• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2 Komponen Kebugaran Fisik

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kebugaran

fisik ialah kecocokan keadaan fisik terhadap aktivitas sehari-hari yang

harus dilaksanakan oleh fisik. Kebigaran fisik dapat menyebabkan

individu mampu melaksanakan tugas fisik tertentu dengan hasil yang

baik tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan dan masih

memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas yang bersifat

mendadak.

2.1.2 Komponen Kebugaran Fisik

Menurut Housman dkk (2015) menyatakan bahwa kesegaran

jasmani, kebugaran fisik, atau physical fitness terdiri atas sepuluh

komponen. Komponen tersebut sebagian besar komponen biomotorik

ditambahkan dengan komponen komposisi tubuh (terkait dengan

masalah kesehatan). Kesepuluh komponen kebugaran fisik tersebut

adalah:

1. Kekuatan Otot (Muscle Strength)

Kekuatan otot adalah kemampuan dalam mempergunakan

otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Kekuatan otot dapat

diraih dari latihan dengan beban berat dan frekuensi sedikit. Kita

dapat melatih kekuatan otot lengan dengan latihan angkat beban,

2. Daya Tahan Otot (Musculer endurance)

Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam

mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam

waktu sependek-pendeknya. Dengan kata lain berhubungan dengan

sistem anaerobik dalam proses pemenuhan energinya. Daya tahan

otot dapat disebut juga daya ledak otot (explosive power). Latihan

yang dapat melatih daya ledak otot adalah latihan yang bersifat

cepat atau berlangsung secepat mungkin.

3. Kelenturan (Flexibility)

Kelenturan adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan

diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas.

4. Komposisi Tubuh (Body Composition)

Jaringan lemak menambah berat badan, tapi tidak

mendukung kemampuan untuk secara langsung menggunakan

oksigen selama olah raga berat.

5. Daya Tahan Kardiovaskuler (cardivasculer endurance)

Daya tahan kardiovaskuler adalah kemampuan seseorang

dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran

darahnya secara efektif dan efisien untuk melaksanakan kerja secara

terus menerus. Dengan kata lain berhubungan dengan sistem

aerobik dalam proses pemenuhan energinya. Latihan untuk melatih

dilatih dengan beban rendah atau kecil, namun dengan frekuensi

yang banyak dan dalam durasi waktu yang lama.

6. Kecepatan Gerak (Speed Movement)

Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk

mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama

dengan waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan sangat dibutuhkan

dalam olahraga yang sangat mengandalkan kecepatan, seperti lari

pendek 100 m dan lari pendek 200 m. Kecepatan dalam hal ini lebih

mengarah pada kecepatan otot tungkai dalam melakukan aktifitas.

7. Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi

di area tertentu, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan atau dari

samping ke depan. Olahraga yang sangat mengandalkan kelincahan

misalnya bulu tangkis. Kelincahan dapat dilatih dengan lari cepat

dengan jarak sangat dekat, kemudian berganti arah.

8. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang

mengendalikan organ-organ syaraf otot sehingga dapat

mengendalikan gerakan-gerakan dengan baik dan benar. Senam

merupakan salah satu cabang olahraga yang sangan mengandalkan

9. Kecepatan Reaksi (Reaction time)

Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera

bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang

ditimbulkan lewat indera.

10. Koordinasi (coordination)

Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan

berbagai gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal

secara efektif.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Fisik

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran

fisik:

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin seseorang bertanggungjawab atas 25%

hingga 40% dari perbedaan nilai VO2max. Lebih dari setengah

perbedaan genotype dengan faktor lingkungan aerobik dikarenakan oleh perbedaan genotype dengan faktor lingkungan

sebagai penyebab lainnya (Sharkey, 2003).

2. Latihan

Latihan adalah gerakan tubuh yang terencana dan

terstruktur dan dilakukan berulang-ulang untuk menye mpurnakan

atau mempertahankan komponen kebugaran. Latihan yang teratur

penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker usus, derajat

kolesterol tinggi. Latihan yang dilakukan lebih dari 30 menit akan

memberikan efek ganda, disatu pihak akan meningkatkan aliran

darah, dilain pihak akan membantu memecahkan metabolisme

lemak dan kolesterol. Bila tujuan dari latihan hanya untuk

membina atau meningkatkan kesegaran jasmani bukan untuk

meningkatkan prestasi olahraga, maka frekuensi latihan cukup 3-5

kali seminggu. Setiap berlatih waktu yang digunakan antara 15-

60 menit untuk latihan intinya.

3. Usia

Dengan penurunan sampai 10% perdekade untuk individu

yang tidak aktif, tanpa memperhitungkan tingkat kebugaran awal

mereka. Bagi yang aktif, dapat menghentikan setengah penurunan

tersebut 4% hingga 5% perdekade dan yang terlibat dalam latihan

fitness dapat menghentikan setengahnya hingga 2,5 perdekade

(Sharkey, 2003).

4. Status Gizi

Ketersediaan zat gizi dalam tubuh akan berpengaruh pada

kemampuan otot berkontraksi dan daya tahan kardiovaskuer.

Untuk mendapatkan kebugaran yang baik, seseorangg haruslah

melakukan latihan olahraga-olahraga yang cukup, mendapatkan

gizi yang memadai untuk kegiatan fisiknya dan tidur (Fatmah,

Status gizi yang baik dapat mencapai kesehatan dan

kesegaran jasmani yang optimal, mampu bertahan terhadap latihan

yang keras dan mampu mencapai performance dalam olahraga

secara baik.

Status gizi adalah suatu kondisi tubuh sebagai akibat

keseimbangan intake makanan dan penggunaanyaoleh tubuh yang

dapat diukur dari berbagai dimensi. Untuk mengevaluasi status gizi

dapat digunakan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus

sebagai berikut:

Indeks Massa Tubuh (IMT) =

Kemudian berdasarkan nilai yang didapatkan dari rumus IMT

tersebut dapat ditentukan klasifikasinya. Menurut Permaesih

(2001), klasifikasi IMT terdiri dari: berat badan kurang (<18,5),

berat badan normal (18,5 – 22,9), kelebihan berat badan (≥23,0),

beresiko menjadi obes (23,0 – 24,9), obes I (25,0 – 29,9), obes II (≥30,0).

5. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik dapat meningkatkan konsumsi oksigen

maksimum (VO2 maks) yang dihasilkan oleh gerak badan

seseorang individu sekitar 36 ml/kg/menit dalam pria sehat aktif

dan sekitar 29 ml/kg/menit dalam wanita sehat aktif. VO2 maks

akan lebih rendah pada individu yang banyak duduk. Berat Badan (kg) Tinggi Badan (m)2

6. Pola Tidur

Keadaan tidur yang sebenarnya adalah saat pikiran dan

tubuh berbeda dengan keadaan terjaga, yakni ketika tubuh

beristirahat secara tenang, aktivitas metabolisme tubuh menurun,

dan pikiran menjadi tidak sadar terhadap dunia luar. Tidur di

tempatkan pada posisi ketiga terkait aktifitas paling vital bagi

manusia setelah udara dan air, tidur termasuk bagian dari periode

alamiah kesadaran yang terjadi ketika tubuh direstorasi, yang

dicirikan oleh rendahnya kesadaran dan keadaan metabolisme

tubuh yang minimal (Putra, 2011).

2.2 Daya Tahan Kardiorespirasi

Dokumen terkait