• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.9 Pengaruh Plasenta Previa

Pengaruh Plasenta Previa Terhadap Kehamilan menurut Mochtar, 2012 :

a) Bagian terbawah janin tidak terfiksir ke dalam PAP

b) Terjadi kesalahan letak janin

c) Partus prematurus karena adanya rangsangan koagulum darah

padaserviks

d) Letak janin yang tidak normal menyebabkan partus akan

menjadi patologik

e) Bila pada plasenta previa lateralis, ketuban pecah dapat

terjadi prolaps funikulli f) Sering dijumpai inersia primer g) Perdarahan

2.1.10Komplikasi Plasenta Previa

Berikut ini adalah kemungkinan komplikasi plasenta previa oleh Chalik(2014) dan Mochtar (2012) :

Pertumbuhan janin lambat karena pasokan darah yang tidak mencukupi.Adanya atrofi pada desidua dan vaskularisasi yang berkurang menyebabkan suplai darah dari ibu ke janin berkurang. Dalam darah

a) terdapat oksigen dan zat-zat makanan yang dibutuhkan tubuh janin untuk berkembang. Kekuranagan suplai darah menyebabkan suplai makanan berkurang.

23

b) Anemia janin. Tekanan yang ditimbulkan terus menerus pada plasenta akan mengurangi sirkulasi darah antara uterus dan plasenta sehingga suplai darah ke janin berkurang.

c) Janin yang tertekan akibat rendahnya pasokan oksigen. Berkurangnya suplai darah berarti suplai oksigen dari ibu ke janin juga berkurang.

d) Shock dan kematian ibu jika pendarahan berlebihan. Pada kasus yang terbengkalai, bila ibu tidak mendapatkan pertolongan transfuse darah akibat banyak kehilangan darah akibat perdarahan hebat dapat menyebabkan shock bahkan kematian pada ibu.

e) Infeksi dan pembentukan bekuan darah. Luka pada sisa robekan plasenta rentan menimbulkan infeksi intrauterine. Ibu dengan anemia berat karena perdarahan dan infeksi intrauterine, baik seksio sesarea maupun persalinan pervaginam sama-sama tidak mengamankan ibu maupun janinnya.

f) Kehilangan darah yang membutuhkan transfuse. Kehilangan banyak darah akibat perdaahan hebat perlu mendapatkan pertolongan transfuse segera. Perdarahan merupakan factor dominant penyebab kematian maternal khususnya di Negara Indonesia.

2.1.11Penatalaksanaan

1) Terapi ekspektatif (pasif)

Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui

24

invasif.Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik (Mochtar, 2012 dan Chalik, 2014).

Syarat-syarat terapi ekspektatif :

a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti. Penanganan pasif pada kasus kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit kemudian berhenti di maksudkan dapat memberikan kesempatan pada janin untuk tetap tumbuh dan berkembang dalam kandungan sampai janin matur.

b. Belum ada tanda-tanda in partu.

Menunda tindakan pengakhiran kehamilan segera pada kasus plasenta previa bila tidak terdapat tanda-tanda inpartu ditujukkan untuk mempertahankan janin dalam kandungan.

c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal).

d. Janin masih hidup.

Faktor – faktor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan mana yang akan dipilih adalah :

a. Jenis plasenta previa

b. Perdarahan banyak atau sedikit tetapi berulang – ulang c. Keadaan umum ibu hamil

d. Keadaan janin hidup gawat atau meninggal e. Pembukaan jalan lahir

f. Paritas atau jumlah anak hiduo g. Fasilitas penolong dan rumah sakit.

25 2) Terapi aktif

Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang maturitas janin. Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa (Mochtar, 2012)

a. Persalinana Abdominal dengan cara Seksio sesarea

Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.

Indikasi seksio sesarea pada plasenta previa :

a) Semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal, semua plasenta previa lateralis, posterior karena perdarahan yang sulit dikontrol dengan cara- cara yang ada.

b) Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti dengan tindakan – tindakan yang ada

c) Plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang. Perdarahan pada bekas insersi plasenta kadang – kadang berlebihan dan tidak dapat diatasi dengan cara-cara yang ada, jika hal ini dijumpai tindakannya adalah : bila anak belum ada, untuk menyelamatkan alat reproduktif dilakukan ligasi rteri hipogastrika, dan bila anak sudah ada dan cukup, yang paling baik adalah histerektomi.

26 b. Melahirkan pervaginam

Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1) Amniotomi dan akselerasi

Amniotomi atau pemecahan selaput ketuban adalah cara yang terpilih untuk melancarkan persalinan per vaginam. Indikasi amniotomi pada plasenta previa :

a. Plasenta previa latelaris atau marginalis atau letak rendah, bila telah ada pembukaan

b. Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis atau marginalis dengan pembukaan 4 cm atau lebih

c. Plasenta previa lateralis/ marginalis dengan janin yang sudah meninggal.

Keuntungan amniotomi adalah :

a. Bagian terbawah janin yang berfungsi sebagai tampon akan menekan plasenta yang berdarah dan perdarahan berkurang atau berhenti

b. Partus akan berlangsung lebih cepat

c. Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin gerakan dan regangan segmen bawah rahim, sehingga tidak ada lagi plasenta yang lepas.

Setelah ketuban dipecahkan berikan oksitosin drip 2,5 – 5 satuan dalam500 cc dekstrosa 5%. Bila upaya diatas belum berhasil, ada

27

2 cara lagi yang dapat dikerjakan terutama di daerah perifer dimana fasilitas operasi tidak ada dari penderita tidak mau dirujuk ke rumah sakit yang ada fasilitas operasinya.

2) Versi Braxton Hicks

Versi Baxton Hicks dilakukan pada janin letak kepala, untuk mencari kaki supaya dapat ditarik keluar. Bila janin letak sungsang atau letak kaki,menarik kaki keluar akan lebih mudah. Kaki diikat dengan kain kasa, dikatrol, dan diberi beban seberat 50 -100 gr.

3) Traksi dengan Cunam Willet

Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian beri beban secukupnya sampai perdarahan berhenti.Tindakan ini kurang efektif untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan pendarahan pada kulit kepala.Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan perdarahan tidak aktif.

Menurut Manuaba (2008) Plasenta previa dengan perdarahan merupakan keadaan darurat kebidanan yang memerlukan penanganan yang baik. Bentuk pertolongan pada plasenta previa adalah :

1. Segera melakukan operasi persalinan untuk dapat

menyelamatkan ibu dan anak untuk mengurangi kesakitan dan kematian.

Dokumen terkait