• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen dan Peralatan Pengaman Sistem Transmisi

Berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik sesuai dengan ratingnya.

• PMT dapat di operasikan dari :

• Supervisory

• Remotr yaitu dari kontrol panel

• Lokal yaitu do BOX mekanik PMT nya sendiri

Gambar 3.4. Pemutus tenaga

b. Pemisah (PMS)

Berfungsi sebagai alat untuk menyatakan secara visual bahwa suatu peralatan listrik sedah bebas/terpisah dari tegangan kerja. Dengan kata lain untuk memisahkan bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan,oleh karena iu pemisah tidak boleh di masukkan atau di keluarkan dalam keadaan berbeban .Sesuai dengan penempatannya, maka jenis pemisah dapat di bedakan antara lain :

• Pemisah bus yaitu yang terpasang di sisi bus

• Pemisah line yaitu pemisah yang terpasang di sisi penhantar

• Pemisah tanah yaitu pemisah yang terpasang pada peralatan untuk menghubungkan ke tanah.

• Manual di engkol atau denagn luas

• Motor

Hal-hal yang perlu di perhatikan pada PMS adalah :

• Posisi kontak (pisau PMS)

• Terminal-terminal konduktor

• Isolator

Gambar 3.5. Disconnecting switch

c. Current Transformer (CT)

Berfungsi sebagai alat untuk menurunkan besaran arus dari sisi primer ke sisi sekunder dari nilai yang besar ke nilai yang rendah dn juga untuk mengisolasi bagian yang bertegangan tinggi sehingga besaran-besaran yang di ukur berada pada sisi sekunder (tegangan rendah). Alat – alat ukur yang ada pada sisi primer :

• Ampere meter

• MW

• MVAR

• KWH

d. PT (Potential Transformer) atau Trafo Tegangan

Berfungsi sebagai alat untuk menurunkan besaran tegangan dari sisi primer ke sisi sekunder dan juga untuk mengisolasi bagian yang bertegangan tinggi sehingga besaran yang di ukur berada pada sisi sekunder (tegangan rendah) dan sebagai standarisasi untuk memasukkan pada alat ukur MV,MVAR,KWH maupun sistem proteksi distance relay dan open delta untuk directional ground relay. Untuk sistem 150 KV PT terpasang pada sisi bus 150 KV yaitu bus A dan B. Sedangkan perbandingan Transformasinya primer 150KV/V3 sekunder 110/V3 volt.

e. Lightning Arrester (LA)

LA berfungsi sebagai alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih,yang di sebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Hal-hal yang perlu di perhatikan pada LA :

Counter

• Terminal konduktor

• Isolator

f. Line Trap (wave trap)

Line trap merupakan peralatan penting dalam komunikasi PLC fungsinya untuk mencegah arus frekuensi tinggi yang datang dari stasiun lawan atau pancaran stasiun sendiri tidak masuk ke peralatan Gardu Induk. Cara pemasangannya secara seri dengan line transmisi tegangan tinggi. Penempatan line trap di pasang di atas Capasitor Voltage Transformer (CVT). Line trap terdiri dari tiga komponen yaitu :

• Koil utama

Arrester

Tunning unit

Pada CVT (Capacitive Voltage Transformer) berfungsi sebagai penerus signal pembawa frekuensi tinggi ke konduktor tegangan tinggi. Pada komponen LMU (Line Matching Unit) berfungsi sebagai penghubung peralatan PLC yang berada di ruangan dan yang di switchyard yaitu untuk menyesuaikan karakteristik impedansi saluran (konduktor) SUTT dan kabel coaxial yang terhubung ke PLC, menjaga peralatan PLC dari tegangan dan arus lebih.

Gambar 3.8. Wave trap

g. Transformer Daya / Tenaga

Trafo tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Bagian-bagian trafo ini terdiri atas main tank di dalamnya terdapat inti besi dengan

kumparan trafo berminyak minyak trafo, OLTC terdapat rangkaian-rangkaian dari kumparan trafo yang dapat di pindahkan dari tap rendah sampai pada tap tinggi dengan menggunakan switch diverter yang di gerakkan oleh drive shaft, bushing sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah, konservator untuk menampung pemuaian minyak trafo.

Gambar 3.9. Transformator daya

h. Sistem Proteksi

Pada system proteksi transmisi menggunakan beberapa relay, yaitu relay mekanis (proteksi utama) : Bucholz, tekanan lebih dan temperature, relay mekanis (alarm): oil level, relay elektrik (proteksi utama) : differential dan restricth eart fault, dan relay elektrik (proteksi backup/bantu) : OCR, ground fault dan over voltage

¾ Terminal Box, fungsinya adalah sebgai terminal untuk sistem proteksi, mekanis pada trafo dan control pada pengaturan tap changer juga sebagai terminal supply AC dan DC.Kemudian dari terminal box tersebut di tarik ke panel kontrol.

¾ Relay Temperatur, relay ini mendeteksi kenaikan temperatur belitan primer/sekunder dan minyak, biasa di sebut winding temperatur dan oil temperatur. Relay ini berfungsi untuk merasakan kenaikan temperatur di dalam trafo.

¾ Relay Bucholz, relay bucholz di pasang pada pipa dari main tank ke konservator atau dari OLTC ke konservator tergantung design trafonya apakah di keduanya pipa tersebut di pasang relay bucholz. Relay ini gunanya untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo yang menimbulkan gas

dimana gas tersebut timbul akibat adanya hubung singkat di dalam trafo atau akibat busur api di dalam trafo.

¾ Cara kerja sistem pendinginan, yaitu minyak di dalam trafo di alirkan kepada sirip-sirip atau radiator dan apabila temperatur sudah tinggi misanya 60°C maka relay temperatur akan bekerja untuk menggerakkan kipas/fan,pada saat minyak mengalir pada radiator maka suhu panas minyak akan turun dan minyak tersebut kembali di alirkan ke dalam tanki trafo.

¾ Relay Sudden Pressure, yaitu relay ini di pasang pada main tank dan OLTC tergantung design trafonya fungsinya untuk mengamankan trafo apabila terjadi gangguan internal dimana gangguan ini menimbulkan tekanan yang tinggi secara tiba-tiba di dalam trafo.

i. NGR

NGR di pasang pada sisi sekunder trafo.fungsinya untuk menghambat atau memperkecil arus hubung singkat satu fasa ke tanah pada sisi sekunder trafo.

Gambar 3.10. Neutral ground resistor

j. Penghantar Untuk Transmisi

Penghantar yang dipakai pada sistem transmisi meliputi penghantar tembaga, penghantar tembaga berinti baja, penghantar alumunium berinti baja, penghantar tembaga cadmium dan penghantar baja. Penghantar yang banyak dipakai adalah tembaga dan alumunium , tetapi kedua bahan ini kuat tariknya tidak besar .

a) Penghantar tembaga, penghantar tembaga baik pejal maupun berlilit dan berongga dipakai dalam sistem transmisi . Ada beberapa macam kawat tembaga sebagai berikut :

• Kawat tembaga tarikan (hard drawn copper wire), banyak dipakai sebagai saluran transmisi saluran udara .Meskipun kuat tariknya tidak tinggi , tetapi daya hantarnya baik sekali.

• Kawat tembaga berlapis (coated copper wire), sebagai bahan pelindung dapat dipakai timah putih (tin) ,timbal (lead) atau perak (silver).

• Kawat tembaga campuran (copper alloy wire), kawat ini dapat dipakai dari loyang atau tembaga tarikan .

b). Penghantar Alumunium, alumunium sangat rapuh tetapi ringan meskipun kemampuan menghantar arus kurang baik . Kawat penghantar Alumunium terdiri dari :

¾ AAC (All Alumunium Conductor), kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari alumunium.

¾ AAAC (All Alumunium Alloy Conductor), kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran Alumunium.

¾ ACSR (Alumunium Conductor Steel Rainforced), kawat penghantar Alumunium yang berinti kawat baja .

¾ ACAR (Alumunium Conductor Alloy Rainforced), kawat penghantar Alumunium yang diperkuat dengan logam campuran.

Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat Alumunium digunakan campuran Alumunium.Untuk saluran Transmisi tegangan tinggi dimana jarak antara dua tiang transmisi / menara ratusan meter dibutuhkan daya tarik yang kuat / tinggi, oleh karena itu digunakan kawat penghantar ACSR.

Kawat penghantar tembaga mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan kawat penghantar alumunium yaitu konduktifitas dan kuat tariknya lebih tinggi , namun juga mempunyai kekurangan yaitu untuk besar tahanan yang sama ,tembaga lebih berat dari pada Alumunium dan juga lebih

mahal.Akibatnya kawat penghantar alumunium telah menggantikan kedudukan tembaga.

c). Penghantar Baja, kawat Baja mempunyai kuat tarik yang besar dipakai untuk gawang yang besar atau sebagai kawat tanah .Biasanya digalvanis untuk mencegah berkarat. Macam-macam kawat baja:

¾ Baja untuk gawang yang besar digalvani dan kawat tanah. Kawat baja berlapis tembaga (copper clad steel), kuat tarik besar, juga untuk gawang besar dan kawat tanah.

¾ Kawat baja berlapis aluminium (aluminium clad steel) mempunyai kuat tarik besar, hantarannya lebih jelek daripada kawat baja berlapis tembaga, tetapi lebih ringan. Biasanya dipakai untuk gawang besar dan kawat tanah.

k. Menara/Tiang Transmisi

Menara baja untuk saluran transmisi dibagi menurut bentuk dan sifat konstruksinya

yaitu :

¾ Menara persegi, jenis ini banyak digunakan untuk transmisi jenis ganda (double). Menara persegi panjang sama bagian atas dan bagian bawahnya, banyak digunakan untuk saluran tunggal dan saluran banyak (multi circuit).

¾ Menara jenis korset, mempunyai konstruksi sempit dibagian tengahnya, dan biasanya digunakan untuk saluran tegangan tinggi rangkaian tunggal (single circuit) serta untuk gawang (span) yang lebar.

¾ Menara gantry, digunakan bila saluran menyebrangi jalan, kereta api, jalan raya serta sungai / kanal-kanal air.

¾ Menara rotasi, adalah menara yang bagian atasnya diputar 45 diatas bagian bawahnya.

¾ Menara MC, menara ini terbuat dari pipa-pipa baja yang diisi beton.

¾ Menara bertali, mempunyai konstruksi berengsel yang menunjang beban mekanisnya dengan kawat-kawat penahan (stay wires).

3.1. Umum

Saat ini energi listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar,. kebutuhan energi tumbuh dan berkembang dengan pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pembangunan. Listrik merupakan energi sekunder yang sekaligus dapat dikonversikan dalam bentuk pemakaian energi akhir yang berupa cahaya, panas dan gerak. Energi listrik merupakan energi yang relatif murah dan bersih. Karena itu di masa depan kebutuhan akan energi listrik akan terus meningkat. Oleh karena itu menuntut dilakukan pengelolaan secara benar. Manajemen energi harus lebih diartikan sebagai usaha untuk menaikkan efisiensi penggunaan energi. Salah satu cara upaya untuk menghemat penggunaan energi, terutama energi listrik, adalah dengan mengendalikan beban pada sisi permintaan.

Konsep ini dikenal dengan konsep Demand side management (DSM). Demand

Side Management (DSM) adalah suatu kegiatan terencana yang dilakukan untuk mempengaruhi pola konsumsi pelanggan sehingga memperbaiki kurva beban. Adapun manfaat yang dapat dipetik dengan penerapan DSM adalah : menghemat listrik pelanggan, mengurangi laju konsumsi energi, mengurangi beban puncak tanpa mengurangi kepentingan konsumen, menunda investasi pembangkit listrik baru, danmenekan dampak negatif terhadap lingkungan

Dokumen terkait