• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh BAB II ANDAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh BAB II ANDAL"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Rona

Rona Lingkungan Lingkungan Hidup Hidup II II - - 11 ANDAL ANDAL Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Bab II

Bab II

RONA LINGKUNGAN HIDUP

RONA LINGKUNGAN HIDUP

2.1. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

2.1. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK

 A. KOMPONEN FISIK-KIMIA

 A. KOMPONEN FISIK-KIMIA 1. Iklim

1. Iklim

Data iklim yang digunakan dalam studi ini adalah data iklim hasil Data iklim yang digunakan dalam studi ini adalah data iklim hasil pengukuran yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika pengukuran yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar. Par

Wilayah IV Makassar. Parameter iklim yang dikaji adaameter iklim yang dikaji adalah curah hujan, lah curah hujan, dan arahdan arah dan kecepatan angin serta selama 16

dan kecepatan angin serta selama 16 tahun terakhir (1997tahun terakhir (1997 –– 2013). 2013). a). Curah Hujan

a). Curah Hujan

Pola curah hujan yang terjadi di lokasi proyek cenderung ke pola Pola curah hujan yang terjadi di lokasi proyek cenderung ke pola ekutorial yang menunjukkan bahwa wilayah ini selain dipengaruhi oleh monsun ekutorial yang menunjukkan bahwa wilayah ini selain dipengaruhi oleh monsun barat juga dipengaruhi oleh letak geografisnya yaitu dekat dengan ekuator. barat juga dipengaruhi oleh letak geografisnya yaitu dekat dengan ekuator. Seperti umumnya pada kota-kota lain di Indonesia, maka lokasi proyek juga Seperti umumnya pada kota-kota lain di Indonesia, maka lokasi proyek juga memiliki dua (2) musim yakni musim

memiliki dua (2) musim yakni musim hujan dan musim kemarau.hujan dan musim kemarau.

Dari data curah hujan yang diperoleh menunjukan bahwa musim hujan Dari data curah hujan yang diperoleh menunjukan bahwa musim hujan (curah hujan rata-rata bulanan lebih besar dari 200 mm) terjadi pada bulan (curah hujan rata-rata bulanan lebih besar dari 200 mm) terjadi pada bulan Desember sampai Maret. Musim kemarau (curah hujan rata-rata bulanan lebih Desember sampai Maret. Musim kemarau (curah hujan rata-rata bulanan lebih kecil dari 200 mm) terjadi pada bulan April sampai Nopember. Besar curah kecil dari 200 mm) terjadi pada bulan April sampai Nopember. Besar curah hujan rata-rata bulanan berkisar antara 0 sampai 922 mm dengan curah hujan hujan rata-rata bulanan berkisar antara 0 sampai 922 mm dengan curah hujan terendah terjadi pada bulan September dan tertinggi pada bulan Januari. Variasi terendah terjadi pada bulan September dan tertinggi pada bulan Januari. Variasi curah hujan rata-rata bulanan ditunjukkan

(2)
(3)

Rona

Rona Lingkungan Lingkungan Hidup Hidup II II - - 22 ANDAL ANDAL Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Data Curah Hujan Data Curah Hujan Rata-Rata BulanRata-Rata Bulananan

Tahun

Tahun BulanBulan

Jan

Jan Feb Feb Mar Mar Apr Apr Mei Mei Jun Jun Jul Jul Agt Agt Sep Sep Okt Okt Nop Nop DesDes

1997 529 1997 529 846 846 193 193 189 189 21 21 4 4 14 14 0 0 0 0 0 0 25 25 176176 1998 1998 167 167 110 110 240 240 220 220 87 87 23 23 257 257 110 110 56 56 174 174 684 684 862862 1999 1277 1999 1277 994 994 433 433 580 580 140 140 76 76 31 31 6 6 12 12 126 126 225 225 836836 2000 2000 823 823 778 778 1114 1114 338 338 337 337 37 37 180 180 67 67 0 0 47 47 84 84 303303 2001 2001 445 445 893 893 813 813 687 687 163 163 11 11 92 92 0 0 0 0 6 6 20 20 550550 2002 2002 1042 1042 813 813 435 435 617 617 139 139 87 87 31 31 2 2 0 0 0 0 1.5 1.5 9797 2003 2003 492 492 695 695 534 534 157 157 110 110 147 147 5 5 15 15 0 0 7 7 20 20 104104 2004 928 2004 928 618 618 690 690 624 624 54 54 59 59 33 33 0 0 0 0 0 0 24 24 129129 2005 2005 531 531 718 718 235 235 200 200 139 139 6 6 2 2 35 35 0 0 0 0 165 165 225225 2006 398 2006 398 587 587 649 649 353 353 265 265 26 26 137 137 1 1 0 0 0 0 0 0 2020 2007 2007 694 694 486 486 283 283 197 197 36 36 130 130 4 4 3 3 0 0 16 16 215 215 869869 2008 2008 639 639 721 721 559 559 440 440 145 145 56 56 50 50 9 9 0 0 2 2 46 46 188188 2009 922 2009 922 738 738 196 196 71 71 48 48 35 35 41 41 0 0 0 0 15 15 17 17 474474 2010 2010 869 869 42427 7 277 277 228 228 143 143 124 124 99 99 56 56 227 227 223 223 240 240 761761 2011 2011 756 756 593 593 492 492 350 350 109 109 7 7 4 4 - - 75 75 73 73 163 163 768768 2012 2012 526 526 479 479 485 485 202 202 201 201 58 58 69 69 - - 1 1 24 24 109 109 531531 2013 1154 2013 1154 575 575 310 310 300 300 92 92 222 147 222 147 3 3 0 0 67 67 205 205 799799 Rata Rata 717 717 651 651 467 467 338 338 131 131 65 65 70 70 20 20 22 22 46 46 132 132 452452 Sumber:

Sumber: BMKG Wilayah BMKG Wilayah IV Makassar, 2014IV Makassar, 2014

Gambar 2.1

Gambar 2.1.. Curah hujan rata-rata bulanan Curah hujan rata-rata bulanan 0 0 100 100 200 200 300 300 400 400 500 500 600 600 700 700 800 800

JJaann FFeebb MMaarr AApprr MMeeii JJuunn JJuull AAggtt SSeepp OOkktt NNoopp DDeess

   C    C    u    u    r    r    a    a     h     h   H   H    u    u    j    j    a    a    n    n     (     (   m   m    m    m     )     ) Bulan Bulan

Rat

(4)

Rona

Rona Lingkungan Lingkungan Hidup Hidup II II - - 33 ANDAL ANDAL Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Berdasarka

Berdasarkan data curah hujan tersebut n data curah hujan tersebut curah hujan rancangan diperolecurah hujan rancangan diperolehh dengan metode

dengan metode Log Pearson Type III Log Pearson Type III . Curah hujan rancangan (untuk 24 jam). Curah hujan rancangan (untuk 24 jam) untuk setiap periode ulang disajikan pada tabel berikut :

untuk setiap periode ulang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.2. Nilai Curah Hujan Rancangan Untuk Setiap Periode Ulang Tabel 2.2. Nilai Curah Hujan Rancangan Untuk Setiap Periode Ulang

Variabel

Variabel Periode UlangPeriode Ulang 2 2 5 5 10 10 25 25 5050 Nilai Nilai K K 0.195 0.195 0.844 0.844 1.086 1.086 1.282 1.282 1.3791.379 Log Log Xt Xt 2.735 2.735 2.811 2.811 2.839 2.839 2.862 2.862 2.8732.873 Xt Xt (R24) (R24) 543.596 543.596 646.949 646.949 690.332 690.332 727.591 727.591 746.768746.768 Sumber:

Sumber: Hasil AnalisiHasil Analisis Tim, s Tim, 20142014

Distribusi curah hujan jam-jaman untuk periode ulang 50 tahun yang Distribusi curah hujan jam-jaman untuk periode ulang 50 tahun yang dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe dengan asumsi konsentrasi dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe dengan asumsi konsentrasi hujan terjadi selama 6 jam disajikan pada tabel berikut :

hujan terjadi selama 6 jam disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.3. Distribusi hujan jam-jaman berdasarkan rumus Mononobe Tabel 2.3. Distribusi hujan jam-jaman berdasarkan rumus Mononobe

Variabel

Variabel Periode Konsentrasi Hujan (Jam)Periode Konsentrasi Hujan (Jam)

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Rasio R24 Rasio R24 0.5503 0.5503 0.3467 0.3467 0.2646 0.2646 0.2184 0.2184 0.1882 0.1882 0.16670.1667 Distribusi Distribusi (mm) (mm) 410.9622 258.8899 197.5700 163.0904 140.5471 124.4613410.9622 258.8899 197.5700 163.0904 140.5471 124.4613 Sumber:

Sumber: Hasil AnalisiHasil Analisis Tim, s Tim, 20142014

Sementara nilai intesitas hujan untuk

Sementara nilai intesitas hujan untuk setiap periode ulang disajikan padasetiap periode ulang disajikan pada Tabel 2.4. dan grafik berikut.

(5)

Rona Lingkungan Hidup II - 4 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.4. Intensitas Curah Hujan Untuk Setiap Periode Ulang

Waktu Intensitas Tiap Periode Ulang

Menit Jam I2 (mm/jam) I5 (mm/jam) I10 (mm/jam) I25 (mm/jam) I50 (mm/jam) 543.5961 646.9492 690.3315 727.5909 746.7678 1 0.0167 2888.2852 3437.4304 3667.9335 3865.9037 3967.7960 2 0.0333 1819.5057 2165.4455 2310.6533 2435.3667 2499.5549 5 0.0833 987.7796 1175.5847 1254.4156 1322.1205 1356.9671 10 0.1667 622.2622 740.5719 790.2323 832.8837 854.8357 15 0.2500 474.8749 565.1622 603.0601 635.6092 652.3618 20 0.3333 392.0006 466.5311 497.8152 524.6838 538.5128 30 0.5000 299.1525 356.0299 379.9041 400.4087 410.9622 45 0.7500 228.2961 271.7016 289.9211 305.5690 313.6228 60 1.0000 188.4542 224.2848 239.3246 252.2417 258.8899 75 1.2500 162.4049 193.2827 206.2437 217.3753 223.1046 90 1.5000 143.8175 171.1613 182.6388 192.4964 197.5700 120 2.0000 118.7187 141.2905 150.7650 158.9023 163.0904 150 2.5000 102.3087 121.7605 129.9254 136.9379 140.5471 180 3.0000 90.5993 107.8249 115.0553 121.2652 124.4613 210 3.5000 81.7512 97.2944 103.8186 109.4220 112.3060 240 4.0000 74.7881 89.0075 94.9760 100.1022 102.7405

Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014

Gambar 2.2. Grafik Intensitas Curah Hujan Untuk Setiap Periode Ulang 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 0.02 0.03 0.08 0.17 0.25 0.33 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00    I    n    t    e    n    s    i    t    a    s     (   m    m     /   j   a    m     ) Waktu (jam) I2 (mm/jam) I5(mm/jam) I10(mm/jam) I25(mm/jam) I50(mm/jam)

(6)

Rona Lingkungan Hidup II - 5 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

b). Angin

Data angin diperoleh dari stasiun terdekat dengan lokasi studi, yaitu Stasiun Meteorologi Maritim Paotere. Data angin berupa data kecepatan dan arahnya yang bersesuaian. Adapun data kecepatan angin dan arah datang angin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.5. Data kecepatan dan arah datang angin Data Kecepatan Angin

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES

2011 41 45 40 31 22 32 21 21 25 30 28 28

2012 37 43 43 21 31 28 25 19 25 28 25 31

2013 57 37 32 29 22 28 28 22 25 25 29 39

Data Arah Kecepatan Angin

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES

2011 315 315 90 335 225 225 225 270 270 270 270 270

2012 180 270 315 225 45 315 90 180 270 45 180 225

2013 315 360 270 90 270 270 270 225 225 225 360 270

Sumber: BMKG Wilayah Makassar

* Data Angin Stasiun Meteorologi Maritim Paotere Koordinat: 05 0 06' 49,5" LS 1190 25' 11,4" BT

Berdasarkan data angin yang diperoleh dari instansi setempat, diperoleh persentasi kejadian angin menurut arah datangnya seperti yang diperlihatkan pada tael berikut.

Tabel 2.6. Persentasi kejadian angin menurut arah datangnya

 Arah (deg) Persentasi Kejadian (%)

0 5,556 45 5,556 90 8,333 180 8,333 225 22.222 270 33.333 315 11.111

Sumber : Hasil analisis data 2014

Berdasarkan tabel diatas. diperoleh bahwa arah angin dominan adalah dari arah Barat (33,333 %), disusul dari arah Barat Daya (22.222 %), Barat Laut (11.111 %), Timur (8,333 %), Selatan (8,333 %), Utara (5,556 %), dan terakhir

(7)

Rona Lingkungan Hidup II - 6 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

dari arah Timur Laut (5,556 %). Sementara itu, persentasi kejadian angin menurut interval kecepatan diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 2.7. Persentasi kejadian angin berdasarkan interval kecepatan

Interval Kecepatan Jumlah Data Persentasi Kejadian (%)

0 - 12 7 19,44

12 - 15 14 38,88

15 - 18 6 16,66

18 - 21 4 11,11

21 - 24 5 11,11

Sumber : Hasil analisis data 2014

Berdasarkan Tabel 2.7 diperoleh bahwa interval kejadian angin yang paling dominan adalah angin dengan kecepatan antara : 12 – 15 m/detik (38,88 %), disusul interval 0 – 12 m/detik (19,44 %), 15 – 18 m/detik (16,66 %), dan masing-masing 18– 21 m/detik dan 21 - 24 m/detik adalah (11,11 %).

Menurut kecepatan angin diperoleh kecepatan angin dengan frekuensi tertinggi seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 2.8. Kecepatan angin menurut frekuensi kejadian

 Arah (deg) Data Kecepatan angin (m/detik)

0 2 16,975 45 2 15,175 90 3 16,120 180 3 13,887 225 8 12,796 270 12 14,959 315 6 20,190 Jumlah 36

Sumber : Hasil analisis data 2014

Berdasarkan data pada Tabel 2.8 diperoleh bahwa kecepatan angin yang paling dominan adalah angin dengan kecepatan 20,19 m/detik (6 data), disusul angin dengan kecepatan 16,975 m/detik (2 data), 16,120 m/detik (2 data), 15,175 (2 data), 14,959 m/detik (12 data), 13,887 m/detik (3 data), dan terakhir adalah 12,796 m/detik (8 data). Penyajian data angin selain dalam bentuk tabulasi, juga dalam bentuk mawar angin seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.3. berikut.

(8)

Rona Lingkungan Hidup II - 7 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Gambar 2.3. Mawar Angin

2. Kualitas Udara dan Kebisingan a). Kualitas udara ambien

Perubahan kualitas udara ambien di wilayah studi amdal pengembangan Mall Panakkukang dapat terjadi pada saat kegiatan pengangkutan material dan konstruksi serta ketika pengoperasian fasilitas mall. Dampak terhadap kualitas udara in dapat dicermati dari perubahan nilai parameter debu (TSP) dan gas (SO2, NO2, CO, NH3) terhadap rona awalnya dengan tolok ukur baku mutu yang

ditetapkan sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010 tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan. Sehubungan dengan itu, pengujian sampel udara pada beberapa lokasi dalam wilayah studi sebagai rona awal telah dilakukan sebagaimana data yang tercantum dalam Tabel 2.9 berikut.

(9)

Rona Lingkungan Hidup II - 8 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel. 2.9 Data hasil pengujian kualitas udara ambien dalam wilayah studi amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang Makassar

No Parameter Uji Satuan Hasil Uji Baku

Mutu U1 U2 U3 U4* 1 Sulfur Dioksida ( SO2) µg/Nm3 36,52 32,07 26,28 11.40 900 2 Nitrogen Dioksida ( NO2) µg/Nm3 41,30 37,41 35,62 10.30 400 3 Karbon Monoksida ( CO ) µg/Nm3 50,82 45,12 42,03 23.7 30000 4 Timah Hitam ( Pb) µg/Nm3  0,55 0,50 0,39 0.11 2 5 Amoniak (NH3) Ppm 0,06 0,04 0,04 - 2 6 Partikel ( TSP ) µg/Nm3 60,69 55,69 49,24 13.20 230

Sumber : Hasil pengujian BBK3 Makassar, Juni 2014,

* Dpkumen KA ANDAL Rencana Pembangunan Super Blok The St.Moritz, 2014. U1: Jl. Pengayoman (S: 05°09'32,7"/E:119°26'44,9")

U2: Jl. Adyaksa (S: 05°09'25,8"/E:119°26'52,4") U3: Jl. Bougenville (S: 05°09'25,8"/E:119°26'52,4") U4: Jl.Boulevard (S: 05°09’ 22,6” dan E: 119° 26’ 41,4”)

Data hasil pengujian dalam Tabel 2.9 menunjukkan bahwa kualitas udara ambien di wilayah studi mesih tergolong baik berdasarkan nilai keenam parameter uji. Kualitas udara ambien tersebut diuraikan secara rinci sebagai berikut.

Sulfur dioksida (SO 2 ).  Sulfur dioksida merupakan salah satu parameter

kualitas udara atau komponen polutan udara yang dapat bersumber dari hasil pembakaran pada proses industri, kendaraan bermotor, generator listrik, atau sampah organik. Pada konsentrasi tertentu, gas ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan dan dapat mengakibatkan tingkat kemasaman air hujan turun. Konsentrasi gas ini di wilayah studi berkisar antara 11,40 – 36,52

g/Nm3. Rentang konsentrasi ini masih jauh lebih rendah dibanding baku mutu

yang ditetapkan sebesar 900 µg/Nm3  atau kondisi seperti ini menunjukkan

bahwa kualitas udara di wilayah studi relatif masih bersih atau aktivitas masyarakat sekitarnya belum menyebabkan udara tercemar oleh gas SO2.

Sumber utama gas ini diperkirakan dari emisi kendaraan bermotor yang beroperasi di sekitar lokasi pengukuran.

Nitrogen dioksida (NO 2 ). Gas ini merupakan salah satu polutan udara

ambien yang dapat bersumber dari alam, hasil pembakaran bahan organik atau asap kendaraan bermotor. Pada konsentrasi tertentu, misalnya diatas baku

(10)

Rona Lingkungan Hidup II - 9 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

mutu, gas ini dapat menimbulkan iritasi hingga pendarahan paru-paru pada manusia dan kerusakan terhadap vegetasi. Disamping itu, NO2  dapat

berkontribusi pada hujan asam. Di wilayah studi terdeteksi gas NO2  namun

masih dalam rentang konsentrasi yang sangat rendah dibanding baku mutu yang dipersyaratkan, yaitu terukur sekitar 10,30 – 41,30 µg/Nm3  (baku mutu:

400 µg/Nm3). Pada rentang konsentrasi tersebut, gas NO2  tidak akan

berdampak terhadap komponen lingkungan lainnya, seperti terhadap manusia, tumbuhan dan bangunan fisik. Seperti halnya data hasil pengukuran SO2,

sumber utama gas ini diperkirakan dari emisi kendaraan bermotor yang beroperasi di sekitar lokasi pengukuran.

Karbon monoksida (CO). Gas CO ini dapat bersumber dari hasil pembakaran tidak sempurna bahan organik, seperti bensin atau solar pada kendaraan bermotor, batu bara, atau bahan organik lainnya. Pada konsentrasi tertentu, gas ini dapat menimbulkan efek racun terhadap tubuh manusia dengan gejala seperti sakit kepala, pusing, dan sesak nafas. Kandungan polutan ini dalam udara ambien di wilayah studi relatif masih rendah, yaitu berkisar antara 23,7 –  50,82 g/Nm3. Rentang nilai parameter tersebut masih jauh dibawah

baku mutu yang ditetapkan sebesar 30000 g/Nm3. Sumber CO terutama dari

emisi kendaraan bermotor yang beroperasi di sekitar lokasi pengukuran. Data hasil pengukuran ini juga menunjukkan bahwa emisi gas CO yang bersumber dari kegiatan masyarakat yang ada di wilayah studi, terutama dari kegiatan transportasi belum sampai pada tingkat mencemari lingkungan udara ambien.

 Amoniak (NH 3 ). Gas amoniak merupakan salah satu parameter kualitas

udara dari aspek kebauan. Keberadaan gas ini di lingkungan udara ambien dapat bersumber dari hasil penguraian bahan organik oleh bakteri secara anaerob atau hasil suatu proses industri. Gas ini terdeteksi di semua lokasi pengukuran dengan konsentrasi 0,04 - 0,06 ppm. Konsentrasi parameter kebauan ini masih sangat rendah dibandiing baku mutu yang ditetapkan sebesar 2 ppm. Gas ini diperkirakan bersumber dari hasil penguraian limbah padat dan air limbah domestik di sekitar lokasi pengukuran.

(11)

Rona Lingkungan Hidup II - 10 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Partikel (Debu). Partikel atau debu (TSP) dihasilkan oleh emisi kendaran bermotor, peristiwa mekanis seperti pada kegiatan transportasi darat serta peristiwa alami akibat dispersi partikel debu oleh angin. Polutan ini dapat menyebabkan gangguan sistem pernafasan, iritasi mata dan gangguan pandangan manusia. Kandungan debu dalam udara ambien di wilayah studi berkisar antara 13,20 – 60,69 µg/Nm3 yang diukur pada bulan Juni 2014. Data

hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa udara di sekitar rencana lokasi proyek masih tergolong baik berdasarkan baku mutu yang dipersyaratkan untuk parameter ini, yaitu 230 µg/Nm3.

Timah Hitam (Pb). Timbal atau timah hitam merupakan salah satu unsur logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Keracunan Pb bisa menyebabkan nafsu makan hilang, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang atau gangguan penglihatan. Salah satu sumber Pb dalam udara pada jalur transportasi adalah hasil pembakaran pada mesin kendaraan bermotor yang menggunakan bahan aditif tetraethyl lead   dalam bakar bensin. Timbal dalam udara ambien di wilayah studi amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang berkisar antara 0,11 – 0,55 µg/Nm3 (baku mutu: 2 µg/Nm3).

Keberadaan Pb ini mengindikasikan bahwa masih ada penggunaan bahan bakar yang mengandung Pb pada kendaraan yang dioperasikan oleh masyarakat di sekitar wilayah studi. Meskipun demikain, udara ambien di sekitar rencana lokasi proyek belum tercemar oleh Pb.

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu berdasarkan dampaknya terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. Parameter ISPU sesuai Keputusan BAPEDAL No: Kep-107/KABAPEDAL/11/1997 adalah Partikulat, CO, SO2, NO2 dan O3. Angka ISPU: 1-50 = Baik (Hijau); 51-100 = Sedang (Biru);

101-199 = Tidak Sehat (Kuning); 200-299 = Sangat Tidak Sehat (Merah); 300-Lebih = Berbahaya (Hitam). ISPU yang dapat ditampilkan berdasarkan data hasil pengukuran pada bulan Juni 2014 hanya parameter debu, SO2, dan CO.

(12)

Rona Lingkungan Hidup II - 11 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.10 ISPU tiga parameter kualitas udara ambien pada tiga lokasi pengukuran dalam wilayah studi amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang Makassar pada bulan Juni 2014

Lokasi ISPU Kondisi udara

SO2  CO TSP

U1 22,8 0,51 37,9 Baik (Hijau)

U2 20,0 0,45 34,9 Baik (Hijau)

U3 16,0 0,42 30,8 Baik (Hijau)

Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014

Hasil perhitungan ISPU tiga parameter uji kualitas udara ambien pada tiga lokasi pengukuran seperti tercantum dalam Tabel 2.10. Angka ISPU semua parameter uji masih dibawah 50 atau kualitas udara ambien di wilayah studi masih dalam kategori Baik (Hijau) atau skala 5.

b). Kebisingan

Kebisingan di wilayah studi amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang berkisar antara 67 –  72 dBA (Lampiran). Intensitas bising ini sedikit diatas baku mutu yang ditetapkan sebesar 65 dBA untuk lingkungan perkantoran, jasa dan hiburan serta 70 dBA untuk lingkungan jalan raya. Tingkat kebisingan ini sudah cukup mengganggu dan dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat yang secara terus menerus menerima paparan bising yang sifatnya intermittent  (skala 3). Meskipun demikian, intensitas bising ini dapat berkurang dengan semakin jauh penerima dari sumber bising dan dengan adanya pelindung, seperti pepohonan dan bangunan.

3. Kualitas Air

Semua air buangan pada proses kontruksi pengembangan Mall Panakkukang maupun air limbah yang telah melalui IPAL pada tahap operasinal akan disalurkan ke sistem drainase. Dampak kegiatan tersebut dapat diamati dari kualitas air outlet   atau perubahan kualitas badan penerima air limbah. Sehubungan dengan itu, pengujian kualitas air limbah domestik di wilayah studi telah dilakukan untuk mendapatkan gambaran rona awalnya yang menjadi dasar dalam kajian dampak kegiatan terhadap komponen lingkungan ini.

(13)

Rona Lingkungan Hidup II - 12 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.11. Data hasil pengujian kualitas air limbah domestik dalam wilayah studi amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang Makassar

No Parameter Uji Satuan Baku

Mutu

Hasil pengujian Spesifikasi

Metode  A1 A2 1 pH - 6,0– 9,0 7,41 7,39 Elektrometrik 2 BOD5 mg/L 75 103,83 91,19 Titrimetrik 3 COD mg/L 125 173,06 151,96 Titrimetrik 4 TSS mg/L 50 61,2 57,2 Gravimetrik

5 Minyak dan Lemak µg/L 10 3,00 1,67 Gravimetrik

6 Total Coliform Jml/100 mL 5000 2015 1510 Spektrofotometrik

Sumber: Hasil pengujian B2K3 Makassar, Juni 2014

 A1: Air limbah domestik, Jl. Adyaksa (S:05'09'25,66"/E:119°26'52,2")  A2: Air limbah domestik, Jl.Boulevard (S:05'09'24,4"/E:119°26'44,9")

Tabel 2.11 adalah data hasil uji kualitas air limbah domestik dengan parameter dan baku mutu sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010 tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan. Disamping itu, kualitas air limbah di wilayah studi akan digambarkan pula dengan Indeks Pencemaran (IP). Data dalam Tabel 2.11 menunjukkan bahwa air limbah domestik pada dua saluran drainase tampak sudah tercemar walaupun nilai beberapa parameter uji masih dibawah baku mutu yang ditetapkan. Nilai BOD5

dan COD sebagai indikator pencemaran oleh bahan organik dan anorganik sudah melampui baku mutu masing-masing. Hal serupa bahwa bahan tersuspensi dalam air limbah domestik seharusnya maksimal 50 mg/L namun yang terukur dalam sampel lebih tinggi, yaitu sekitar 60 mg/L. Data ketiga perameter uji ini menjadi gambaran awal bahwa air limbah domestik di wilayah studi tergolong sudah tercemar. Ketiga parameter uji lainnya yang meliputi pH, minyak dan lemak serta kandungan coliform masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Berdasarkan Indeks Pencemaran (IP), air limbah domestik di wilayah studi tergolong tercemar ringan dengan IP = 1,1 –  1,3. Terjadinya pencemaran air ini diperkirakan karena air limbah dari berbagai kegiatan masyarakat di wilayah studi pada umumnya langsung dibuang ke lingkungan tanpa melalui suatu sistem pengolahan.

(14)

Rona Lingkungan Hidup II - 13 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

4. Hidrologi

Fluktuasi muka air tanah di lokasi rencana pengembangan Mall Panakkukang dipengaruhi oleh musim hujan (November-April) dan musim kemarau (Mei-Oktober) di Kota Makassar. Pada musim hujan, muka air tanah berada pada kedalaman 0.50-1.00 m, sedangkan pada musim kemarau muka air tanah berada pada kisaran 3.00-4.00 m. Berdasarkan hasil laporan penyelidikan tanah yang dilakukan pada bulan mei 2013, muka air tanah disekitar tapak proyek yang diukur selama pengeboran tercatat pada kedalaman 1.80-2.00 m.

Pada umumnya masyarakat yang berada disekitar tapak proyek menggunakan sumur bor dan PDAM. Sumur Bor memiliki kedalaman yang bervariasi dengan kisaran antara 7 - 15 meter. Sementara pengunaan sumur gali hanya dijumpai pada beberapa titik terutama pada bagian utara tapak proyek dengan jarak ± 200 meter. Kedalaman permukaan sumur gali penduduk berada pada kisaran 1,80 – 2,00 m. Debit air pada sumur gali masyarakat hingga saat ini cukup baik dan relatif konstan (tidak pernah kering). Air dari sumur gali dimanfaatkan hanya untuk mandi dan mencuci.

Sistem drainase disekitar mall Panakkukang adalah saluran terseir yang sejajar dengan jalan Boulevard dan jalan pengayoman dan saluran sekunder yang sejajar dengan jalan Adyaksa Baru. Dimensi saluran dan aliran air pada drainase disekitar tapak proyek disajikan pada Gambar 2.4 berikut.

Data eksisting yang diperoleh untuk masing-masing saluran A,B,C dan D adalah panjang saluran A adalah 265 m, lebar puncak saluran 4.05 m, lebar dasar saluran 3.11 m serta tinggi saluran adalah 2.01 m. Untuk saluran B dengan panjang 265 m, lebar puncak saluran 2,22 m, lebar dasar saluran 1,57 m serta tinggi saluran adalah 2 m. Dan untuk saluran C dengan panjang 224 m, lebar puncak saluran 0,82 m, lebar dasar saluran 0,69 m serta tinggi saluran adalah 0,9 m. Serta untuk saluran D dengan panjang 276 m, lebar puncak saluran 1,85 m, lebar dasar saluran 1,3 m serta tinggi saluran adalah 1,1 m. Dari data ini maka diperoleh luas penampang saluran A yaitu 7,2 m2, saluran B 3,79 m2,

(15)

Rona Lingkungan Hidup II - 14 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

hidrolis untuk saluran A adalah 0,994 m, saluran B 0,674 m, saluran C 0,272 m dan saluran D adalah 0,486 m serta kemiringan untuk masing-masing saluran adalah 0,001. dari semua fungsi diatas maka didapatkan kecepatan air pada saluran A adalah 0,225 m/det, saluran B 0,174 m/det , saluran C 0,095 m/det dan saluran D adalah 0,14 m/det dengan debit untuk saluran A adalah 1,62 m3/det, saluran B 0,66 m3/det, saluran C 0,0645 m3/det ,serta saluran D yaitu

0,24 m3/det. Untuk data kondisi saluran air eksisting disajikan pada tabel

berikut ini.

Tabel 2.12. Kondisi saluran air disekitar lokasi kegiatan

Sumber: Hasil Analisis Tim, 2014

Lu as Koefisien Panjang Panjang Kem iringan Wak tu Wak tu Wakt u I nt ensit as Debit Debit   Daerah Pengaliran Aliran Saluran Saluran Pengaliran Pengaliran Konsentrasi Curah Hujan Rencana Sal. Eksisting Layanan C Permukaan Ls (m) S (%) e Saluran Terdekat Ke Saluran tc (menit) mm/jam Q Q

 A (Ha) Lt (m) to (menit) Yang Ditinjau (m3/detik) (m3/detik) (asumsi) (data) (asumsi) td (menit)

1 A 3.3 0.75 100 265 0.001 3.76 8.83 12.59 202.79 1.12   1.62

2 B 0.5 0.75 100 265 0.001 3.76 8.83 12.59 202.79 0.17   0.66

3 C 0.1 0.75 100 224 0.001 3.76 7.47 11.22 202.79 0.03   0.06

4 D 0.3 0.75 100 276 0.001 3.76 9.2 12.96 202.79 0.10   0.24

(16)

Rona Lingkungan Hidup II - 15

ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

(17)

Rona Lingkungan Hidup II - 16 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

5. Fisiografi dan Geologi a). Fisiografi

Fisiografi merupakan bentukan alami yang ada dipermukaan bumi, baik disaratan, maupun dibawah permukaan air yang dibedakan berdasarkan proses-proses pembentukan dan evolusinya. Komponen yang ditelaah meliputi topografi bentukan lahan (morfologi), struktur geologi, jenis tanah, kelongsoran, keunikan, kerawanan, bentuk lahan dan batuan secara geologis.

Berdasarkan peta rupabumi Indonesia Lembar Ujung Pandang (2010-2054) skala 1:50.000 Edisi I 1991, secara regional fisiografi tapak proyek rencana pengembangan Mall Panakkukang di Kelurahan Masale, Kota Makassar merupakan wilayah pendataran dan sedimentasi dengan ketinggian asli ± 5 meter di atas muka laut. Dataran wilayah ini merupakan lembah 2 sungai, yaitu sungai Jeneberang di selatan dan sungai Tallo di utara, dan kondisi sekarang merupakan daerah terbangun padat. Daerah ini terbentuk karena proses fluvial dari bahan endapan sungai purba dan sungai baru (resend an subresen) yang kemudian terangkat di atas permukaan laut.

b). Geologi

Penelaahan kondisi geologi pada wilayah studi, baik permukaan maupun bawah permukaan didasarkan pada data sekunder maupun primer hasil pemboran inti dan sondir. Berdasarkan peta geologi lembar Ujung Pandang, Benteng, dan Sinjai (Rab. Sukamto dan Supriatna, 1982), Daerah studi dan sekitarnya ditutupi oleh jenis batuan Tersier dan Kuarter, yaitu batuan gunungapi dan endapan alluvial. Urutannya dari muda ke tua sebagai berikut.

 Endapan Aluvial

Endapan alluvial terletak tidak selaras diatas batuan yang lebih tua (batuan Formasi Camba), penyebarannya sangat tidak luas terutama lokasi tapak proyek dan sekitarnya. Batuan ini terbentuk pada zaman kuarter (alluvium) dan dalam geologi regional endapan alluvial sungai, rawa dan pantai (Qac). Berdasarkan sifat fisik litlogi penyusun dan posisi

(18)

Rona Lingkungan Hidup II - 17 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

terdapatnya, endapan alluvial merupakan batuan termuda dikawasan ini. Umumnya satuan batuan ini terdiri atas pasir kasar, pasir halus, lempung dan liat, serta beberapa tempat ditemukan pecahan binatang laut.

 Batuan Gunungapi Baturape-Cindako

Batuan ini dijumpai didaerah sekitar Pampang, Kampus Unhas, Pannara dan Antang. Batuannya terdiri dari lava dan breksi, dengan sisispan sedikit tufa dan konglomerat bersusun basal, sebagian besar forfir dengan fenokris piroksen besar-besar (hingga 1,0 cm), warnanya kelabu tua kehijauan hingga hitam. Lava sebagian berkekar meniang dan sebagian lagi berkekar lapis. Pada umumnya breksi andesit, dengan semen fufa berbutir kasar sampai lapilli, banyak mengandung pecahan piroksen. Batuan ini terbentuk pada Kala Plosen Akhir, dan dalam Geologi Regional disebut sebagai Batuan Gunungapi Baturape-Cibdako (Tpbv)

 Formasi Camba

Penyebaran Formasi Camba (Tmc) dijumpai di sekitar daerah Sero dan Borong. Batuannya terdiri atas batuan sedimen laut berselingan dengan batuan gunungapi, nerpasir tufa berselingan tufa, batupasir, dan batulempung bersisipan napal, batu gamping, konglomerat dan breksi gunungapi. Warnanya beraneka, yaitu coklat merah, kelabu muda sampai hitam. Umumnya mengeras kuat, berlapis-lapis dengan tebal antara 4,0 cm hingga 100,0 cm. Batuan ini terbentuk pada kala Miosen Tengah.

c). Geologi Teknik

Lokasi tapak proyek rencana pengembangan Mall Panakkungang merupakan daerah terbangun pada, oleh karena itu teknologi yang digunakan untuk memepertimbangkan kondisi lingkungan sekitarnya. Sifat fisik dan keterkaitan tanah dan batuan di tapak proyek meliputi kemantapan lereng tanah dan daya dukung pondasi dari tanah serta batuan setempat. Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat keadaan bawah tanah permukaan

(19)

Rona

Rona Lingkungan Lingkungan Hidup Hidup II II - - 1818 ANDAL ANDAL Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

((subsurface soil conditionsubsurface soil condition) pada tapak proyek maka telah dilakukan korelasi) pada tapak proyek maka telah dilakukan korelasi dengan penyelidikan tanah di lapangan dengan data laboratorium 2 (dua) titik dengan penyelidikan tanah di lapangan dengan data laboratorium 2 (dua) titik sondir dan 2 (dua) titik pengeboran dalam. Adapun hasil penyelidikan tanah sondir dan 2 (dua) titik pengeboran dalam. Adapun hasil penyelidikan tanah berupa sondir dan boring ini

berupa sondir dan boring ini dapat di lihat pada Tabel 2.13. Data dapat di lihat pada Tabel 2.13. Data lengkap sondirlengkap sondir dan boring disajikan dalan Laporan Penyelidikan Tanah pada tapak Proyek dan boring disajikan dalan Laporan Penyelidikan Tanah pada tapak Proyek Berlokasi di Jalan Boulevard (PT. Solefound Sakti, 2013). Gambar data hasil Berlokasi di Jalan Boulevard (PT. Solefound Sakti, 2013). Gambar data hasil boring dalam disajikan pada Gambar 2.5

boring dalam disajikan pada Gambar 2.5 dan Gambar 2.6.dan Gambar 2.6.

Tabel 2.13. Keadaan Tanah Di Lokasi Rencana Pengembangan Mall Tabel 2.13. Keadaan Tanah Di Lokasi Rencana Pengembangan Mall

Panakkukang Panakkukang Kedalaman

Kedalaman (m-MT)

(m-MT) Deskripsi TanahDeskripsi Tanah 0.50

0.50 - - 2.50 2.50 Terdapat Terdapat lapisan lapisan silt silt lempung lempung pasir pasir : : silt silt pasir, pasir, coklat coklat kuningkuning

abu-abu-abu hitam, dengan batu kapur, konsistensi ‘stiff’ sampaiabu hitam, dengan batu kapur, konsistensi ‘stiff’ sampai ‘sangat stiff’

‘sangat stiff’

2.50

2.50––5.00 5.00 Terdapat Terdapat lapisan lapisan lempung lempung silt silt pasir, pasir, coklat coklat : : coklat coklat abu-abuabu-abu

hitam, dengan konsistensi ‘sedang’ dampai

hitam, dengan konsistensi ‘sedang’ dampai ‘lunak’‘lunak’

5.00

5.00 ––10.30 10.30 Terdapat laTerdapat lapisan lempung pisan lempung silt. Abu-abu coklat silt. Abu-abu coklat : abu-abu: abu-abu

hitam coklat kuning, dengan konsistensi

hitam coklat kuning, dengan konsistensi ‘lunak’ sampai ‘stiff’‘lunak’ sampai ‘stiff’

10.30

10.30 ––12.00 12.00 Terdapat Terdapat lapisan silt lapisan silt lempung : lempung : silt lempung silt lempung pasir, abu-abupasir, abu-abu coklat : coklat abu-abu hijau hitam, de

coklat : coklat abu-abu hijau hitam, dengan konsistensi ‘keras’ngan konsistensi ‘keras’

12.00

12.00 ––20.50 20.50 Terdapat lapisan cadas silt pasir, Terdapat lapisan cadas silt pasir, abu-abu hitam coklat,abu-abu hitam coklat,

dengan konsistensi ‘keras’ dengan konsistensi ‘keras’

20.50

20.50 ––24.00 24.00 Terdapat lapisan caTerdapat lapisan cadas pasir dedas pasir dengan kerikil korangan kerikil koral, hitam :l, hitam :

hitam coklat, dengan kepadatan ‘sangat padat’, diselingi hitam coklat, dengan kepadatan ‘sangat padat’, diselingi

lapisan batukali

abu-lapisan batukali abu-abu hitam, ‘sangat padat’abu hitam, ‘sangat padat’

24.00

24.00 ––30.50 30.50 Terdapat laTerdapat lapisan cadas papisan cadas pasir dengan kesir dengan kerikil koral, hitarikil koral, hitamm –– hitam coklat, dengan kepadatan ‘sangat padat’, dengan

hitam coklat, dengan kepadatan ‘sangat padat’, dengan sedikitsedikit

batukali

abu-batukali abu-abu hitam, ‘sangat padat’abu hitam, ‘sangat padat’

Sumber : Laporan Penyelidikan Tanah Proyek Pengembangan Mall Panakkukang Berlokasi di Sumber : Laporan Penyelidikan Tanah Proyek Pengembangan Mall Panakkukang Berlokasi di  Jalan Boulevard. (PT. S

(20)

Rona

Rona Lingkungan Lingkungan Hidup Hidup II II - - 1919 ANDAL ANDAL Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Gambar 2.5. Boring Log dan Standard Penetration Test Tanah DB 1 di

Gambar 2.5. Boring Log dan Standard Penetration Test Tanah DB 1 di lokasilokasi tapak Proyek

(21)

Rona

Rona Lingkungan Lingkungan Hidup Hidup II II - - 2020 ANDAL ANDAL Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Gambar 2.6. Boring Log dan Standard Penetration Test Tanah DB 2 di

Gambar 2.6. Boring Log dan Standard Penetration Test Tanah DB 2 di lokasilokasi tapak Proyek

(22)

Rona Lingkungan Hidup II - 21 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

6. Ruang

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Tahun 2005-2015 yang dijelaskan dalam Perda No.6 Tahun 2006, dimana Kecamatan Panakkukang merupakan kawasan pengembangan terpadu yang mencakup Kawasan Pemukiman terpadu dan Kawasan Pendidikan tinggi Terpadu. Rencana Pengembangan Kawasan Pemukiman secara bertahap dilengkapi dengan sarana lingkungan yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan standar fasilitas umum/fasilitas sosial. Fasilitas umum dan fasilitas sosial terdiri ats fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga/kesenian/rekreasi, pelayanan pemerintahan, bina sosial, perbelanjaan/niaga dan transportasi.

Berdasarkan hasil survei pengamatan pada wilayah studi, maka diperoleh kondisi pemanfaatan ruang pada wilayah di sekitar lokasi rencana pengembangan Mall Panakkukang sebagaimana pada Gambar 2.7 memperlihatkan bahwa wilayah studi merupakan tata guna lahan yang sudah mapan dan termasuk kategori tata guna lahan yang kompleks, padat dan ramai serta mempunyai potensi bangkitan dan tarikan pergerakan lalu lintas yang cukup tinggi. Dalam hal ini, wilayah studi didominasi oleh tata guna lahan berupa Rumah Toko (Ruko), Rumah Kantor (Rukan), Pusat Perbelanjaan (Mall), Hotel, dan Rumah Makan/Restauran serta tempat hiburan (rumah bernyanyi/karaoke). Kondisi tata guna lahan eksisiting pada wilayah studi saat ini sangat mempengaruhi kapasitas ruas dan persimpangan jalan yang terdapat di wilayah studi.

(23)

Rona Lingkungan Hidup II - 22

ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

(24)

Rona Lingkungan Hidup II - 23 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

7. Transportasi

a). Tipe dan Kondisi Geometrik Jalan

Berdasarkan survei kondisi tipe dan geometrik jalan pada ruas Jalan Boulevard, Jalan Pengayoman, Jalan Bougenville dan Jalan Adyaksa, maka diperoleh kondisi geometrik penampang melintang ruas jalan sebagaimana disajikan pada Tabel 2.14 dan Gambar 2.8.

Tabel 2.14. Kondisi Geometrik Penampang Melintang Ruas Jalan

Nama Jalan Uraian Sisi

 A Sisi B Total Rata-Rata Jalan Boulevard

Lebar lajur lalu lintas rata-rata (m) 13 17 30 15

Kereb (K) atau Bahu Jalan (B) B K -

-Jarak Kereb– Penghalang (m) - 3.5 3.5 1.75

Lebar efektif bahu (dalm + luar) (m) 2 3.5 5.5 2.75

Bukaan Median (Tidak ada, Sedikit, Banyak) Ada (sedikit)

Lebar Median (m) 3.3

Jalan Pengayoman

Lebar lajur lalu lintas rata-rata (m) 8 8 18 9

Kereb (K) atau Bahu Jalan (B) B B -

-Jarak Kereb– Penghalang (m) - - -

-Lebar efektif bahu (dalm + luar) (m) 3.5 2 5.5 2.75

Bukaan Median (Tidak ada, Sedikit, Banyak) Ada (sedikit)

Lebar Median (m) 3

Jalan Bougenville

Lebar lajur lalu lintas rata-rata (m) 6.5 6.5 13 6.5

Kereb (K) atau Bahu Jalan (B) K K -

-Jarak Kereb– Penghalang (m) 1 1 2 1

Lebar efektif bahu (dalm + luar) (m) 1 1 2 1

Bukaan Median (Tidak ada, Sedikit, Banyak) Ada (sedikit)

Lebar Median (m) 1

Jalan Adyaksa

Lebar lajur lalu lintas rata-rata (m) 8 8 16 8

Kereb (K) atau Bahu Jalan (B) K K -

-Jarak Kereb– Penghalang (m) 1 1 2 1

Lebar efektif bahu (dalm + luar) (m) 1 1 2 1

Bukaan Median (Tidak ada, Sedikit, Banyak) tidak ada

Lebar Median (m)

(25)

Rona Lingkungan Hidup II - 24

ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

(26)

Rona Lingkungan Hidup II - 25 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Pada Tabel 2.13 dan Gambar 2.8 menunjukkan bahwa ruas jalan yang diamati umumnya mempunyai lebar yang sesuai dengan standar jalan nasional. Untuk ruas jalan Boulevard termasuk pada tipe jalan 2 arah 6 lajur dengan median (6/2D), dengan lebar badan jalan adalah 30 m dan dipisahkan median selebar 3.3 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 5 m dan lebar bahu jalan sebesar 1.75 m. Untuk jalan Pengayoman termasuk pada tipe jalan 2 arah 4 lajur dengan median (4/2D), dengan lebar badan jalan adalah 18 m dan dipisahkan median selebar 3 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 4 m dan lebar bahu jalan sebesar 2.75 m. Untuk jalan Bougenville termasuk pada tipe jalan 2 arah 4 lajur dengan median (4/2D), dengan lebar badan jalan adalah 13 m dan dipisahkan median selebar 1 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 3.25 m dan lebar bahu jalan sebesar 1 m. Sedangkan untuk jalan Adyaksa termasuk dalam tipe jalan 2 Arah 4 Lajur tanpa median (4/2UD), dengan lebar badan jalan adalah 16 m, dimana lebar lajur per-arah sebesar 4 m dan lebar bahu jalan sebesar 1 m.

b). Kondisi Sirkulasi Lalu Lintas

Hasil survei kondisi pergerakan dan arah lalu lintas pada ruas jalan dan persimpangan di sekitar wilayah studi disajikan pada Gambar 2.9. Gambar ini memperlihatkan bahwa terdapat banyak titik konflik arah pergerakan lalu lintas pada keempat persimpangan yang terdapat di lokasi studi.

(27)

Rona Lingkungan Hidup II - 26

ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

(28)

Rona Lingkungan Hidup II - 27 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

c). Kapasitas Ruas Jalan. 1). Kondisi Hambatan Samping

Kondisi hambatan samping pada suatu ruas jalan merupakan salah satu faktor yang menentukan besaran kapasitas ruas jalan. Berdasarkan hasil survei pengamatan di masing-masing ruas jalan, maka kondisi hambatan samping pada masing-masing ruas jalan tersebut disajikan secara visual pada Gambar 2.10. Hambatan samping yang tinggi terjadi karena sekitar ruas jalan merupakan pusat aktifitas bisnis dan perdagangan di kota Makassar, selain itu kondisi hambatan samping pada masing-masing ruas jalan sangat ditentukan oleh frekuensi kendaraan parkir pada sisi kiri-kanan ruas jalan.

(29)

Rona Lingkungan Hidup II - 28 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

2). Kecepatan Arus Bebas

Kondisi kecepatan arus bebas berdasarkan faktor hambatan samping pada masing-masing ruas jalan disajikan secara tabelaris sebagaimana pada tabel berikut ini.

Tabel 2.15. Kecepatan Arus Bebas Pada Ruas Jalan Boulevard

Nama Jalan  Arah Pergera kan lalu Lintas Kecepat an arus bebas dasar FVo Tabel B. 1:1 (km/jam) Faktor penyesua ian untuk lebar jalur FVw Tabel B. 2:1 (km/jam) FVo + FVw (2)+(3) (km/jam) Faktor Penyesuaian Kecepat an arus bebas FV (4)x(5)x (6) (km/Jam) Hambatan samping FFVsp Tabel B. 3:1 atau 2 Ukuran Kota FFVcs Tabel B. 4:1 1 2 3 4 5 6 7 Jalan Boulevard Arah 1 57 4 61 1.02 1 62.22 Arah 2 57 4 61 0.99 1 60.39 Jalan Pengayoman Arah 1 55 4 59 1.02 1 60.18 Arah 2 55 4 59 1.02 1 60.18 Jalan Bougenville Arah 1 55 -2 53 0.95 1 50.35 Arah 2 55 -2 53 0.95 1 50.35 Jalan Adyaksa Arah 1 51 4 55 0.93 1 51.15 Arah 2 51 4 55 0.93 1 51.15

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2014

Pada tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai kecepatan arus bebas sepanjang periode puncak lalu lintas pada ruas Jalan Boulevard adalah sebesar 62.2 km/jam untuk arah 1 dan 60,39 km/jam untuk arah 2. Untuk ruas Jalan Pengayoman adalah sebesar 60.18 km/jam untuk arah 1 dan arah 2. Untuk ruas Jalan Bougenville adalah sebesar 50.35 km/jam untuk arah 1 dan arah 2. Sedangkan untuk ruas Jalan Adyaksa adalah sebesar 51.15 km/jam untuk arah 1 dan arah 2.

3). Kapasitas Ruas

Kapasitas masing-masing ruas jalan disajikan pada Tabel 2.16. Pada tabel ini memperlihatkan bahwa nilai kapasitas ruas jalan ditentukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor penyesuaian seperti lebar lajur (FCw), pemisahan arah (FCsp), hambatan samping (FCsf), dan ukuran kota (FCcs).

(30)

Rona Lingkungan Hidup II - 29 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.16. Kapasitas Ruas Jalan Boulevard

Nama Jalan  Arah Pergerakan  Arus Lalu Lintas Kapasitas Dasar Co Tabel C. 1:1 (smp/jam)

Faktor Penyesuaian Untuk Kapasitas

Kapasitas C Smp/jam (2)x(3) x(4)X (5)x(6) Lebar Lajur FCw Tabel C. 2:1 Pemi sahan  Arah FCsp Tabel C. 3:1 Ham batan Samping FCsf Tabel C 4:1 Ukur an Kota FCcs Tabel C 5:1 1 2 3 4 5 6 7.00 Jalan Bouleravd Arah 1 4950 1.08 1 0.98 1 5239.08 Arah 2 4950 1.08 1 0.98 1 5239.08 Jalan Pengayoman Arah 1 3300 1.08 1 0.98 1 3492.72 Arah 2 3300 1.08 1 0.98 1 3492.72 Jalan Bougenville Arah 1 3300 0.96 1 0.96 1 3041.28 Arah 2 3300 0.96 1 0.96 1 3041.28

Jalan Adyaksa Arah 1 3000 1.09 1 0.95 1 3106.50

Arah 2 3000 1.09 1 0.95 1 3106.50

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2014

d). Volume dan Komposisi Arus Lalu Lintas

Rona lalu lintas yang dideskripsikan pada studi meliputi kondisi volume lalu lintas dalam satuan mobil penumpang/jam (smp/jam). Volume lalu lintas pada masing-masing ruas jalan diamati pada hari kerja dan hari libur selama 14 jam, dari pukul 08.00 hingga pukul 22.00. Adapun hasil pengamatan setelah dilakukan analisis disajikan kedalam Tabel 2.17. Berdasarkan hasil survei pengamatan kondisi arus lalu lintas yang selanjutnya dapat diperoleh gambaran volume dan komposisi lalu lintas kendaraan bermotor yang melintas pada masing-masing ruas jalan setelah di konversi kedalam satuan smp/jam. sebagaimana tersaji dalam Tabel 2.17

(31)

Rona Lingkungan Hidup II - 30 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.17. Volume Arus Lalu Lintas Pada Masing-Masing Ruas Jalan

Pengamatan

Volume Lalu Lintas Hari Libur (Smp/Jam)

Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa  Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 08.00 - 09.00 1356.80 1244.30 541.20 766.60 526.40 517.20 621.10 625.80 09.00 - 10.00 1431.10 1369.00 584.20 872.60 584.20 584.20 690.20 698.10 10.00 - 11.00 1421.60 1453.30 1135.20 907.80 609.80 665.70 632.60 531.40 11.00 - 12.00 1464.90 1410.10 1231.70 1109.20 704.70 861.60 879.00 680.00 12.00 - 13.00 1600.75 1656.15 1328.83 1182.13 736.95 899.03 874.10 778.25 13.00 - 14.00 1736.60 1902.20 1425.95 1255.05 769.20 936.45 869.20 876.50 14.00 - 15.00 1954.38 1887.00 1462.55 1268.20 776.95 937.10 1042.30 1041.90 15.00 - 16.00 2097.03 2139.95 1464.05 1255.45 812.30 935.55 1111.30 1130.70 16.00 - 17.00 2453.98 2313.68 1595.60 1594.75 1014.90 1003.75 901.60 1103.70 17.00 - 18.00 2406.18 2440.65 1625.05 1595.90 1034.00 1052.85 987.00 1179.90 18.00 - 19.00 2285.87 2318.62 1527.55 1500.15 930.60 947.57 937.65 1120.91 19.00 - 20.00 2208.58 2082.31 1436.04 1435.28 862.67 853.19 811.44 993.33 20.00 - 21.00 1677.62 1711.96 1098.04 941.59 649.84 748.44 944.61 961.10 21.00 - 22.00 1563.50 1509.60 950.66 824.33 543.87 655.97 729.61 781.43 RATA-RATA 1832.78 1817.06 1243.33 1179.22 754.03 828.47 859.41 893.07 MAKSIMUM 2453.98 2440.65 1625.05 1594.75 1034.00 1052.85 1111.30 1179.90 MINIMUM 1356.80 1244.30 541.20 766.60 526.40 517.20 621.10 625.80 Pengamatan

Volume Lalu Lintas Hari Kerja (Smp/Jam)

Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa  Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 08.00 - 09.00 1415.80 1227.60 802.00 767.20 557.20 749.00 616.30 739.50 09.00 - 10.00 1512.00 1290.40 994.50 978.50 699.20 994.40 751.60 833.90 10.00 - 11.00 1375.40 1427.90 1295.65 1059.20 887.50 1024.50 780.20 1102.00 11.00 - 12.00 1517.90 1542.90 1331.65 1164.40 889.50 1024.25 780.10 1070.10 12.00 - 13.00 1628.80 1526.36 1331.63 1208.25 904.25 1033.50 777.35 1069.40 13.00 - 14.00 1739.70 1509.83 1331.60 1252.10 919.00 1042.75 774.60 1068.70 14.00 - 15.00 1885.60 1609.00 1388.85 1277.45 841.65 1077.30 791.10 1095.90 15.00 - 16.00 1947.70 2002.70 1548.85 1390.95 844.00 1034.50 908.00 1244.70 16.00 - 17.00 2160.10 2024.00 1529.55 1589.85 887.50 1114.35 1019.20 1367.80 17.00 - 18.00 2023.25 1932.13 1701.90 1584.15 917.15 1162.55 1036.10 1427.40 18.00 - 19.00 1922.09 1835.52 1599.79 1489.10 825.44 1046.30 984.30 1356.03 19.00 - 20.00 1944.09 1821.60 1376.60 1430.87 754.38 947.20 917.28 1231.02 20.00 - 21.00 1558.16 1602.16 1161.64 1043.21 675.20 827.60 771.80 1058.00 21.00 - 22.00 1508.48 1287.20 902.75 830.34 589.16 754.11 593.33 821.93 RATA-RATA 1724.22 1617.09 1306.92 1218.97 799.37 988.02 821.52 1106.17 MAKSIMUM 2160.10 2024.00 1701.90 1589.85 919.00 1162.55 1036.10 1427.40 MINIMUM 1415.80 1227.60 802.00 767.20 557.20 749.00 593.33 739.50

(32)

Rona Lingkungan Hidup II - 31 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Secara keseluruhan, fenomena kondisi volume lalu lintas selama 14 jam menunjukkan bahwa jam-jam puncak terjadi pada sore hingga petang hari dengan jumlah volume kendaraan relatif sama dikedua arah pada masing-masing ruas jalan. Dengan kondisi tertinggi terjadi rata-rata pada periode 17.00

–  19.00, baik itu pada hari kerja maupun pada hari libur. Akan tetapi jumlah kendaraan yang melintas pada masing-masing ruas jalan lebih banyak pada h ari libur daripada hari kerja. Hal ini disebabkan karena di jalan Boulevard, Pengayoman, Bougenville dan Adyaksa terdapat aktifitas perdagangan, bisnis, entertain, hiburan dan pusat perbelanjaan ditambah dengan aktifitas masyarakat pada wilayah sekitarnya yang menyebabkan timbulnya pergerakan lalu lintas yang signifikan pada hari libur dibandingkan dengan hari kerja, walaupun perbedaannya tidak terlampau jauh.

Volume lalu lintas masing-masing ruas jalan yang diamati menunjukkan pola yang tidak konstan dari waktu ke waktu. Cenderung rendah dipagi hari kemudian meningkat hingga mencapai jam puncaknya pada petang hari dan kembali mengalami penurunan pada malam hari. Hal ini menunjukkan adanya pengaruhi aktifitas sekitar yang cenderung berfluktuasi yang menyebabkan kendaraan yang melintasi masing-masing ruas jalan ini berfluktuasi pula. Gambaran pola pergerakan lalu lintas di beberapa ruas jalan yang telah disurvey di sajikan pada Gambar 2.11 dan 2.12 berikut ini.

(33)

Rona Lingkungan Hidup II - 32 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Gambar 2.11. Pola Pergerakan Lalu Lintas Pada Hari Libur

(34)

Rona Lingkungan Hidup II - 33 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

e). Derajat Kejenuhan Lalu Lintas

Tingkat pelayanan jaringan jalan yang ditunjukkan oleh nilai DS (derajat kejenuhan). Berdasarkan hasil analisis data-data kondisi geometrik, kapasitas jalan dan volume lalu lintas pada masing-masing ruas jalan, dengan mempergunakan metode analisis dalam MKJI 1997, maka diperoleh kinerja perilaku derajat kejenuhan (DS) lalu lintas pada masing-masing ruas jalan. Hasil analisis penentuan nilai-nilai derajat kejenuhan lalu lintas ini disajikan dalam Tabel 2.18. berikut ini.

Berdasarkan tabel tersebut, memperlihatkan tingkat pelayanan jaringan jalan pada umumnya berada pada kategori A dan B dimana kondisi arus lalulintasnya bebas antara satu kendaraan dengan kendaraan lainnya, kecuali pada jam-jam puncak. Dengan demikian berdasarkan nilai derajat kejenuhan lalu lintas pada masing-masing ruas jalan dapat dikategorikan pada kondisi kinerja lalu lintas yang masih baik.

Tabel 2.18. Derajat Kejenuhan Lalu Lintas Pada Masing-Masing Ruas Jalan

Pengamatan

Derajat Kejenuhan (DS) Hari Libur

Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa

 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2

08.00 - 09.00 0.26 0.24 0.15 0.22 0.17 0.17 0.20 0.20 09.00 - 10.00 0.27 0.26 0.17 0.25 0.19 0.19 0.22 0.22 10.00 - 11.00 0.27 0.28 0.33 0.26 0.20 0.22 0.20 0.17 11.00 - 12.00 0.28 0.27 0.35 0.32 0.23 0.28 0.28 0.22 12.00 - 13.00 0.31 0.32 0.38 0.34 0.24 0.30 0.28 0.25 13.00 - 14.00 0.33 0.36 0.41 0.36 0.25 0.31 0.28 0.28 14.00 - 15.00 0.37 0.36 0.42 0.36 0.26 0.31 0.34 0.34 15.00 - 16.00 0.40 0.41 0.42 0.36 0.27 0.31 0.36 0.36 16.00 - 17.00 0.47 0.44 0.46 0.46 0.33 0.33 0.29 0.36 17.00 - 18.00 0.46 0.47 0.47 0.46 0.34 0.35 0.32 0.38 18.00 - 19.00 0.44 0.44 0.44 0.43 0.31 0.31 0.30 0.36 19.00 - 20.00 0.42 0.40 0.41 0.41 0.28 0.28 0.26 0.32 20.00 - 21.00 0.32 0.33 0.31 0.27 0.21 0.25 0.30 0.31 21.00 - 22.00 0.30 0.29 0.27 0.24 0.18 0.22 0.23 0.25 RATA-RATA 0.35 0.35 0.36 0.35 0.25 0.27 0.28 0.29 Kategori B B B B A A A A

(35)

Rona Lingkungan Hidup II - 34 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Pengamatan

Derajat Kejenuhan (DS) Hari Kerja

Jln Boulevard Jln Pengayoman Jln Bougenville Jln Adyaksa

 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2

08.00 - 09.00 0.27 0.23 0.23 0.22 0.18 0.25 0.20 0.24 09.00 - 10.00 0.29 0.25 0.28 0.28 0.23 0.33 0.24 0.27 10.00 - 11.00 0.26 0.27 0.37 0.30 0.29 0.34 0.25 0.35 11.00 - 12.00 0.29 0.29 0.38 0.33 0.29 0.34 0.25 0.34 12.00 - 13.00 0.31 0.29 0.38 0.35 0.30 0.34 0.25 0.34 13.00 - 14.00 0.33 0.29 0.38 0.36 0.30 0.34 0.25 0.34 14.00 - 15.00 0.36 0.31 0.40 0.37 0.28 0.35 0.25 0.35 15.00 - 16.00 0.37 0.38 0.44 0.40 0.28 0.34 0.29 0.40 16.00 - 17.00 0.41 0.39 0.44 0.46 0.29 0.37 0.33 0.44 17.00 - 18.00 0.39 0.37 0.49 0.45 0.30 0.38 0.33 0.46 18.00 - 19.00 0.37 0.35 0.46 0.43 0.27 0.34 0.32 0.44 19.00 - 20.00 0.37 0.35 0.39 0.41 0.25 0.31 0.30 0.40 20.00 - 21.00 0.30 0.31 0.33 0.30 0.22 0.27 0.25 0.34 21.00 - 22.00 0.29 0.25 0.26 0.24 0.19 0.25 0.19 0.26 RATA-RATA 0.33 0.31 0.37 0.35 0.26 0.32 0.26 0.36 Kategori A A B B A A A B

Sumber: Hasil Analisis Tim Penyusun, 2014

 f). Kondisi Perparkiran

Pengendalian parkir merupakan alat manajemen kebutuhan lalu lintas yang biasa digunakan untuk mengendalikan kendaraan yang akan menuju suatu kawasan ataupun perkantoran tertentu sehingga dapat diharapkan akan terjadi peningkatan kinerja lalu lintas di kawasan tersebut. Kondisi perparkiran disekitar lokasi terdiri atas parkir pada badan jalan (on street parking) dan parkir pada lokasi yang telah disediakan (off street parking). Beberapa bangunan yang menyebabkan bangkitan dan tarikan lalu lintas menyediakan tempat parkir (off street parking) termasuk Mall Panakkukang namun beberapa bangunan tidak memiliki tempat parkir sehingga menggunakan badan jalan sebagai tempat parkir (on street parking).

Selain itu beberapa bangunan (eks ruko) disekitar wilayah studi digunakan sebagai tempat parkir (off street parking) terutuma untuk kendaraan roda dua. Hal ini dilakukan untuk kendaraan roda yang tidak menggunakan parkiran Mall sebagai tempat parkir (terutama para karyawan/karyawati Mall).

(36)

Rona Lingkungan Hidup II - 35 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Kondisi ini sebagai akibat dari penggunaan tarif progressif sehingga sangat membebani pengguna kendaraan jika melakukan parkir di kawasan Mall. Kondisi ini menyebabkan penumpukan kendaraan hingga ke badan jalan (on street parking).

Kondisi perparkiran di sekitar Mall Panakkukang ini disajikan pada gambar berikut.

(37)

Rona Lingkungan Hidup II - 36 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Jumlah kendaraan (mobil) yang melakukan parkir di mall Panakkukang selama sebulan (bulan juni 2014) disajikan pada Tabel 2.19. Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata –  rata jumlah kendaraan yang parkir sebanyak 4.214 unit untuk hari Minggu, 4.619 unit untuk hari sabtu dan 3.207 unit kendaraan pada hari Senin– Jumat.

Tabel 2.19. Jumlah kendaraan (Mobil) yang Parkir Di Mall Panakkukang

Tanggal Hari Jumlah

parkir

Rata

-rata/jam Tanggal Hari

Jumlah parkir Rata -rata/jam 1/6/2014 Minggu 4245 283 16/6/2014 Senin 3013 201 2/6/2014 Senin 2620 175 17/6/2014 Selasa 3336 222 3/6/2014 Selasa 2873 192 18/6/2014 Rabu 3238 216 4/6/2014 Rabu 2872 191 19/6/2014 Kamis 3370 225 5/6/2014 Kamis 2846 190 20/6/2014 Jumat 3518 235 6/6/2014 Jumat 3091 206 21/6/2014 Sabtu 4802 320 7/6/2014 Sabtu 4266 284 22/6/2014 Minggu 4506 300 8/6/2014 Minggu 4337 289 23/6/2014 Senin 3152 210 9/6/2014 Senin 2682 179 24/6/2014 Selasa 3611 241 10/6/2014 Selasa 2708 181 25/6/2014 Rabu 3962 264 11/6/2014 Rabu 2943 196 26/6/2014 Kamis 4177 278 12/6/2014 Kamis 3120 208 27/6/2014 Jumat 4374 292 13/6/2014 Jumat 3327 222 28/6/2014 Sabtu 4813 321 14/6/2014 Sabtu 4596 306 29/6/2014 Minggu 3577 238 15/6/2014 Minggu 4403 294 30/6/2014 Senin 2517 168

Sumber : PT. Margamas Indah Development, Juni 2014

Dari jumlah kendaraan yang parkir tersebut, akumulasi parkir disajikan pada Gambar 2.14. Dari gambar tersebut terlihat bahwa hari Sabtu dan Minggu memiliki akumulasi parkir yang cenderung berbeda dengan hari lainnya (hari kerja). Akumulasi parkir untuk kedua hari tersebut dapat mencapai 950 unit kendaraan dalam periode waktu. Untuk hari Sabtu, kendaraan yang parkir dalam periode 16.00 – 22.00 rata – rata 900 unit. Dengan kapasitas parkir yang tersedia sebanyak 1.000 unit/persatuan waktu maka pada rentang waktu tersebut tingkat penggunaan tepat parkir mencapai 90 %. Sementara jumlah kendaraan (motor) yang parkir di Mall Panakukng selama sebulan (Juni 2014) disajikan pada Tabel 2.20. Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata – rata jumlah kendaraan yang parkir sebanyak 3.126 unit untuk hari Minggu, 3.666 unit untuk hari sabtu dan 3.207 unit kendaraan pada hari Senin – Jumat.

(38)

Rona Lingkungan Hidup II - 37 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Gambar 2.14. Akumulasi parkir Kendaraan (Mobil) di Mall Panakkukang

Tabel 2.20. Jumlah kendaraan (Motor) yang Parkir Di Mall Panakkukang

Tanggal Hari Jumlah

parkir

Rata

-rata/jam Tanggal Hari

Jumlah parkir Rata -rata/jam 1/6/2014 Minggu 2801 187 16/6/2014 Senin 3121 208 2/6/2014 Senin 2914 194 17/6/2014 Selasa 3352 223 3/6/2014 Selasa 3094 206 18/6/2014 Rabu 3154 210 4/6/2014 Rabu 3094 206 19/6/2014 Kamis 3107 207 5/6/2014 Kamis 3146 210 20/6/2014 Jumat 3055 204 6/6/2014 Jumat 3118 208 21/6/2014 Sabtu 3931 262 7/6/2014 Sabtu 3372 225 22/6/2014 Minggu 3220 215 8/6/2014 Minggu 3384 226 23/6/2014 Senin 3235 216 9/6/2014 Senin 2951 197 24/6/2014 Selasa 3327 222 10/6/2014 Selasa 2150 143 25/6/2014 Rabu 3947 263 11/6/2014 Rabu 3176 212 26/6/2014 Kamis 3897 260 12/6/2014 Kamis 3052 203 27/6/2014 Jumat 4191 279 13/6/2014 Jumat 3051 203 28/6/2014 Sabtu 3827 255 14/6/2014 Sabtu 3532 235 29/6/2014 Minggu 2843 190 15/6/2014 Minggu 3383 226 30/6/2014 Senin 2897 193

(39)

Rona Lingkungan Hidup II - 38 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Dari jumlah kendaraan yang parkir tersebut, akumulasi parkir disajikan pada Gambar 2.15. Dari gambar tersebut terlihat bahwa hanya Minggu memiliki akumulasi parkir yang cenderung berbeda dengan hari lainnya. Akumulasi parkir untuk Minggu tersebut dapat mencapai 1.230 unit kendaraan pada jam 14.00 –  15.00. Dengan kapasitas parkir yang tersedia sebanyak 2.000 unit/persatuan waktu maka pada rentang waktu tersebut tingkat penggunaan tepat parkir mencapai 61,5 %.

Gambar 2.15. Akumulasi parkir Kendaraan (Motor) di Mall Panakkukang Dari data juga diperoleh persentase lama parkir untuk kendaraan (motor dan mobil) di Mall Panakkukang disajikan pada Tabel 2.21. Tabel tersebut menunjukkan bahwa lama kendaraan yang parkir di mall rata – rata 110 menit (1 jam 50 menit) untuk mobil dan 113 menit ( 1 jam 53 menit) untuk motor.

(40)

Rona Lingkungan Hidup II - 39 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.21. Persentase Lama Parkir Kendaraan di Mall Panakkukang

NO Lama parkir Persentase (%)

Menit Jam Mobil Motor

1 < 30 < 0.5 8.3 2.4 2 30-60 0.5-1.0 12.5 8.1 3 61-90 1.0-1.5 16.7 19.6 4 91-120 1.5-2.0 20.8 31.5 5 121-150 2.0-2.5 16.7 16.9 6 151-180 2.5-3.0 12.5 12.3 7 181-210 3.0-3.5 8.3 7.1 8 211-240 3.5-4.0 4.2 2.1

Sumber : PT. Margamas Indah Development, Juni 2014

 g). Pengunjung Mall

Pencatatan pengunjung mall Panakkukang dilakukan disetiap pintu masuk. Terdapat 6 pintu masuk ke area Mall Panakkukang. Jumlah pengunjung mall Panakkukang selama sebulan (Juni 2014) disajikan pada Tabel 2.22. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jumlah kunjungan mall pada hari sabtu dan Minggu rata – rata mencapai 92.300 – 103.000 orang/hari. Sementara pada hari lain senin hingga Jumat (hari kerja) jumlah kunjungan rata –  rata 49.500 orang/hari. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pengunjung mall pada hari libur (sabtu dan minggu) dua kali lebih banyak dari pada hari kerja (senin hingga jumat).

(41)

Rona Lingkungan Hidup II - 40 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.22. Jumlah Pengunjung Mall Panakkukang Selama Bulan Juni 2014

HARI TANGGAL 1 2 3 4 5 6 1 Minggu 01-06-14  27,643  29,866   8,754  17,659   6,588  22,598 113,108 2 Senin 02-06-14  15,498  17,509   4,387   6,592   2,409   6,587 52,982 3 Selasa 03-06-14  14,770  16,440   4,098   8,326   3,098   5,524 52,256 4 Rabu 04-06-14  16,693  18,003   5,383   7,609   2,449   7,439 57,576 5 Kamis 05-06-14  17,590  18,632   4,176   9,072   3,769   6,432 59,671 6 Jum'at 06-06-14  16,598  19,954   5,009   9,854   4,387   6,098 61,900 7 Sabtu 07-06-14  21,732  24,965   5,499  12,870   5,033  18,732 88,831 8 Minggu 08-06-14  25,984  27,609   6,598  14,387   5,874  20,954 101,406 9 Senin 09-06-14  14,387  14,332   3,769   5,487   3,093   3,290 44,358 10 Selasa 10-06-14  13,992  13,234   3,092   4,372   2,769   3,329 40,788 11 Rabu 11-06-14  12,883  15,099   4,782   4,521   3,309   2,689 43,283 12 Kamis 12-06-14  15,493  14,387   5,209   6,590   2,209   3,398 47,286 13 Jum'at 13-06-14  16,509  19,853   4,772   5,498   3,298   6,509 56,439 14 Sabtu 14-06-14  23,821  27,688   5,789  10,439   5,482  19,884 93,103 15 Minggu 15-06-14  27,690  29,043   7,003  13,287   6,041  21,769 104,833 16 Senin 16-06-14   9,424  11,287   3,659   5,488   2,438   2,198 34,494 17 Selasa 17-06-14   8,599  12,098   3,097   4,669   2,549   2,309 33,321 18 Rabu 18-06-14  12,863  13,287   4,219   5,369   3,032   3,109 41,879 19 Kamis 19-06-14  14,871  15,732   4,655   5,398   3,187   4,431 48,274 20 Jum'at 20-06-14  17,696  18,445   4,984   7,201   3,098   5,098 56,522 21 Sabtu 21-06-14  21,693  23,194   5,259   9,865   4,327  18,540 82,878 22 Minggu 22-06-14  24,798  26,499   6,554  12,665   5,609  20,854 96,979 23 Senin 23-06-14  10,882  11,501   3,298   5,498   3,904   2,984 38,067 24 Selasa 24-06-14  11,096  11,940   4,782   5,729   3,674   4,487 41,708 25 Rabu 25-06-14  13,941  14,883   4,902   6,034   3,298   6,409 49,467 26 Kamis 26-06-14  15,498  17,228   5,138   7,448   4,297   5,488 55,097 27 Jum'at 27-06-14  20,571  23,094   5,330   8,540   4,300  12,854 74,689 28 Sabtu 28-06-14  27,554  29,120   7,298  12,055   6,392  21,854 104,273 29 Minggu 29-06-14  26,590  27,993   6,044  13,854   4,879  19,854 99,214 30 Senin 30-06-14   9,763  12,832   4,089   7,943   2,588   2,798 40,013 527,122    575,747 151,628   254,319 117,380   288,499 1,914,695 598,391    676,794 198,894   373,138 144,635   393,198 2,385,050 (71,269)    (101,047)  (47,266)  (118,819)  (27,255)  (104,699) (470,355)

Sumber : PT. Margamas Indah Development, Juni 2014 catatan :

1 Pintu Utara 4 Pintu Timur   2 Pintu Selatan 5  Pintu Selatan Luar 

3 Pintu Barat  6 Pintu Jembatan PS/PM 

Total

TOTAL BULAN INI TOTAL BULAN LALU

SELISIH

(42)

Rona Lingkungan Hidup II - 41 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Sarana transportasi yang digunakan oleh pengunjung mall terdiri atas motor, mobil (pribadi), angkutan umum (Pete-pete), Bentor, Taksi dan jalan kaki. Prosentase sarana transportasi yang digunakan pengunjung mall disajikan pada Tabel 2.23. Dari tabel tersebut jenis trasnporasi yang digunakan untuk mall didominasi oleh Motor, angkutan umum (pete – pete) dan angkutan pribadi (mobil).

Tabel 2.23. Sarana Transportasi yang di Gunakan Ke Mall Panakkukang

No Alat Transportasi Jumlah

Responden (org) Prosentasi (%)

1 Motor 31 26

2 Mobil Pribadi 23 19

3 Angkutan Umum (pete–pete) 29 24

4 Bentor 15 13

5 Taksi 13 11

6 Jalan Kaki 9 8

Total 120 100

Sumber : Hasil Olahan Tim, 2014

h). Kecelakaan Lalu Lintas

Buruknya prasarana dan sarana lalu lintas serta tidak tertibnya perilaku para pengendara menjadi salah satu penyebab tingginya kecelakaaan lalu lintas. Berdasarkan data dari Ditlantas Polda Sulawesi Selatan tentang kasus kecelakaan lalu-lintas di ruas jalan kota Makassar pada tahun 2012 memperlihatkan angka yang cukup tinggi. Dalam data tersebut terlihat bahwa pada tahun 2012, jumlah kecelakaan lalu lintas mencapai 1051 kasus dengan korban meninggal 142 orang, luka berat 294 orang dan luka ringan 991 orang. Jumlah kerugian akibat kecelakaan lalu lintas ini mencapai Rp.1.738.71.000. Kondisi kecelakaan lalu lintas di kota Makassar cederung meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Adapun rekapitulasi jumlah kecelakaan lalu lintas di kota Makassar sepanjang tahun 2012 disajikan dalam Tabel 2.24 berikut.

(43)

Rona Lingkungan Hidup II - 42 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.24. Rekapitulasi jumlah kecelakaan di ruas Jalan kota Makassar sepanjang tahun 2012 Bulan Jumlah Kasus Korban Meninggal Luka Berat Luka Ringan Kerugian (Rp.) Januari 64 10 18 63 72.620.000 Februari 35 5 15 21 85.670.000 Maret 58 7 9 42 129.030.000 April 157 20 78 226 265.880.000 Mei 95 19 22 83 119.700.000 Juni 84 14 17 74 91.900.000 Juli 105 12 19 54 189.040.000 Agustus 90 7 30 99 104.070.000 September 85 12 25 90 153.900.000 Oktober 102 13 25 108 262.500.000 November 88 15 20 82 180.100.000 Desember 88 8 16 49 84.300.000 Total 1051 142 294 991 1.738.710.000

(44)

Rona Lingkungan Hidup II - 43 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

B. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA 1. Demografi

Jumlah penduduk Kota Makassar pada tahun 2012 adalah 1.369.606 jiwa, yang terdiri dari 676.744 jiwa laki-laki dan 692.862 jiwa perempuan. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,78 % selama sepuluh tahun terakhir. Gambaran penduduk di wilayah studi disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.25. Jumlah Penduduk di Wilayah Studi Tahun 2012

Uraian Jumlah Penduduk

Kota Makassar 1.369.606

Kecamatan Panakkukang 142.308

Kelurahan Masale 11.015

Kelurahan Pandang 10.793

Sumber : Kota Makassar dan Kecamatan Panakkukang Dalam Angka Tahun 2013

Jumlah penduduk di Kecamatan Panakkukang sebanyak 142.308 jiwa atau 10,39 % dari jumlah penduduk di Kota Makassar. Sedangkan jumlah penduduk di wilayah studi yakni Kecamatan Masale sebanyak 11.015 jiwa atau 7,74 % dari jumlah penduduk di Kecamatan Panakkukang, dan Kelurahan Pandang sebanyak 10.793 jiwa atau 7,58 % dari jumlah penduduk di Kecamatan Panakkukang.

Tabel 2.26 Persentase Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah Studi Tahun 2012

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah %

0–14 3.242 3.116 6.358 29.15

15–60 6.682 7.155 13.837 63.44

60+ 737 876 1.613 7,41

Jumlah 7.851 8.214 21.808 100,00

Sumber : Kecamatan Panakkukang Dalam Angka Tahun 2013 Setelah Diolah

Berdasarkan Tabel 2.23 menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling banyak pada wilayah studi adalah kelompok 15 –  60 tahun (63,44%), kemudian kelompok umur 0 – 14 tahun (29,15%) dan terakhir kelompok umur 60 tahun keatas (7,41%). Sedangkan gambaran mengenai umur responden pada lokasi studi dapat dilihat pada Tabel 2.27 berikut.

(45)

Rona Lingkungan Hidup II - 44 ANDAL

Rencana Kegiatan Pengembangan Mall Panakkukang

Tabel 2.27 Rata-rata Umur Responden di Wilayah Studi

No. Umur (Tahun) Jumlah

Responden %

Masyarakat Kel. Masale

1. 15–25 11 27,50 2. 26–35 12 30,00 3. 36– 45 11 27,50 4. 46–55 4 10,00 5. 56–65 2 5,00 Jumlah 40 100,00

Masyarakat Kel. Pandang

1. 15–25 6 24,00 2. 26–35 7 28,00 3. 36– 45 8 32,00 4. 46–55 2 8,00 5. 56–65 2 8,00 Jumlah 25 100,00 Karyawan 1. 15–25 11 55,00 2. 26–35 9 45,00 3. 36– 45 0 00,00 4. 46–55 0 00,00 5. 56–65 0 00,00 Jumlah 20 100,00 Pengunjung 1. 15–25 3 8,57 2. 26–35 15 42,86 3. 36– 45 12 34,29 4. 46–55 3 8,57 5. 56–65 2 5,71 Jumlah 35 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, Tahun 2014

Pada Tabel 2.27. menunjukkan bahwa responden di Kelurahan Masale pada umumnya berada pada kisaran umur 26 –  35 tahun yaitu sebanyak 12 orang (30,00 %), di Kelurahan Pandang pada umumnya berada pada kisaran 36

– 45 tahun yaitu 8 orang (32,00 %). Sedangkan untuk yang berstatus karyawan pada umumnya berada pada kisaran umur 15 –  25 tahun sebanyak 11 orang (55,00 %), dan pengunjung pada kisaran umur 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 15 orang (42,86 %). Hal ini menggambarkan bahwa penduduk pada lokasi rencana kegiatan pengembangan Mall Panakkukang pada umumnya masih berada dalam

Gambar

Tabel 2.5. Data kecepatan dan arah datang angin Data Kecepatan Angin
Tabel  2.11.  Data  hasil  pengujian  kualitas  air  limbah  domestik  dalam  wilayah studi amdal rencana pengembangan Mall Panakkukang Makassar No  Parameter Uji  Satuan Baku
Tabel 2.12. Kondisi saluran air disekitar lokasi kegiatan
Gambar 2.4. Kondisi Sumur Gali dan Sistem Drainase di Sekitar Tapak Proyek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pelingkupan, beberapa hal berikut sudah harus teridentifikasi secara jelas: komponen rencana usaha dan/atau kegiatan, komponen lingkungan yang terkena dampak

1. Rona lingkungan hidup diwilayah studi rencana usaha atau kegiatan terpadu/multisektor, harus mengungkapkan secara mendalam komponen-komponen lingkungan yang berpotensi

Pelingkupan No Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Berpotensi Menimbulkan Dampak Lingkungan Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Komponen Rona Lingkungan Terkena

Dalam penelitian ini, diperlukan metode untuk melakukan kajian mengenai rencana pengembangan sistem drainase berwawasan lingkungan di Kecamatan Cinambo Kota Bandung,

4. Mengetahui pengelolaan lingkungan yang seharusnya dilakukan untuk proyek pengembangan Lapangan Beta. Mengetahui kondisi karakteristik rona lingkungan awal dari Lapangan

Rencana Umum Tata Ruang Kota Ibu Kota Kecamatan Menganti ini merupakan rencana struktur dan strategis Pengembangan kota disusun serta ditetapkan untuk menjamin konsistensi

Untuk mengkaji dan merancang media komunikasi kesehatan yang sesuai dengan karakterisktik lingkungan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Panambungan Kecamatan Mariso, Kota

Alternatif-alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL Kajian AMDAL merupakan studi kelayakan dari aspek lingkungan hidup, maka komponen rencana usaha dan/atau kegiatan harus memiliki