• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Model Pembelajaran

2.2.5 Komponen Pembelajaran

Komponen pembelajaran menurut Khomsum Nur Halim (2011: 28): 1) Tujuan Pembelajaran

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dirasakan belajar sebagai salah satu kebutuhan yang vital dikarenakan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan berbagai perubahan yang melanda segenap aspek kehidupan dan penghidupan manusia. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tuntutan hidup, kehidupan dan penghidupan yang senantiasa berubah. Dengan demikian belajar merupakan suatu kebutuhan yang dirasakan sebagai suatu keharusan untuk dipenuhi sepanjang usia manusia sejak dari dalam kandungan hingga akhir hayat.

Tujuan pembelajaran menurut beberapa pakar seperti Robert F. Mager memberikan pengertian bahwa tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Sedangkan menurut David E. Kapel dan Kemp menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang

dinyatakan dalam perilku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. (Hamzah B. Uno, 2006: 35).

Menurut Gerlach dan Ely (dalam Ani Catharina, 2004: 5) tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan bentuk perubahan yang diinginkan pada diri pembelajar, yakni pernyataan tentang apa yang ingin dilakukan oleh pembelajar setelah menyelesaikan pengalaman belajar.

Tujuan pembelajaran adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang dirogramkan tanpa adanya suatu tujuan. Tujuan pembelajaran merupakan arah kemana kegiatan pembelajaran akan terlaksana dan apa hasil yang ingin dicapai dari adanya kegiatan pembelajaran tersebut.

Istilah tujuan pembelajaran orang dewasa sendiri dapat ditafsirkan menjadi tiga macam, yaitu: tujuan pendidikan (educational purpose/goals), tujuan khusus program (program objectives) dan tujuan khusus belajar (learning objective) (Achmad Rifa’i, 2003: 64). Tujuan pendidikan mengacu pada tujuan kelembagaan dan sosil yang ingin diperoleh melalui kegiatan pendidikan orang dewasa. Tujuan khusus program mengacu pada hasil pendidikan secara menyeluruh yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Tujuan belajar

mengacu pada hasil perilaku spesifik untuk membantu individu dalam melakukan kegiatan belajar tertentu.

Tujuan pembelajaran dalam suatu pembelajaran merupakan perubahan perilaku yang diperoleh individu setelah mengalami proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini dirumuskan berdasarkan pada kebutuhan belajar yang telah diidentifikasi dan didiagnosis. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran perlu memperhatikan perilaku yang akan dipelajari, kondisi yang harus ada, dan kriteria keberhasilan (Achmad Rifa’i, 2003: 37).

Tujuan pendidikan orang dewasa dilakukan sebelum kegiatan pendidikan orang dewasa dilaksanakan, fungsinya adalah untuk memberikan arah jangka panjang dalam proses pendidikan orang dewasa. Jadi tujuan pembelajaran pada pendidikan orang dewasa dapat bersifat permanen dan tidak permanen.

Tujuan pembelajaran yang baik akan mengandung empat unsur pokok, yaitu (Khomsum, 2011: 29):

a) Menyatakan orang (siswa) yang akan melakukan suatu kegiatan b) Menggambarkan sesuatu yang dilakukan atau dihasilkan oleh siswa c) Menyatakan kondisi dimana perilaku itu terjadi

d) Menyatakan standart yang enetapkan perolehan tujuan.

Tujuan pembelajaran dalam model pembelajaran magang sudah tentu agar peserta didik (pemagang) memiliki ketrampilan sesuai dengan bidang usaha tempat ia bermagang. Yang mana nantinya setelah ia bisa menguasai ketrampilan itu, pemagang dapat mandiri dan membuka usahanya sendiri.

2) Bahan Belajar

Bahan atau materi pelajaran adalah isi pelajaran yang harus dipelajari oleh warga belajar dalam proses belajar. Bahan belajar merupakan inti yang ada dalam kegiatan pembelajaran, karena itu bahan pelajaran diupayakan agar dapat dikuasai oleh warga belajar, serta minat warga belajar akan muncul bila bahan belajar yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan warga belajar.

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran. tanpa bahan belajar, proses pembelajaran tidak akan berjalan. Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi peserta didik. bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pembelajaran (Khomsum, 2011: 29).

Materi/bahan belajar merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk kegiatan pembelajaran (Hamdani, 2011: 48).

Pemilihan bahan belajar akan mempengaruhi pendidik dalam memilih jenis strategi belajar dan membelajarkan yang akan digunakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan belajar adalah sebagai berikut (Syamsu Mappa dan Anisah Basleman, 2011: 44-45):

a) Ranah tingkah laku yang ingin dikembangkan berupa konsep, prinsip, teori, pemecahan masalah, sikap dan nilai serta keterampilan.

b) Derajat kesukaran bahan

c) Jenis bahan yang bermakna yang telah dikenal atau yang berkaitan dengan kepentingan atau kebutuhan warga belajar.

d) Luas dan jumlah bahan, semakin luas atau makin banyak bahan yang harus dipelajari maka makin banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyajikan dan mempelajari bahan tersebut.

e) Letak bagian dalam seluruh pelajaran. Pokok-pokok bahasan yang disajikan pada awal semester lebih mudah dipelajar dibandingkan yang disajikan pada minggu pertengahan semester.

Sumber belajar dari model pembelajaran magang adalah permagang, yakni orang yang memiliki usaha atau pekerja yang lebih ahli dalam hal pekerjaannya. Sebagai sumber belajar, pemagang harus menguasai ketrampilan/pekerjaan yang ada sehingga pemagang pun memiliki pengetahuan yang sesuai dengan jenis bidang usaha tempat ia bermagang.

3) Kegiatan Pembelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (dalam Devi Kurnia, 2008: 15) Kegiatan pembelajaran mencakup interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran, interaksi tersebut dapat terjadi antara sumber belajar dengan warga belajar, interaksi dalam kegiatan belajar dan interaksi lain dalam proses atau situasi pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan inti dalam pendidikan. Dalam kegiatan pembelajaran akan melibatkan semua komponen pembelajaran, kegiatan pembelajaran akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh sumber belajar (pengajar) bertujuan agar setiap usaha yang dilakukan oleh warga belajar merupakan

kegiatan belajar. Upaya yang dilakukan oleh sumber belajar dalam membelajarkan peserta didiknya memiliki nama dan penerapan yang bercorak ragam, misalnya berupa dorongan atau bimbingan belajar yang arahnya adalah agar warga belajar dapat secara aktif melakukan kegiatan belajar.

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam pembelajaran magang lebih terfokus bagaimana peserta didik dapat belajar sambil bekerja, dan bekerja sambil belajar.

4) Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode pembelajaran yang digunakan berkaitan dengan strategi belajar yang dipilih serta kegiatan belajar yang akan dialaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhman, M. Sc. Ed (dalam Khomsum Nurhalim, 2011: 31) faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Tujuan yang terbagi-bagi jenis dan fungsinya

b) Anak didik yang terbagi-bagi tingkat kematangannya c) Situasi yang terbagi-bagi keadaannya

d) Fasilitas yang terbagi-bagi kualitas dan kuantitasnya

e) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

Sedangkan Oemar Hamalik menjelaskan lebih rinci tentang faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran adalah sebagai berikut (dalam Devi kurnia, 2008: 16):

a. Tujuan belajar yang hendak dicapai apakah bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik

b. Isi atau pesan belajar untuk mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan

c. Keadaan warga belajar seperti umur, pendidikan, pengalaman, agama, budaya dan kondisi fisiknya.

d. Alokasi waktu yang tersedia seperti ruangan, alat perlengkapan belajar dan sebagainya.

e. Kemampuan fasilitator, pelatih atau pelajaran tentang metode pembelajaran.

5) Media atau sarana pembelajaran

Media adalah alat bantu yang data dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai sarana perantara. Media utama yang digunakan pada pembelajaran dapat berupa alat bantu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, alat memiliki fungsi yaitu sebagai perlengkapan, sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan.

Alat atau media memiliki sifat untuk meningkatkan persepsi, meningkatlkan pengertian, meningkatkan transfer (pengalihan) belajar, untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai dan untuk meningkatkan retensi (ingatan) (Khomsum, 2011: 32).

Alat tidak dapat diabaikan dalam proses pengelolaan pembelajaran. karena alat merupakan media penting dalam meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Melalui alat, materi yang tidak dapat dicapai dengan kemampuan dasar dari dalam diri individu, maka dengan adanya alat, individu dapat mencapai materi belajar tersebut.

6) Evaluasi Pembelajaran

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation. Menurut Edwin Wand dan Gerald dalam buku Essentials of Educational Evaluation, dikatakan bahwa:

“Evaluation refer to the act or prosess to determining the value of something.”

Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dan suatu. Sesuai dengan pendapat diatas, Wayan Unkancana dan P.P.N Sumartana mengemukakan bahwa evaluasi dapat siartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan (Khomsum, 2011: 33).

Evaluasi merupakan kegiatan yang terpenting dari proses pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran perlu diketahui seberapa jauh proses belajar yang dilakukan warga belajar itu telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Oemar Hamalik (dalam Devi Kurnia (2008: 17) Evaluasi hasil adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengelolaan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh warga beajar setelah melakukan

kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.