• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.5 Komponen Penyuluhan

Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) merupakan upaya untuk mengetahui potensi sebuah wilayah dengan menggali data dan informasi (primer dan sekunder) yang dilakukan secara partisipatif. Upaya ini bertujuan agar penyuluh mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi suatu wilayah. Disisi lain mengetahui potensi yang bisa dikembangkan kedepannya. Dan dapat memilih langkah yang tepat dalam pelaksanaanya.

2. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Penyuluhan

Menurut Undang – Undang SP3K No.16 Tahun 2006, Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu mendorong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

19

permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Selain itu, penyuluhan pertanian diartikan sebagai pendidikan luar sekolah yang ditujukan kepada petani dan keluarganya agar dapat bertani lebih baik, berusaha tani yang lebih menguntungkan, dan dapat terwujudnya kehidupan yang lebih sejahtera bagi keluarga dan masyarakatnya.

Tujuan penyuluhan pertanian dapat bersifat persuasif, yaitu tujuan untuk menggugah perasaan penerima, seperti senang tidak senang, suka tidak suka.

Tujuan yang lain yaitu untuk mengubah perilaku pelaku utam dan pelaku usaha (sikap, pengetahuan, keterampilan) dan meningkatkan sikap positif terhadap setiap paket pengetahuan. Kemudian tujuan penyuluhan pertanian diarahkan pada terwujudnya

a. Perbaikan teknis bertani b. Perbaikan usahatani

c. Perbaikan kehidupan petani d. Masyarakatnya

Tujuan penyuluhan pertanian agar pertanian di Indonesia dapat berkembang serta dapat memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

Selain itu, agar dapat menambah pengetahuan serta perubahan sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka mau dan mampu menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaiakan oleh penyuluh pertanian.

3. Materi Penyuluhan

Menurut Undang – Undang SP3K, materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.

Materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestarian sumberdaya.

Materi penyuluhan adalah segala bentuk pesan yang ingin disampaikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya dalam bentuk upaya mewujudkan proses komunikasi pembangunan. Materi atau bahan penyuluhan adalah segala bentuk pesan, informasi, inovasi teknologi baru yang diajarkan atau disampaikan kepada sasaran termasuk pelaku utama dan pelaku usaha meliputi berbagai ilmu, teknik, dan berbagai metode pengajaran yang diharapkan akan dapat mengubah perilaku, meningkatkan produktivitas, efektifitas usaha dan dapat meningkatkan pendapatan sasaran (Sasongko et al., 2011).

4. Media Penyuluhan Pertanian

Media atau saluran komunikasi adalah alat pembawa pesan yang disampaikan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi penyuluhan berdasarkan jenisnya dibagi menjadi media perorangan (PPL, petugas), media forum (ceramah, diskusi), media cetak (koran, poster, leaflet, folder) dan media dengar pandang (TV, radio, film). Media penyuluhan sangat diperlukan agar penyuluh memberi manfaat kepada petani sehingga penetapan bentuk penyuluhan diharapkan berdasarkan atas pertimbangan waktu, penyampaian, isi, sasaran dan pengetahuan sasaran.

Penyuluhan dalam prakteknya dapat dilaksanakan dengan menggunakan media penyuluhan langsung dan tidak langsung. Media penyuluhan langsung, yaitu dimana penyuluh dengan petani dapat berhadapan untuk mengadakan acara tukar pikiran yang memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi secara langsung dan memperoleh respon langsung dari sasaran dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan media penyuluhan tidak langsung, lewat perantara orang lain, surat kabar atau media lain yang tidak memungkinkan penyuluh dapat

21

menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat. Media tidak langsung menurut bentuknya dapat dibagi atas : 1). Media elektronik, yaitu TV, radio, film, slide ; 2). Media cetak, berupa pamflet, leaflet, folder, brosur, placard, dan poster.

Media penyuluhan yang baik adalah media yang dapat dimengerti oleh sasaran. Diusahakan agar menggunakan media yang sederhana, menarik, menggunakan bahasa yang mudah dan sesuai dengan kapasitas maupun karakteristik sasaran maupun lingkungan.

5. Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan cara melakukan kegiatan penyuluhan untuk mengubah perilaku sasaran dengan langkah yang sistematis, untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien, kemudian menyatakan bahwa metode penyuluhan merupakan suatu cara pengajaran yang bersifat khusus (berorientasi pada kepentingan petani) guna membangkitkan motivasi dan kemauan petani untuk meningkatkan kondisi sosialnya serta meningkatkan kepercayaan diri untuk mampu melakukan langkah-langkah perbaikan dalam berusaha tani guna meningkatkan kesejahteraan seperti yang diharapkan.

Menurut SKKNI Penyuluhan Pertanian tahun 2013, berikut adalah langkah-langkah menerapkan metode penyuluhan pertanian:

a. Menetapkan metode, harus memperhatikan kondisi karakteristik individu (sasaran) dan pemilihan metode penyuluhan berdasarkan materi dan media sesuai dengan tujuan dan karakteristik sasaran.

b. Menggunakan metode, meliputi pembuatan Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) dan penerapan metode yang dipilih dalam kegiatan penyuluhan pertanian seperti, ceramah, diskusi dan demonstrasi cara.

6. Sinopsis dan Lembar Persiapan Menyuluh (LPM)

Sinopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis dapat diartikan sebagai ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi (Poli, 2015).

Sinopsis materi penyuluhan adalah ringkasan dari materi penyuluhan yang akan disampaikan dalam pelaksanaan penyuluhan. Sinopsis materi penyuluhan berisi :

a. Judul: ditulis dengan menggunakan kalimat singkat dan mudah dipahami yang menggambarkan inti dari materi.

b. Bagian awal : bagian ini berisi ringkasan latar belakang masalah

“mengapa” sasaran perlu mengetahui materi tersebut.

c. Bagian utama : bagian utama berisi ringkasan gambaran isi materi

“siapa, apa, mengapa, kapan, dimana, bagaimana” menerapkan atau melaksanakan isi materi tersebut.

d. Bagian akhir : bagian ini berisi ringkasan implikasi (disugestikan) materi tersebut.

Tujuan dibuatnya sinopsis materi penyuluhan adalah :

a. Untuk memberikan gambaran tentang masalah yang akan dibahas dan bagaimana memecahkan masalah tersebut.

b. Agar materi dapat disampaikan secara runtut.

c. Bagi orang lain yang berkepentingan membacanya dapat mengetahui inti dari materi yang disampaikan.

d. Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) dapat diartikan sebagai lembar yang memuat hal-hal pokok yang harus dipersiapkan dan dikerjakan saat berlangsungnya penyuluhan. Di sisi lain lembar persiapan menyuluh adalah

23

rencana desain kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan untuk setiap kali sesi pertemuan. Tujuan Penyusunan LPM sebagai berikut (Poli, 2015) :

a. Agar memudahkan penyuluh dalam penyampaian Materi.

b. Agar penyuluhan dapat berjalan lancar sesuai skenario waktu yang telah ditetapkan.

c. Memudahkan dalam melakukan evaluasi baik pre-test maupun post-test.

d. Memudahkan penyuluah dalam mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada kegiatan penyuluhan.

e. Sebagai salah satu bukti pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

7. Evaluasi Penyuluhan

Evaluasi merupakan metode untuk mengkaji atau mengukur keberhasilan suatu aktivitas tertentu, dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan lagi hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya. Evaluasi dalam kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan efek serta konsekuensinya ditentukan secara sistematis dan seobyektif mungkin.

Di sisi lain Evaluasi penyuluhan pertanian digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan datang seperti dalam perencanaan program, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan program untuk mencapai kebijaksanaan penyuluhan yang lebih efektif.

Menurut Elita (2019), menyatakan evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pelaksanaan ataupun penerapan program penyuluhan yang telah dilaksanakan. Evaluasi bertujuan untuk sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan .

b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.

c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin terjadi diluar rencana.

Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilau sesuatu keadaan, gejala, atau kegiatan-kegiatan tertentu, dengan menggunakan landasan-landasan tertentu.

Kegiatan evaluasi harus memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi yaitu (Elita, 2019) :

a. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan program. Artinya, tujuan evaluasi harus elaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya. Sebab tujuan evaluasi adalah untuk melihat sampai seberapa jauh tujuan program telah dapat dicapai, dan seberapa jauh telah terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan program dibandingkan dengan perencanaannya.

b. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan: 1) Objektif, artinya selalu berdasarkan pada fakta, 2) Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan, 3) menggunakan metoda pengumpulan data yang tepat dan teliti, 4) menggunakan alat ukur yang tepat (valid, sahih) dan dapat dipercaya (teliti, reliabel).

c. Setiap evaluasi, harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.

d. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk:

1. Data kuantitatif, agar dengan jelas dapat diketahui tingkat pencapaian tujuan dan tingkat penyimpangan pelaksanaan.

2. Uraian kualitatif, agar dapat diketahui faktor-faktor: penentu keberhasilan, penyebab kegagalan, dan faktor penunjang serta penghambat keberhasilan tujuan program yang direncanakan.

e. Evaluasi harus efektif dan efisien, artinya

25

1. Evaluasi harus menghasilkan temuan-temuan yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas (tercapainya tujuan) program, dan 2. Evaluasi harus mempertimbangkan ketersediaan sumber dayanya

sehingga tidak terjebak pada kegiatan-kegiatan yang terlalu rinci, tetapi tidak banyak manfaatnya bagi tercapainya tujuan, melainkan harus dipusatkan kepada kegiatan-kegiatan yang strategis (memiliki dampak yang luas dan besar bagi tercapainya tujuan program).

Dokumen terkait