• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Kajian Pustaka

2.2 Harapan

2.2.2 Komponen dalam Harapan

Menurut Snyder (1994) komponen harapan antara lain: 1. Tujuan (goal)

Tujuan merupakan suatu objek, pengalaman atau hasil yang dibayangkan dan didambakan oleh seseorang dalam benaknya. Konsep harapan menjadi

sesuatu yang relevan terkait dengan tujuan yang penting dan serius dalam hidup seseorang. Snyder menjelaskan bahwa ketika peluang untuk mencapai tujuan yang didambakan sama sekali tidak ada (0%) atau peluangnya sangat pasti dapat dicapai (100%) maka konsep harapan tidak relevan. Penyebabnya adalah hasilnya sudah dapat ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, konsep harapan relevan pada tujuan yang terletak diantara sesuatu yang pasti akan tercapai dan sesuatu yang pasti tidak akan pernah tercapai (Snyder, 1994).

Tujuan dapat berjangka pendek (dapat dicapai dalam waktu yang singkat) atau berjangka panjang (dicapai dalam waktu yang panjang) (Snyder, 2007). Tujuan harus bersifat dapat dicapai, tetapi juga dapat terdiri dari beberapa tingkat ketidakpastian (Snyder, 2005).

2. Willpower

Snyder (1994) menyatakan bahwa willpower merupakan kekuatan pendorong dalam berpikir dengan penuh harapan (hopeful thinking). Willpower

adalah “the sense of mental energy that over time helps to propel person toward goal”.

Agency thinking atau willpower merupakan kapasitas seseorang (motivasi) untuk menggunakan sebuah cara dalam mencapai keinginan yang diharapkan.

Agency thinking merefleksikan tentang pemikiran untuk memulai sebuah cara atau jalan yang ingin diambil dan melanjutkan jalan yang diambil tersebut. Agency thinking sangat penting dalam pencapaian suatu tujuan, tetapi lebih memiliki pengaruh saat seseorang menghadapi rintangan atau hambatan (Snyder, 2005).

Berikut ini merupakan visualisasi dari konsep willpower menurut snyder:

Bagan 2.4 Visualisasi Willpower

Dalam visualisasi diatas, willpower (tanda panah) menggerakan seseorang dari poin A yang menggambarkan keadaan saat ini menuju ke pencapaian tujuan yang digambarkan dengan poin B. Willpower berisikan keteguhan hati dan komitmen yang dapat digunakan untuk membantu menggerakkan seseorang untuk maju ke arah pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam suatu momen tertentu.

Willpower memunculkan persepsi seseorang untuk dapat melakukan dan mempertahankan suatu tindakan menuju pencapaian tujuan yang diinginkan terutama tujuan yang penting dalam kehidupan (Snyder, 1994).

Willpower dapat lebih mudah dibangkitkan ketika seseorang dapat memahami dan mempresentasikan tujuan yang jelas dalam benaknya. Tujuan yang samar tidak mencetuskan dorongan secara mental untuk maju. Oleh karena itu, ketika seseorang dapat mengklarifikasi tujuannya maka ia cenderung dapat mengisi dirinya dengan pemikiran yang aktif dan memberdayakan diri menuju pencapaian tujuan. Willpower juga memunculkan keyakinan dalam diri seseorang bahwa ia mampu melakukan suatu tindakan menuju pencapaian tujuan (Snyder, 1994). Orang yang memiliki kapasitas agency thinking yang baik akan memiliki

pernyataan atau perkataan pada dirinya sendiri seperti “Saya akan tetap berusaha”

dan mereka akan menghasilkan serta menggunakan perkataan yang bersifat motivasional ketika menghadapi rintangan atau hambatan (Snyder, 2007).

Kemampuan seseorang untuk menciptakan willpower didasarkan pada pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan yang mengaktifasikan benak dan tubuh kita untuk mengejar tujuan. Penting untuk digarisbawahi bahwa willpower

tidak diperoleh ketika seseorang menjalani kehidupannya dengan mudah dimana tujuan dapat dicapai tanpa adanya rintangan. Seseorang yang memiliki willpower

adalah seseorang yang telah mampu mengatasi kesulitan-kesulitan sebelumnya dalam hidup (Snyder, 1994).

3. Waypower

Snyder (1994) mengemukakan definisi waypower sebagai berikut:

a mental capacity we can call on to find one more effective ways to reach our goal”.

Waypower merefleksikan rencana atau peta jalur secara mental yang menunjuk pada pemikiran yang penuh harapan (hopeful thinking). Waypower

adalah kapasitas mental yang dapat digunakan untuk menemukan satu atau lebih cara yang efektif untuk mencapai tujuan (Snyder, 1994).

Pathways thinking atau waypower berkaitan dengan kapasitas seseorang dalam menggunakan jalan atau cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Snyder, 2005). Waypower berhubungan dengan bagaimana seseorang mencari cara alternatif ketika sebuah cara tidak dapat digunakan seperti memiliki self-talk

positif tentang bagaimana ia menemukan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkannya (Snyder, 2007).

Berikut ini adalah visualisasi konsep waypower menurut Snyder (1994):

Bagan 2.5 Visualisasi Waypower

Dalam visualisasi diatas, waypower menunjukan suatu rute (tanda panah) yang harus dijalani dan dilalui seseorang (dari poin A) menuju tujuan (poin B). Secara khusus, kemampuan waypower seseorang dapat ditetapkan dalam beberapa tujuan yang berbeda satu sama lain. Secara umum, seseorang tampak lebih mudah untuk merencanakan secara efektif ketika tujuan yang hendak dicapai dapat didefinisikan atau dioperasionalkan dengan baik. Sama seperti willpower, waypower lebih sering terjadi terkait dengan tujuan yang lebih penting. Tujuan yang lebih penting bagi seseorang cenderung memunculkan perencanaan yang kaya. Hal ini terjadi karena seseorang dalam perkembangannya cenderung menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang bagaimana meraih tujuan yang lebih penting dan cenderung mempraktekkan perencanaan terkait dengan tujuan yang lebih penting tersebut (Snyder, 1994).

Kemampuan seseorang untuk menciptakan waypower didasarkan pada pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan menemukan satu atau lebih cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Persepsi seseorang akan kemampuannya

mengembangkan cara atau jalan menuju tujuannya kemungkinan diperkaya oleh pengalaman sebelumnya. Pengalaman keberhasilan sebelumnya yang dimaksud adalah dalam hal mengembangkan suatu cara atau jalur baru menuju tujuan pada saat adanya hambatan dalam menjalankan cara yang biasanya dipakai menuju tujuan tersebut (Snyder, 1994).

Dalam hal ini. waypower termasuk bersifat fleksibel untuk menemukan suatu alternatif jalur menuju pencapaian tujuan yang didambakan. “Jika anda tidak melakukannya dengan suatu cara tertentu, lakukanlah dengan cara yang berbeda” (Snyder, 1994)

Bagan 2.6 Visualisasi Waypower Terkait dengan Rintangan/ Hambatan Dalam visualisasi diatas tampak adanya jalur lurus dari poin A (kedaaan saaat ini) menuju poin B (tujuan yang didambakan) melalui jalur yang biasanya digunakan. Namun kemudian di antaranya terdapat hambatan (kotak stop). Seseorang dengan kemampuan waypower yang tinggi secara mental mampu merencanakan jalur lainnya menuju tujuan yang didambakan tersebut (panah melengkung). Keyakinan bahwa terdapat beberapa jalan atau jalur yang dapat dilalui menuju pencapaian tujuan dimiliki oleh seseorang dengan kemampuan

waypower yang tinggi. Dalam hal ini, seseorang mengubah blueprint yang dimilikinya dan menyesuaikannya dengan tujuan yang didambakan dan rintangan yang harus dihadapinya. Tidak semua orang dapat mempersepsikan bahwa dirinya mampu membuat suatu rencana baru melainkan kebanyakan orang cenderung merasa terhambat dan kehabisan cara ketika mengalami hambatan dalam usaha pencapaian tujuan (Snyder, 1994).

Dokumen terkait