• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komponen PTT Padi

Komponen dasar/compulsory dan pilihan disesuaikan spesifik wilayah setempat yang paling tepat diterapkan.Komponen teknologi pilihan dapat menjadi compulsory apabila hasil KKP memprioritaskan komponen teknologi dimaksud menjadi keharusan untuk pemecahan masalah utama suatu wilayah, demikian pula sebaliknya bagi komponen teknologi dasar. Adapun komponen PTT padi dasar/compulsory, dikemukakan pada Tabel 4 sedangkan komponen pilihan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 4.Komponen PTT Padi Dasar

Tabel 5.Komponen PTT Padi Pilihan

(Sumber : Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Litbang 2012 dan Analisis) PADI SAWAH

IRIGASI

• Varietas Modern (VUB, PH, PTB)

• Bibit bermutu dan sehat • Pengeturan cara tanam

(Jajar Legowo) • Pemupukan berimbang

dan efisien menggunakan BWD dan PUTS/petak omisi/Permentan No. 4/2007

• PHT sesuai OPT sasaran

PADI SAWAH TADAH HUJAN

• Varietas Modern (VUB, PH, PTB)

• Bibit bermutu dan sehat • Pengelolaan hara P dan K

berdasar PUTS • Pemberian bahan organik • Pengendalian gulma

terpadu

PADI GOGO

• Varietas Modern (VUB, PH, PTB)

• Bibit bermutu dan sehat • Pemberian bahan organik • Pemupukan berdasar

status kesuburan tanah • Konservasi tanah dan air

PADI RAWA LEBAK

• Varietas Modern (VUB, PH, PTB)

• Bibit bermutu dan sehat • Pemupukan N granul, P dan K berdasarkan PUTS • PHT sesuai OPT sasaran

PADI SAWAH IRIGASI • Bahan organik/pupuk

kandang/amelioran ** • Pengelohan tanah yang

baik

• Pengelolaan air optimal (pengairan berselang) • Pupuk cair (PPC, organik,

bio hayati)/ZPT, pupuk mikro

• Penanganan panen dan pascapanen

PADI SAWAH TADAH HUJAN • Pengelolaan tanaman

yang meliputi populasi dan cara tanam (legowo, larikan, dll)

• Cara tanam dilarik dengan populasi tanaman tinggi menggunakan alat tanam row seeding • PHT sesuai OPT sasaran • Penanganan panen dan

pascapanen

PADI GOGO • Pengelolaan tanaman

yang meliputi populasi dan cara tanam (legowo, larikan, dll)

• PHT sesuai OPT setempat • Pengendalian gulma

terpadu

• Pola tanam berbasis padi gogo

• Penanganan panen dan pascapanen

PADI RAWA LEBAK • Pengelolaan tanaman

yang meliputi populasi dan cara tanam (legowo, larikan, dll) • Umur bibit • Pengelolaan air, pembuatan saluran/caren keliling • Pengendalian gulma terpadu

• Penanganan panen dan pascapanen

Adapun PTT padi di lahan pasang surut yaitu : 1).Penggunaan varietas unggul adaptif, 2). Pemupukan spesifik lokasi, 3). Amelioran (digunakan abu dan/atau kapur untuk meningkatkan pH), 4). Pengendalian terpadu untuk hama, penyakit dan gulma dan 5). Menggunakan alsin untuk pra dan pasca panen. Pengolahan tanah sempurna dimaksudkan untuk pencucian racun dan meratakan tanah.(Sumber : Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Litbang, 2012).

a. Peran Komponen PTT

Penggunaan benih varietas unggul bermutu akan menghasilkan daya perkecambahan yang tinggi dan seragam, tanaman yang sehat dengan perakaran yang baik, tanaman tumbuh lebih cepat, tahan terhadap hama dan penyakit, berpotensi hasil tinggi dan mutu hasil yang lebih baik.

Penanaman yang tepat waktu, serentak dan jumlah populasi

yang optimal dapat menghindari serangan hama dan penyakit, menekan pertumbuhan gulma, terhindar dari kelebihan dan kekurangan air, memberikan pertumbuhan tanaman yang sehat dan seragam serta hasil yang tinggi.

Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan

tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan prinsip tepat jumlah, jenis, cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akan memberikan pertumbuhan yang baik dan meningkatkan kemampuan tanaman mencapai hasil tinggi.

Pemberian air pada tanaman secara efektif dan efisien

sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan hasil tanaman yaitu air sebagai pelarut sekaligus pengangkut hara dari tanah ke bagian tanaman. Kebutuhan akan air disetiap stadia tanaman berbeda-beda, pemberian air secara tepat akan meningkatkan hasil dan menekan terjadinya stres pada tanaman yang diakibatkan karena kekurangan dan kelebihan air.

Perlindungan tanaman dilaksanakan untuk mengantisipasi

dan mengendalikan serangan OPT dan DPI dengan meminimalkan kerusakan atau penurunan produksi akibat serangan OPT. Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip dan strategi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Khususnya pengendalian dengan pestisida merupakan pilihan terakhir bila serangan OPT berada diatas ambang ekonomi. Penggunaan pestisida harus memperhatikan jenis, jumlah dan cara penggunaannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan resurjensi atau resistensi OPT atau dampak lain yang merugikan lingkungan.

Penanganan panen dan pasca panen akan memberikan

hasil yang optimal jika panen dilakukan pada waktu dan cara yang tepat yaitu tanaman dipanen pada masak fisiologis berdasarkan umur tanaman, kadar air dan penampakan visual hasil sesuai dengan diskripsi varietas. Pemanenan dilakukan

dengan sistem kelompok yang dilengkapi dengan peralatan dan mesin yang cocok sehingga menekan kehilangan hasil. Hasil panen dikemas dalam wadah dan disimpan ditempat penyimpanan yang aman dari OPT dan perusak hasil lainnya sehingga mutu hasil tetap terjaga dan tidak tercecer.

b. Pemilihan Teknologi PTT

Komponen teknologi yang dipilih dan diterapkan oleh petani dalam melaksanakan GP-PTT adalah komponen teknologi PTT. Perakitan komponen teknologi budidaya dilakukan dengan cara penelusuran setiap alternatif komponen teknologi, jumlah yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi. Apabila hal tersebut telah diketahui maka antar komponen teknologi dan aspek lingkungan dapat disinergiskan. Pemilihan teknologi budidaya yang optimal dapat dilakukan dengan memaksimalkan komponen teknologi yang saling sinergis dan meminimalkan komponen teknologi yang saling antagonis (berlawanan) sehingga diperoleh teknik budidaya dalam pendekatan PTT yang spesifik lokasi.

Kombinasi komponen teknologi yang digunakan pada lokasi tertentu dapat berbeda dengan lokasi lainnya, karena beragamnya kondisi lingkungan pertanaman. Setiap teknologi dan kombinasi teknologi yang sedang dikembangkan pada suatu lokasi dapat berubah sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengalaman petani di lokasi setempat. Untuk

di setiap unit agar Dinas Pertanian Kabupaten/Kota berkomunikasi dan atau berkonsultasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di masing–masing wilayah.

Dokumen terkait