• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.1 Kajian Pustaka

2.2.3 Hakikat Model Pembelajaran ARIAS

2.2.3.4 Komponen-komponen Model Pembelajaran ARIAS

Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)

Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) terdiri atas lima komponen. Komponen tersebut merupakan suatu kesatuan yang diperlukan dalam sebuah pembelajaran yang baik menurut Morris (dalam Rahman 2014: 55-58) secara lebih lanjut, komponen-komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Assurance (percaya diri)

Dalam masalah ini, percaya diri yang dimaksud adalah percaya diri pada siswa. Hal ini berkaitan dengan sikap percaya diri atau yakin akan berhasil atau berhubungan dengan harapan untuk berhasil (Keller dalam Rahman 2014:56). Menurut Petri (dalam Rahman 2014:56) sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil mendorong individu bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan.

Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus ( Prayitno dalam Rahman 2014:56). Menurut Woodruff (dalam Rahman 2014:56) bahwa sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa minat/perhatian. Dengan demikian betapa pentingnya bagi guru untuk menanamkan sikap percaya diri ini pada siswa guna mendorong dan memotivasi diri mereka untuk berhasil dan berprestasi secara optimal sehingga mampu bersaing dengan teman-temannya dalam pembelajaran. 2) Relevance (relevansi)

Relevance atau relevansi ini berarti dalam pelaksanaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction), harus berkaitan dengan pengalaman siswa atau sesuai dengan kehidupan nyata siswa. Siswa akan merasa terdorong dan antusias untuk mempelajari sesuatu yang ada relevansinya dengan kehidupan mereka dan memiliki tujuan yang jelas, misalnya siswa saling membantu antara teman dalam mengerjakan tugas, siswa rajin belajar, dan siswa bermain tanpa membedakan teman. Sesuatu yang memiliki arah, tujuan dan sasaran yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang mereka akan miliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang mereka akan miliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan mengetahui kesenjangan antara kemampuan yang telah dimiliki dengan kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali (Gagne dan Driscoll dalam Rahman 2014:56).

3) Interest (minat/perhatian)

Komponen ketiga model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah interest, yaitu aspek yang berhubungan dengan minat atau perhatian siswa. Menurut Woodruff (dalam Rahman 2014:56), sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat dan perhatian. Keller (dalam Rahman 2014:56) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran minat dan perhatian tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan segala cara untuk menarik perhatian dan minat siswa. Herndon (dalam Rahman 2014:57) menunjukkan bahwa adanya minat atau perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan dapat mendorong siswa melanjutkan tugasnya. Siswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan minat atau perhatian mereka. Minat atau perhatian merupakan aspek penting dari sebuah pembelajaran yang berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa.

4) Assessment (penilaian/evaluasi)

Assessment merupakan suatu bentuk evaluasi selama proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid (Lefrancois dalam Rahman 2014:57). Menurut Hopkins dan Antes (dalam Rahman 2014:57) bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi.

Evaluasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah dicapai. Dalam evaluasi, siswa juga bisa mengevaluasi diri mereka sendiri (self evaluation) atau dengan bantuan temannya untuk mengevaluasi diri. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya (Soekamto dalam Rahman 2014:58). Agar evaluasi, yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan, maka evaluasi harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip yang tepat. Arikunto (dalam Rahman 2014:58) mengemukakan bahwa ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara tujuan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

5) Satisfaction (penguatan)

Komponen kelima model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah satisfaction yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga atau puas atas hasil yang dicapai. Di dalam model pembelajaran ini, aspek kepuasan siswa sangat diperhatikan guna memotivasi siswa untuk terus berprestasi dan berhasil sehingga akan berakibat pula dalam hasil belajar mereka. Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga atau puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya (Gagne dan Driscoll dalam Rahman 2014:58).

Komponen

ARIAS TAHAPAN POSISI

Assurance (percaya diri)

1. Menanamkan percaya diri dan motivasi siswa dengan memperlihatkan video atau gambar seseorang yang telah berhasil.

2. Mengingatkan konsep yang telah dipelajari yang merupakan materi prasyarat atau apersepsi.

Pendahuluan 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai agar siswa memahami arah pembelajaran.

Menurut Hilgard (dalam Rahman 2014:58), reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dari dalam diri individu sendiri yang disebut kebangaan intrinsik di mana individu merasa puas dan bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat sesuatu.

Menurut Joyce dan Weil (dalam Winataputra 2005:8-10), unsur-unsur model sebagai berikut :

1) Sintakmatik Model Pembelajaran ARIAS

Menurut Ahmadi (2011:71-77) secara umum sintaks model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Relevance (relevansi)

2. Guru menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

Interest (minat/perhatian)

1. Guru menarik dan memelihara minat atau perhatian siswa dengan menggunakan media.

2. Guru menjelaskan tentang konsep atau materi pembelajaran.

3. Guru memberikan tugas kepada siswa dan memberikan bimbingan belajar.

Kegiatan inti

Assessment (penilaian)

1. Guru mengecek kegiatan pembelajaran. 2. Siswa mempresentasikan hasil tugasnya

dengan memberikan penjelasan dari hasil kerjanya (self assessment) dan tanggapan dari siswa lain terhadap hasil kerjanya (assessment terhadap teman) 3. Guru memberikan umpan balik

terhadap jawaban siswa

Satisfaction (penguatan)

1. Guru menuntun siswa merangkum ataupun menarik kesimpulan terhadap materi yang sudah diberikan.

2. Guru memberikan penguatan atau penghargaan kepada siswa.

Penutup

2) Sistem Sosial

Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) ini bercirikan lingkungan belajar yang sistematis, bermakna dan sederhana sehingga siswa merasa nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa aktif berinteraksi dengan

kelompok dan seluruh peserta belajar dalam kelas, interaksi ini berlangsung secara berkesinambungan sehingga guru tidak mendominasi pembelajaran, ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih mengembangkan kemampuan penalarannya dan siswa lebih dihargai mengemukakan ide-ide yang ada didalam pikirannya.

3) Prinsip Reaksi

Guru dalam kelas yang menerapkan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) lebih berperan menjadi mediator yang hanya memberi stimulus terhadap siswa. Suasana kelas ditentukan oleh guru sebagai perancang kondisi. Guru memotivasi dan membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun. Guru menjelaskan manfaat materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru menarik dan memelihara minat/perhatian. Setelah membimbing pembelajaran guru memberikan penguatan dan siswa diberi kesempatan untuk mengevaluasi diri sendiri dan mengevaluasi temannya.

4) Sistem Pendukung

Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) adalah pengajar yang memiliki kepribadian yang hangat, memotivasi siswa, terampil dalam mengelola hubungan interpersonal dan memimpin diskusi kelompok. Sarana lain yang juga penting berupa materi pembelajaran materi pantun. Bahan yang dibutuhkan antara lain buku paket siswa, medianya berupa kartu pantun, LCD dan laptop.

5) Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring

Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,

Satisfaction) mempunyai pengaruh penting terhadap siswa. Model ARIAS

(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) mempunyai dampak instruksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yaitu perolehan dan penguasaan materi baru. Dampak pengiringnya adalah siswa mempunyai rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat yang dimiliki, tumbuhnya minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran manulis pantun serta motivasi siswa untuk belajar semakin besar, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dokumen terkait