• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktor dalam konflik Papua tidak hanya satu melainkan terdiri dari berbagai kalangan, individu, organisasi atau bahkan instansi, aktor-aktor dalam konflik Papua ada yang sudah ada sejak lama namun ada pula yang baru muncul ketika adanya ingatan kolektif mengenai suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau, kebangkitan aktor baru merupakan bentuk dari perlawanan terhadap suatu nilai yang berbeda. Pembahasan bagian ini akan memaparkan secara umum mengenai aktor-aktor yang berperan di Papua dalam rana konflik di Papua. Terdapat tiga kelompok besar dalam konflik Papua, yaitu kelompok Pro Kemerdekaan Papua, Kelompok Pro NKRI dan Aktor Lepas40.

39 Ajoi M. Kristofel. Cakrawala Jurnal Penelitian Sosial Vol. V. No 1. Juni 2016. Hal.14

40 Peulis menggunakan istilah aktor Lpas untuk memberikan perbedaan bahwa aktor ketiga tidak mmiliki hubungan dngan kedua aktor sebelumnya, konflik di buat oleh Individu atau kelompok dalam rana sosial tanpa mempertimbangakan unsur Pro atau kontra NKRI. Penelitian LIPI menyebut dengan istilah Kelompok tengah untuk mereka namun perbedaan pada motif dan tujuan dari aktor, hal karena LIPI masih menjelaskan semua aktor dan dihubungkan dengan isu kemerdekaan Papua.

Skema2

Dalam upaya mencapai kemerdekaan Papua muncul banyak aktor dalam pergerakan, baik aktor nasional maupun aktor internasional, kemunculan mereka adalah mengangkat isu ke permukaan. Aktor-aktor yang pro Kemerdekaan Papua adalah sangat jelas musuh dari kelompok Pro NKRI, dalam segala aspek, upaya akan tetap dilakukan guna mencapai kemerdekaan Papua, penggunaaan jalur diplomasi hingga jalur kekerasan terjadi sebagai upaya untuk mencapai mimpi yang dikejar. Aktor pro Papua merdeka local/nasional maupun ranah internasional, tujuan mereka sama yaitu Papua merdeka namun bidang pergerakan atau jalur yang berbeda.

Pertama, aktor Pro dalam skala local/nasional seperti Komite Nasional Papua Barat (KNPB) berada di seluruh wilayah Papua dan melakukan demonstrasi dan terkadang berujung pula pada bentrok fisik dengan aparat keamanan di Papua, aktor lain yaitu Tentara Pembebasan Nasional-Papua Barat (TPN-PB), memiliki jaringan di semua kota di wilayah Papua aktifitas penyerangan dan pembunuhan dilakukan di seluruh wilayah Papua sebagai bentuk perlawanan terhadap Pemerintah Indonesia, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) berada di seluruh wilayah Indonesia, bentuk perlawanan mereka dengan penolakan

Pro NKRI

terhadap sistem pemerintahan namun terkadang berujung pula dengan adanya kekerasan, kekerasan pada mahasiswa ini sering terjadi sebagai akibat dari tindakan aparat keamanan yang sewenang-wenang karena mereka menampaika aspirasi mereka di depan umum.

Dewan Adat Papua (DAP) adalah mereka yang ada diseluruh wilayah Papua, aktivitas mereka tidak terlalu nampak namun merekalah yang selalu menginginkan dan menjaga kutuhan hak-hak adat orang Papua. Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) adalah salah satu aktor dan memiliki status kedudukan sebagai negara dalam negara di Papua, saat ini melalui Kongres Rakyat Papua ke-3 yang dilaksanakan pada tahun 2011 maka Forkorus Yaboismbut diangkat sebagai Presiden rakyat Papua.

Kedua, aktor skala Internasional seperti, IPWP (Internasional Parliamentarians for West Papua) atau Perkumpulan Parlemen-Parlemen untuk Papua Barat. IPWP diluncurkan di London 15 Oktober 2008, yang kemudian dideklarasikan pada 1 Desember 2008 di gedung Parlemen Kerajaan Inggris di London, yang diketuai oleh Andrew Smith, saat ini IPWP telah terbentuk di Vanuatu, PNG, Uni Eropa, Republik Ceko dan anggota Parlement negara-negara lain yang secara pribadi ikut menandatangani untuk menjadi anggota IPWP. Anggota IPWP kini mencapai 68 orang. Internasional Lawyers for West Papua (ILWP) atau Perkumpulan Pengacara-pengacara Internasional untuk Papua Barat.

ILWP diluncurkan di Brussels pada tanggal 3 April 2009 dan diketuai oleh Mrs. Melinda Jankie. Melinda Jankie adalah seorang pengacara Internasional. Anggota ILWP terus terhimpun, dan sedang menyiapkan kajian hukum yang selanjutnya mendorong ke Majelis Umum PBB dan Internasional Court of Justice (Pengadilan Internasional) sebagai tempat penyelesaian seluruh proses sejarah yang cacat itu. United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) berada di Vanuatu dan mencari dukungan di negara kawasan Pasifik untuk mendapatkan pengakuan, mereka memperjuangkan kemerdekaan melalui jalur diplomasi dengan negara-negara yang lain.

4.1.5.2. Pro-NKRI

Kelompo-kelompok yang selalu menginginkan adanya keutuhan NKRI adalah bagian dari aktor konflik di Papua, kelompok-kelompok ini berada di seluruh wilayah Papua dan mereka adalah perpanjangan tangan dari pemerintah Pusat dalam menjaga kedaulatan bangsa. Kehadiran mereka dengan pemberian nilai yang berbeda dengan para pejuang kemerdekaan Papua. Dalam kelompok ini, TNI/POLRI adalah aktor dalam konflik di Papua,

alasan kedaulatan dan keamanan di Papua menjadi isu dalam melaksanakan aksi yang terkadang terlihat brutal di Papua. Militer telah membunuh dan memakan korban jiwa begitu banyak di Papua, akibat dari itu sering terjadi perlawanan dan kekrasan terjadi di hampir seluruh wilayah Papua. Aktor lain adalah Klompok Barisan Merah Putih, aksi yang dilakukan adalah intimidasi dan demonstrasi di Papua menolak adanya gerakan pro Kemerdekaan Papua, perlakuan aktor ini sering membuat situasi yang tidak aman dan meyebarkan kebohongan dikalangan masyarakat guna menjaga keutuhan NKRI.

4.1.5.3. Aktor Lepas

Kelompok ini adalah mereka yang tidak berbicara mengenai Pro atau Kontra NKRI, mereka bisa individu, kelompok, komunitas atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Kelompok ini berada di posisi netral. Mereka adalah aktor lain dibalik situasi yang bersifat konfliktual di Papua, mereka menciptakan konflik dengan motif untuk mendapatkan akses dalam sumber daya alam, atau perang suku, atau individu lain yang membunuh dan melancarkan aksi kekerasan karena mabuk alkohol. Mereka tidak memiliki motif seperti kedua aktor sebelumnya namun mereka melakukan itu secara alamiah sebagai respon dari intraksi sosialnya. Penelitian LIPI menyebutkan 3 aktor konflik yaitu Pro NKRI (Pemerintah) ditandai dengan warna biru, kemudian Pro Papua Merdeka ditandai dengan warna Merah serta Kelompok Tengah yang di beri warna abu-abu, dalam kelompok tengah ini LIPI memberikan contoh seperti Jaringan Damai Papua (JDP) memiliki motif pelurusan sejarah, kelompok agama, ketua suku, dan LSM Papua. Penulisan dalam penelitian ini berbeda pendapat karena tidak semua aktor konfik di Papua selalu berhubungan dengan Papua merdeka. Maka penulis menggunakan sitilah Aktor Lepas.

Tindakan yang dilakukan ini sebagai akibat dari kekerasan struktural Pemerintah Pusat ke daerah di Papua sehingga salah satu contoh adalah MIFEE, terjadi konflik antara suku di Meeauke untuk mempertahankan tanah ulayat mereka41. Salah satu contoh lain adalah pembangunan terminal trans di Wamena yang menghubungkan kabupaten, Tolikara, Yalimo, Lani Jaya dan beberapa kabupaten lain di pegunungan Tengah ini menimbulkan konflik karena masyarakat yang memiliki hak ulayat tidak diberikan

41RWN,Potensi.Konflik.MIFEE.Diakses.dari:https://lifestyle.kompas.com/read/2011/10/13/02584047/potensi.konfli k.mifee. Diakses pada 8 Mei 2018, pukul 21-00

kesempatan untuk duduk bersama, solisi akhir adalah pelepasan tanah dengan pemberian uang sebanyak 1 miliar42.

Dokumen terkait