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI pasal 39 ayat 2,(Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 96

27 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010 28 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010 29 http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010

mempraktikan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki

(the learners-centered teaching). 30

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya.

4) Keterampilan Dasar Mengajar Guru

Keterampilan dasar mengajar bagi guru sangat diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, dan dapat menciptakan suasana belajar menjadi kondusif, efektif dan efesien. Disamping itu keterampilan dasar guru merupakan sayarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikana berbagai strategi pembelajaran yang akan di gunakan dalam pembahasan mater-materi belajar. 31

Keterampilan-keterampilan tersebut yaitu “keterampilan dasar bertanya, keterampilan dasar memberi penguatan, keterampilan variasi stimulus, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas”.32

a. Keterampilan Dasar Bertanya

Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang paling penting untuk di kuasai karena,

30

http://www.ut.ac.id/,28 Agustus 2010 31

Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PT. Kencana, 2006), Edisi I, Cet. Ke-5, h. 32-46

32

dengan adanya pertanyaan yang di berikan oleh guru kepada siswa dapat meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan kemampuan berpikir, meningkatan rasa ingin tahu siswa, dan dapat memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.

b. Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan

(reinforcment)

Keterampilan dasar penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan dan responsnya.

Melalui keterampilan ini maka siswa akan terdorong selamanya untuk memberikan respons setiap kali muncul stimulus dari guru. Penguatan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penguatan secara verbal, dan non verbal. Penguatan secara verbal dalah penguatan yang dilakukan dengan kata-kata, yaitu kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Penguatan nonverbal adalah penguatan yang di lakukan dengan bahasa isyarat, misalnya dengan menganggukan kepala tanda setuju, gelengkan kepala tanda tidak setuju, dan lain sebgainya.

c. Keterampilan Variasi Stimulus

Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran teteap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Variasi stimulus tersebut dapat berupa, variasi bertatap muka dalam proses

pembelajaran, variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran, dan variasi dalam melakukan pola interaksi.

d. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran

Keterampilan membuka pelajaran atau set induction

adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam mempersaiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan di pelajari.

Keterampilan tersebut mencakup: (1) Menarik perhatian siswa misalnya dengan meyakinkan siswa bahwa materi yang akan di sampaikan berguna bagi dirinya, (2) Menumbuhkan motivasi siswa dengan membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat dengan menyapa, (3) Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan di lakukan, misalnya dengan mengemukakan tujuan yang akan di capai serta tugas-tugas yang harus di lakukan sehubungan dengan pencapaian tujuan.

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang di lakukan oleh guru unuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah di pelajari siswa. Kegiatan itu terdiri dari merangkum kesimpulan/garis besar pembelajaran, mengonsolidasi siswa terhadap hal-hal pokok, memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan siswa.

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara suasana/kondisi belajara yang kondusif dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.

5) Macam-macam Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Mengenai peran guru itu ada beberapa pendapat yang di kutip oleh Sardiman, adalah sebagai berikut:

1. Havighurst, menjelaskan bahwa peran guru di sekolah sebagai pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinat) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator, dan pengganti orang tua

2. Prey Katz, menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing, dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang, menguasai bahan yang diajarkan.

3. Federasi dan Organisasi Professional Guru sedunia, mengungkapkan bahwa peranan guru di sekolah, tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetap juga berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.

4. James W. Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

5. WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu: pendidik (nurturer), model, pengajar dan pembimbing, pelajar (learner), komunikator terhadap masyarakat setempat, pekerja administrasi, serta kesetiaan terhadap lembaga. 33

33

Parsono, Anton Sukarno, Djono R, Buharjo, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Karunika Jakarta, 1990), modul 5 , h. 33-34

Sedangkan Wina Sanjaya mengemukakan “peran guru sebagai berikut: (1) Guru sebagai sumber belajar, (2) Guru sebagai fasilitator, (3) Guru sebagai pengelola, (4) Guru sebagai demonstrator, (5) Guru sebagia pembimbing, (6) Guru sebagai motivator, (7) Guru sebagai evaluator”.34

Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Karena guru yang baik adalah guru yang dapat menguasai materi pelajaran, sehingga ia dapat dengan benar berperan sebagai sumber belajar bagi anak. Semua yang tidak di ketahui oleh anak dapat di jawab oleh guru oleh guru dengan penuh keyakinan. Adapun hal-hal yang dapat di lakukan oleh guru sebagai sumber belajar siswa yaitu, guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyakm dibandingkan siswa, guru dapat menunjukan sumber belajar yang dapat di pelajari oleh siswa, guru harus melakukan pemetaan tentang materi pelajaran.

Peran guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Fasilitas yang di berikan oleh guru tersebut selain berupa media pembelajaran, metode, dan penguasaan materi agar siswa dapat dengan mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak di pahami oleh siswa dan di dapat pada guru.

Peran guru sebagai pengelola (learning manajer), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa. Dalam melakukan pengelolaan pembelajaran ada dua macam yang harus di laksanakan oleh guru

34

yaitu, mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri.

Sebagai manajer guru memiliki empat fungsi yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi kegiatan pembelajaran. Dalam fungsinya sebagai perencana guru harus melakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi: memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus, menentukan topik-topik, mengalokasikan serta menentukan sumber-sumber yang diperlukan.

Peran guru sebagai demonstrator, yang dimaksud guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, guru harus harus menunjukan sikap-sikap yang terpuji karena guru merupakan sosok ideal dalam setiap aspek kehidupan. Apa yang di lakukan oleh guru akan ditiru oleh setiap sanak didiknya. Kedua, guru harus dapat menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu sebagai demonstrator erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih efektif.

Peran guru sebagai pembimbing. Kepribadian setiap siswa beragam dari bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Disamping itu manusia adalah makhluk yang sedang berkembang dan perkembangan para siswa itu tidaklah sama. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Disinilah peran guru membimbing para siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa

agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka.

Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki diantaranya: Pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang di bimbingnya. Misalnya kebiasaan tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimilikinya. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran.

Peran guru sebagai motivator, dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi di karenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian guru dituntun untuk lebih kreatif dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Diantaranya dengan memperjelas tujuan yang ingin di capai, membangkitkan minat siswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam belajar, memberi pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilah siswa, berikan penilaian, berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, dan ciptakan persaingan dan kerjasama antar siswa dan guru.

Peran guru sebagai evaluator. Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan fungsinya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah di programkan.

Dari beberapa pendapat di atas, maka secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar, secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Informator

Sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b. Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus,

workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen

yang berkaitan dengan kegiatan belajar-mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisien dalam belajar pada diri siswa.

c. Motivator

Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan daya cipta sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

d. Pengarah/director

Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah tentu ide-ide itu merupakan ide-ide yang kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.

f. Transmitter

Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

g. Fasilisator

Dalam hal ini guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi kegiatan belajar-mengajar akan berlangsung secara efektif.

h. Mediator

Guru dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misanya dengan menengahi atau memberikan jalan keluar atau kemacetan dalam kegiatan diskusi kelas. Mediator juga diartikan sebagai penyedia media, cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.

i. Evaluator

“Kecenderungan guru dalam perannya sebagai evaluator, guru harus mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak”. 35

Selain peran guru yang telah di sebutkan diatas bebarapa para pakar di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus

35

dilakukan. Peran guru yang beragam telah di definisikan dan di kaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990), serta Yelon dan Weinstein (1997).

Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut:

1) Guru Sebagai Pendidik, 2) Guru Sebagai Pengajar, 3) Guru Sebagai Pembimbing, 4) Guru Sebagai Pelatih, 5) Guru Sebagai Penasehat, 6) Guru Sebagai Pembaharu (Inovator), 7) Guru Sebagai Model dan Teladan, 8) Guru Sebagai Pribadi, 9) Guru Sebagai Peneliti, 10) Guru Sebagai Pendorong Kreativitas, 11) Guru Sebagai Pembangkit Pandangan, 12) Guru Sebagai Pekerja Rutin, 13) Guru Sebagai Pemindah Kemah, 14) Guru Sebagai Pembawa Cerita, 15) Guru Sebagai Aktor, 16) Guru Sebagai Emansipator, 17) Guru Sebagai Evaluator, 18) Guru Sebagai Pengawet, 19) Guru Sebagai Kulminator.36

Dari semua peranan guru yang di jelaskan di atas, pada hakikatnya peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain tugas dan peranan guru bukan hanya mengajar akan tetapi juga mendidik.

Menurut Zahara Idris, “setiap guru hendaknya berusaha mendidik anak didik menjadi manusia biasa yang pancasilais”. 37

Peranan guru dalam proses pembelajaran dalam hal mengajar dan mendidik, guru juga mempunyai tugas managerial didalam kelas, yaitu guru bertugas membina disiplin dan menyelenggarakan tata usaha kelas. Disiplin kelas ialah tata tertib kelas, yaitu guru dan anak didik dalam satu kelas tunduk dalam tata tertib yang telah ditetapkan dengan sebanar-benarnya.38

Tata usaha kelas ialah kegiatan atau pekerjaan catat-mancatat dan lapor melapor secara sistematis mengenai informasi atau keterangan-keterangan tentang kelas. Seperti catatan mengenai anak didik, catatan

36

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-8, h. 37-65

37

Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Angkasa Raya, 2001), cet. III, h. 15

38

guru untuk kepentingan efektivitas kerjanya (silabus, metode mengajar, media, sistem evaluasi, alat peraga, buku pegangan).

Peranan managerial guru di luar kelas antara lain:

a. Memperhatikan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi disekolahnya.

b. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi di masyarakat.

Dokumen terkait