• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA 1. Demografi

Dalam dokumen Contoh BAB II ANDAL (Halaman 44-58)

Jumlah penduduk Kota Makassar pada tahun 2012 adalah 1.369.606 jiwa, yang terdiri dari 676.744 jiwa laki-laki dan 692.862 jiwa perempuan. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,78 % selama sepuluh tahun terakhir. Gambaran penduduk di wilayah studi disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.25. Jumlah Penduduk di Wilayah Studi Tahun 2012

Uraian Jumlah Penduduk

Kota Makassar 1.369.606

Kecamatan Panakkukang 142.308

Kelurahan Masale 11.015

Kelurahan Pandang 10.793

Sumber : Kota Makassar dan Kecamatan Panakkukang Dalam Angka Tahun 2013

Jumlah penduduk di Kecamatan Panakkukang sebanyak 142.308 jiwa atau 10,39 % dari jumlah penduduk di Kota Makassar. Sedangkan jumlah penduduk di wilayah studi yakni Kecamatan Masale sebanyak 11.015 jiwa atau 7,74 % dari jumlah penduduk di Kecamatan Panakkukang, dan Kelurahan Pandang sebanyak 10.793 jiwa atau 7,58 % dari jumlah penduduk di Kecamatan Panakkukang.

Tabel 2.26 Persentase Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Studi Tahun 2012

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah %

0–14 3.242 3.116 6.358 29.15

15–60 6.682 7.155 13.837 63.44

60+ 737 876 1.613 7,41

Jumlah 7.851 8.214 21.808 100,00

Sumber : Kecamatan Panakkukang Dalam Angka Tahun 2013 Setelah Diolah

Berdasarkan Tabel 2.23 menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling banyak pada wilayah studi adalah kelompok 15 –  60 tahun (63,44%), kemudian kelompok umur 0 – 14 tahun (29,15%) dan terakhir kelompok umur 60 tahun keatas (7,41%). Sedangkan gambaran mengenai umur responden pada lokasi studi dapat dilihat pada Tabel 2.27 berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 44 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.27 Rata-rata Umur Responden di Wilayah Studi

No. Umur (Tahun) Jumlah

Responden %

Masyarakat Kel. Masale

1. 15–25 11 27,50 2. 26–35 12 30,00 3. 36– 45 11 27,50 4. 46–55 4 10,00 5. 56–65 2 5,00 Jumlah 40 100,00

Masyarakat Kel. Pandang

1. 15–25 6 24,00 2. 26–35 7 28,00 3. 36– 45 8 32,00 4. 46–55 2 8,00 5. 56–65 2 8,00 Jumlah 25 100,00 Karyawan 1. 15–25 11 55,00 2. 26–35 9 45,00 3. 36– 45 0 00,00 4. 46–55 0 00,00 5. 56–65 0 00,00 Jumlah 20 100,00 Pengunjung 1. 15–25 3 8,57 2. 26–35 15 42,86 3. 36– 45 12 34,29 4. 46–55 3 8,57 5. 56–65 2 5,71 Jumlah 35 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2014

Pada Tabel 2.27. menunjukkan bahwa responden di Kelurahan Masale pada umumnya berada pada kisaran umur 26 –  35 tahun yaitu sebanyak 12 orang (30,00 %), di Kelurahan Pandang pada umumnya berada pada kisaran 36

– 45 tahun yaitu 8 orang (32,00 %). Sedangkan untuk yang berstatus karyawan pada umumnya berada pada kisaran umur 15 –  25 tahun sebanyak 11 orang (55,00 %), dan pengunjung pada kisaran umur 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 15 orang (42,86 %). Hal ini menggambarkan bahwa penduduk pada lokasi rencana kegiatan pengembangan Mall Panakkukang pada umumnya masih berada dalam

Rona Lingkungan Hidup II - 45 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

kategori produktif, sehingga dalam melakukan pekerjaan mampu dilakukan secara optimal.

Tingkat pendidikan (Formal) yang disandang oleh sesorang dibuktikan dengan kepemilikan ijazah. Ijazah tertinggi yang dimiliki oleh seseorang merupakan merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formalnya. Semakin tinggi ijazah yang dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu negara semakin tinggi taraf intelektualitas negara tersebut. Tingkat pendidikan responden di wilayah studi rencana pengembangan Mall Panakkukang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.28 Tingkat Pendidikan Responden di Wilayah Studi

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

Responden % 1. Tidak Tamat SD 12 10,00 2. Tamat SD 24 20,00 3. SMP 25 20,83 4. SMA 39 32,50 5. Akademi/Perguruan Tinggi 20 16,67 Jumlah 120 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2014

Pada Tabel 2.28 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di sekitar wilayah studi pada umumnya lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 32,50 %. Hal ini menggambarkan tingkat pendidikan responden berada pada kategori sedang.

2. Ketenagakerjaan

Berdasarkan hasil Sakernas 2011-2012 terlihat bahwa di Kota Makassar penduduk yang bekerja ada sebanyak 52,18 % sedangkan yang pengangguran sebanyak 5,78 %. Gambaran ketenagakerjaan di Kota Makassar disajikan pada Tabel 2.29 berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 46 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.29. Kondisi Ketenagakerjaan Penduduk 15 tahun Ke Atas di Kota Makassar Tahun 2012

Kegiatan Utama Jumlah Persentase (%)

 A. Angkatan Kerja

Bekerja 514.556 52,18

Mencari Kerja 56.951 5,78

B. Bukan Angkatan Kerja

Sekolah 152.181 15,43

Mengurus Rumah Tangga 206.144 20,91

Lainnya 56.250 5,70

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 57,94

Tingkat Pengangguran terbuka 9,97

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Makassar, 2013

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah suatu ukuran yang dapat menggambarkan partisipasi penduduk usia kerja dalam kegiatan ekonomi. TPAK merupakan perbandingan jumlah angkatan kerja yaitu jumlah penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan terhadap jumlah seluruh penduduk usia kerja (15 tahun keatas).

Dari tabel diatas terlihat Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Penduduk Kota Makassar berkisar 57,94 yang berarti dari 100 orang yang usia kerja sebanyak 57 orang yang masuk sebagai angkatan kerja sedangkan sisanya sebagai penduduk bukan angkatan kerja.

Seperti di negara-negara berkembang, pengangguran masih menjadi persoalan ekonomi di Indonesia. Hal ini diakibatkan oleh tidak terserapnya sebagian angkatan kerja dalam sektor kegiatan ekonomi (lapangan pekerjaan). Dengan kata lain pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan lapangan kerja baru. Sehingga sangat diperlukan data mengenai pencari pekerjaan sebagai bahan untuk pertimbangan mengenai masalah ketenagakerjaan. Selanjutnya bagian dari angkatan kerja yang saat ini tidak bekerja tetapi sedang aktif mencari pekerjaan, dapat diartikan pula sebagai tingkat pengangguran terbuka (TPT).

Rona Lingkungan Hidup II - 47 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tingkat pengangguran pada tahun 2011-2012 mengalami fluktuasi dengan trend yang cenderung naik. Pada tahun 2012 pengangguran terbuka tercatat sekitar 9,97 persen dibanding tahun 2011 yang hanya sekitar 8,41 persen. Angka tersebut mengalami peningkatan, dibanding dengan keadaan tahun 2011. Kondisi ini dinilai cukup baik, sehingga masalah pengangguran tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama.

Kondisi ketenagakerjaan di lokasi studi menunjukkan Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pada wilayah studi berbeda dengan Kota Makassar pada umumnya. TPAK untuk wilayah ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi di Kota Makassar secara keseluruhan. Kondisi ini menunjukkan kualitas lingkungan dalam kategori sedang (nilai 3).

Tabel 2.30. Kondisi Ketenagakerjaan di Wilayah Studi Pada Tahun 2012

Kegiatan Utama Kel. Masale Kel. Pandang  A. Angkatan Kerja

Bekerja 5950 5747

Pengangguran 1050 1090

B. Bukan Angkatan Kerja

Sekolah 212 39

Mengurus Rumah Tangga 780 747

Lainnya 50 39

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 85.00 84.06

Tingkat Pengangguran terbuka 17.64 18.97

Tingkat Kesempatan kerja 82.36 81.03

Sumber : Hasil Perhitungan, 2014

3. Perekonomian

a). PDRB Kota Makassar

PDRB merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan PDRB tahun 2012, nilai PDRB kota Makassar atas dasar harga berlaku mencapai Rp 50.702.400 milyar rupiah. Sedangkan PDRB atas harga

Rona Lingkungan Hidup II - 48 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

konstan nilainya sebesar Rp 19.582.060 milyar rupiah. Struktur ekonomi bisa memberikan gambaran masing-masing sektor dalam pembentukan total PDRB suatu daerah. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perekonomian daerah. Struktur ekonomi Kota Makassar masih didominasi oleh sektor perdagangan, restoran, dan hotel.

Tabel 2.31 PDRB Kota Makassar Atas Dsar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2012 (Milayaran Rupiah)

No. Lapangan Usaha Tahun

2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 1 Pertanian 256.599 272.975 288.085 300.812 2 Pertambangan & Penggalian 2.945 2.430 1.971 1.573 3 Industri Pengolahan 6.484.958 7.287.914 8.206.704 9.042.273

4 Listrik, Gas, & Air Bersih 560.687 670.435 762.502 865.954

5 Bangunan 1.483.832 2.898.340 3.356.010 3.848.112

6 Perdagangan, Hotel, &

Restoran 8.974.100 10.763.583 12.781.102 14.888.102

7 Angkutan dan

Komunikasi 4.356.485 5.302.664 6.236.356 7.729.553

8 Keuangan, persewaan &

Jasa Perusahaan 3.179.778 3.793.000 4.710.227 5.724.216

9 Jasa-jasa 4.964.651 6.016.109 6.432.878 8.301.801

Jumlah 31.263.651 37.007.452 43.428.149 50.702.400

Sumber: BPS – Kota Makassar dalam Angka, Tahun 2013.

Pada Tabel 2.31, memperlihatkan perkembangan PDRB Kota Makassar selama periode 2009 sampai 2012 secara agregat semua sektor mengalami kenaikan secara signifikan. Pada tahun 2009 PDRB Kota Makassar mencapai 31. 263. 651 milyar mengalami kenaikan menjadi Rp 37.007.452 milyar paqda thun 2010, dan Rp 43.428.149 milyar pada tahun 2011 dan Rp 50.702.400 milyar pada tahun 2012. Periode 2009 –  2012, sektor-sektor ekonomi di Kota Makassar mengalami perubahan positif. Dari sektor ekonomi tersebut, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami perkembangan yang sangat pesat, disusul sektor angkutan dan komunikasi, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, industry pengolahan dan jasa-jasa.

Rona Lingkungan Hidup II - 49 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

b). Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar

Laju pertumbuhan ekonomi kota Makassar dapat dihitung berdasarkan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000. Untuk jelasnya pertumbuhan ekonomi kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 2.32 berikut.

Tabel 2.32 Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi kota Makassar dari tahun 2008– 2012.

Tahun

Kota Makassar PDRB atas dasar harga berlaku

(ADH)

PDRB atas dasar harga Konstan (ADHK) Nilai (Rp) Perkembangan (%) Nilai (Rp) Pertumbuhan Ekonomi 2008 26.068.221,49 25,06 13.551,827 10,52 2009 31.263.651.65 19,93 14.798,187 9,20 2010 37.007.451,94 18,37 16.252.451,43 2,83 2011 43.428.149,82 17,35 17.820.697,97 9,65 2012 50.702.400,57 16,75 199.582.060,39 9,88

Sumber: BPS – Kota Makassar dalam Angka Tahun 2013.

Pada Tabel 2.32 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi kota Makassar dari tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami perkembangan yang fluktuatif dimana di tahun 2008 pertumbuhan ekonomi sebesar 10,52 %, akan tetapi pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 9,20 % dan tahun 2010 kembali mengalami kenaikan yaitu menjadi 9,83 %, dan pada tahun 2011 menjadi 9,65 %, serta pada tahun 2012 9,88 %.

c). Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan data BPS Kota Makassar tahun 2013 memperlihatkan bahwa pendapatan asli daerah (PAD) Kota Makassar mengalami kenaikan sebesar 40 % dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut bersumber dari pajak daerah, bagian laba BUMND, penerimaan lain-lain, dana perimbangan, penerimaan dari pembiayaan. Dari keempat komponen penerimaan asli daerah, pos penerimaan BUMD mengalami peningkatan 1 %, restribusi daerah sebesar 19,37 % dan pajak daerah sebesar 45,99 %. Untuk lebih jelasnya perkembangan PAD Kota Makassar menurut sumber penerimaan disajikan pada Tabel 2.33 berikut

Rona Lingkungan Hidup II - 50 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.33. Penerimaan Daerah Kota Makassar Tahun 2011 – 2012.

No. Uraian

Penerimaan/tahun (dalam ribuan rupiah,-)

2011 2012

1 Bagian PAD 345.350.562.825 484.972.799.508

a. Pajak Daerah 266.065.576.931 388.445.926.266 b. Restribusi Daerah 58.015.145.863 69.257.410.559 c. Bagian Laba BUMD 6.355.200.146 6.448.544.026

d. Penerimaan Dinas-dinas -

-e. Penerimaan Lain-lain 14.914.639.885 20.820.918.657 2 Dana Pertimbangan 905.316.278.541 1.105.463.603.654 3 Lain-lain Pendapatan Sah 470.533.063.525 455.689.010.688 4 Penerimaan dan Pembiayaan

-Jumlah 1.883.077.957.274 2.046.125.413.850

Sumber: BPS – Kota Makassar dalam Angka, Tahun 2013

d). Usaha Ekonomi Rakyat

Kegiatan perekonomian masyarakat di Kelurahan Masale dan Pandang sangat dipengaruhi oleh kegiatan usaha ekonomi lokal dan rumah tangga yang dikelolah atau dijalankan oleh masyarakat setempat baik yang dikelolah secara perorangan maupun secara kelompok melalui lembaga ekonomi. Adapun usaha ekonomi lokal yang ada di Kelurahan Masale dan Pandang Kecamatan Panakkukang yang merupakan lokasi rencana kegiatan pengembangan Mall Panakkukang disajikan pada Tabel 2.34 berikut ini.

Tabel 2.34. Jenis Usaha Ekonomi Lokal yang di Kelolah Masyarakat di Kelurahan Masale dan pandang, Kecamatan Panakkukang.

No. Usaha Ekonomi Lokasi dan Rumah Tangga Prosentasi (%)

1 Pengrajin Industri Rumah Tangga 23

2 Pedagang keliling 28

3 Pedagang Toko 17

4 Montir/bengkel 14

5 Usaha kecil dan menengah 17

6 Penjahit

-7 Jasa pengobatan alternative 1

Jumlah 100

Rona Lingkungan Hidup II - 51 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Pada Tabel 2.34, memperlihatkan bahwa jenis usaha ekonomi lokal dan ekonomi rumah tangga yang dikelola dan dijalankan oleh masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang (rumah sakit, hotel, apartemen, mall dan sekolah) sangat bervariasi seperti usaha pengrajin industri rumah tangga 23 %, pedagang keliling 28 %, montir 14 %, usaha kecil dan menengah 17 %, jasa pengobatan alternatif 1 %. Kegiatan ini merupakan usaha ekonomi rumah tangga yang dijalankan masyarakat sekitar yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga warga sekitar lokasi rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang (rumah sakit, hotel, apartemen, mall dan sekolah) di kelurahan Masale.

Keberadaan pusat perbelanjaan (mall saat ini) juga menumbuhkan beberapa jenis usaha ekonomi rakyat diantaranya jasa penyewaan parkir, jasa penyewaan rumah/kamar (kos-kosan) dan warung makan/kios. Jasa penyewaan parkir tumbuh disekitar jalan Buolevard dan jalan pengayoman yang memanfaatkan ruko – ruko yang tidak difungsikan serta bahu jalan.

Jasa penyewaan rumah/kamar (kos – kosan) banyak dimanfaatkan oleh para karyawan mall. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya transportasi dan waktu perjalanan. Jasa kos –  kosan menggunakan bangunan semi permanen hingga permanen dengan tarif Rp. 350.000 –  500.000 perbulan dan Rp 2.000.000 – 4.000.000/tahun. Sebagian besar karyawan mall (SPG) menfaatkan keberadaan warung makan disekitar mall untuk makan minum akibat tarif makan yang ditawarkan sesuai dengan kondisi keuangan mereka.

e). Ekonomi Rumah Tangga

Berdasarkan data hasil survey menunjukkan bahwa mata pencaharian utama masyarakat sekitar antara lain pedagang, pegawai negeri, buruh, sopir pete-pete, tukang bentor, penarik becak, karyawan toko, pegawai hotel, pembantu rumah tangga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.35 berikut.

Rona Lingkungan Hidup II - 52 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.35 Jenis Mata Pencaharian Responden di Wilayah Studi No. Mata Pencaharian Utama Masyarakat Jumlah

Responden %

1. Pedagang/Wiraswasta/Jasa Kos 20 30,77

2. PNS/TNI/Polri 6 9,23

3. Tukang/Buruh 7 10,77

4. Sopir Pete-pete/tukang bentor/penarik becak 16 24,62

5. Karyawan Toko/Pegawai Hotel 10 15,38

6. Pembantu Rumah Tangga 6 9,23

Jumlah 65 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2014

Pada Tabel 2.35 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk di wilayah studi bervariasi, dan yang dominan adalah pedagang/wiraswasta/Jasa Kos sebanyak 30,77 % kemudian sopir pete-pete/ tukang bentor/ penarik becak sebanyak 24,62 % dan yang paling sedikit adalah PNS/TNI/POLRI dan pembantu rumah tangga yakni sebanyak 9,23 %. Mata pencaharian utama masyarakat sebagai pedagang dikarenakan lokasi ini adalah kawasan bisnis dan belanja di Kota Makassar.

Tabel 2.36 Tingkat Pendapatan Responden di Wilayah Studi

No. Tingkat Pendapatan Jumlah

Responden % 1. < 1.000.000 7 10,77 2. 1.000.000 –1.499.999 9 13,85 3. 1.500.000 –1.999.999 10 15,38 4. 2.000.000 –2.499.999 14 21,54 5. 2.500.000 –2.999.999 15 23,08 6. ≥ 3.000.000 10 15,38 Jumlah 65 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2014

Pada Tabel 2.36 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan responden pada lokasi studi pada umumnya di kisaran Rp 2.500.000,- – Rp 2.999.999,- per bulan yakni sebanyak 23,08 %, kemudian pada kisaran Rp 2.000.000,- – Rp 2.499.999,- sebanyak 21, 54 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat di sekitar lokasi studi tergolong cukup memadai, tapi masih ada pula sebahagian masyarakat yang tingkat pendapatannya masih tergolong rendah sehingga masih perlu upaya peningkatan pendapatan masyarakat

Rona Lingkungan Hidup II - 53 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

tersebut baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta yang ada di wilayah studi.

Sementara itu pendapatan tenan (pemilik usaha) terutama usaha kuliner di mall berada dalam kisaran 5 jt s/d 15 jt perhari. Pendapatan karyawan mall (Cleaning service, Satpam dan SPG) berada dalam kisaran Rp 750.000 –

2.400.000 perbulan. Pendapatan pengunjung mall berada pada kisaran Rp 1.500.000 s/d 4.500.000 perbulan.

4. Sosial Budaya a). Adat Istiadat

Adat istiadat masyarakat yang sudah turun temurun dijalankan oleh warga masyarakat Bugis Makassar dan warga pendatang di sekitar lokasi rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakukang (rumah sakit, hotel, apartemen, mall dan sekolah) di kelurahan Masale merupakan budaya yang sudah mengkristalkan kehidupan bermasyarakat bagi warga. Kebiasaan-kebiasaan yang masih dijalankan sampai saat ini oleh warga sekitar yaitu dalam bentuk kegiatan bermasyarakat seperti tradisi upacara perkawinan, penamatan alquran, sunatan, dan kematian juga kebiasaaan menentukan hafri membangun rumah dan membangun/memperbaiki tempat ibadah atau kebiasaan melakukan suatu usaha.

Nilai budaya yang menjadi pegangan hidup masyarakat Bugis Makassar yang berdomisili di sekitar lokasi rencana kegiatan usaha secara umum tersirat dalam kalimat atau semboyan: Reso Temmanginggi Naletei Pammase Dewata (sikap kemandirian), Lempu na Getteng (Sikap jujur dan Tegas), Pada Idi Pada Elo Sipatuo Sipattokkong (sikap saling membantu), Siri Napacce (harga diri). Oleh karena itu, masyarakat Makassar dan Bugis Makassar yang berada di sekitar lokasi rencana kegiatan akan selalu menjunjung tinggi karakter mandiri, demokrasi, jujur, tegas, memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kemitraan dijunjung tinggi dalam kehidupan sosial masyrakat di sekitar lokasi kegiatan dan umumnya sangat dekat dengan norma-norma keagamaan, walaupun setiap

Rona Lingkungan Hidup II - 54 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

suku/etnis memiliki tata cara pelaksanaan kegiatan adat yang berbeda, namun tetap menyatu dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi secara bersama.

b). Situs Budaya dan Arkeologi

Situs budaya dan arkeologi adalah peninggalan sejarah berupa budaya masa lalu dan benda-benda atau bangunan bersejarah yang dilindungi dan dipelihara oleh Negara atau pemerintah karena memiliki nilai sejarah yang tak ternilai seperti bangunan masjid tua, candi, benteng pertahanan, rumah adat, makam raja-raja, makam pahlawan nasional, dan benda-benda bersejarah lainnya. Pada lokasi rencana kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang (rumah sakit, hotel, apartemen, mall dan sekolah) di kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang tidak terdapat peninggalan budaya dan benda-benda ataupun bangunan bersejarah berupa situs budaya maupun situs arkeologi, sehingga rencana kegiatan pengembangan Mall Panakkukang tidak akan mengganggu situs budaya maupun arkeologi, karena di lokasi rencana kegiatan tidak ada situs budaya dan situs arkeologi.

5. Persepsi Masyarakat di Wilayah Studi

Persepsi masyarakat di lokasi studi dijaring melalui wawancara dengan masyarakat dalam wilayah studi. Hasil wawancara dengan masyarakat dilokasi studi disajikan pada Tabel 2.37.

Rona Lingkungan Hidup II - 55 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.37. Persepsi Responden Pada Wilayah Studi

Uraian

Responden

Karyawan Pengunjung Masyarakat

n=20 % n = 35 % n = 65 %

Mengetahui akan ada rencana kegiatan pengembangan MP

Ya 17 85,00 7 20,00 11 16,92

Tidak 3 15,00 28 80,00 54 83,08

Jumlah 20 100,00 35 100,00 65 100,00

Sikap terhadap rencana tersebut

Setuju 18 90,00 21 60,00 49 75,38

Tidak Setuju 2 10,00 14 40,00 16 24,62

Jumlah 20 100,00 35 100,00 65 100,00

 Alasan Setuju

Dapat ikut berpartisipasi dalam

kegiatan pengembangan Mall 0 0,00 0 0,00 18 36,73

Dapat direkrut menjadi pelayan/ SPG/ Pegawai saat pengoperasian Mall

0 0,00 2 9,52 29 59,18

Membuka lowongan pekerjaan

bagi warga sekitar 0 0,00 8 38,10 0 0,00

Kegiatan ini tidak mengganggu

kenyamanan 0 0,00 2 9,52 0 0,00

Mall akan ramai pengunjung 18 100,00 6 28,57 2 4,08

PAD bisa meningkat 0 0,00 3 14,29 0 0,00

Jumlah 18 100,00 21 100,00 49 100,00

 Alasan tidak setuju

Akan menurunkan pendapatan 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00

Mengganggu akses di sekitar Mall 0 0,00 9 64,29 4 25,00

Akan merusak bangunan di

sekitar Mall 0 0,00 0 0,00 7 43,75

Kesulitan mendapat area parkir 1 50,00 5 35,71 0 0,00

Dapat mengganggu kenyamanan 1 50,00 0 0,00 5 31,25

Jumlah 2 100,00 14 100,00 16 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014

Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang di wilayah studi memberikan dampak positif bagi karyawan yakni mall akan ramai pengunjung (100,00%), sedangkan bagi pengunjung berupa dapat direkrut menjadi pelayan/SPG/Pegawai saat pengoperasian mall dan tidak mengganggu kenyamanan masing-masing sebanyak 9,52%, membuka lowongan pekerjaan bagi warga sekitar (38,10%), mall akan ramai pengunjung (28,57%) dan

Rona Lingkungan Hidup II - 56 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Pendapatan Asli Daerah (PAD) bisa meningkat (14,29%), bagi masyarakat sekitar dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan mall (36,73%), dapat direkrut menjadi pegawai saat pengoperasian mall (59,18%) dan mall akan ramai pengunjung (4,08%).

Adapun dampak negatif kegiatan pengembangan Mall Panakkukang ini antara lain mengganggu akses di sekitar mall, akan merusak bangunan di sekitar mall, kesulitan area parker pada saat konstruksi, dan dapat mengganggu kenyamanan.

Adapun saran atau harapan masyarakat jika kegiatan ini jadi dilaksanakan, yakni :

Memperluas ruang parkir

Biaya Parkir yang murah

Memperluas mushollah

Ruang Terbuka Hijau ditingkatkan

Kursi Pengunjung perlu ditambahkan

RS yang akan dibuat memberlakukan BPJS

Tidak membatasi orang masuk

Ruang Menyusui untuk ibu diadakan

Pekerja bangunan tidak mengganggu masyarakat sekitar

Tidak menimbulkan kemacetan di sekitar mall Panakkukang

Pembangunan tidak semrawut

terdapat wc untuk karyawan

gaji dinaikkan

merekrut warga sekitar untuk menjadi pegawai/karyawan

kebersihan tetap terjaga

lampu diperbaiki

setiap ruangan perlu pengharum

Rona Lingkungan Hidup II - 57 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Dalam dokumen Contoh BAB II ANDAL (Halaman 44-58)

Dokumen terkait