• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

4. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh satuan pendidikan harus memuat komponen-komponen berikut (Masnur Muslich, 2007: 29):

1. Tujuan Pendidikan Sekolah

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut:

a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), meliputi sub komponen:

a. Mata Pelajaran

Berisi “Struktur Kurikulum Tingkat Sekolah” yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

b. Muatan Lokal

Berisi tentang jenis, strategi pemilihan dan pelaksanaan mulok yang diselenggarakan oleh sekolah.

22

c. Pengembangan Diri

Bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, minat, peserta didik, dan kondisi sekolah. Pengembangan diri dapat dilaksanakan dalam bentuk bimbinga n konseling dan ekstrakurikuler.

d. Pengaturan Beban Belajar

Berisikan tentang jumlah beban belajar per mata pelajaran, per minggu per semester dan per tahun pelajaran yang dilaksanakan di sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang tercantum dalam Struktur Kurikulum.

e. Ketuntasan Belajar

Berisi tentang kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah.

f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Berisi tentang kriteria dan mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan, serta penanganan siswa ya ng tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah

g. Penjurusan di SMA/MA

Berisikan tent ang kriteria dan mekanisme penjurusan serta strategi/ kegiatan penelusuran bakat, minat dan prestasi yang diberlakukan

oleh sekolah, yang disusun dengan mengacu pada panduan penjurusan yang akan disusun oleh Direktorat terkait.

h. Pendidikan Kecakapan Hidup

Bukan mata pelajaran tetapi substansinya merupakan bagian integral dari semua mata pelajaran.

i. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Program yang dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global.

3. Kalender Pendidikan

Berisi tentang kalender pendidikan yang digunakan oleh sekolah, disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

4. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP)

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan / atau kelompok mata pelajaran / tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok / pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

24

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pengajaran sumber belajar, dan penilaian hasil belajar

c. Guru

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1990:228) guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya, profesinya mengajar. Menurut UU sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 Bab XI pasal 39 ayat 2 mengatakan:

“Pendidik (guru) merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”

Menurut DR. M.I. soeleman (1985:7), “Guru” pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa, bahkan keberadaan guru merupakan factor condisio sine guanom yang tidak mungkin.

Secara sederhana guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. McLeod, (1989) berasumsi guru adalah seseorang yang

pekerjaanya mengajar orang lain. Jadi pengertian guru adalah tenaga pendidik yang pekerjaan utamanya menga jar (UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3).

Sehingga dari beberapa pengertian guru tersebut dapat diketahui bahwa peranan guru di sekolah dan di masyarakat itu sangatlah penting. Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut (Sanjaya, 2005:148):

1. Informator

Guru dalam hal ini berperan sebagai pemberi informasi yang nantinya berguna bagi siswa-siswanya.

2. Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran, dll. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar tersebut semua diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.

3. Motivator

Peran guru sebagai motivator adalah meningkatkan kegairahan dan pengembanga n kegiatan belajar siswa, sehingga guru harus dapat merangsang dan memberi dorongan serta reinforment untuk medinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas siswa, dan daya cipta, dalam rangka mewujudkan dinamika didalam proses belajar

26

mengajar. Perana n guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial.

4. Pengarah (dedikator)

Guru dalam hal ini dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

5. Inisiator

Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide- ide dalam proses belajar. Yang mana ide- ide tersebut merupakan ide- ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.

6. Transmitter

Dalam kegiatan belajar guru bertindak sebagai penyebar kebijaksanaan dan pengetahuan.

7. Fasilitator

Guru sebagai fasilitator berperan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar- mengajar, misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa sehingga, serasi dengan perkembangan siswa sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung secara efektif.

8. Mediator

Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa atau penyedia media. Oleh karena itu guru harus

mengetahui dan memahami karakteristik masing- masing siswa baik itu gaya belajar maupun kemampuan dasar yang telah dimiliki. Melalui pemahaman itu, guru bisa membantu mereka untuk belajar secara optimal. Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa.

9. Evaluator

Kecenderungan guru berperan sebagai evalutor adalah mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didiknya dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang baik, maka evaluasi-evaluasi yang dilakukan guru itu mencakup evaluasi ekstrinsik dan evaluasi intrinsik. Sehingga guru harus berhati- hati dalam menjatuhkan nilai atau kriteria kebarhasilan. Hal ini tidaklah cukup bila hanya dilihat dari bisa atau tidaknya mengerjakan mata pelajaran yang diujikan tetapi masih perlu ada pertimbangan-pertimbangan yang unik dan kompleks, terutama yang menyangkut perilaku dan values yang ada pada masing- masing mata pelajaran.

Dokumen terkait