• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen-komponen Pembentuk Peristiwa Komunikasi dalam Upacara Seren Taun

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 63-68)

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara disengaja dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh para pelakunya sehingga dalam suatu peristiwa komunikasi terdapat fungsi-fungsi dan komponen-komponen komunikasi yang saling berkaitan, jika salah satu komponen komunikasi tersebut hilang maka peristiwa komunikasi tidak akan pernah terjadi.

Peristiwa komunikasi pada upacara seren taun setidaknya dipengaruhi oleh beberapa komponen komunikasi seperti (1). Setting, (2). Partisipan, (3). Bentuk Pesan, (4). Isi Pesan, dan (5). Media/saluran. Komponen-kompenen tersebut salinglah berkaitan hingga membentuk suatu peristiwa komunikasi, misalnya keberadaan partisipan akan dapat memungkinkan terjadinya kontak komunikasi dan kontak komunikasi selalu diikuti oleh ketersediaan waktu, tempat ataupun suasana yang kemudian memungkinkan timbulnya proses pertukaran informasi (pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima).

1. Setting

Interaksi dalam konteks komunikasi senantiasa menuntut adanya ketersedian waktu, tempat, ataupun suasana (setting), sebab tanpa adanya komponen tersebut kegiatan komunikasi tidak dapat berlangsung

sebagaimana mestinya. Orang-orang melakukan pertemuan dan melakukan pembicaran akan senantiasa membutuhkan ketersediaan waktu, tempat ataupun suasana.

Dalam kegiatan upacara seren taun, setting menjadi salah satu unsur yang sangat dirasakan keberadaannya dimana setiap tanggal 22 rayagung masyarakat Cigugur mengadakan syukuran adat seren taun yang berpusat di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal.

Peristiwa komunikasi di sini dapat dilihat pada partisipasi masyarakat Cigugur dalam merayakan upacara Seren Taun baik yang menjadi panitia, peserta ataupun masyarakat yang hanya sekedar menyaksikan acara tahunan tersebut.

Fase tersebut menunjukkan suatu aktivitas komunikasi dimana ada pesan-pesan yang ditampilkan yang kemudian diterima oleh khalayak. Seperti misalnya pada acara Ngajayak yang dilakukan pada pagi hari tepat pada tanggal 22 Rayagung.

Acara ngajayak diperagakan oleh rombongan muda-mudi dan orang tua yang membawa hasil panen untuk kemudian dikumpulkan di gedung Paseban Tri Panca Tunggal. Rombongan ini terbagi dalam empat bagian sesuai dengan arah mata angin; Timur, Barat, Utara, dan Selatan.

Pesan yang hendak disampaikan melalui peristiwa komunikasi ini adalah terletak pada nilai-nilai gotong royongnya dimana masyarakat dapat menyaksikan secara langsung iring-iringan rombongan muda-mudi

dan orang tua tersebut yang secara bersama-sama membawa hasil panen dari empat penjuru mata angin yang kemudian dikumpulkan dan disatukan di gedung Paseban.

2. Partisipan

Partisipan dalam peristiwa komunikasi pada perayaan upacara Seren Taun adalah mereka yang terlibat dalam perayaan upacara seren taun baik yang berperan sebagai komunikator (penyelenggara/panitia) ataupun sebagai komunikan (masyarakat publik).

Proses terjadinya komunikasi di sini adalah ketika adanya keterlibatan para pelaku komunikasi yang saling berinteraksi baik sebagai peserta ataupun sebagai penonton. Peserta menyampaikan informasi melalui kegiatan yang dibawakannya dan penonton menerima informasi dari apa yang dilihat dan dirasakannya.

Untuk lebih jelasnya kita bisa melihat pada salah satu kegiatan yang ada, misalnya acara Tari Buyung. Dalam acara tersebut masyarakat bukan hanya sekedar menonton tetapi juga diajak untuk mengenal bahwa Tari Buyung adalah tarian tradisional khas Cigugur.

Melalui acara-acara tersebut kita bisa melihat terbentuknya peristiwa komunikasi dimana terdapat suatu aktivitas komunikasi antara komunikator dan komunikan.

3. Bentuk pesan

Pesan dalam perayaan upacara Seren Taun baik berupa pesan verbal ataupun pesan non verbal pada dasarnya lebih bersifat informatif

satu arah, dimana pesan-pesan yang disampaikan melalui berbagai prosesi dari mulai acara pembukaan hingga acara penutup bertujuan untuk memberikan informasi, edukasi ataupun memberi hiburan bagi para pengunjungnya.

Arus komunikasi satu arah di sini dapat kita lihat misalnya pada pameran batik. Pameran batik tersebut memiliki tujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa di Cigugur pun memiliki batik khas, yaitu batik paseban. Atau dalam acara lainnya misalnya saja pada acara Kidung spiritual yang bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait nilai-nilai toleransi dan kerukunan umat beragama, dan lain sebagainya.

Jika kita perhatikan pada kegiatan-kegiatan acara tersebut, kita bisa memahami bahwa pesan bergerak secara satu arah, sama halnya ketika kita menonton televisi ataupun membaca koran.

4. Isi pesan

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi berupa ide-ide, pemikiran, emosi ataupun perasaan. Itu artinya setiap kegiatan komunikasi selalu ada unsur pesan yang disampaikan dari komunikator kepada komunikan. Halnya dalam perayaan upacara Seren Taun, meski tidak diungkapkan secara gamblang, pesan-pesan yang disampaikan melalui berbagai rangkaian acara menyiratkan makna tentang pesan-pesan moral yang hendak disampaikan kepada semua orang, seperti nilai-nilai

toleransi yang ditampilkan melalui acara Kidung Spiritual, semangat gotong royong yang diimplementasikan melalui kegiatan acara Ngajayak, dan sikap saling menghormati sesama makhluk ciptaan Tuhan, serta pesan spiritual tentang hubungan transendensi anatara manusia dengan Tuhannya, dan lain sebagainya.

5. Media/saluran

Tiap-tiap pesan dalam konteks komunikasi senantiasa membutuhkan media atau saluran sebagai sarana dalam menyampaikan pesan. Tanpa adanya komponen yang satu ini pesan-pesan tidak bisa disampaikan kepada komunikan sehingga peristiwa komunikasi tidak akan dapat terbentuk.

Dalam perayaan upacara seren taun pesan-pesan disampaikan melalui perayaan upacara Seren Taun itu sendiri dengan melalui berbagai prosesi upacara, melalui simbol-simbol ataupun melalui artefak-artefak, dan lain sebagainya.

Pesan yang disalurkan melalui simbol misalnya, dapat kita lihat pada ikat kepala. Ikat kepala bukan semata-mata sebagai aksesoris pelengkap busana tetapi memiliki makna yang lebih dalam. Atau bisa kita lihat juga pada bagaimana dekorasi penempatan hasil-hasil bumi yang ditata seindah dan menarik mungki. Hal tersebut bertujuan bukan semata-mata untuk memenuhi nilai estetika, tetapi untuk menunjukkan sikap

sebagaimana mestinya dalam memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4.3.3. Pola-pola Komunikasi dalam Perayaan Upacara Seren Taun

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 63-68)

Dokumen terkait