• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen Dosen dan Tenaga Pendukung Faperta Undana 3.4. Analisis SWOT

Tercapainya sistem kelembagaan yang efisien dan efektif

1) Komponen Dosen dan Tenaga Pendukung Faperta Undana 3.4. Analisis SWOT

3.4.1. Bidang Pendidikan

1) Komponen Dosen dan Tenaga Pendukung Faperta Undana

3.4.

Analisis SWOT

3.4.1. Bidang Pendidikan

1).Komponen Dosen dan Tenaga Pendukung Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana

Tabel 23.Analisis SWOT Komponen Dosen dan Tenaga Pendukung Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

 Sistem rekrutmen tersentralisasi di tingkat universitas sehingga lebih efisien.

 Persyaratan untuk rekruitment tenaga dosen (baik melalui seleksi PNS maupun Tenaga Kontrak, minimalberpendidikan S-2.

 Pembebanan mata kuliah sesuai kualifikasi dan kompetensi dosen.

 Kualifikasi dosen untuk mengasuh semua mata kuliah sesuai dengan kebutuhan Program Studi (MKK).

 Satu mata kuliah diasuh oleh lebih dari satu dosen dan satu dosen mengajar lebih dari satu mata kuliah

 Dosen Tetap dan Dosen Kontrak memiliki latar belakang bidang ilmu yang beragam sesuai kebutuhan untuk mengampu matakuliah di Jurusan Agroteknologi dan jurusa Agribisnis

 Sebagian besaar staf Dosen yang ada, memiliki jenjang pendidikan,

 Keterlibatan fakultas dalam sistem rekkruitmen sangat minim.

 Materi seleksi dosen dan tenaga pendukung belum disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan di fakultas.

 Tidak ada tenaga laboran, teknisi, dan pustakawan.

 Pembebanan jumlah mata kuliah antar dosen setiap semester tidak seimbang.

 Tidak ada dosen matakuliah ilmu dasar.

 Dosen juga diberi peran sebagai tenaga laboran dan teknisi tapi tidak diberi insentif

Pelaksanaan team teaching belum optimal (komunikasi antar anggota tim ada yang tidak berjalan dengan baik).

 Distribusi bidang ilmu dosen tidak merata.

 Jenjang pendidikan/kepangkatan/

golongan, dan jabatan fungsional

24

kepangkatan/golongan, dan jabatan

fungsional yang disayartkan untuk mengasuh matakuliah pada Program Pendidikan S1

 Rasio dosen-mahasiswa pada Jurusan Agroteknologi, Jurusan Agribisnis dan Jurusan Kehutanan mendekati ideal.

 Sebagian besar dosen telah memiliki Sertifikat Tenaga Pendidik (di Jurusan Agroteknologi dan Jurusan Agribisnis, masing-masing hanya 2 orang yang belum memiliki Sertifikat Tenaga pendidik).

 Hampir semua Dosen mempunyai motivasi tinggi untuk meningkatkan kualitas diri.

 Dosen Tetap junior dan Dosen Kontrak dengan kualifikasi pendidikan S2 dilibatkan mengajar dengan dosen senior yang akan purna tugas sebagai dosen

belum seimbang.

 Menurunnya motivasi beberapa staf utk melanjutkan studi ke jenjang

pendidikan S-3.

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

 Peraturan kerja dan kode etik akademik yang berlaku bagi seluruh dosen Undana mengacu pada Peratura Rektor Undana No. 03/PP/2019 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Pendidikan di Unversitas Nusa Cendana

 Usia hampir semua dosen di bawah 50 tahun (usia produktif)

 Banyak dosen yang belum memahami secara benar isi SK Rektor Undana No 03/PP/2019.

 Kemampuan menjalin kerjasama dengan pihak di luar institusi masih rendah.

 Tidak ada alokasi dana khusus bagi dosen untuk mengikuti seminar nasional dan internasional.

 Umur sebagian dosen telah mendekati atau sudah melebihi batas usia

minimum untuk studi lanjut S-3.

 Kekurangan tenaga dosen yang mengasuh MK Ilmu-Ilmu Dasar dan bahasa (bahasa Indonesia dan Baasa Inggris)

25

PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

 Kerjasama di bidang Tri Dharma dengan instansi pemerintah dan non-pemerintah baik pusat, daerah, maupun dengan luar negeri

 Tersedianya beasiswa dari dalam dan luar negeri bagi dosen untuk studi lanjut.

 Adanya peluang studi lanjut dengan dana dari Dikti dan LPDP

 Kerjasama antar universitas dalam dan luar negeri untuk peningkatan kualifikasi akademik dosen

 Adanya dana dari universitas untuk Dosen Kontrak

 Adanya aturan formal tentang kehadiran tenaga pendukung

 Tersedianya dana hibah kompetisi penelitian dari KEMERISTEKDIKTI

 Adanya tawaran seminar nasional dan internasional

 Kerjasama pemanfaatan fasilitas laboratorium dengan stakeholders.

 Paradigma baru dalam kebijakan pendidikan tinggi.

 Mempertahankan beban mengajar dosen tidak melebihi batas makimum

 Memberikan motivasi kepada dosen untuk meningkatkan jenjang pendidikannya

 Pembinaan bagi dosen junior oleh dosen senior

 Mendorong semua staf dosen untuk mengikuti seminar di dalam maupun luar negeri.

 Mengusulkan ke pihak universitas untuk melakukan rekriutment tenaga kontrakdengan latar belakang

pendidikan yang relevan sebagai tenaga laboran, teknisi, dan pustakawan

 Mengusulkan ke pihak universitas untuk mengangkat tenaga dosen untuk matakuliah Ilmu-IlmuDasar dan bahasa (bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

 Mengusulkan ke universitas agar mengalokasikan dana insentif dari kerjasama dan hibah kompetisi bagi dosen yang melakukan pekerjaan laboran dan teknisi

 Mendorong dosen untuk memanfaatkan dana beasiswa untuk program

non-gelar bidang ilmu yang jumlah dosennya masih kurang

 Melibatkan tenaga instansi sumber dana dalam kegiatan kuliah tamu dan bimbingan skripsi

 Mengusulkan kepada universitas untuk mengaokasikan dana insentif bagi dosen yang memiliki beban mengajar dosen melampaui 12 (terutama untuk dharma pendidikan dan pengajaran)

26 2). Komponen Kurikulum

Tabel 24. Analisis SWOT Komponen Kurikulum Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

 Kurikulum sudah sejalan dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran fakultas

 Kurikulum mempunyai spektrum kompetensi yang luas.

 Fakultas sudah memberlakukan kurikulum berbasis kompetensi yang terdiri atas matakuliah inti dan matakuliah institusional

 Matakuliah pilihan yang ditawarkan sudah memperhatikan kebutuhan mahasiswa untuk masuk pada dunia kerja

 Semua matakuliah diasuh oleh dosen yang berkualifikasi S-2 dan S-3.

 Kurikulum berbasis kompetensi telah dilengkapi dengan silabus, GBPP dan ada beberapa yang telah dilengkapi dengan Modul Matakuliah

Adanya sistem team teaching dalam PBM

 Dalam kurikulum berbasis kompetensi sudah terdapat matakuliah mengenai etika baik umum maupun etika keilmuan (misalnya.

Pancasila, Agama, Metode Ilmiah).

 Sekitar 80% kurikulum merupakan kurikulum inti

 Sebagian besar dosen mengajar lebih dari satu matakuliah yang berkaitan dengan latar belakang ilmunya

 Sudah adanya komunikasi antar dosen pengasuh matakuliah dalam team teaching

 Adanya Bahan Ajar dan Penuntun

 Kurikulum belum sepenuhnya dapat menjawab kebutuhan spesifik

Pembangunan Pertanian NTT.

 Penerapan KBK belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip KBK

 Sarana dan prasarana PBM pendukung pelaksanaan kurikulum masih terbatas

 Proporsi MK institusional jauh lebih sedikit dari MK inti

 Penerapan etika dan kompetensi semasa di bangku kuliah kurang mendapat penekanan oleh institusi.

Penerapan prinsip team teaching belum optimal.

 Perencanaan dan pengendalian

pelaksanaan pembelajaran (pemenuhan jumlah tatap muka, SAP, dan

pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pemasukan nilai sesuai Kalender Akademik) belum efektif

 Mekanisme pengelolaan dana praktikum relatif rumit

 Kuantitas dan kualitas penyelenggaraan praktikum belum memadai

 Ada beberapa matakuliah yang belum mempunyai bahan ajar, GBPP dan Modul Martakuliah

 Ada pokok bahasan dari beberapa matakuliah yang masih tumpang tindih.

27

Praktikum yang disusun bersama oleh anggota Tim Pengajar

 Pelaksanaan pemberian materi perkuliahan tidak sepenuhnya sesuai dengan GBPP

 Mahasiswa cenderung memilih matakuliah pilihan yang tidak sesuai kebutuhan.

 Kurikulum berbasis kompetensi yang kurang mengakomodir penguasaan kemampuan kewirausahaan

 Motivasi mahasiswa untuk membaca dan menyelesaikan tugas-tugas relatif rendah

PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

 Adanya persyaratan BAN bagi

kesesuaian kurikulum dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan Program Studi

 Spektrum lapangan kerja bagi lulusan Faperta sangat luas.

 Adanya perhatian terhadap

pembangunan pertanian lahan kering beriklim semi arid spesifik NTT.

 Adanya kewajiban melakukan perbaikan kurikulum setiap lima tahun.

Adanya aturan tim teachingdalam penyelenggaraan PBM

 Adanya tuntutan pasar kerja akan sarjana plus.

 Tersedianya matakuliah Program Studi/Jurusan lain yang dapat diambil sebagai matakuliah pilihan.

 Terdapat lembaga di luar Undana yang mempunyai staf dengan kualifikasi mengajar dan membimbing mahasiswa Faperta Undana

 Mengoptimalkan PBM kurikulum baru melalui penyusunan GBPP, Bahan Ajar, Panduan Praktikum

 Mengoptimalkan peranserta dosen junior melalui pengasuhan Praktikum Matakuliah

 Sosialisasi kepada stakeholders mengenai spektrum kompetensi dan spesifikasi lulusan

Mempertahankan tim teaching

 Sosialisasi keberadaan Dewan Etika bagi para Dosen di tingkat Fakultas sampai ke Jurusan.

 Mempertahankan agar matakuliah pilihan dapat diambil dari matakuliah PS/jurusan lain.

 Mengoptimalkan PBM dengan jalan mengintegrasikan hal-hal praktis yang dituntut oleh pasar kerja.

 Memberikan bimbingan dan informasi karir kepada mahasiswa semester akhir.

 Melibatkan dosen dari PS/ Jurusan lain untuk mengasuh matakuliah sesuai dengan bidang keahlian yang diperlukan

 Melibatkan tenaga dari instansi di luar Undana untuk membimbing PKL mahasiswa sesuai dengan bidang keahlian

 Membentuk wadah penegak etika tingkat Fakultas yang mengacu pada aturan Dewan Etika Universitas.

 Revisi kurikulum harus mengakomodir matakuliah berjiwa kewirausahaan.

Mengoptimalkan team teaching.

 Penyusunan, revisi, dan sosialisasi GBPP, SAP, Modul Matakuliah dan Panduan Praktikum untuk semua matakuliah

 Mengharuskan dosen membuat dan merevisi Bahan Ajar

 Mengharuskan dosen untuk

28

 Adanya Dewan Etika yang terbentuk di tingkat universitas

 Tersedianya pasar kerja di luar NTT.

memperkaya matakuliah inti dengan materi yang spesifik lokal.

 Meningkatkan peran dosen PA dalam mengarahkan mahasiswa dalam memilih matakuliah pilihan.

 Memasukkan dan mensosialisasikan matakuliah institusional baru sebagai matakuliah pilihan.

 Mengoptimalkan peran dosen PA untuk memotivasi mahasiswa dalam

pengembangan diri

 Mengadakan pelayanan bimbingan dan konseling bagi mahasiswa yang bermasalah.

ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

 Kompetisi yang semakin ketat di pasar kerja dengan berlakunya MEA 2015

 Tersedianya kurikulum Fakultas Pertanian di universitas lain yang didukung dengan sarana dan parasarana ideal

 Tersedianya dosen dalam jumlah dan dengan kompetensi yang lebih baik pada Fakultas Pertanian di universitas lain

 Adanya aturan jangka waktu revisi kurikulum secara berkala (5 tahun)

 Perubahan tuntutan pasar kerja terjadi lebih cepat dari jangka waktu revisi kurikulum

 Adanya penggabungan beberapa program studi ke dalam satu program studi yaitu Agroekoteknologi dan Agribisnis.

 Aturan dalamPeraturan Rektor Undana

 Menjalin kerjasama dengan

 Mendorong dosen untuk selalu memutahirkan bahan ajar sesuai perkembangan tuntutan pasar kerja

 Revisi kurikulum harus benar-benar memperhatikan perkembangan kebutuhan stakeholder lokal.

Mendorong komunikasi antar dan inter team teaching

 Mewajibkan dosen agar memasukkan nilai-nilai etika di bidang ilmunya dalam PBM

 Mengusulkan supaya ada sosialisasi pokok bahasan baku dari matakuliah inti oleh tim kurikulum nasional ke fakultas.

 Mengintegrasikan materi kewirausahaan dan kebutuhan pasar kerja ke dalam PBM.

 Berjejaring dengan Lembaga Sertifikasi Bidang Pertanian untuk membuka Program Sertifikasi bagi mahasiswa semester akhir.

 Mengusulkan ke Kementrian Ristek dan Dikti agar dalam revisi kurikulum hendaknya memperhatikan

penyeimbangan porsi kurikulum inti dan institusional

 Perlu alokasi dana untuk perbaikan SAP, GBPP, Modul Kuliah dan Panduan Praktikum semua mata kuliah.

 Mengusulkan supaya ada sosialisasi Pokok Bahasan Baku dari matakuliah inti oleh Tim Kurikulum Nasional ke fakultas

 Meningkatkan kualitas kegiatan PKL bagi mahasiswa dengan memilih tempat Magang yang relevan dengaan

29 No. 03/PP/2019 tentang

PenyelenggaraanPendidikan di Universitas Nusa Cendana.

 Kenyataan di lapang bahwa banyak sarjana sulit memasuki pasar kerja.

kebutuhn pasar kerja..

3). Sarana dan Prasarana Penunjang Pendidikan

Tabel 25. Analisis SWOT Komponen Sarana dan Prasarana Penunjang Pendidikan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

 Telah tersedia sarana dan parasarana yang digunakan bersama-sama dengan PS/Jurusan lain di lingkungan Faperta Undana

 Telah mampu untuk mengadakan,

memanfaatkan, dan memelihara sarana dan prasarana yang ada untuk penunjang pelaksanaan PBM dan penelitian.

 Laboratorium telah dimanfaatkan untuk melayani permintaan dari luar sebagai income generating asset.

 Sarana dan parasarana yang ada sudah melampaui umur layak pakai, terutama gedung untuk ruang dosen dan ruang kuliah yang atapnya bocor.

 Kurangnya dana pemeliharaan sarana dan prasarana.

 Jumlah sarana dan prasarana yang ada kurang memadai dibandingkan dengan kebutuhan PBM dan penelitian.

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

 Daya tampung Ruang Auditorium cukup besar

 Frekuensi dan intensitas pemanfaatan Rumah Kaca dan Kebun Percobaan relatif tinggi untuk penelitian dosen dan mahasiswa.

 Fasilitas pendukung pembelajaran telah mengarah ke ICT

 Tersedia Taman Baca sampai aras Program Studi.

 Kapasitas fasilitas pendukung PBM (LCD, Sound System, penerangan, AC dan arus listrikk) belum memadai

 Pemanfaatan Ruang Dosen telah melampaui daya tampung.

 Keberlanjutan pengadaan dan pemeliharaan sangat tergantung pada alokasi dana dari universitas

 Ruangan penempatan alat tidak

30

memperhatikan keselamatan peralatan laboratorium.

 Tidak ada pemisahan ruang preparasi dan ruang praktikum.

 Pengamanan/sekuriti sangat minim.

 Ruang komputer dan ruang administrasi masih menjadi satu.

 Pemanfaatan laboratorium, ruang kuliah, dan perpustakaan belum optimal.

 Fasilitas laboratorium belum tersedia secara memadai

 Kebun Percobaan terlalu sempit

 Rasio mahasiswa dengan luas Rumah Kaca dan Kebun Percobaan sangat tinggi.

 Kerusakan peralatan elektronik di laboratorium akibat aliran arus listrik yang tidak stabil di Kota Kupang

 Belum ada perhatian terhadap keselamatan kerja bagi pengguna laboratorium

 Pengadaan peralatan laboratorium tidak disertai persiapan ketrampilan teknis tenaga pengelola laboratorium.

PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

 Tersedia peluang pengadaan dan pemeliharaan sarana dan parasarana melalui program hibah.

 Tersedia peluang pengadaan dan pemeliharaan sarana dan parasarana melalui kerjasama dengan instansi lain.

 Besarnya permintaan untuk

menggunakan layanan laboratorium

 Meningkatkan kemampuan pengadaan sarana dan prasarana melalui program hibah dan kerjasama penelitian

 Mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada untuk PBM.

 Fakultas aktif mengusulkan kegiatan yang dapat didanai melalui hibah kompetisi

 Memotivasi staf untuk membangun

 Mengadakan sarana dan parasarana secara bertahap melalui program hibah dan kerjasama penelitian

 Apabila ada bantuan, perlu dialokasikan untuk ppenambahan Ruang Dosen, Laboratorium, Rumah Kaca, Ruang Komputer untuk PBM dan komputer, LCD untuk semua ruang

31

 Tersedianya dana rehabilitasi dari universitas.

 Adanya peluang kerjasama dengan universitas Luar Negri

kerjasama dengan universitas lain

 Fakultas berupaya untuk mendapatkan tambahan dana dari sumber alternatif.

kuliah, dan Sound System untuk Ruang Auddutorium.

 Pengadaan peralatan laboratorium perlu disertai dengan kursus

ketrampilan teknis tenaga pengelola

 Penyerahan peralatan laboratorium perlu disaksikan oleh Kepala laboratorium.

 Mengoptimalkan pemanfaatan laboratorium, Ruang Kuliah, dan Perpustakaan.

 Fakultas aktif mengusulkan

pengadaan sarana dan prasarana yang memadai.

ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

 Adanya percepatan pengembangan IPTEK

 Persaingan pemanfaatan sarana dan parasarana yang ada dengan fakultas lain di lingkungan Undana.

 Mekanisme bersaing untuk mendapat bantuan pengadaan sarana dan

prasarana dengan Perguruan Tinggi lain di tingkat nasional

 Pasokan tenaga listrik dari PLN yang tidak stabil.

 Pasokan air bersih dari PAM yang tidak stabil.

 Sentralisasi pengadaan

sarana/prasarana sehingga peralatan yang diadakan tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak lengkap.

 Mengusulkan ke universitas untuk mengupayakan ketersediaan air dan listrik yang dikelola sendiri oleh universitas

 Pengadaan generator set dengan kapasitas yang mampu memenuhi kebutuhan fakultas

 Mengusulkan ke universitas untuk melibatkan Kepala Laboratorium dalam mengusulkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.

 Melakukan pendekatan penggunaan sarana dan parasarana laboratorium di luar Undana

 Mengusulkan ke universitas agar memiliki sumber energi listrik dan sumber air alternatif yang dikelola sendiri oleh Undana

 Menjadwalkan penggunaan sarana dan parasana secara berhasilguna dan berdayaguna

32 4). Proses Pembelajaran

Tabel 26. Analisis SWOT Komponen Proses Pembelajaran Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

 Misi pembelajaran telah sesuai dengan visi, misi, sasaran, dan tujuan kurikulum fakultas

 Proses PBM telah disesuaikan dengan strategi dan metode yang digunakan pada fakultas pada PT lain

 Penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa mengikuti aturan dalam SK Rektor No. 62/KL/ 2003 tentang Norma dan Tolok ukur Penyelenggaraan Pendidikan di Undana

 Kualifikasi akademik dosen memadai untuk mendukung pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi

 Adanya sarana dan prasarana pendukung PBM.

 Hampir semua MK berbasis kompetensi telah memiliki SAP, GBPP dan Panduan

Praktikum.

 Batas minimal 16 kali tatap muka.diterapkan secara ketat

 Ada aturan jumlah kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan (min. 80% x 16 tatap muka).

 Dosen menyediakan waktu yang sangat fleksibel untuk mahasiswa melakukan konsultasi Skripsi

 Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen untuk penyelesaian tugas akhir.

 Proses pembelajaran kurang didukung oleh jumlah sarana dan prasarana yang memadai

 Pengalaman dan kemampuan mengajar belum merata antar dosen

 Mahasiswa mempunyai kemampuan akademik yang beragam karena berasal dari berbagai daerah

 Terjadi kecenderungan bahwa mahasiswa lebih termotivasi memperoleh gelar daripada

memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan

 Motivasi belajar mahasiswa relatif rendah.

 Tatap muka perkuliahan ada yang tidak konsisten dengan kaidah SKS

 Masih ada dosen yang memberikan penilaian hasil belajar yang tidak sesuai dengan SK Rektor No. 62/KL/

2003

 Masih banyak dosen yang tidak berkomitmen dengan batas waktu pemasukan nilai yang ditetapkan oleh fakultas/jurusan

 Tidak semua mahasiswa mengakses bahan ajar yang ada.

 Belum adanya wadah bimbingan dan konseling bagi mahasiswa.

33

 Dosen PA belum berfungsi secara maksimal

 Akses internet bagi dosen dan mahasiswa relatif terbatas.

PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

 Tersedia sumber belajar-mengajar berstandard nasional dan internasional yang dapat diakses melalui internet

 Tersedia beasiswa untuk meningkatkan jenjang pendidikan dan pelatihan dosen

 Adanya LP3M Undana.

 Adanya dana hibah kompetisi

 Adanya MAWAPRES, LKTM, dan SESMAWA PERTANDA, DEBAT BAHASA INGGRIS.

 Adanya lembaga bimbingan dan konseling di tingkat universitas.

 Adanya persyaratan BAN dalam akreditasi PS

 SK Rektor No. 62/KL/ 2003 tentang Norma dan Tolok ukur Penyelenggaraan Pendidikan di Undana

 Memotivasi dosen untuk mengembangkan teknologi pembelajaran

 Memanfaatkan dana hibah kompetisi untuk meningkatkan mutu pembelajaran

 Meningkatkan kerjasama mahasiswa dalam penelitian dosen untuk penyelesaian tugas akhir

 Mendorong mahasiswa peserta

MAWAPRES, LKTM dan SESMAWA PERTANDA untuk mengembangkan topik karya ilmiahnya menjadi topik tugas akhir

 Tetap menjalankan sistem penilaian kemajuan dan penyelesaian studi sesuai SK. Rekor .

 Meningkatkan integrasi materi antar matakuliah yang berkaitan

 Mendorong mahasiswa untuk mengakses materi kuliah yang sama pada PT lain melalui internet.

 Mendorong dosen muda untuk meningkatkan jenjang pendidikan.

 Meningkatkan interaksi antar anggota tim pengasuh satu matakuliah

 Memberikan tutorial tambahan untuk matakuliah yang materinya sulit

 Menyisipkan materi hakekat dan etika pembelajaran ketika dosen mengajar

 Memanfaatkan LP3 untuk membantu dosen dalam mengembangkan teknologi pembelajaran

 Mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan layanan lembaga bimbingan dan konseling universitas

 Mengusulkan pembangunan fasilitas belajar yang memadai bagi mahasiswa di kampus.

 Dosen mendorong mahasiswa untuk mengakses bahan ajar dari sumber lain.

 Menciptakan lingkungan Taman Baca yang lebih nyaman bagi pengguna.

 Melakukan evaluasi mahasiswa terhadap PBM tiap akhir semester.

 Mengoptimalkan peran dosen PA.

 Memotivasi dosen agar mengikuti Peraturan Rektor No. 03/PP/2019

ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

 Persaingan tinggi dengan masuknya Tenaga Kerja asing pada MEA

 Memotivasi dosen untuk selalu memperkaya materi pembelajaran dengan informasi

 Pemutakhiran materi pembelajaran.

34

 Faperta dari PT lain yang mudah memberikan IPK tinggi dan gelar kesarjanaan

 Persaingan memperoleh pekerjaan yang tidak selamanya didasarkan pada kemampuan akademik tinggi

 Lingkungan tempat tinggal mahasiswa kurang kondusif untuk belajar.

perkembangan IPTEKS terkini dan tuntutan pasar kerja

 Melibatkan mahasiswa dalam

memanfaatkan peluang kerjasama dengan pihak luar untuk PBM dan penyelesaian tugas akhir

 Mewajibkan dosen membuat Standar Evaluasi Belajar sesuai dengan SK Rektor No. 62/KL/ 2003.

 Memanfaatkan peluang kerjasama untuk meningkatkan efektifitas

pembelajaran (mis. kuliah lapang, studi kasus).

 Penciptaan suasana akademik di kampus yang nyaman untuk belajar sepanjang hari

 Mendorong mahasiswa untuk

mempunyai kemampuan khusus seperti komputer dan bahasa Inggris.

ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

 Sebagian besar orangtua mahasiswa berpenghasilan rendah

 Mutu input calon mahasiswa yang rendah sehingga IPK mahasiswa rendah serta lama studi menjadi panjang.

 Mendorong mahasiswa untuk menguasai keterampilan berorganisasi dan

mengembangkan hubungan sosial

 Mendorong mahasiswa untuk menggunakan Taman Baca dalam PBM.

 Memberikan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan bidang pertanian.

5). Suasana Akademik

Tabel 27. Analisis SWOT Komponen Suasana Akademik Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

 Rancangan menyeluruh mengenai penciptaan suasana akademik sudah

tercantum dalam Rencana Strategis Program Studi dalam lingkup Faluktas Pertanian Undana.

 Faperta mempunyai dasar dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan suasana akademik secara memadai.

 Biaya yang tersedia bagi

pengembangan suasana akademik yang kondusif relatif kecil.

 Sarana dan prasarana untuk mewujudkan interaksi

dosen-mahasiswa tidak memadai.

 Tidak ada fasilitas kantin yang

representative untuk civitas akademika

35

 Faperta memiliki dosen dengan latar

belakang pendidikan dari berbagai universitas di dalam dan luar negeri

 Adanya kegiatan ekstra-kurikuler di fakultas (Dekan Faperta Cup, SESMAWA

PERTANDA, LKTM, DEBAT BAHASA INGGRIS).

 Adanya seminar Proposal &Hasil Penelitian mahasiswa.

 Adanya Seminar Proposal dan Hasil Penelitian dosen.

PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

 Kesempatan dari instansi lain untuk meningkatkan kegiatan akademik.

 Pengalaman dari PT lain untuk mengadopsi suasana akademik yang kondusif sesuai dengan kondisi Fakultas Pertanian Undanat.

 Adanya tawaran seminar, simposium, eksibisi dari luar.

 Penyusunan rancangan menyeluruh pengembangan suasana akademik

 Meningkatkan partisipasi mahasiswa dan dosen dalam pertemuan-pertemuan ilmiah.

 Meningkatkan partisipasi dosen dan

mahasiswa dalam seminar dosen dan seminar mahasiswa.

 Meningkatkan upaya untuk

memperoleh dukungan pengembangan suasana akademik dari instansi luar PT.

 Mendorong dosen dan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam seminar atau pertemuan ilmiah di luar fakultas.

 Mengoptimalkan fungsi kantin melalui terbentuknya koperasi mahasiswa.

ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

 Pendekatan PT lain yang lebih baik kepada instansi luar PT untuk memperoleh dukungan pengembangan suasana

akademik instansi lain.

 Minimnya alokasi dana universitas untuk seminar/pertemuan ilmiah di luar dearah.

 Mendorong dosen untuk meningkatkan jaringan pengembangan suasana akademik dengan bekerjasama dengan instansi lain.

 Membentuk Panitia Seminar Dosen yang mmberi kemudahan bagi dosen untuk bisa aktif mengikuti kegiatan ilmiah.

 Membentuk Panitia Seminar Dosen yang mmberi kemudahan bagi dosen untuk bisa aktif mengikuti kegiatan ilmiah.

Dokumen terkait