• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Memecahkan ketuban di atas meja operasi selanjutnya pengawasan untuk dapat melakukan pertolongan lebih lanjut. 3. Bidan yang menghadapi perdarahan plasenta previa dapat

mengambil sikap melakukan rujukan ke tempat pertolongan

yang mempunyai fasilitas yang cukuphal fisiologis

(Saifuddin,2014).

2.2 Sistem Rujukan

2.2.1 Definisi Sistem Rujukan

Adapun yang dimaksud dengan sistem rujukan di Indonesia, seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 001 tahun 2012 ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya .

Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. (Saifudin, 2014)

29 2.2.2 Tujuan rujukan

Tujuan dilakukannya rujukan adalah agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya menjalin kerja sama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dan unit yang kurang ke unit yang lebih lengkap, menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan antara pusat dan daerah (Saifudin, 2014)

2.2.3 Keuntungan sistem rujukan

Sistem rujukan jika dilakukan dengan tepat mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

a. pertolongan leih cepat dan murah

b. memberikan rasa aman kepada pasien dan keluarganya ,

c. dengan penataran yang teratur, pengetahuan dan keterampilan petugas daerah meningkat masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli.

2.2.4 Persiapan-persiapan yang harus diperhatikan

Beberapa hal harus dilakukan persiapan sebelum bidan melakukan rujukan agar tujuan dan manfaat rujukan dapat dilaksanakan secara optimal serta outcome dari sistem rujukan tercapai dengan sempurna, persiapan dilakukan dengan istilah BAKSOKU yang mempunyai kepanjangan B (bidan), A (Alat), K (Keluarga), S (Surat), O (Obat), K (Kendaraan), U (Ulang).

30

Kesiapan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu menjadi syarat bagi keberhasilan upaya penyelamatan.Setiap penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang mampu untuk penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan Obstetri dan bayi baru lahir dan informasi tentangpelayanan yang tersedia di tempat rujukan, ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak tempuh ke tempat rujukan.

Persiapan dan informasi dalam rencana rujukan meliputi siapa yang menemani ibu dan bayi baru lahir, tempat rujukan yang sesuai, sarana transfortasi yang harus tersedia, orang yang ditunjuk menjadi donordarah dan uang untuk asuhan medik, transfortasi, obat dan bahan. Singkatan BAKSOKUDO (Bidan, Alat, Keluarga, Surat, Obat, Kendaraan, Uang, Dokumen) dapat di gunakan untuk mengingat hal penting dalam mempersiapkan rujukan.(Saifudin, 2014).

2.2.5 Tingkat rujukan

Menurut Saifudin (2014) tingkat rujukan ada 8 :

a. Internal antar petugas disatu rumah sakit b. Antara PKM pembantu dan PKM c. Antara masyarakat dan PKM

d. Antara satu PKM dengan PKM lainnya

e. Antara PKM dengan RS, Leb, dan fasilitas yankes lainnya f. Internal antara bagian atau unit didalam satu RS

31 h. Jenjang pelayanan kesehatan.

2.2.6 Tahapan Rujukan Maternal dan Neonatal a. Menentukan kegawatdaruratan penderita

Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.

Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas.

Tenagakesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harusdapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuaidengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukankasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harusdirujuk.

Menentukan tempat rujukan

Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.

Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga, Jika perlu dirujuk,siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan hasil penilaian (termasuk

32

partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan.Jika ibu tidak siap dengan rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang rencana tersebut.Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan. b) Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju c) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.

d) Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan. e) Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita

bila penderita tidak mungkin dikirim. f) Persiapan penderita (BAKSOKUDO) g) Pengiriman Penderita

h) Tindak lanjut penderita :

i) Untuk penderita yang telah dikembalikan (rawat jalan pasca penanganan).

j) Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus ada tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah.

2.2.7 Penatalaksanaan pra rujukan dengan plasenta letak rendah

Perdarahan pada kehamilan harus dianggap kelainan yang

berbahaya.Untuk kasus plasenta previa langsung dirujuk kerumah sakit, jika dari bidan desa, bidan desa harus bekerja sama dengan pihak puskesmas.

33 Mekanisme rujukan

1. Pada tingkat bida desa.

puskesmas pembantu dan puskesmas tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawat daruratan kasus yang di temui sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab.

2. Pemberian informasi pada pasien dan keluarga 3. Mengirim informasi pada tempat yang dituju. 4. Persiapan pasien

a) Sebelum di kirim keadaan umum pasien harus di perbaiki, keadaan umum harus di pertahankan selama perjalanan untuk itu obat-obat yang diperlukan perlu disertakan.

b) Surat rujukan.

c) Bidan/perawat harus mendampingi rujukan 5. Pengiriman penderita

untuk mempercepat sampai ketujuan di perlukan saranan transportasi. Lengkapi BAKSOKUDA 1. B (Bidan) 2. A (Alat) 3. K (Keluarga) 4. S (Surat) 5. O (Obat)

34 6. K (Kendaraan) 7. U (Uang) 8. DA (Darah) (bemdarma, 2016) 2.3 Antenatal Care

Dokumen terkait