• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENENTU KINERJA MAKRO EKONOMI

4.1 KOMPONEN PRODUKSI

Komponen produksi yang dimaksud disini adalah faktor-faktor produksi dalam perekonomian yang menentukan kapasitas produksi perekonomian daerah. Kapasitas produksi yang dimiliki perekonomian merupakan sisi penawaran ekonomi (Aggregate Suplly) yang dapat dimanfaatkan baik secara penuh (full employment), dibawah kapasitas (under employment), ataupun diatas kapasitas (over employment). Faktor-faktor produksi ini umumnya

bersifat jangka panjang, terdiri dari Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Modal fisik, dan Teknologi, dengan berbagai dimensinya.

Secara umum ketersediaan data tentang faktor tersebut sangat kurang, terutama di daerah sehingga tidak memadai bagi dilakukannya suatu model analisa yang ideal. Oleh karena itu sering digunakan berbagai variabel lainnya yang dianggap dapat menjadi pendekatan (proxy). Hal ini pula yang dilakukan dalam penelitian ini.

Sumber daya manusia sebagian sudah dibahas dalam bab sebelumnya. Sumber daya manusia memiliki komponen yang dapat menjadi modal (Human Capital) baik berupa tenaga fisik, keahlian, keterampilan, latar belakang pendidikan, pola fikir, motivasi, mentalitas, dan profesionalitas.

Jumlah penduduk Kabupaten Tapin pada 2010 adalah sebanyak 167.877 jiwa. Penduduk dalam usia kerja sebanyak 120.745 jiwa (70,33%) dan yang bukan usia kerja sebanyak 50.132 jiwa (29,67%). Pada tabel 4.1 terlihat bahwa di tahun 2010 terdapat sebanyak 2.558 pencari kerja yang terdaftar yang dapat dikatakan sebagai bagian dari jumlah pengang-guran. Dari jumlah tersebut sebanyak 40,19% berpendidikan SLTA; 19,12% Sarjana Lengkap; 17,36% Sarjana Muda, dan sisanya SD serta SLTP.

Tabel 4.1. Persentase Pencari Kerja Berdasarkan Latar Belakang Pendidikanya di Kabupaten Tapin 2010

Sumber : Kabupaten Tapin Dalam Angka 2010, BPS, 2011 (diolah)

Ketersediaan lapangan kerja menentukan tertampung tidaknya pencari kerja tersebut sehingga menjadi modal manusia yang terakomodasi untuk bekerja. Tabel 4.2 menunjukkan per 2010 terdapat 80.594 pekerja di Kabu-paten Tapin yang tersebar di berbagai sektor. Selama rentang 2006 - 2010 penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tapin secara total tumbuh rata-rata 3,54% per tahun. Hal ini sangat baik mengingat pertumbuhan PDRB yang dialami daerah cenderung berjalan lambat. Biasanya daya serap tenaga kerja yang tinggi memerlukan adanya tingkat pertumbuhan PDRB yang tinggi pula.

Uraian SD SLTP SLTA Sarjana Muda Lengkap Jumlah Sarjana Share

Tabel 4.2 Jumlah Total Pekerja dan Pertumbuhannya Per Lapangan Usaha di Kabupaten Tapin 2006 - 2010

Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 Rata r (%) 1 Pertanian 46,411 36,322 38,874 39,801 42,151 -1.61 2 Pertambangan 2,880 4,381 3,186 3,780 4,271 14.12 3 Industri 3,325 5,371 1,901 2,089 3,304 16.24 4 Listrik 325 71 129 273 161 18.53 5 Konstruksi 1,489 2,473 2,408 2,606 4,030 31.58 6 Perdagangan 8,724 10,812 11,026 14,323 12,814 11.32 7 Angkutan 1,560 2,544 3,774 2,089 2,095 16.77 8 Keuangan 169 495 156 532 242 77.73 9 Jasa 5,703 8,197 6,189 8,335 11,525 23.05 Total 70,586 70,665 67,642 73,829 80,594 3.54

Sumber : Kabupaten Tapin Dalam Angka, BPS, beberapa ed (diolah)

Tingginya daya serap tenaga kerja disemua sektor kecuali petanian yang cenderung melambat bahkan negatif menjadi penentu stabilnya daya serap tenaga kerja. Meskipun demikian, sektor petanian adalah sektor yang paling dominan dalam menampung tenaga kerja, yakni sebanyak 42.151 orang atau 52,30% pada 2010 seperti pada tabel 4.1.

Grafik 4.1

Sumber : Kabupaten Tapin Dalam Angka 2010, BPS, 2011(diolah)

Para pekerja ini disetiap bidangnya turut menentukan besaran nilai tambah yang dihasilkan perekonomian. Nilai tambah tersebut ditentukan oleh produktivitas pekerja. Sebaran nilai produktivitas pekerja sejak 2006 sampai dengan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut.

K om posisi TK (% ) M enurut S ektor E konom i di K ab Tapin 2010 52.3 5.3 4.1 0.2 5 15.9 2.6 0.3 14.3 0 10 20 30 40 50 60 Pe rtani an Pe rtam ban gan Indu stri List rik Kon stru ksi Pe rda gang an Ang kut an Ke uang an Jasa S ektor (% ) K om posisi TK

Tabel 4.3 Produktivitas Pekerja Berdasarkan Lapangan Usaha di Tapin pada 2006 - 2010 (Rp.Juta)

Sektor 2006 2007 2008 2009 2010 Rata-rata 1 Pertanian 7.44 9.72 9.00 9.75 9.85 9.15 2 Pertambangan 57.19 40.47 64.24 50.95 47.02 51.97 3 Industri 11.39 7.67 23.82 23.20 15.53 16.32 4 Listrik 9.19 49.77 28.86 13.88 24.21 25.18 5 Konstruksi 24.57 15.77 17.34 17.10 12.04 17.36 6 Perdagangan 8.89 7.20 7.34 6.03 7.04 7.30 7 Angkutan 10.10 6.42 4.72 8.82 9.31 7.88 8 Keuangan 177.50 68.63 227.78 68.46 160.01 140.48 9 Jasa 20.52 15.37 21.24 16.13 11.86 17.03 Total 11.73 12.28 13.47 12.91 12.47 12.57

Sumber : Kabupaten Tapin Dalam Angka, BPS, beberapa ed (diolah)

Dari data nampak bahwa tingkat produktivitas yang dihitung berdasarkan nilai tambah per pekerja antar sektor atau lapangan usaha sangat variatif. Sektor keuangan nampak memiliki tingkat produktifitas yang paling tinggi sepanjang periode, yakni rata-rata Rp.140,48 juta per pekerja pe tahun. Pada posisi kedua ditempati Petambangan dengan rata-rata Rp. 51,97 juta per pekerja pertahun. Pertanian ternyata bukan yang terendah dalam produktifitas. Produktifitasnya masih lebih tinggi dari Perdagangan dan Transportasi. Kendati demikian, seperti halnya sektor lain, di sektor pertanian terdapat berbagai sub sektor, seperti

Tanaman Pangan, Perkebunan, Prikananan, Peternakan, dan Kehutanan. Kegiatan di Pertanian yang mampu memberikan nilai tambah besar biasanya adalah yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar seperti di Perkebunan maupun Kehutanan.

Sumber daya alam yang paling menonjol pada masya-rakat dengan tingkat perekonomian yang masih tradisional adalah luasan tanah/lahan. Total luas lahan kering di Tapin adalah 163.846 Ha sedangkan lahan sawah 114.355 Ha. Tentu saja lahan tersebut sebagian telah dijadikan lahan budi daya oleh masyarakat ataupun perusahaan besar. Berbagai komoditas pangan, hasil perkebunan, kehutanan, peterna-kan, dan perikanan dapat dihasilkan.

Hasil alam seperti hasil hutan, pertambangan mineral dan non mineral, batubara, dan lain-lain selama ini umumnya telah menghasilkan berbagai industri maupun bisnis per-dagangan diluar perekonomian Tapin. Produksi batu bara pada 2010 mencapai 9.983.501 ton. Produksi tersebut telah meningkat sebesar 47,34% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6.775.678,08 ton. Jika dikalikan dengan harganya niscaya merupakan nilai yang luar biasa. Akan tetapi sebagian besar batu bara itu hanya diangkut keluar termasuk untuk di ekspor ke luar negeri.

Ketersediaan kapital atau modal berupa jumlah perusa-haan atau unit usaha, pabrik, pergudangan, mesin, alat produksi, dan lain sebagainya yang merupakan hasil investasi dan reinvestasi sehingga menimbulkan suatu tingkat akumulasi kapital bagi perekonomian. Ketersediaan kapital menentukan kapasitas atau kemampuan produksi yang pada

akhirnya potensial untuk mencipatakan pertumbuhan pendapatan.

Iklim yang kondusif bagi berkembangnya dunia usaha salah satunya tergambar dari maraknya pendirian unit usaha baru. Berdirinya usaha baru adalah sebagai wujud terjadinya akumulasi kapital secara aggregate dalam ekonomi yang meningkatkan kapasitas untuk tumbuh.

Meskipun kecil, namun perkembangan unit diusaha industri berlangsung positif. Pada tabel 4.4 terlihat jumlah unit usaha Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan (IKAHH) pada 2010 tumbuh 0,26% dibanding pada 2009. Begitupun pada Industri Logam, Elektronika, dan Aneka (ILMEA) tumbuh dengan besaran 2,08% pada rentang waktu yang sama. Oleh karena itu secara keseluruhan jumlah unit industri telah tumbuh dengan 0,38%.

Tabel 4.4 Perkembangan Jumlah Unit Usaha Industri Menurut Jenisnya

Kelompok Industri Unit Usaha Pertumbuhan (%) 2009 2010 1. Industri Kimia, Argo dan Hasil

Hutan (IKAHH) 5.812 5.827 0,26 2. Industri Logam, Elektronika dan

Aneka (ILMEA) 433 422 2,08

Jumlah/Total 6.245 6.269 0,38

Sumber : Kabupaten Tapin Dalam Angka 2010, BPS, 2011 (diolah)

Di bidang perdagangan, selama rentang 2006 - 2010 jumlah perusahaan perdagangan secara keseluruhan (di semua jenis) telah meningkat dari sejumlah 169 perusahaan menjadi 266 perusahaan, atau tumbuh dengan rata-rata 14,77% per tahun. Jika dililihat lebih detail berdasarkan tabel 4.5, Pedagang Besar tumbuh rata-rata 166,83%, Pedagang Menengah tumbuh rata-rata 124,27%, dan Pedagang Kecil tumbuh dengan rata-rata 13,89%.

Dengan demikian terlihat bahwa kegiatan usaha di sektor perdagangan berlangsung sangat kondusif. Tingkat pertum-buhan unit usaha formal mulai dari yang berskala besar sampai yang kecil tumbuh dengan fantastis karena berada diatas 10%. Kelompok perdagangan besar dan menengah terutama sekali mengalami pertumbuhan yang sanat tinggi, diatas 100%. Ini berarti peluang usaha kelompok ini semakin berkembang sesuai dengan kemajuan kabupaten Tapin. Tabel 4.5 Perkembangan Jumlah Perusahaan Perdagangan

Menurut Jenisnya di Kabupaten Tapin pada 2006 - 2010

Kecamatan Pedagang Besar Menengah Pedagang Pedagang Kecil Total

2006 2 9 158 169 2007 13 54 98 165 2008 13 54 98 165 2009 12 83 172 267 2010 27 36 203 266 Tumbu rata-rata (%) 166.83 124.27 13.89 14.77

Sumber : Kabupaten Tapin Dalam Angka, BPS, beberapa ed (diolah)

Dokumen terkait