• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Komposisi Makanan Ikan

5.3.1 Komposisi makanan famili Siganidae

Famili Siganidae yang tertangkap terdiri dari dua spesies, yaitu ikan baronang (Siganus guttatus) dan ikan lingkis (Siganus canaliculatus). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan baronang berdasarkan hasil penelitian diperlihatkan pada Tabel 16.

Tabel 16 Jenis dan nilai IP organisme makanan ikan baronang

No. Kelompok Makanan Indeks Bagian Terbesar (IP)

1 Zygnema pectinatum (Chlorophyceae) 52

2 Oedocladium (Chlorophyceae) 48

Jenis makanan yang ditemukan pada ikan baronang lebih sedikit daripada ikan lingkis. Perbedaan dominansi jenis organisme yang dimakan oleh ikan lingkis dan ikan baronang disebabkan oleh adanya kompetisi dalam mencari makan di antara kedua spesies tersebut. Daftar makanan ikan baronang memang tidak begitu bervariasi berdasarkan metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012), yaitu tanaman berupa alga atau rumput laut dan zooplankton berupa avertebrata air. Hasil penelitian menemukan jenis-jenis tanaman laut dari kelas alga hijau (Chlorophyceae), yaitu Zygnema pectinatum dan Oedocladium. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan baronang adalah herbivorous, yaitu pemakan alga atau tumbuhan laut lainnya. Kuncoro (2008) juga menyebutkan hal yang sama, bahwa baronang merupakan ikan herbivora.

Apabila dibandingkan, ikan lingkis lebih banyak tertangkap (5 ekor) daripada ikan baronang (1 ekor). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan lingkis berdasarkan hasil penelitian diperlihatkan pada Tabel 17. Menurut nilai Indeks Bagian Terbesar yang didapat, makanan utama ikan lingkis adalah hancuran lamun (tumbuhan). Siganidae merupakan ikan khas daerah padang lamun yang makanannya hampir keseluruhan adalah lamun.

Tabel 17 Jenis dan nilai IP organisme makanan ikan lingkis

No. Kelompok Makanan Indeks Bagian Terbesar (IP)

1 Enteromorpha sp. (Chlorophyceae) 14

2 Hancuran lamun 39

3 Enhalus acoroides (Liliopsida) 36

4 Halodule uninervis (Liliopsida) 1

5 Gracilaria (Rhodophyceae) 3

6 Hydroides elegans (Polychaeta) 2

7 Eucheuma sp. (Rhodophyceae) 3

8 Caulerpa sp. (Chlorophyceae) 1

9 Thalassia hemprichii (Liliopsida) 1

Hasil yang hampir sama ditemukan pada metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012), yang menunjukkan bahwa daftar makanan ikan lingkis di perairan Hongkong adalah tumbuhan, zooplankton dan zoobentos. Lebih lanjut dijelaskan bahwa komposisi makanan yang berupa tumbuhan terdiri atas Enhalus sp., Enteromorpha sp., Eucheuma sp., Gracilaria dan Hypnea spinella serta komposisi makanan yang berupa zoobentos terdiri atas Balanus amphitrite, Bugula neritina, Hydroides elegans, Limnoria tripunctata dan Ophiura kinbergii. Kuncoro (2008) juga mengemukakan bahwa makanan Siganidae adalah tumbuhan laut.

Organisme makanan dominan yang dikonsumsi oleh ikan lingkis yaitu jenis-jenis lamun dari kelas Liliopsida. Liliopsida termasuk tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) yang mempunyai biji berkeping satu (Monocotyledoneae). Jenis-jenis lamun yang ditemukan sebagai makanan ikan lingkis berasal dari dua famili yang berbeda, yaitu Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii dari famili Hydrocharitaceae serta Halodule uninervis dari famili Cymodoceaceae berdasarkan klasifikasi tumbuhan lamun yang terdapat di perairan pantai Indonesia oleh Kuriandewa (2009). Persentase Indeks Bagian Terbesar sebagai makanan ikan lingkis selanjutnya merupakan kelas alga hijau (Chlorophyceae), yaitu Enteromorpha sp. dan Caulerpa sp. Hasil penelitian Genisa (1999) juga menunjukkan terdapat Eucheuma sp dan Caulerpa sp di dalam isi perut spesies ini. Selanjutnya, di dalam lambung ditemukan rumput laut jenis Eucheuma sp. dari kelas Rhodophyceae (ganggang merah) dan zoobentos jenis Hydroides elegans dari kelas Polychaeta (Filum Anelida). Komposisi makanan yang

didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan lingkis adalah herbivorous, yaitu pemakan alga atau tumbuhan laut lainnya.

5.3.2 Komposisi makanan famili Mugilidae

Famili Mugilidae yang tertangkap yaitu ikan belanak (Mugil cephalus). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan belanak berdasarkan hasil penelitian diperlihatkan pada Tabel 18.

Tabel 18 Jenis dan nilai IP organisme makanan ikan belanak

No. Kelompok Makanan Indeks Bagian Terbesar (IP)

1 Caulerpa sp. 72

2 Detritus 28

Menurut nilai Indeks Bagian Terbesar yang didapat, makanan utama ikan belanak adalah Caulerpa sp dari kelas alga hijau (Chlorophyceae). Penelitian yang dilakukan oleh Genisa (1999) di Pulau Handeuleum, Taman Nasional Ujung Kulon menunjukkan bahwa isi perut ikan belanak terdiri atas Hypnea, Gracilaria, Chaetomorpha dan fragmen ophiurid. Ikan belanak di Segera Anakan, Cilacap memanfaatkan detritus mangrove sebagai makanannya. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan belanak adalah herbivorous, yaitu pemakan alga atau tumbuhan laut lainnya. Genisa (1999) menyimpulkan hasil yang sama dan menyatakan bahwa alga yang tumbuh di perairan merupakan makanan ikan belanak. Namun, metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) mengelompokan kebiasaan makan ikan belanak berdasarkan tingkat hidup sebagai pemangsa, yaitu zooplanktonic ketika larva, benthophagous dan detritivores ketika juvenil serta herbivorous ketika dewasa.

5.3.3 Komposisi makanan famili Belonidae

Famili Belonidae yang tertangkap yaitu ikan cendro (Tylosurus strongylura). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan cendro berdasarkan hasil penelitian diperlihatkan pada Tabel 19.

Tabel 19 Jenis dan nilai IRP organisme makanan ikan cendro

No. Kelompok Makanan Indeks Relatif Penting

1 Phasmida (Nematoda) 1156,3157

2 Enhalus acoroides (Hydrocharitaceae) 279,2495

3 Sisik dan duri Pisces (Chordata) 4391,4610

4 Potongan Moluska 280,1957

Menurut nilai Indeks Relatif Penting yang didapat, makanan utama ikan cendro adalah sisik dan duri nekton (Pisces). Hal ini sesuai dengan metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) yang menunjukkan bahwa makanan ikan cendro di Australia adalah nekton. Nematoda yang ditemukan dalam perut ikan cendro merupakan parasit bagi spesies ini. Enhalus acoroides (Hydrocharitaceae) tidak sengaja termakan ketika ikan cendro menerkam mangsanya dengan cepat karena cara makannya dilakukan dengan pelan-pelan, kemudian sampai jarak yang memungkinkan melompati dan menerjang dengan cepat. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ikan cendro menjadikan Moluska sebagai pilihan makanan, akan tetapi Indeks Relatif Pentingnya menunjukkan bahwa makanan ini tidak terlalu penting bagi ikan cendro. Jika menurut Hobson (1975) vide Andriana et al. (2011) kebiasaan makan spesies ini termasuk ke dalam ikan karnivora yang menggunakan cara mengintai untuk mendapatkan mangsanya, maka berdasarkan komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa feeding guilds dari ikan cendro adalah piscivorous, yaitu pemangsa dan pemakan ikan.

5.3.4 Komposisi makanan famili Labridae

Famili Labridae yang tertangkap yaitu ikan jarang gigi (Choerodon anchorago). Menurut Setipermana (1996) vide Andriana et al. (2011) Labridae termasuk ikan diurnal (aktif mencari makan pada siang hari) dan pada malam hari masuk ke dalam pasir dan akan keluar lagi pada pagi hari (Kuncoro 2008). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan jarang gigi berdasarkan hasil penelitian diperlihatkan pada Tabel 20. Menurut nilai Indeks Relatif Penting yang didapat, makanan utama ikan jarang gigi adalah Copepoda dari Filum Crustacea. Nematoda yang ditemukan dalam perutnya merupakan parasit bagi spesies ini.

Tabel 20 Jenis dan nilai IRP organisme makanan ikan jarang gigi

No. Kelompok Makanan Indeks Relatif Penting

1 Copepoda (Crustacea) 14559,5293

2 Nematoda 5440,4707

Hasil yang hampir sama ditemukan pada metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012), yang menunjukkan bahwa daftar makanan ikan jarang gigi di perairan Ryuku Island adalah zoobentos berupa Moluska, Crustacea, cacing dan Echinodermata. Kuncoro (2008) juga berpendapat sama, bahwa spesies ini memiliki gigi yang kuat untuk memecah karang, lobster dan beberapa Moluska. Jonna (2003) menambahkan pada umumnya, Labridae berperan sebagai penggali pasir, karnivora terhadap avertebrata dasar, planktivor dan sebagian kecil adalah ekto parasit untuk ikan-ikan yang lebih besar. Namun, Khalifa (2011) menyebutkan bahwa spesies ini termasuk ikan pemakan alga di karang mati. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan jarang gigi adalah zooplanktonic, yaitu pemakan plankton, khususnya Copepoda dengan ukuran meroplankton (larva atau organisme bentik). Namun, komposisi makanan yang ditunjukkan oleh metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) di perairan Ryuku Island dan Filipina menyatakan bahwa ikan jarang gigi adalah benthophagous.

5.3.5 Komposisi makanan famili Leiognathidae

Famili Leiognathidae yang tertangkap yaitu ikan kalam pute (Leiognathus nuchalis). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan kalam pute berdasarkan hasil penelitian hanya satu, yaitu larva Crustacea dengan nilai Indeks Relatif Penting sebesar 20000. Hasil yang hampir sama ditemukan oleh metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012), yang menunjukkan bahwa daftar makanan ikan kalam pute di perairan Jepang adalah zooplankton, zoobentos dan detritus. Lebih lanjut dijelaskan bahwa komposisi makanan yang berupa zooplankton terdiri atas plankton dan Crustacea (Copepoda dan Cladocerans) serta zoobentos berupa ostracods. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan kalam pute

adalah zooplanktonic, yaitu pemakan plankton, khususnya Copepoda dengan ukuran meroplankton (larva atau organisme bentik).

5.3.6 Komposisi makanan famili Serranidae

Famili Serranidae yang tertangkap yaitu ikan kerapu koko (Epinephelus quoyanus). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan kerapu koko berdasarkan hasil penelitian hanya satu, yaitu ikan betok hitam (Neoglyphidodon crossi) dengan nilai Indeks Relatif Penting sebesar 20000. Setipermana (1996) vide Andriana et al. (2011) juga menyebutkan bahwa spesies ini tergolong karnivora yang memakan ikan dan Crustacea. Daftar makanan yang sama diungkapkan oleh metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012), yaitu nekton dan zoobentos (termasuk Crustacea dan Anelida). Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan kerapu koko adalah piscivorous, yaitu pemangsa dan pemakan ikan. Hutomo (1995) vide Ramadan (2011) menyebutkan hal yang sama, bahwa ikan kerapu koko termasuk ikan piscivorous, yaitu pemangsa dan pemakan ikan. Komposisi makanan yang ditunjukkan oleh metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) di perairan Australia juga menyatakan bahwa ikan kerapu koko adalah piscivorous.

5.3.7 Komposisi makanan famili Lethrinidae

Famili Lethrinidae yang tertangkap yaitu ikan lencam (Lethrinus reticulatus). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan lencam berdasarkan hasil penelitian diperlihatkan pada Tabel 21.

Tabel 21 Jenis dan nilai IRP organisme makanan ikan lencam

No. Kelompok Makanan Indeks Relatif Penting

1 Potongan Malacostraca (Crustacea) 17341,6020

2 Sisik dan duri Pisces (Chordata) 886,1327

Menurut nilai Indeks Relatif Penting yang didapat, makanan utama ikan lencam adalah potongan Malacostraca dari Filum Crustacea. Hasil yang hampir sama ditemukan pada metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012), yang menunjukkan bahwa daftar makanan ikan lencam di perairan Australia adalah

bentos, Crustacea dan nekton. Lebih lanjut dijelaskan, ikan lencam bersifat karnivora, mencari makan pada malam hari di dasar perairan dan memakan bentos atau ikan. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan lencam adalah demersal feeders, yaitu pemakan avertebrata yang hidup dan bergerak di atas substrat, terutama Crustacea kecil (udang/kepiting). Penelitian Hutomo (1995) vide Ramadan (2011) mengungkapkan bahwa ikan lencam termasuk ikan piscivorous, yaitu pemangsa dan pemakan ikan. Namun, komposisi makanan yang ditunjukkan oleh metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) di perairan Australia menyatakan bahwa ikan lencam adalah benthophagous.

5.3.8 Komposisi makanan famili Nemipteridae

Famili Nemipteridae yang tertangkap terdiri dari dua spesies, yaitu ikan pasir (Pentapodus trivittatus) dan ikan serak (Scolopsis lineata). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan pasir berdasarkan hasil penelitian diperlihatkan pada Tabel 22.

Tabel 22 Jenis dan nilai IRP organisme makanan ikan pasir

No. Kelompok Makanan Indeks Relatif Penting

1 Potongan Polychaeta (Anelida) 12345,6581

2 Potongan Cephalopoda (Moluska) 7654,3419

Apabila dibandingkan, ikan serak lebih banyak tertangkap (sepuluh ekor) daripada ikan pasir (satu ekor). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan serak berdasarkan hasil penelitian diperlihatkan pada Tabel 23.

Tabel 23 Jenis dan nilai IRP organisme makanan ikan serak

No. Kelompok Makanan Indeks Relatif Penting

1 Potongan Holothuria 327,4809

2 Pterygota (Uniramia) 290,9836

3 Potongan Gastropoda (Moluska) 3066,8142

4 Potongan Crustacea 1069,8206

5 Potongan Polychaeta (Anelida) 1023,7694

6 Sisik dan duri Pisces (Chordata) 169,6121

Menurut nilai Indeks Bagian Terbesar yang didapat, makanan utama ikan pasir adalah potongan Polychaeta dari Filum Anelida. Hasil yang hampir sama

ditemukan pada metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012), yang menunjukkan bahwa daftar makanan ikan pasir adalah nekton dan zoobentos. Lebih lanjut dijelaskan bahwa komposisi makanan yang berupa zoobentos terdiri atas Crustacea dan Polychaeta. Selanjutnya, di dalam lambung ditemukan Cephalopoda dari Filum Gastropoda. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan pasir adalah benthophagous, yaitu pemakan avertebrata bentik.

Jenis makanan yang ditemukan pada ikan serak lebih beragam. Perbedaan dominansi jenis organisme yang dimakan oleh ikan pasir dan ikan serak disebabkan oleh adanya kompetisi dalam mencari makan di anatara kedua spesies tersebut. Organisme makanan dominan yang dikonsumsi oleh ikan serak (ditunjukkan oleh Indeks Relatif Penting yang tertinggi), yaitu potongan Gastropoda dari Filum Moluska. Namun, daftar makanan ikan serak sama dengan ikan pasir berdasarkan metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012), yaitu nekton dan zoobentos (termasuk Crustacea). Hasil penelitian menunjukkan spesies ini lebih memilih Moluska sebagai makanannya daripada Crustacea dan ditemukan pula bentos lainnya, yaitu Polychaeta dan Holothuria. Pterygota dari Filum Uniramia merupakan jenis serangga bersayap yang hidup di habitat perairan, sehingga adanya Pterygota di dalam salah satu spesies ikan serak karena tidak sengaja termakan ketika ikan tersebut sedang mencari makan. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan serak adalah benthophagous, yaitu pemakan avertebrata bentik. Komposisi makanan yang ditunjukkan oleh metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) di perairan Ryuku Island juga menyatakan bahwa ikan serak adalah benthophagous.

5.3.9 Komposisi makanan famili Holocentridae

Famili Holocentridae yang tertangkap yaitu ikan swanggi (Sargocentron rubrum). Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan swanggi berdasarkan hasil penelitian diperlihatkan pada Tabel 24. Menurut nilai Indeks Relatif Penting yang didapat, makanan utama ikan swanggi adalah Crustacea.

Tabel 24 Jenis dan nilai IRP organisme makanan ikan swanggi

No. Kelompok Makanan Indeks Relatif Penting

1 Potongan Malacostraca (Crustacea) 17007,8353

2 Nematoda 39,8421

3 Sisik dan duri Pisces (Chordata) 41,3786

4 Potongan Lamun (Liliopsida) 37,2673

Hasil yang hampir sama ditemukan oleh De Bruin et al. (1995) vide Fitriyanti (2000) yang menyatakan bahwa makanan ikan swanggi adalah zooplankton yang besar, cacing Polychaeta, Crustacea dan ikan kecil. Nematoda ditemukan di dalam lambung ikan ini bukan sebagai makanannya, tetapi sebagai parasit karena sebagian besar Nematoda hidup sebagai endoparasit pada ikan (Suwignyo et al. 2005). Pendapat ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Fitriyanti (2000) yang menemukan Nematoda sebagai salah satu parasit pada ikan swanggi. Lamun tidak sengaja termakan, namun menandakan bahwa ikan ini memang mencari makan di daerah padang lamun.

Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan swanggi adalah demersal feeders, yaitu pemakan avertebrata yang hidup dan bergerak di atas substrat, terutama Crustacea kecil (udang/kepiting). Namun, Hutomo (1995) vide Ramadan (2011) mengungkapkan bahwa ikan swanggi termasuk ikan piscivorous, yaitu pemangsa dan pemakan ikan. Sisik ikan memang ditemukan di dalam perutnya, tetapi dalam nilai Indeks Relatif Penting yang relatif kecil (41,37) jika dibandingkan dengan nilai Crustacea yang mencapai 17007,83. Metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) menyebutkan hal yang berbeda, bahwa dalam hal kebiasaan makan, spesies ini termasuk ke dalam benthophagous, yaitu pemakan avertebrata bentik. Menurut De Bruin et al. (1995) vide Fitriyanti (2000), ikan swanggi bersifat soliter tetapi ada juga yang berkelompok sehingga kompetisi dalam mencari makan dapat menjadi penyebab perbedaan komposisi makanan dan kebiasaan makan ini.

5.3.10 Komposisi makanan famili Lutjanidae

Famili Lutjanidae yang tertangkap yaitu ikan tanda-tanda (Lutjanus ehrenbergii). Ikan ini disebut nelayan sebagai ikan tanda-tanda karena

mempunyai bintik hitam besar di dekat sirip ekornya. Jenis organisme makanan yang dikonsumsi oleh ikan tanda-tanda berdasarkan hasil penelitian hanya satu, yaitu potongan Crustacea dengan nilai Indeks Relatif Penting sebesar 20000. Menurut Setipermana (1996) vide Andriana et al. (2011), spesies ini merupakan predator ikan, Crustacea dan plankton. Daftar makanan yang sama diungkapkan oleh metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012), yaitu nekton dan zoobentos yang terdiri dari cumi-cumi, kepiting dan udang. Komposisi makanan yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut dapat memberikan pernyataan bahwa feeding guilds dari ikan tanda-tanda adalah demersal feeders, yaitu pemakan avertebrata yang hidup dan bergerak di atas substrat, terutama Crustacea kecil (udang/kepiting). Namun, Hutomo (1995) vide Ramadan (2011) mengungkapkan bahwa ikan tanda-tanda termasuk ikan piscivorous, yaitu pemangsa dan pemakan ikan. Komposisi makanan yang ditunjukkan oleh metadata FishBase (Froese dan Pauly 2012) di perairan Solomon juga menyatakan bahwa ikan tanda-tanda adalah piscivorous.

Perbedaan komposisi makanan dan feeding guilds dapat terjadi karena ada beberapa faktor yang memengaruhi kebiasaan makan ikan, diantaranya ukuran, umur, jenis kelamin, morfologi, tingkah laku, waktu dan lokasi yang berbeda (Elliott dan Hemingway 2002). Jika ikan tumbuh, maka kemampuannya untuk memangsa akan berubah. Ikan yang lebih besar biasanya makan lebih banyak dan berkemungkinan untuk bergerak dan memangsa lebih cepat daripada ikan yang berukuran kecil. Effendie (1997) juga menambahkan umumnya makanan pertama untuk semua ikan ialah plankton bersel tunggal yang berukuran kecil. Selain itu, spesies yang mencari makan secara individu akan berbeda tingkah laku pemangsaannya dengan spesies yang bergerombol. Ketersediaan makanan juga berperan penting karena akan memengaruhi kompetisi intraspesies dan interspesies.

Dokumen terkait